CONTRIBUTOR
PANGKI PANGLUAR
Sebenarnya banyak yang bisa kita lakukan untuk mendapatkan penghasilan
bahkan lebih dari menjadi seorang pekerja. Klasifikasinya bisa bermacam,
seperti saya melakukannya hanya dari rumah. Dengan berbekal laptop dan
handphone saya bisa menjadi seorang Publisher untuk iklan Adsense. Usaha yang menyenangkan sesuai dengan minta saya.
Jokowi – Jusuf Kalla yang dikutip dalam satu Debat Calon Presiden RI, debat
Capres II mendukung penuh Ekonomi Kreatif Indonesia. Dalam salah satu statement Jokowi menegaskan bahwa salah
satu ekonomi kreatif Indonesia adalah seni pertunjukkan. Indonesia mempunyai
beragam seni dan budaya yang potensial untuk dikembangkan lebih dalam. Jika itu
dikelola dengan sistem manajemen panggung yang baik, Seni Budaya Indonesia bisa
terkenal di mata di dunia. Bukan hanya seni dan budaya, Para Generasi Muda, Penerus
Bangsa adalah lahan yang potensial. Sumber Daya kita sangat baik. Ditangan
Pemuda Harapan Bangsa, industri animasi
tumbuh bahkan hingga masuk ke dalam Industri perfilman Hollywood. Dengan segala potensial
yang ada, ide dan kreativitas untuk memajukan Indonesia mengapa kita tidak
dukung Ekonomi Kreatif.
Pengertian Ekonomi Kreatif.
Definisi Ekonomi Kreatif dan Industri Kreatif
Era globalisasi dan konektivitas mengubah cara bertukar informasi,
berdagang, dan konsumsi dari produk-produk budaya dan teknologi dari berbagai
tempat di dunia. Dunia menjadi tempat yang sangat dinamis dan kompleks sehingga
kreativitas dan pengetahuan menjadi suatu aset yang tak ternilai dalam
kompetisi dan pengembangan ekonomi. Ekonomi Kreatif adalah sebuah konsep yang
menempatkan kreativitas dan pengetahuan sebagai aset utama dalam menggerakkan
ekonomi. Konsep ini telah memicu ketertarikan berbagai negara untuk melakukan
kajian seputar Ekonomi Kreatif dan menjadikan Ekonomi Kreatif model utama sebagai pengembangan ekonomi.
Istilah “Ekonomi Kreatif” mulai dikenal secara global sejak munculnya buku
“The Creative Economy: How People Make Money from Ideas” (2001) oleh John
Howkins. Howkins menyadari lahirnya gelombang ekonomi baru berbasis kreativitas
setelah melihat pada tahun 1997 Amerika Serikat menghasilkan produk-produk Hak
Kekayaan Intelektual (HKI) senilai 414 Miliar Dollar yang menjadikan HKI ekspor
nomor 1 Amerika Serikat. Howkins dengan ringkas mendefinisikan Ekonomi Kreatif,
yaitu:
“The creation of value as a result of idea”
Dalam sebuah wawancara oleh Donna Ghelfi dari World Intellectual Property Organization (WIPO) di tahun 2005, John Howkins secara sederhana menjelaskan Ekonomi Kreatif yang disarikan sebagai berikut:
Dalam sebuah wawancara oleh Donna Ghelfi dari World Intellectual Property Organization (WIPO) di tahun 2005, John Howkins secara sederhana menjelaskan Ekonomi Kreatif yang disarikan sebagai berikut:
“Kegiatan ekonomi dalam masyarakat yang
menghabiskan sebagian besar waktunya untuk menghasilkan ide, tidak hanya
melakukan hal-hal yang rutin dan berulang. Karena bagi masyarakat ini,
menghasilkan ide merupakan hal yang harus dilakukan untuk kemajuan.”
Di Indonesia, Ekonomi Kreatif telah diberlakukan
sejak pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, beliau menunjuk salah satu
menterinya yaitu Ibu Marie Elka Pangestu untuk menjadi menteri yang menangani
masalah Ekonomi Kreatif dan HAKI, Kementrian ini disatukan menjadi Kementrian
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Sebelumnya Ibu Marie Elka Pangestu merupakan
Menteri Perdagangan.
Alasan mengapa Ekonomi Kreatif Indonesia harus dikembangkan ?
Indonesia itu adalah
Negara Kaya, kekayaannya bukan hanya berasal dari Sumber Daya Alam
yang dimiliki tetapi dari Potensi Sumber Daya-nya. Penduduk Indonesia yang
kurang lebih 250 Juta adalah potensi yang luar biasa. Potensi itu sebagian
besar berasal dari Generasi Muda. Di tangan generasi muda ide dan kreativitas
dapat dikembangkan, sehingga dapat menumbuhkan kewirausahaan bahkan menciptakan
lapangan kerja. Sebagai contoh pekerjaan seorang penyanyi dibelakangnya pasti
ada management yang bekerja dan mendukung segala aktivitas penyanyi tersebut, sehingga tercipta lapangan kerja bagi orang lain.
Cara Mendukung Ekonomi Kreatif Indonesia
Pola pikir yang salah dimana jika tidak menjadi seorang pekerja berarti produktivitas macet adalah penghambat Ekonomi Kraetif. Jujur saya juga beranggapan demikian, bahkan sampai saat ini seperti yang saya katakan jika tidak menjadi seorang Pegawai Negeri Sipil rasanya ada yang kurang. Saya yang ber IPK cukup tinggi di salah satu Universitas Negeri di Indonesia selalu merasa tertanam dalam pola pikir ini.
Bukankah segala hal yang mendukung produktivitas harus diupayakan semaksimal mungkin. Asalkan halal dan didorong oleh kerja keras, niatan dan cita-cita baik, saya rasa semua pekerjaan adalah utama. Pekerjaan bukan berarti bekerja untuk menjadi karyawan. Produktivitas bukan macet jika kita tidak bekerja menjadi karyawan. Kita dapat mengolah dan mengatur sendiri produktivitas itu ke arah yang lebih baik. Saran saya “bekerjalah menurut apa yang anda sukai” Insya Allah segala hasil yang dicapai akan datang dengan sendiri. Dengan bekerja menurut bakat, hobby dan minat berarti anda ikhlas untuk melakukannya
Kembali Ke : Artikel
Kembali Ke : Artikel
Terkini Indonesia
Terbaik Indonesia
Travelling
Kita