1. Penduduk
Anak Suku Baduy - Suku Asli Banten
Pada tahun 2006, penduduk Banten berjumlah 9.351.470 jiwa, dengan
perbandingan 3.370.182 jiwa (36,04%) anak-anak, 240.742 jiwa (2,57%) lanjut
usia, sisanya 5.740.546 jiwa berusia di antara 15 sampai 64 tahun. Suku Banten adalah
penduduk asli di Tatar Pasundan yang mendiami bekas daerah kekuasaan Kesultanan
Banten di luar Parahiyangan, Cirebon dan Jakarta. Menurut sensus BPS
tahun 2000, suku Banten populasinya 2,1% dari penduduk Indonesia. Selain itu juga ada Suku Baduy yang menempati wilayah Lebak, Banten
Orang Banten
menggunakan bahasa Banten. Bahasa Banten adalah salah satu
dialek bahasa Sunda yang lebih dekat kepada bahasa Sunda
kuna yang pada tingkatan bahasa Sunda modern dikelompokkan sebagai bahasa
kasar. Perbedaan tata bahasa antara Bahasa Banten dan Bahasa Sunda dikarenakan
wilayah Banten tidak pernah menjadi bagian dari Kesultanan Mataram sehingga tidak mengenal
tingkatan halus dan sangat halus yang diperkenalkan oleh Mataram. Bahasa ini
dilestarikan salah satunya melalui program berita Beja ti Lembur dalam
bahasa Banten yang disiarkan oleh siaran televisi lokal di wilayah Banten.
Sebagian besar anggota masyarakat memeluk
agama Islam dengan
semangat religius yang tinggi, tetapi pemeluk agama lain dapat hidup
berdampingan dengan damai. Potensi, dan kekhasan budaya masyarakat Banten,
antara lain seni bela diri Pencak
silat, Debus,
Rudad, Umbruk, Tari Saman, Tari Topeng, Tari Cokek, Dog-dog, Palingtung, dan
Lojor. Di samping itu juga terdapat peninggalan warisan leluhur antara lain
Masjid Agung Banten Lama, Makam Keramat Panjang, dan masih banyak peninggalan
lainnya. Di Provinsi Banten terdapat Suku Baduy.
Suku Baduy Dalam merupakan suku asli Sunda Banten
yang masih menjaga tradisi antimodernisasi, baik cara berpakaian maupun pola
hidup lainnya. Suku Baduy-Rawayan tinggal di kawasan Cagar Budaya Pegunungan
Kendeng seluas 5.101,85 hektare di daerah Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten
Lebak. Perkampungan masyarakat Baduy umumnya terletak di daerah aliran
Sungai Ciujung di Pegunungan Kendeng. Daerah ini dikenal sebagai wilayah tanah
titipan dari nenek moyang, yang harus dipelihara, dan dijaga baik-baik, tidak
boleh dirusak.
2.
Ekonomi
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tahun 2005 mayoritas berasal dari sektor industri pengolahan (49,75%), diikuti sektor perdagangan, hotel, dan restoran (17,13%), pengangkutan, dan komunikasi (8,58%), serta pertanian yang hanya 8,53%. Namun berdasarkan jumlah penyerapan tenaga kerja, industri menyerap 23,11% tenaga kerja, diikuti oleh pertanian (21,14%), perdagangan (20,84%) dan transportasi/komunikasi yang hanya 9,50%.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tahun 2005 mayoritas berasal dari sektor industri pengolahan (49,75%), diikuti sektor perdagangan, hotel, dan restoran (17,13%), pengangkutan, dan komunikasi (8,58%), serta pertanian yang hanya 8,53%. Namun berdasarkan jumlah penyerapan tenaga kerja, industri menyerap 23,11% tenaga kerja, diikuti oleh pertanian (21,14%), perdagangan (20,84%) dan transportasi/komunikasi yang hanya 9,50%.
-
Transportasi
Provinsi Banten yang berada di wilayah ujung barat
Pulau Jawa memiliki posisi yang sangat strategis, dan memiliki potensi ekonomi
yang sangat besar baik skala lokal, regional, nasional, bahkan skala
internasional. Fasilitasi terhadap pergerakan barang, dan penumpang yang dari,
dan ke pusat-pusat kegiatan nasional, wilayah, maupun lokal yang ada di
Provinsi Banten menjadi sangat penting dalam upaya mendukung pengembangan ekonomi
di wilayah Provinsi Banten.
