Flora dan Fauna Khas Provinsi Papua Baratditetapkan Buah Matoa (Pometia pinnata)
Flora Khas Papua Barat dan Burung Kasuari (Casuarius casuarius) sebagai Fauna Khas Papua Barat.
Buah Matoa Flora Identitas Propinsi Papua Barat
Matoa (Pometia
pinnata) adalah tanaman buah khas Papua, tergolong pohon
besar dengan tinggi rata-rata 18 meter dengan diameter rata-rata maksimum
100 cm. Umumnya berbuah sekali dalam setahun. Berbunga pada
bulan Juli sampai Oktober dan berbuah 3 atau 4 bulan
kemudian. Penyebaran buah matoa di Papua hampir terdapat di seluruh wilayah
dataran rendah hingga ketinggian ± 1200 m dpl. Tumbuh baik pada daerah yang
kondisi tanahnya kering (tidak tergenang) dengan lapisan tanah yang tebal. Iklim yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan yang baik adalah iklim dengan curah hujan yang
tinggi (>1200 mm/tahun). Matoa juga terdapat di beberapa daerah di Sulawesi, Maluku,
dan Papua New Guinea. Buah matoa memiliki rasa yang manis.
Di Papua dikenal 2 jenis matoa, yaitu Matoa Kelapa dan Matoa
Papeda. Ciri yang membedakan keduanya adalah terdapat pada tekstur
buahnya, Matoa Kelapa dicirikan oleh daging buah yang kenyal seperti rambutan
aceh, diameter buah 2,2-2,9 cm dan diameter biji 1,25-1,40 cm. Sedangkan Matoa
Papeda dicirikan oleh daging buahnya yang agak lembek dan lengket dengan
diamater buah 1,4-2,0 cm. Tanaman ini mudah beraptasi dengan kondisi panas maupun dingin.
Pohon ini juga tahan terhadap serangga, yang pada umumnya merusak buah.
Penyebaran dan Habitat
Penyebaran buah matoa
di Papua hampir terdapat di seluruh wilayah dataran rendah hingga ketinggian ±
1200 m dpl. Buah ini tumbuh baik pada daerah yang kondisi tanahnya kering
(tidak tergenang) dengan lapisan tanah yang tebal. Iklim yang dibutuhkan agar
dapat tumbuh dengan baik adalah iklim dengan curah hujan yang tinggi
(>1200 mm/tahun). Selain di Papua, matoa juga terdapat di beberapa daerah di
Sulawesi, Maluku, dan Papua New Guinea.
Jenis – Jenis Matoa
Di Papua dikenal ada
2 jenis matoa, yaitu Matoa
Kelapa (Hijau) dan Matoa Papeda (Merah). Ciri yang membedakan kedua jenis matoa
tersebut adalah terdapat pada tekstur buahnya. Matoa Kelapa dicirikan oleh
daging buahnya yang kenyal seperti rambutan aceh, buahnya berdiameter 2,2-2,9
cm, serta bijinya berdiameter 1,25-1,40 cm. Sedangkan Matoa Papeda dicirikan
oleh daging buahnya yang agak lembek dan lengket dengan diamater buah 1,4-2,0
cm. Tanaman ini mudah beraptasi dengan kondisi panas maupun dingin. Pohon ini
juga tahan terhadap serangga,
yang pada umumnya serangga tersebut dapat merusak buah.
Burung Kasuari (Casuarius
casuarius) merupakan
sebangsa burung yang mempunyai ukuran tubuh sangat besar dan tidak mampu
terbang. Kasuari yang merupakan binatang yang dilindungi di Indonesia dan juga
menjadi fauna identitas provinsi Papua Barat terdiri atas tiga
jenis (spesies). Ketiga spesies Kasuari yaitu Kasuari Gelambir Tunggal (Casuarius
unappendiculatus), Kasuari Gelambir Ganda (Casuarius casuarius),
dan Kasuari Kerdil (Casuarius bennetti). Burung Kasuari merupakan
burung besar yang indah menawan. Namun dibalik keindahan burung Kasuari
mempunyai sifat yang agresif dan cenderung galak jika diganggu. Burung bergenus
Casuarius ini sangat galak dan pemarah dan tidak segan-segan mengejar ‘korban’
atau para pengganggunya. Karenanya di kebun binatangpun, Kasuari tidak
dibiarkan berkeliaran bebas. Bahkan konon, The Guinnes Book of Records memasukkan
burung Kasuari sebagai burung paling berbahaya di dunia. Meski untuk rekor ini
saya belum dapat melakukan verifikasi ke situs The Guinness Book
of Records. Kasuari merupakan burung endemik yang hanya hidup di pulau
Papua dan sekitarnya, kecuali Kasuari Gelambir Ganda (Casuarius casuarius)
yang dapat juga ditemukan di benua Australia bagian timur laut. Dalam bahasa
Inggris, Kasuari Gelambir Ganda (Casuarius casuarius) disebut (Southern
Cassowary), Kasuari Gelambir Tunggal (Casuarius unappendiculatus)
disebut (Northern Cassowary) dan Kasuari Kerdil (Casuarius bennetti)
disebut sebagai (Dwarf Cassowary).
