I. Penduduk
Jumlah penduduk Provinsi Kep. Bangka Belitung sebanyak 1 223 296
jiwa yang mencakup mereka yang bertempat tinggal di daerah perkotaan sebanyak
602 106 jiwa (49,22 persen) dan di daerah perdesaan sebanyak 621 190
jiwa (50,78 persen). Persentase distribusi penduduk menurut kabupaten/kota
bervariasi dari yang terendah sebesar 8,70 persen di Kabupaten Belitung Timur
hingga yang tertinggi sebesar 22,66 persen di Kabupaten Bangka. Jumlah penduduk
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada tahun 2011 berdasarkan hasil estimasi
Sensus Penduduk (SP2010) sebesar 1.261.737 jiwa , bertambah 3,14
persen dibandingkan tahun 2010 yang sebesar 1.223.296 jiwa. Penduduk berjenis
kelamin laki-laki masih lebih banyak dibandingkan penduduk perempua. Jumlah
penduduk laki-laki tahun 2011 sebanyak 655.051 jiwa sedangkan penduduk perempuan
sebanyak 606.686. Tingkat pertumbuhan penduduk Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung tahun 2000-2010 sebesar 3,14 persen, jika ditinjau menurut
kabupaten/kota untuk periode tahun 2000-2010, tingkat pertumbuhan tertinggi
terdapat di Kabupaten Bangka Tengah 3,81 persen, dan terendah di Kabupaten
Belitung Timur 2,76 persen. Tingkat kepadatan penduduk Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung terus meningkat sepanjang tahun, tahun 2011 mencapai 77
orang per km2, apabila dilihat menurut kabupaten/kota, Kota Pangkalpinang
memiliki tingkat kepadatan tertinggi yaitu sebesar 1.517 orang per km2 dan
Kabupaten Belitung Timur memiliki tingkat kepadatan terendah yaitu 44 orang per
km2.
Penduduk
Kepulauan Bangka Belitung merupakan masyarakat yang beragama dan menjunjung
tinggi kerukunan beragama. Tempat peribadatan agama di Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung ada sebanyak 730 masjid, 454 musala, 115 langgar, 87 gereja protestan,
30 gereja katolik, 48 vihara dan 11 centiya. Pada pemberangkatan haji tahun
2007 jumlah jemaah haji yang terdaftar dan diberangkatkan ke tanah suci
sebanyak 1012 jemaah.
II. Ekonomi
Perekonomian di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun 2007 ditopang oleh
sektor primer dan sektor sekunder. Sektor primer meliputi sektor pertanian dan
sektor pertambangan dan penggalian. Sektor primer ini mempunyai kontribusi
cukup besar masing-masing sebesar 18,67 persen dan 20,40 persen. Sedangkan pada
sektor sekunder yaitu sektor industri pengolahan memberikan kontribusi yang
cukup besar pada PDRB Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yaitu sebesar 22,51
persen dan untuk sektor listrik, gas dan air bersih serta sektor bangunan
masing-masing memberikan kontribusi sebesar 0,65 persen dan 5,87 persen. Untuk
sektor tersier yaitu sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor angkutan
dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan dan sektor
jasa-jasa mempunyai kontribusi sebesar 34,81 persen. Dilihat dari sisi
penggunaan PDRB atas dasar harga berlaku digunakan untuk memenuhi konsumsi
rumah tangga. Pada tahun 2007 besarnya pengeluaran konsumsi rumah tangga
sebesar 9.015.057 juta rupiah atau sekitar 50,38 persen dari total PDRB. Selain
itu kegiatan perdagangan luar negeri juga mempunyai kontribusi yang cukup
besar, untuk ekspor senilai 8.741.217 juta rupiah atau 48,84 persen dan untuk
impor senilai 5.284.414 juta rupiah atau 29.53 persen dari total PDRB.
Ekspor impor
Neraca perdagangan yang meliputi kegiatan ekspor dan impor Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung pada tahun 2007 terjadi peningkatan nilai surplus
dibandingkan tahun sebelumnya. Nilai ekspor pada tahun 2007 mencapai 1.254,43
juta dollar AS, atau naik 17,38 persen dibanding tahun sebelumnya. Sementara
itu nilai impor menurun dari 25,09 juta dollar AS pada tahun 2006 menjadi 21,58
juta dollar AS pada tahun 2007 atau turun sebesar 16,27 persen. Besarnya
surplus neraca perdagangan tahun 2007 sebesar 1.232,85 juta dollar AS. Dengan
demikian nilai surplus tahun 2007 naik sebesar 18,13 persen .