Provinsi Banten dibagi menjadi tiga Wilayah Kerja
Pembangunan yang mempunyai ikon atau ciri khas prasarana perhubungan di
Provinsi Banten karena aktivitasnya yang lebih menonjol dibandingkan dengan
prasarana perhubungan lainnya.
- Wilayah
Kerja I, yaitu Kota Tangerang, dan Kabupaten Tangerang. Di dalamnya
terdapat Bandar Udara
Internasional Soekarno-Hatta yang merupakan gerbang masuknya
barang, dan penumpang melalui transportasi udara ke Indonesia.
- Wilayah
Kerja II, yaitu Kota Cilegon, dan Kabupaten Serang. Di dalamnya terdapat
pelabuhan penyeberangan Merak yang menjadi gerbang masuknya barang, dan
penumpang dari Pulau Sumatera ke Pulau Jawa.
- Wilayah
Kerja III, yaitu Kabupaten Pandeglang, dan Kabupaten Lebak. Di dalamnya
terdapat Stasiun Kereta Api yang merupakan gerbang masuk barang, dan
penumpang terutama dari, dan ke Jakarta.
Secara umum, sektor perhubungan dapat
dikategorikan ke dalam tiga bagian yaitu perhubungan darat, perhubungan laut,
dan perhubungan udara. Ketiga bagian tersebut mempunyai peranan yang sangat
penting dalam membangun perekonomian di Provinsi Banten.
- Perhubungan darat
. Jalan
Hingga tahun 2006, kondisi jalan nasional sepanjang 249,246 km berada dalam kondisi baik, 214,314 km dalam kondisi sedang, dan sepanjang 26,840 dalam kondisi rusak. Kondisi jalan provinsi hingga akhir tahun 2006 dengan total panjang jalan sebesar 889,01 km berada dalam kondisi baik sebesar 203,670 km, kondisi sedang 380,020 km, dan kondisi rusak sebesar 305,320 km. Ruas jalan nasional di wilayah Provinsi Banten pada saat ini mempunyai volume lalu-lintas rata-rata sebesar 0,7 yang berarti kelancaran arus lalu-lintas terganggu karena adanya aktivitas perdagangan/pasar, pabrik/industri, pusat-pusat perbelanjaan di sepanjang jalan serta kapasitas jalan yang terbatas karena lebar badan jalan rata-rata 7 meter pada ruas jalan nasional di Banten Utara (Merak-Tangerang) dan ruas Ciputat-Batas DKI. Kinerja pelayanan jalan pada ruas jalan provinsi pada umumnya cukup baik dengan rasio volume lalu-lintas per kapasitas rata-rata sebesar 0,4. Kemacetan lalu-lintas pada umumnya bersifat lokal yang terjadi pada pusat-pusat kegiatan masyarakat.
.Terminal
Sebagai simpul transportasi, terminal berfungsi
sebagai tempat untuk menaikkan, dan menurunkan penumpang serta perpindahan
antarmoda transportasi merupakan unsur penting dalam pelayanan pergerakan
penumpang, dan barang. Terdapat 4 (empat) terminal di Provinsi Banten, yaitu
Terminal Pakupatan, Terminal Porisplawad, Terminal Labuan, dan Terminal Merak.
.Angkutan umum
Orang Belanda di Muara Binuangeun, sepulang dari
memancing di Pulau Tinjil (tahun 1936). Untuk melayani
pergerakan penumpang, dan barang dalam wilayah Provinsi Banten, terdapat angkutan
umum Angkutan Antar Kota Dalam Provinsi pada saat ini masih dilayani dengan
kendaraan ukuran kecil, dan dalam penyelenggaraannya masih dirasakan belum
terpadu secara maksimal. Terdapat 63 trayek dengan jumlah kendaraan sebanyak
3.788 yang melayani Antar Kota Dalam Provinsi lintas Kab./Kota Tangerang.
Sedangkan untuk AKDP lintas Serang, Cilegon,Pandeglang, dan Lebak dilayani
dengan 66 trayek dengan jumlah kendaraan sebanyak 1.436. Untuk menjangkau
kawasan-kawasan yang masih belum tersedia angkutan umum, terdapat beberapa
angkutan perintis yang melayani jalur Cikeusik-Muara Binuangeun-Sp.
