indonesaEnglish



Minggu, 25 Oktober 2015

Pulau Bali - Nusa Tenggara

Minggu, 25 Oktober 2015

Gambaran Umum

Sengaja kami menampilkan halaman ini dalam satu kepulauan yang bernama Bali - Nusa Tenggara. Kepulauan yang dahulu disebut Sunda Kecil ini sangat unik, dengan latar belakang yang berbeda tetapi tetap menjadi satu kesatuan. Di kepulaaun ini terdapat budaya yang menjadi potensi aset wisata. Pulau Bali dengan penyebaran agama Hindu-nya, Pulau Nusa Tenggara dengan peninggalan kerajaan Mataram yang dialihkan ke Provinsi Nusa Tenggara Barat, dengan mayoritas Agama Islam, tetapi juga banyak dijumpai sejumlah candi kuno peninggalan Agama Hindu, dan Nusa Tenggara Timur yang mayoritas beragama Kristen. Ketiga Provinsi yang ada di gugusan Kepulauan Bali - Nusa Tenggara, masing - masing mempunyai potensi yang luar biasa akan aset Wisata dan Budaya. Pulau Nusa Tenggara sendiri dahulu mempunyai satu propinsi lagi yaitu Timor - Timor namun akhirnya memisahkan diri setelah proses integrasi yang dijalankan sejak tahun 1975 - 1999 tidak membuahkan hasil, dan secara referendrum memerdekakan diri menjadi negara Timor Leste.



Bali adalah nama salah satu provinsi di Indonesia dan juga merupakan nama pulau terbesar yang menjadi bagian dari provinsi tersebut. Selain terdiri dari Pulau Bali, wilayah Provinsi Bali juga terdiri dari pulau-pulau yang lebih kecil di sekitarnya, yaitu Pulau Nusa Penida, Pulau Nusa Lembongan, Pulau Nusa Ceningan dan Pulau Serangan. Bali terletak di antara Pulau Jawa dan Pulau Lombok. Ibukota provinsinya ialah Denpasar yang terletak di bagian selatan pulau ini. Mayoritas penduduk Bali adalah pemeluk agama Hindu. Di dunia, Bali terkenal sebagai tujuan pariwisata dengan keunikan berbagai hasil seni-budayanya, khususnya bagi para wisatawan Jepang dan Australia. Bali juga dikenal dengan sebutan Pulau Dewata dan Pulau Seribu Pura.

Kepulauan Nusa Tenggara atau Kepulauan Sunda Kecil (sekarang kadangkala digunakan dalam peta-peta geografis dunia), adalah gugusan pulau-pulau di sebelah timur Pulau Jawa, dari Pulau Bali di sebelah barat, hingga Pulau Timor di sebelah timur. Kepulauan Barat Daya danKepulauan Tanimbar yang merupakan bagian dari wilayah Provinsi Maluku secara geologis juga termasuk dalam kepulauan Nusa Tenggara. Secara administratif, Kepulauan Nusa Tenggara termasuk wilayah negara Indonesia, kecuali bagian timur Pulau Timor termasuk wilayah negaraTimor Leste. Di awal kemerdekaan Indonesia, kepulauan ini merupakan wilayah Provinsi Sunda Kecil yang beribukota di Singaraja, kini terdiri atas 3 provinsi(berturut-turut dari barat): Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.


Batas Wilayah


Denpasar Ibukota Propinsi Bali

Bali
Utara : Laut Bali
Selatan : Samudera Indonesia
Barat     : Provinsi Jawa Timur
Timur   : Provinsi Nusa Tenggara Barat

Mataram Ibukota Propinsi Nusa Tenggara Barat

Nusa Tenggara Barat
Utara    : Laut Flores
Selatan : Samudera Hindia
Barat     : Provinsi Bali
Timur   : Provinsi Nusa Tenggara Timur

Kupang Ibukota Propinsi Nusa Tenggara Timur
Sumber Foto : Balaputradewa - www.skyscrapercity.com

Nusa Tenggara Timur
Utara    : Laut Flores
Selatan : Samudera Hindia
Barat     : Provinsi Nusa Tenggara Barat
Timur   : Timor Leste, Provinsi Maluku, dan Laut Banda


I. Demografi

Demografi Bali



Penduduk Bali kira-kira sejumlah 4 juta jiwa lebih, dengan mayoritas 92,3% menganut agama Hindu. Agama lainnya adalah Buddha, Islam,Protestan dan Katolik. Agama Islam adalah agama minoritas terbesar di Bali dengan penganut antara 5-7,2%. Selain dari sektor pariwisata, penduduk Bali juga hidup dari pertanian dan perikanan, yang paling dikenal dunia dari pertanian di Bali ialah sistemSubak. Sebagian juga memilih menjadi seniman. Bahasa yang digunakan di Bali adalah Bahasa Indonesia, Bali dan Inggris khususnya bagi yang bekerja di sektor pariwisata.