Industri
Pada tahun 2007 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung didominasi oleh kelompok
industri kimia dan bahan bangunan secara kuantitas, yaitu sebanyak 1187 unit
usaha yang tersebar di seluruh kabupaten/kota, terbanyak di kabupaten Bangka
Tengah dengan 339 unit usaha. Penyerapan tenaga kerja di sektor industri
mencapai 19.462 orang dimana 7.375 merupakan penyerapan tenaga kerja terbesar
berada di kelompok industri logam mesin dan elektronika. Industri kerajinan di
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung merupakan industri yang mengolah hasil agro
industri, perikanan, perkebunan dan hasil laut. Industri kerajinan yang
diusahakan penduduk adalah kerajinan tangan berupa industri pewter dari timah,
gelang/cincin/tongkat dari akar bahar, anyaman kopiah/peci resam dan sebagainya.
Sedangkan industri kerajinan yang berupa makanan/penganan berupa terasi, rusip,
getas/kerupuk, siput gonggong dan lain-lain.
Prasarana Transportasi
- Bandar Udara
Depati Amir di Pangkalpinang
- Bandar Udara HAS
Hanandjuddin di Tanjung Pandan
- Pelabuhan
Pangkalbalam di Pangkalpinang
- Pelabuhan
Tanjung Gudang di Belinyu
- Pelabuhan
Tanjung Kalian di Mentok
- Pelabuhan Sadai
di Sadai, Toboali
- Pelabuhan
Tanjung Pandan di Tanjung Pandan (telah berganti nama menjadi
"Pelabuhan Laskar Pelangi")
- Pelabuhan
Tanjung Batu
- Pelabuhan
Tanjung Ru di Pegantongan
- Pelabuhan Manggar
III. Pendidikan
Sejarah perguruan tinggi di Bangka Belitung diawali oleh Universitas Sriwijaya Cabang Bangka pada
tahun 1970-an. Namun sesuai dengan peraturan yang tidak memperbolehkan
perguruan tinggi negeri yang membuka cabang, maka pada awal tahun 1980-an
Universitas Sriwijaya Cabang ditutup. Kalangan pendidik di Pulau Bangka yang
peduli akan pentingnya pendidikan tinggi kemudian memprakarsai hadirnya
perguruan tinggi di Bangka dengan membentuk Yayasan Pendidikan Bangka
(Yapertiba) yang kemudian pada tahun 1982 mendirikan STIH Pertiba dengan
jurusan Ilmu Hukum dan STIE Pertiba dengan jurusan Manajemen yang berada di
Kota Pangkalpinang. Selanjutnya Universitas Terbuka hadir di Pulau Bangka
pada tahun 1984. Yapertiba juga mendirikan STAI Bangka yang berada di Kota
Sungailiat. PT. Timah Tbk. ikut berpartisipasi mengembangkan dunia pendidikan
tinggi dengan mendirikan Politehnik Manufaktur Timah pada tahun 1994 yang
terletak di Kota Sungailiat yang memiliki 3 jurusan. Pada tahun 1990-an Pemkot
Pangkalpinang turut andil mendirikan Akademi Keperawatan guna mencetak tenaga
kesehatan yang handal sesuai kebutuhan daerah yang berlokasi di RSUD Pangkalpinang.
Yapertiba pada tahun 1999 mendirikan STIPER Bangka yang berlokasi di Kota
Sungailiat pada tahun 1999, selanjutnya STIPER Bangka pada tahun 2006 melebur
menjadi bagian dari Universitas Bangka Belitung. Pada tahun 1999 juga berdiri
Akademi Akuntansi Bakti yang didirikan oleh Yayasan Pendidikan Bakti.Di Pulau
Belitung sejumlah pemerhati pendidikan pada tahun 1999 mendirikan Akademi
Manajemen Belitung. STIE IBEK Babel turut hadir meramaikan dunia pendidikan
tinggi di Bangka yang berdiri pada tahun 2000 berlokasi di Kota Pangkalpinang
dengan jurusan Akuntansi dan Manajemen. Tahun 2001 AMIK Atma Luhur berdiri di
Kota Pangkalpinang dengan kekhususan pada keahlian informatika, memiliki 2
jurusan yakni Manajemen Informatika dan Komputer Akuntansi. Pada tahun yang
sama STIKES Abdi Nusa juga hadir di Pangkalpinang dengan jurusan Kesehatan
Masyarakat. Pada tahun 2003 Stisipol Pahlawan 12 dan STT Pahlawan 12 didirikan
di Kota Sungailiat. Departemen Agama pada
tahun 2005 mendirikan STAIN Syekh Abdurrahman Sidik yang berlokasi di Kecamatan
Mendo Barat. Pada tahun 2006 berdirilah Universitas pertama di Bangka Belitung
yakni Universitas Bangka Belitung (UBB)
yang merupakan cikal bakal berdirinya universitas negeri di Bangka Belitung.
