1. Rumah Adat
Rumah
adat Kalimantan Barat dinamakan Istana Kesultanan Pontianak. Istana
Kesultanan Pontianak berbentuk panggung. Bagian kolongnya tidak dipergunakan,
karena tanahnya berawa-rawa. Pada kiri-kanan istana terdapat kamar-kamar dan
ditengahnya terdapat singgasana, tempat Sultan mengadakan upacara dan
pertemuan. Istana tersebut terbuat dari kayu besi seluruhnya dan atapnya terbuat
dari sirap kayu besi pula.
Tari Monong
Merupakan sebuah tari penolak penyakit, agar si penderita dapat sembuh kembali. Penari berlaku seperti dukun dengan jampi-jampinya.
Merupakan sebuah tari penolak penyakit, agar si penderita dapat sembuh kembali. Penari berlaku seperti dukun dengan jampi-jampinya.
Tari Zapin Tembung
merupakan suatu tari pergaulan dalam masyarakat Kalimantan Barat.
merupakan suatu tari pergaulan dalam masyarakat Kalimantan Barat.
Tari Menoreh Getah
Tari ini menggambarkan gerak kehidupan masyarakat pedesaan Kalimantan Barat yang memenuhi kebutuhan sehari-harinya dengan menoreh getah. Berpijak pada ide itu tari ini digarap berdasarkan unsur-unsur gerak dari tari Melayu dan Dayak yang ada di daerah Kalimantan Barat.
Tari ini menggambarkan gerak kehidupan masyarakat pedesaan Kalimantan Barat yang memenuhi kebutuhan sehari-harinya dengan menoreh getah. Berpijak pada ide itu tari ini digarap berdasarkan unsur-unsur gerak dari tari Melayu dan Dayak yang ada di daerah Kalimantan Barat.
Tari Tandak Sambas
Merupakan bentuk tari-tarian pergaulan rakyat Kalimantan Barat.
Merupakan bentuk tari-tarian pergaulan rakyat Kalimantan Barat.
Tari Mandau
merupakan simbolisasi dari semangat juang masyarakat Suku Dayak dalam membela harkat dan martabatnya.
merupakan simbolisasi dari semangat juang masyarakat Suku Dayak dalam membela harkat dan martabatnya.
3. Pakaian Adat
Pria Kalimantan Barat memakai
pakaian adat berupa tutup kepala berhiaskan bulu burung enggang, baju tanpa
lengan (rompi), celana panjang sebatas lutut dan kain yang berfungsi sebagai
ikat pinggang. Perhiasan yang dipakainya berupa kalung manik-manik. Wanitanya
memakai kain yang menutup bagian dada, juga lapisan kain-kain yang berfungsi
sebagai setagen dan kain yang ditenun. Perhiasan yang dipakainya berupa bulu
enggang sebagai perhiasan kepala, kalung manik-manik dan gelang di lengan.
Pakaian adat ini berasal dari suku Dayak, serta biasa disebut Pakaian Adat Tradisional Perang.
Mandau adalah senjata
tradisional yang biasa dipakai oleh penduduk di Kalimantan Barat. MAndau adalah
sejenis parang dan ada pula mandau yang dipakai untuk keperluan sehari-hari.
Senjata lainnya adalah perisai, sumpitan, tombak, dan sabit. Mandau untuk keperluan
berperang, dihiasi dengan rambut manusia sebagai lambang keberanian. Perisainya
yang disebut kelikit berukuran setinggi badan dengan diberi hiasan ukir-ukiran
berwarna hitam dan merah. Senjata lainnya adalah sumpitan dengan anak sumpit
(damak) yang ujungnya diberi racun getah pohon yang disebut ipoh.