Demografi Nusa Tenggara Barat



Penduduk Nusa Tenggara Barat mayoritas beragama Islam. Hal ini dipengaruhi oleh masuknya Islam yang dilakukan oleh Prabu Rangkesari, Pangeran Prapen, putera Sunan Ratu Giri. Datang mengislamkan kerajaan Lombok. Dalam Babad Lombok disebutkan, pengislaman ini merupakan upaya dari Raden Paku atau Sunan Ratu Giri dari Gersik, Surabaya yang memerintahkan raja-raja Jawa Timur dan Palembang untuk menyebarkan Islam ke berbagai wilayah di Nusantara. Secara historis budaya yang dibawa oleh agama terdahulu yaitu Hindu yang dibawa oleh kerajaan Majapahit dengan misi untuk menyatukan Nusantara.

Demografi Nusa Tenggara Timur



Jumlah penduduk di provinsi ini adalah 4.448.873 jiwa dimana penduduk laki-laki sebanyak 2.213.608 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 2.235.265 jiwa (2007). Sebagian besar penduduk beragama Kristen dengan persentase ± 95% (mayoritas Kristen), ± 4% Muslim, ± 0,2% Hindu atau Buddha dan ± 3% untuk lainnya. Nusa Tenggara Timur menjadi tempat perlindungan untuk kalangan Kristen di Indonesia yang menjauhkan diri dari konflik agama di Maluku dan Irian Jaya. Tingkat pendaftaran sekolah menengah adalah 39% yang jauh dibawah rata-rata Indonesia, yaitu 80.49% tahun 2003/04 (menurut UNESCO). Minuman berupa air bersih, sanitasi dan kurangnya sarana kesehatan menyebabkan terjadinya kekurangan gizi anak (32%) dan kematian bayi (71 per 1000) juga lebih besar dari kebanyakan provinsi Indonesia lainnya. Sumber Foto : Flores Exotic Tours 2013.


II. Sejarah

Sejarah Bali

Penghuni pertama pulau Bali diperkirakan datang pada 3000-2500 SM yang bermigrasi dari Asia. Peninggalan peralatan batu dari masa tersebut ditemukan di desa Cekik yang terletak di bagian barat pulau. Zaman prasejarah kemudian berakhir dengan datangnya ajaran Hindu dan tulisan Bahasa Sanskerta dari India pada 100 SM. Kebudayaan Bali kemudian mendapat pengaruh kuat kebudayaan India yang prosesnya semakin cepat setelah abad ke-1 Masehi. Nama Balidwipa (pulau Bali) mulai ditemukan di berbagai prasasti, di antaranya Prasasti Blanjong yang dikeluarkan oleh Sri Kesari Warmadewa pada 913 M dan menyebutkan kata Walidwipa. Diperkirakan sekitar masa inilah sistem irigasi subak untuk penanaman padi mulai dikembangkan. Beberapa tradisi keagamaan dan budaya juga mulai berkembang pada masa itu. Kerajaan Majapahit (1293–1500 AD) yang beragama Hindu dan berpusat di pulau Jawa, pernah mendirikan kerajaan bawahan di Bali sekitar tahun 1343 M. Saat itu hampir seluruh nusantara beragama Hindu, namun seiring datangnya Islam berdirilah kerajaan-kerajaan Islam di nusantara yang antara lain menyebabkan keruntuhan Majapahit. Banyak bangsawan, pendeta, artis dan masyarakat Hindu lainnya yang ketika itu menyingkir dari Pulau Jawa ke Bali. Orang Eropa yang pertama kali menemukan Bali ialah Cornelis de Houtman dari Belanda pada 1597, meskipun sebuah kapal Portugis sebelumnya pernah terdampar dekat tanjung Bukit, Jimbaran, pada 1585. Belanda lewat VOC pun mulai melaksanakan penjajahannya di tanah Bali, akan tetapi terus mendapat perlawanan sehingga sampai akhir kekuasaannya posisi mereka di Bali tidaklah sekokoh posisi mereka di Jawa atau Maluku. Bermula dari wilayah utara Bali, semenjak 1840-an kehadiran Belanda telah menjadi permanen yang awalnya dilakukan dengan mengadu-domba berbagai penguasa Bali yang saling tidak mempercayai satu sama lain. Belanda melakukan serangan besar lewat laut dan darat terhadap daerah Sanur dan disusul dengan daerah Denpasar. Pihak Bali yang kalah dalam jumlah maupun persenjataan tidak ingin mengalami malu karena menyerah, sehingga menyebabkan terjadinya perang sampai mati atau puputanyang melibatkan seluruh rakyat baik pria maupun wanita termasuk rajanya. Diperkirakan sebanyak 4.000 orang tewas dalam peristiwa tersebut, meskipun Belanda telah memerintahkan mereka untuk menyerah. Selanjutnya, para gubernur Belanda yang memerintah hanya sedikit saja memberikan pengaruhnya di pulau ini, sehingga pengendalian lokal terhadap agama dan budaya umumnya tidak berubah.