Ciri-ciri dan Tingkah Laku
Burung Kasuari mempunyai
ukuran tubuh yang berukuran sangat besar, kecuali Kasuari Kerdil (Casuarius
bennetti) yang ukuran tubuhnya lebih kecil. Burung Kasuari tidak dapat
terbang. Burung kasuari dewasa mempunyai tinggi mencapai 170 cm, dan memiliki
bulu berwarna hitam yang keras dan kaku. Di atas kepalanya Kasuari memiliki
tanduk yang tinggi berwarna kecokelatan. Burung betina serupa dengan burung
jantan, dan biasanya berukuran lebih besar dan lebih dominan. Kaki burung
Kasuari sangat panjang dan kuat. Kaki ini menjadi senjata utama burung langka
dan dilindungi ini. Kaki burung Kasuari mampu menendang dan merobohkan
musuh-musuhnya, termasuk manusia, hanya dengan sekali tendangan. Mungkin karena
tendangan dan agresifitasnya ini tidak berlebihan jika kemudian The
Guinness Book of Recordsmenganugerahinya sebagai burung paling berbahaya di
dunia. Pada Kasuari Gelambir Ganda terdapat dua buah gelambir berwarna merah
pada lehernya dengan kulit leher berwarna biru.. Sedangkan pada Kasuari
Gelambir Tunggal (Casuarius unappendiculatus), sesuai namanya hanya
mempunyai satu gelambir. Burung Kasuari yang termasuk satwa yang
dilindungi dari keounahan ini memakan buah-buahan yang jatuh dari
pohonnya. Burung Kasuari biasa hidup sendiri, dan berpasangan hanya pada saat
musim kawin saja. Anak burung dierami oleh Kasuari jantan. Meskipun Kasuari
memiliki tubuh yang besar, namun ternyata tidak banyak yang diketahui tentang
burung endemik papua ini. Apalagi untuk spesies Kasuari Gelambir Tunggal (Casuarius
unappendiculatus) dan Kasuari Kerdil (Casuarius bennetti).
Habitat dan Penyebaran.
Burung Kasuari Gelambir
Tunggal (Casuarius unappendiculatus) dan Kasuari Kerdil (Casuarius
bennetti) merupakan satwa endemik pulau Papua (Indonesia dan Papua New
Guinea), sedangkan Kasuari Gelambir Ganda (Casuarius casuarius) selain
di pulau Papua juga terdapat di pulau Seram (Maluku, Indonesia) dan Australian
bagian timur laut. Burung Kasuari mempunyai habitat di daerah hutan dataran
rendah termasuk di daerah rawa-rawa.
Populasi dan Konservasi. Populasi
burung Kasuari tidak diketahui dengan pasti namun diyakini dari hari ke hari
semakin mengalami penurunan. Karena itu IUCN Redlist memasukkan burung Kasuari
Gelambir Ganda (Casuarius casuarius) dan Kasuari Gelambir Tunggal (Casuarius
unappendiculatus) dalam status konservasi Vulnerable (Rentan)
sejak tahun 1994. Sedang Kasuari Kerdil (Casuarius bennetti) diberikan
status konservasi Near Threatened (Hampir Terancam). Ancaman
kepunahan burung Kasuari lebih karena perburuan baik untuk mendpatkan daging,
bulu ataupun telurnya.
Klasifikasi Ilmiah
Kerajaan: Animalia;
Filum: Chordata; Kelas: Aves; Ordo: Struthioniformes; Famili: Casuariidae;
Genus: Casuarius; Spesies: Casuarius casuarius, Casuarius
unappendiculatus dan Casuarius bennetti.