5. Suku
Penduduk dengan suku bangsa dominan di Kalimantan Barat, yaitu Suku Melayu dan Suku Dayak. Suku Melayu merupakan kelompok etnis terbesar di Kabupaten Sambas, Pontianak, Ketapang,Kayong Utara, Kubu Raya dan Kota Pontianak, sedangkan Suku Dayak merupakan kelompok etnis terbesar di Kabupaten Bengkayang, Landak, Sanggau, Sintang dan Sekadau. Sementara di Kapuas Hulu dan Melawi jumlah Suku Melayu dan Dayak relatif seimbang. Orang Tionghoa juga cukup banyak terdapat di Kalimantan Barat dan terutama terdapat di kawasan perkotaan. Di Kota Singkawang, etnis Tionghoa merupakan kelompok terbesar, disusul Melayu dan di Kota Pontianak etnis Tionghoa merupakan kelompok etnis terbear kedua setelah Melayu. Suku Jawa, Suku Madura dan Suku Sunda juga terdapat di Kalbar terutama mendiami kawasan transmigrasi hingga perkotaan. Suku bangsa lainnya yang di Kalimantan Barat yaitu Suku Bugis dan keturunan Arab yang juga banyak terdapat di pesisir dan perkotaan serta Suku Banjar, Suku Batak,Minangkabau dan suku-suku lainnya. Komposisi Suku Bangsa di Kalimantan Barat berdasarkan Sensus 2000 terdiri suku Sambas (11,92%), Tionghoa (9,46%), Jawa (9,14%), Kendayan (7,83%), Melayu Pontianak (7,50%), Darat (7,39%), Madura (5,46%), Pesaguan (4,79%), Bugis (3,24%), Sunda (1,21%) dan Banjar (0,65%).Publikasi resmi BPS tersebut tidak menunjukkan secara resmi jumlah Suku Melayu dan Dayak.
Berdasarkan data BPS tahun 2003 setelah diolah, Suku bangsa di Kalimantan Barat, yaitu:
Nomor
|
Suku Bangsa
|
Jumlah
|
Konsentrasi
|
1
|
Suku Melayu
|
1.259.890
|
33,75%
|
2
|
Suku Dayak
|
1.259.802
|
33,75%
|
3
|
Orang Tionghoa
|
373.690
|
10,01%
|
4
|
Suku Jawa
|
351.152
|
9,41%
|
5
|
Suku Madura
|
205.550
|
5,51%
|
6
|
Suku Bugis
|
123.000
|
3,20%
|
7
|
Suku Sunda
|
45.090
|
1,21%
|
8
|
Suku Banjar
|
24.756
|
0,66%
|
9
|
Suku Batak
|
20.824
|
0,56%
|
10
|
Suku-suku lainnya
|
69.194
|
1,85%
|
Total
|
3.732.950
|
100,00%
|
6. Bahasa
Bahasa
Indonesia merupakan bahasa yang secara umum dipakai oleh masyarakat di
Kalimantan Barat. Selain itu bahasa penghubung, yaitu Bahasa Melayu Pontianak, Melayu
Sambas dan Bahasa Senganan menurut wilayah penyebarannya. Demikian
juga terdapat beragam jenis Bahasa Dayak, Menurut penelitian Institut
Dayakologi terdapat 188 dialek yang dituturkan oleh suku Dayak dan Bahasa
Tionghoa seperti Tiochiu dan Khek/Hakka. Dialek yang
di maksudkan terhadap bahasa suku Dayak ini adalah begitu banyaknya
kemiripannya dengan bahasa Melayu, hanya kebanyakan berbeda di ujung kata
seperti makan (Melayu), makatn (Kanayatn), makai (Iban) dan makot (Melahui). Khusus
untuk rumpun Uut Danum, bahasanya boleh dikatakan berdiri sendiri dan bukan merupakan
dialek dari kelompok Dayak lainnya. Dialeknya justru ada pada beberapa sub suku
Dayak Uut Danum sendiri. Seperti pada bahasa sub suku Dohoi misalnya, untuk
mengatakan makan saja terdiri dari minimal 16 kosa kata, mulai dari yang paling
halus sampai ke yang paling kasar. Misalnya saja ngolasut (sedang halus), kuman
(umum), dekak (untuk yang lebih tua atau dihormati), ngonahuk (kasar), monirak
(paling kasar) dan Macuh (untuk arwah orang mati). Bahasa Melayu di Kalimantan
Barat terdiri atas beberapa jenis, antara lain Bahasa Melayu Pontianak dan
Bahasa Melayu Sambas. Bahasa Melayu Pontianak sendiri memiliki logat yang sama
dengan bahasa Melayu Sarawak, Melayu
Malaysia dan Melayu Riau.
7. Lagu Daerah
- Cik - Cik Periuk
- Aek Kapuas
- Masjid Jami
- Kapal Belon
- Alon - Alon
7. Lagu Daerah
- Cik - Cik Periuk
- Aek Kapuas
- Masjid Jami
- Kapal Belon
- Alon - Alon
ENSIKLOPEDI LAINNYA
Terkini Indonesia
Terbaik Indonesia
Travelling
Kita