Sejarah Nusa Tenggara Barat

Merekonstruksi sejarah Kerajaan Selaparang menjadi sebuah bangunan kesejarahan yang utuh dan menyeluruh agaknya memerlukan pengkajian yang mendalam. Permasalahan utamanya terletak pada ketersediaan sumber-sumber sejarah yang layak dan memadai. Sumber-sumber yang ada sekarang, seperti Babad dan lain-lain memerlukan pemilihan dan pemilahan dengan kriteria yang valid dan reliable. Apa yang tertuang dalam tulisan sederhana ini mungkin masih mengundang perdebatan. Karena itu sejauh terdapat perbedaan-perbedaan dalam pengungkapannya akan dlmuat sebagai gambaran yang masih harus ditelusurl sebagal bahan pengkajlan leblh ianjut. Agak sulit membuat kompromi penafsiran untuk menemukan benang merah ketiga deskripsi di atas. Minimnya sumber-sumber sejarah menjadi alasan yang tak terelakkan.

Zaman Majapahit

Menurut Lalu Djelenga (2004), catatan sejarah kerajaan-kerajaan di Lombok yang lebih berarti dimulai dari masuknya Majapahit melalui ekspedisi di bawah Mpu Nala pada tahun 1343 sebagai pelaksanaan Sumpah Palapa Maha Patih Gajah Mada yang kemudian diteruskan dengan inspeksi Gajah Mada sendiri pada tahun 1352. Ekspedisi ini, lanjut Djelenga, meninggalkan jejak kerajaan Gelgel di Bali. Sedangkan di Lombok dalam perkembangannya meninggalkan jejak berupa empat kerajaan utama saling bersaudara, yaitu Kerajaan Bayan di barat, Kerajaan Selaparang di Timur, Kerajaan Langko di tengah dan Kerajaan Pejanggik di selatan. Selain keempat kerajaan tersebut, terdapat kerajaan-kerajaan kecil, seperti Parwa dan Sokong serta beberapa desa kecil, seperti Pujut, Tempit, Kedaro, Batu Dendeng, Kuripan dan Kentawang. Seluruh kerajaan dan desa ini selanjutnya menjadi wilayah yang merdeka setelah kerajaan Majapahit runtuh. Di antara kerajaan dan desa itu yang paling terkemuka dan paling terkenal adalah Kerajaan Lombok yang berpusat di Labuhan Lombok. Disebutkan kota Lombok terletak di teluk Lombok yang sangat indah dan mempunyai sumber air tawar yang banyak. Keadaan ini menjadikannya banyak dikunjungi oleh pedagang-pedagang dari Palembang, Banten, Gresik dan Sulawesi. dan mempunyai senjata yg bernama sundu.


Sumber Terkait :
http://www.travellers.web.id/
Sumber Utama :
Wikipedia
Kembali Ke : ENSIKLOPEDI



ENSIKLOPEDI LAINNYA



Terkini Indonesia

Terbaik Indonesia

Belanja Indonesia Lihat Lebih Lengkap >>>




Travelling Kita

Comments
0 Comments
 
Copyright ©2015 - 2024 THE COLOUR OF INDONESIA. Designed by -Irsah
Back to top
THE COLOUR OF INDONESIA