UBB merupakan penggabungan 3 perguruan tinggi yaitu Polman Timah, STIPER Bangka
dan STT Pahlawan 12. Pada bulan Februari 2009 UBB resmi menjadi universitas
negeri dengan ditandatanganinya MoU penyerahan semua aset UBB dari Yayasan
Cendikia Bangka kepada Dirjen Dikti Depdiknas.
- Universitas Bangka Belitung
- Politeknik Manufaktur Timah
- STAIN Syekh Abdurrahman Sidik
- STIPER Bangka bergabung
dengan Universitas Bangka Belitung
- STIKES
Citra Delima Bangka Belitung
- STIKES Abdi Nusa
- STMIK Atma Luhur
- Akademi
Akuntansi Bangka
- STIE IBEK Babel
- STIE Pertiba
- Akademi Manajemen Belitung
- STIH Pertiba
- Akademi
Keperawatan Pemkot Pangkalpinang
- Akademi Kebidanan
- STISIPOL
Pahlawan 12
- Politeknik Kemenkes Pangkalpinang
Pendidikan Dasar dan Menengah
Pada tahun ajaran 2007/2008 rasio murid TK terhadap sekolah di provinsi ini
sebesar 67, berarti rata-rata setiap sekolah TK yang terdapat di Kepulauan
Bangka Belitung kurang lebih memiliki 67 murid. Rasio murid sekolah di SD
sebesar 180. Sedangkan untuk Madrasah Ibtidaiyah rasio murid sekolah sebesar
129. Rasio murid sekolah pada jenjang SLTP pada tahun ajaran 2006/2007 sebesar
231 artinya rata-rata sekolah SLTP negeri menampung kurang lebih 231 murid. Untuk
Madrasah Tsanawiyah, rasio murid sekolah sebesar 137. Pada jenjang Sekolah
Menengah Umum (SMU) di Kepulauan Bangka Belitung rasio murid sekolah sebesar
300. Adapun SMK memiliki rasio murid sekolah sebesar 297. Sedangkan untuk
Madrasah Aliyah (MA), rasio murid sekolah MA sebesar 113.
IV . Sejarah
Wilayah Propinsi
Kepulauan Bangka Belitung, terutama Pulau Bangka berganti-ganti menjadi daerah
taklukan Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit.
Setelah kapitulasi dengan Belanda, Kepulauan Bangka Belitung menjadi jajahan Inggris sebagai
"Duke of Island". 20 Mei 1812 kekuasaan Inggris berakhir setelah konvensi London 13
Agustus 1824, terjadi peralihan kekuasaan daerah jajahan Kepulauan Bangka
Belitung antara MH. Court (Inggris) dengan K. Hcyes (Belanda) di Muntok pada 10
Desember 1816.
Kekuasaan Belanda mendapat perlawanan Depati Barin dan putranya Depati Amir
yang di kenal sebagai perang Depati Amir (1849-1851). Kekalahan perang Depati
Amir menyebabkan Depati Amir diasingkan ke Desa Air Mata Kupang NTT. Atas dasar stbl.
565, tanggal 2 Desember 1933 pada tanggal 11 Maret 1933 di bentuk
Resindetil Bangka Belitung Onderhoregenheden yang dipimpin seorang residen
Bangka Belitung dengan 6 Onderafdehify yang di pimpin oleh Ast. Residen. Di
Pulau Bangka terdapat 5 Onderafdehify yang akhirnya menjadi 5 Karesidenan
sedang di Pulau Belitung terdapat 1 Karesidenan. Di zaman Jepang, Karesidenan
Bangka Belitung di perintah oleh pemerintahan Militer Jepang yang disebut
Bangka Beliton Ginseibu. Setelah Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia,
oleh Belanda di bentuk Dewan Bangka Sementara pada 10
Desember 1946 (stbl.1946
No.38) yang selanjutnya resmi menjadi Dewan Bangka yang diketuai oleh Musarif
Datuk Bandaharo Leo yang dilantik Belanda pada 11
November 1947.
