1. Rumah Adat
Rumah panggung, rumah limas danrumah rakit merupakan rumah tradisional Bangka Belitung.
Hampir sama dengan propinsi lain yang ada di Pulau Sumatera model arsitektur
rumah adat Bangka Belitung berciri arsitektur Melayu. Terdapat tiga macam ciri
arsitektur rumah adat yaitu arsitektur Melayu awal, Melayu Bubung Panjang dan
Melayu Bubung Limas. Arsitektur rumah Melayu Awal berujud rumah panggung kayu
dimana hampir semua bahan material yang di pakai untuk rumah ini berupa kayu,
bambu, rotan, akar pohon, daun-daun atau alang-alang yang banyak tumbuh dan
sangat mudah diperoleh di sekitar pemukiman. Arsitektur rumah
Melayu Awal ini biasanya beratap tinggi dan sebagian atapnya miring. Saat
pembangunan rumah yang berkaitan dengan tiang, masyarakat Kepulauan Bangka
Belitung mengenal falsafah 9 tiang, dimana bangunan rumah yang didirikan
memiliki 9 buah tiang. Tiang utama tempatnya di tengah dan didirikan pertama
kali. Kemuduan atap rumah ditutup dengan daun rumbia. Sementara bagian
dindingnya biasanya dibuat dari bahan pelepah/kulit kayu atau menggunakan buluh
(bambu).
2. Seni Tari
Tari Campak Tarian Yang Berasal dari Bangka
Belitung Sumatera. Tari
Campak merupakan tarian dari daerah Bangka-Belitung. Tari
ini menggambarkan keceriaan bujang dan dayang di Kepulauan Bangka
Belitung. Biasanya dibawakan setelah panen padi atau sepulang dari kebun. Pada perkembangannya tari ini digunakan juga sebagai hiburan dalam berbagai
kegiatan seperti penyambutan tamu atau pada pesta pernikahan di Bangka
Belitung. Tarian ini berkembang pada masa pendudukan
bangsa Portugis di Bangka Belitung. Hal ini bisa dilihat dari
beberapa ragam pada tari Campak antara lain akordion dan pakaian pada
penari perempuan yang sangat kental dengan gaya Eropa. Dibawakan oleh
sepasang muda mudi ” remaja “, tarian ini menggambarkan kecerian bujang dayang
bangka belitung pada saat musim panen atau pun pulang dari kebun.
3. Senjata Tradisonal
Jika Masyarakat Jawa memiliki senjata tradisional keris, kujang dan
sebagainya. Bangka Belitung juga memiliki senjata tradisional yaitu parang,
kedik dan siwar panjang. Senjata tradisional merupakan simbolisasi yang ada
disetiap daerah Indonesia (Hanya ada di indonesia yang memiliki keanekaragaman
segalanya) yang memiliki makna khusus atau pesan khusus atau simbol khusus dan
sebagainya. Sebagai negara Indonesia kita patut bangga dengan keberagaman ini.
Parang adalah Senjata tradisional Bangka Belitung
Parang hampir menyerupai golol dari betawi namun bukan golok. Parang
berbentuk seperti layar kapal, yang digunakan untuk perkelahian jarak dekat.
Ujung parang dibuat berat dan lebar yang mana fungsi nya untuk meningkatkan
beban saat memotong sesuatu, agar sasaran dapat terpotong dengan cepat.
Kedik adalah Senjata tradisional Bangka Belitung
Umumnya kedik digunakan sebagai alat pertanian yang biasa digunakan
untuk membersihkan rumput yang tumbuh dibawah tanaman. Fungsinya hampir sama
dengan cangkul, namun kedik berukuran lebih kecil dan bentuk nya bengkok ke
kiri.Siwar Panjang adalah Senjata tradisional Bangka Belitung
4. Pakaian Adat Tradisional Bangka Belitung
Mengenal nama pakaian adat kepulauan
Bangka Belitung. Kepulauan Bangka Belitung merupakan salah satu bagian
provinsi yang ada di Indonesia, dan terdiri dari dua pulau utama yaitu Pulau
Bangka dan Pulau Belitung. Ibu kota provinsi Kepulauan Bangka Belitung ialah
Pangkalpinang. Kain cual merupakan kain adat dari Bangka Belitung. Bentuk
kainnya menyerupai songket dan memiliki motif yang khas.
5. Lagu Daerah
Miak Serumpun, Bujang Lapok, Men Sahang Lah Mirah
6. Suku
Suku Melayu Belitung merupakan suku asli, Arab,
dan Jawa
7 Bahasa
Bahasa yang
dipakai adalah bahasa resmi yaitu Bahasa Indonesia dan ada juga yang
menggunakan bahasa Melayu.
Tradisi Lainnya :
ENSIKLOPEDI LAINNYA
Tradisi Lainnya :
Kawin massal (nikah massal)
Kawin massal ialah salah satu tradisi yang ada di desa serdang,kec,
toboali, bangka selatan. tradisi ini cukup terbilang unik karena kebudayaan ini
tidak ada duanya. tradisi ini menjadi potensi wisata yang harus dilestarikan
agar trdisi ini tetap ada sampai anak cucu kita.
Buang Jong
Buang Jong berasal dari dua suku kata. Buang artinya membuang; dan Jong artinya
adalah Jong (sejenis perahu). Dengan kata lain Buang Jong berarti membuang atau
melayarkan perahu Jong ke laut, dalam ritual tradisi ini adalah miniatur
perahu. Buang Jong - ritual
tradisi melepas miniatur perahu yang disebut Jong danAncak yang
terbuat dari kerangka bambu yang dibentuk seperti rumah yang berisi berbagai
macam sesaji – merupakan budaya tradisional, turun-temurun dilakukan setiap
tahun oleh Suku Sawang di Pulau Belitung pada setiap dimulainya angin musim
barat, biasanya pada bulan Agustus atau November, di mana angin dan gelombang
sangat besar. Di Belitung, ini disebut Musim Barat. Melalui upacara ritual
tradisi Buang Jong dengan tujuan meminta perlindungan dan keselamatan, sehingga
mereka akan terhindar dari bencana saat mereka berlayar ke laut lepas untuk
menangkap ikan sebagai mata pencaharian mereka. Prosesi ini akan berlangsung 3
hari dan malam, sesuai dengan kondisi kebiasaan upacara yang harus dipenuhi.
Semua proses upacara dipimpin oleh seorang dukun atau pemimpin adat masyarakat
Suku Sawang. Tradisi Buang Jong sendiri berakhir dengan sebuah miniatur kapal
dilayarkan dengan berbagai macam sesaji ke laut.
Perang ketupat
Perang Ketupat merupakan salah satu ritual upacara masyarakat pantai pasir
kuning, tempilang, bangka barat. upacara ini di maksudkan untuk memberi makan
mahkluk halus yang dipercaya bertempat tinggal di daratan. menrut para dukun
mahkluk halus itu bertabiat baik dan menjaga masyarakat tempilang dari roh''
jahat. oleh karena itu mereka harus tetap diberi makan agar tetap bersikap baik
terhadap warga. Saat perang ketupat berlangsung gak ada yang tahu pasti kapan
acara ini d mulai, tapi banyak asumsi dari masyarkat bahwa acara ini sudah ada
sejak gunung krakatau meletus pada pada tahun 1883. tapi ada juga yang
mengatakan bahwa acara ini sudah ada sejak penjajahan portugis
ENSIKLOPEDI LAINNYA
Terkini Indonesia
Terbaik Indonesia
Travelling
Kita