Bayah-Cikotok-Pasir
Kurai-Cibareno dengan jarak sepanjang 106 km. Angkutan perintis ini dilayani
oleh 2 buah bis DAMRI ukuran sedang.
-Kereta api
Sampai dengan tahun 2005, dari total jalur rel
kereta api sepanjang 305,9 kilometer, hanya 48% merupakan jalur rel yang masih
beroperasi dengan rata–rata jumlah pergerakan kereta penumpang sekitar 22
kereta/hari, dan kereta barang sebanyak 16 kereta/hari. Semakin menurunnya
pelayanan sarana tersebut berimplikasi terhadap kecenderungan semakin
menurunnya pula pada jumlah angkutan penumpang, dan barang. Jaringan kereta api
di wilayah Provinsi Banten sepanjang 305,90 km merupakan ‘single track’ yang
terdiri dari lintas operasi Merak-Tanah Abang, Tangerang-Duri, Cilegon-Cigading sepanjang
141,6 km, dan lintas tidak operasi (jalur mati) Rangkasbitung-Labuan, Saketi-Bayah,
dan Cigading-Anyer Kidul sepanjang 164,3 km. Dan saat ini
jalur kereta mulai dari Stasiun Maja - Citeras - Rangkasbitung akan menjadi
bagian dari Kereta Rel Listrik.
Selain Pelabuhan Merak, Di Provinsi Banten terdapat 5 (lima) pelabuhan
yang terdiri dari 2 pelabuhan yang diusahakan yaitu Pelabuhan Ciwandan, dan
Pelabuhan Bojonegara serta 3 (tiga) pelabuhan yang tidak diusahakan yang
terdiri dari Pelabuhan Karangantu, Pelabuhan Labuan, dan Pelabuhan Bojonegara.
-Perhubungan udara
Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta secara nasional merupakan bandar udara utama di Indonesia sebagai pintu gerbang masuknya barang, dan penumpang dari dalam maupun luar negeri. Di samping itu terdapat juga bandara lainnya seperti Bandar Udara Pondok Cabe di Tangerang Selatan, Bandara Budiarto di Tangerang, dan Bandara Gorda yang ada di Kabupaten Serang. Bandar Udara Pondok Cabe merupakan bandara untuk kegiatan general aviation, Bandara Budiarto merupakan bandara yang digunakan untuk pelatihan kegiatan penerbangan. Sementara Bandara Gorda digunakan sebagai bandara militer.
Kota Mandiri
Banten terutama di kota Tangerang dan Tangerang Selatan tumbuh dan berkembang sebagai kota industri dan mandiri, layaknya daerah penyangga dari Jakarta seperti Bekasi, Depok, dan Bogor. Di Banten tumbuh deretan kota industri dan mandiri seperti :
- Bumi Serpong Damai yang dikelola oleh pengembang
SinarMas
- Alam Sutera
- Sumarecon Serpong
- Lippo Village Karawchi yang dikelola oleh
pengembang Group Lippo
- Sebagian dari Wilayah Bintaro Jaya dan Puri
Indah
Pada umumnya wilayah kota mandiri berada di Kota
Tangerang dan Tangerang Selatan. Di wilayah ini juga tumbuh Mall – Mall Terbaik
yang siap bersaing dengan Mall – Mall lainnya di Indonesia. Sebut saja AEON
Mall. Salah satu Mall Jepang ini membuka cabangnya di Indonesia. Ada Jug Mall
At Alam Sutera, Living World, FX Bintaro, Lippo Supermall, hingga Sumarecon
Serpong semuanya ada di Tangerang yang merupakan wilayah perbatasan antara
Banten dan Jakarta
Industri
Banten
Industri Baja, PT. Krakatau merupakan salah satu yang terbesar menyumbang Pendapatan Daerah bagi Propinsi ini. Industi milik BUMN bukan hanya berkembang dalam pengelolaan baja tetapi juga mengolah air minum oleh salah satu anak perusahaannya PT. Krakatau Tirta Sari. Industri di Banten juga merupakan tempat tampungan bagi Industri yang mendukung arus keluar masuk barang dari kota Jakarta
Industri Baja, PT. Krakatau merupakan salah satu yang terbesar menyumbang Pendapatan Daerah bagi Propinsi ini. Industi milik BUMN bukan hanya berkembang dalam pengelolaan baja tetapi juga mengolah air minum oleh salah satu anak perusahaannya PT. Krakatau Tirta Sari. Industri di Banten juga merupakan tempat tampungan bagi Industri yang mendukung arus keluar masuk barang dari kota Jakarta
3.