Dewan Bangka merupakan Lembaga Pemerintahan Otonomi Tinggi. Pada 23 Januari 1948 (stb1.1948
No.123), Dewan Bangka, Dewan Belitung dan Dewan Riau bergabung dalam Federasi
Bangka Belitung dan Riau (FABERI) yang merupakan suatu bagian dalam Negara
Republik Indonesia Serikat (RIS). Berdasarkan Keputusan Presiden RIS
Nomor 141 Tahun 1950 kembali bersatu dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI) hingga berlaku undang-undang Nomor 22 Tahun 1948. Pada tanggal 22 April
1950 oleh Pemerintah diserahkan wilayah Bangka Belitung kepada Gubernur
Sumatera Selatan Dr. Mohd. lsa yang disaksikan oleh Perdana Menteri Dr. Hakim
dan Dewan Bangka Belitung dibubarkan. Sebagai Residen Bangka Belitung ditunjuk
R. Soemardja yang berkedudukan di Pangkalpinang.Berdasarkan UUDS 1950 dan UU
Nomor 22 Tahun 1948 dan UU Darurat Nomor 4 tanggal 16 November 1956 Karesidenan
Bangka Belitung berada di Sumatera Selatan yaitu Kabupaten Bangka dan dibentuk
juga kota kecil Pangkalpinang. Berdasarkan UU Nomor 1 Tahun 1957 Pangkalpinang
menjadi Kota Praja. Pada tanggal 13 Mei 1971 Presiden Soeharto meresmikan
Sungai Liat sebagai ibukota Kabupaten Bangka. Berdasarkan UU Nomor 27 Tahun
2000 wilayah Kota Pangkalpinang, Kabupaten Bangka dan Kabupaten Belitung
menjadi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, dengan Pejabat Gubernur pertama Drs
Amur Muhasyim SH dsn Ketua DPRD pertama H. Emron Pangkapi (bang Emran).
Selanjutnya sejak tanggal 27 Januari 2003 Provinsi Kepualauan Bangka Belitung
mengalami pemekaran wilayah dengan menambah 4 Kabupaten baru yaitu Kabupaten
Bangka Barat, Bangka Tengah, Belitung Timur dan Bangka Selatan.
V. Pemerintahan
Pembagian administratif
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terbagi atas tujuh daerah tingkat dua,
yaitu:
- Kabupaten Bangka (ibukota: Sungailiat):
Sejak masih bergabung dengan Sumatera Selatan maupun setelah lepas,
Kabupaten Bangka merupakan kabupaten dengan jumlah penduduk terbanyak.
Saat lepas dari Sumsel, luas Kabupaten Bangka meliputi 91% luas pulau
Bangka (11.000 km2), namun pada tahun 2003 Kabupaten Bangka dimekarkan
menjadi 4 Kabupaten. oleh karena itu, Kabupaten Bangka juga dikenal
sebagai Kabupaten Bangka Induk.
- Kabupaten Belitung (Ibukota:
Tanjungpandan: Pada awalnya meliputi seluruh pulau Belitung dan pulau
kecil di sekitarnya, namun pada tahun 2003 dimekarkan menjadi 2 kabupaten.
- Kabupaten Bangka Barat (ibukota:
Mentok): Merupakan kabupaten hasil pemekaran Kabupaten Bangka pada tahun
2003. Kabupaten Bangka Barat merupakan titik penyebrangan yang
menghubungkan Bangka dengan Sumatera Selatan melalui pelabuhan Mentok yang
merupakan salah satu pelabuhan tersibuk di Indonesia. kota Mentok sendiri
merupakan pusat pengolahan timah Bangka serta tempat Bung Karno, Bung
Hatta, Moh. Roem dan pemimpin nasional lain diasingkan selama masa
revolusi mempertahankan kemerdekaan.
- Kabupaten Bangka Tengah (ibukota:
Koba): Merupakan kabupaten hasil pemekaran Kabupaten Bangka pada tahun
2003. merupakan pusat perikanan Bangka Belitung. sepanjang jalan raya
Pangkalpinang-Koba (60 km) terdapat pantai indah tepat di sisi jalan
terutama di Desa Penyak dan Kurau.
- Kabupaten Bangka Selatan (ibukota:
Toboali): Merupakan kabupaten hasil pemekaran Kabupaten Bangka pada tahun
2003. Daerahnya meliputi bagian selatan Pulau Bangka, termasuk pulau-pulau
kecil seperti Pulau Lepar, Pulau Pongok dan pulau Nanas. Kabupaten
Bangka Selatan merupakan pusat penghasil beras Kepulauan Bangka Belitung.
Juga merupakan daerah tujuan transmigran dari Jawa
Barat, Jawa Tengah dan Jawa
Timur.
- Kabupaten Belitung Timur (ibukota:
Manggar): merupakan pemekaran Kabupaten Belitung tahun 2003. Tempat ini
merupakan tempat "Laskar
Pelangi" yang ditulis Andrea
Hirata.
- Kota Pangkal Pinang: merupakan ibukota Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang ditetapkan sejak tahun 2002. Kota terbesar dan teramai di provinsi ini. sebelumnya merupakan ibukota kabupaten Bangka, namun pada tahun 1971 ibukota kabupaten Bangka pindah ke Sungailiat dan kota Pangkalpinang menjadi kota sendiri. Kantor pusat PT. Timah Tbk. berada di wilayah ini.
ENSIKLOPEDI LAINNYA
Terkini Indonesia
Terbaik Indonesia
Travelling
Kita