Sejarah
Banten atau dahulu dikenal dengan nama Bantam pada
masa lalu merupakan sebuah daerah dengan kota pelabuhan yang sangat ramai,
serta dengan masyarakat yang terbuka, dan makmur. Banten pada abad ke-5
merupakan bagian dari Kerajaan Tarumanagara.
Salah satu prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanagara adalah Prasasti Cidanghiyang atau prasasti
Lebak, yang ditemukan di Kampung Lebak di tepi Ci Danghiyang, Kecamatan Munjul, Pandeglang, Banten. Prasasti ini baru
ditemukan tahun 1947, dan berisi 2 baris kalimat berbentuk puisi dengan huruf
Pallawa dan bahasa
Sanskerta. Isi prasasti tersebut mengagungkan keberanian Raja Purnawarman.
Setelah runtuhnya Kerajaan Tarumanagara (menurut
beberapa sejarawan ini akibat serangan Kerajaan Sriwijaya),
kekuasaan di bagian barat Pulau Jawa dari Ujung
Kulon sampai Ci Serayu dan Kali Brebes dilanjutkan
oleh Kerajaan Sunda. Seperti dinyatakan oleh Tome Pires,
penjelajah Portugis pada tahun 1513, Bantam menjadi
salah satu pelabuhan penting dari Kerajaan
Sunda. Menurut sumber Portugis tersebut, Bantam adalah salah satu pelabuhan
kerajaan itu selain pelabuhan Pontang, Cigede, Tamgara (Tangerang), Kalapa,
dan Cimanuk.
Diawali dengan penguasaan Kota Pelabuhan Banten, yang dilanjutkan dengan
merebut Banten Girang dari Pucuk Umun pada
tahun 1527, Maulana Hasanuddin, mendirikan Kesultanan
Banten di wilayah bekas Banten Girang. Dan pada tahun 1579, Maulana
Yusuf, penerus Maulana Hasanuddin, menghancurkan Pakuan Pajajaran,
ibu kota atau pakuan (berasal dari kata pakuwuan) Kerajaan Sunda. Dengan
demikian pemerintahan di Jawa Barat dilanjutkan oleh Kesultanan Banten. Hal itu
ditandai dengan dirampasnya Palangka Sriman Sriwacana, tempat duduk
kala seorang raja dinobatkan, dari Pakuan Pajajaran ke Surasowan di Banten oleh
pasukan Maulana Yusuf. Batu berukuran 200 x 160 x 20 cm itu terpaksa diboyong
ke Banten karena tradisi politik waktu itu "mengharuskan" demikian.
Pertama, dengan dirampasnya Palangka tersebut, di Pakuan tidak mungkin lagi
dinobatkan raja baru. Kedua, dengan memiliki Palangka itu, Maulana Yusuf
mengklaim sebagai penerus kekuasaan Kerajaan Sunda yang "sah" karena
buyut perempuannya adalah puteri Sri Baduga Maharaja sementara di sisi lain
para Kandaga Lante dari
Kerajaan Pajajaran secara resmi menyerahkan seluruh atribut dan perangkat
kerajaan beserta abdi kepada Kerajaan Sumedang Larang untuk
meneruskan kelanjutan Kerajaan
Sunda atau Pajajaran yang merupakan trah Siliwangi. Dengan
dihancurkannya Pajajaran maka Banten mewarisi wilayah Lampung dari
Kerajaan Sunda.
Hal ini dijelaskan dalam buku The Sultanate of Banten tulisan
Claude Guillot pada halaman 19 sebagai berikut: "From the beginning it
was abviously Hasanuddin's intention to revive the fortunes of the ancient
kingdom of Pajajaran for his own benefit. One of his earliest decisions was to
travel to southern Sumatra, which in all likelihood already belonged to
Pajajaran, and from which came bulk of the pepper sold in the Sundanese region."
Ketika sudah menjadi pusat Kesultanan Banten,
sebagaimana dilaporkan oleh J. de Barros, Bantam merupakan pelabuhan besar
di Asia Tenggara, sejajar dengan Malaka dan Makassar. Kota
Bantam terletak di pertengahan pesisir sebuah teluk, yang lebarnya sampai tiga
mil. Kota itu panjangnya 850 depa. Di tepi laut kota itu panjangnya 400 depa; masuk ke dalam ia lebih
panjang. Melalui tengah-tengah kota ada sebuah sungai yang jernih, di mana
kapal jenis jung dan gale dapat berlayar masuk.
Sepanjang pinggiran kota ada sebuah anak sungai, di sungai yang tidak seberapa
lebar itu hanya perahu-perahu kecil saja yang dapat berlayar masuk. Pada sebuah
pinggiran kota itu ada sebuah benteng yang dindingnya terbuat dari bata, dan
lebarnya tujuh telapak tangan. Bangunan-bangunan pertahanannya terbuat dari
kayu, terdiri dari dua tingkat, dan dipersenjatai dengan senjata yang baik. Di
tengah kota terdapat alun-alun yang digunakan untuk kepentingan kegiatan
ketentaraan, dan kesenian rakyat, dan sebagai pasar di pagi hari. Istana raja
terletak di bagian selatan alun-alun. Di sampingnya terdapat bangunan datar
yang ditinggikan, dan beratap, disebut Srimanganti, yang digunakan sebagai
tempat raja bertatap muka dengan rakyatnya. Di sebelah barat alun-alun
didirikan sebuah masjid agung.
Pada awal abad ke-17 Masehi, Bantam merupakan
salah satu pusat perniagaan penting dalam jalur perniagaan internasional di
Asia. Tata administrasi modern pemerintahan, dan kepelabuhan sangat menunjang
bagi tumbuhnya perekonomian masyarakat. Daerah kekuasaannya mencakup juga
wilayah yang sekarang menjadi Provinsi Lampung. Ketika
orang Belanda tiba
di Bantam untuk pertama kalinya, orang Portugis telah lama masuk ke Bantam.
Kemudian orang Inggris mendirikan loji di Bantam, dan disusul oleh orang
Belanda.Selain itu, orang-orang Perancis, dan Denmark pun pernah datang
diBantam. Dalam persaingan antara pedagang Eropa ini, Belanda muncul sebagai
pemenang. Orang Portugis melarikan diri dari Bantam (1601), setelah armada
mereka dihancurkan oleh armada Belanda di perairan Bantam. Orang Inggris pun
tersingkirkan dari Batavia (1619) dan Bantam (1684) akibat tindakan orang
Belanda. Pada 1 Januari 1926 pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan peraturan
untuk pembaharuan sistem desentralisasi, dan dekonsentrasi yang lebih luas. Di
Pulau Jawa dibentuk pemerintahan otonom provinsi. Provincie
West Java adalah provinsi pertama yang dibentuk di wilayah Hindia
Belanda yang diresmikan dengan surat keputusan tanggal 1 Januari 1926, dan
diundangkan dalam Staatsblad (Lembaran Negara) 1926 No. 326, 1928 No. 27 jo No.
28, 1928 No. 438, dan 1932 No. 507. Banten menjadi salah satu keresidenan
yaitu Bantam Regentschappen dalam Provincie West Java di
samping Batavia, Buitenzorg (Bogor), Preanger (Priangan), dan Cirebon.
4.
Pendidikan
Perguruan Tinggi Negeri
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Universitas Pendidikan Indonesia Kampus
Serang
Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Universitas Terbuka Pondok Cabe
Sekolah Tinggi
Agama Buddha Negeri Sriwijaya Tangerang
IAIN Sultan Maulana Hasanuddin
Perguruan Tinggi Kedinasan
Sekolah Tinggi Akuntansi Negara
Akademi Meteorologi dan Geofisika
Perguruan Tinggi Swasta
Universitas Serang Raya, Serang, Banten
Institut Teknologi Indonesia,
Serpong, Tangerang Selatan
Universitas Pelita Harapan, Karawaci,
Tangerang
Universitas Gunadarma, Kampus K, Karawaci,
Tangerang
Universitas Pamulang, Pamulang,Tangerang
Selatan
Universitas Multimedia Nusantara,
Summarecon Serpong, Tangerang
Surya
University, Summarecon Serpong, Tangerang
Universitas Bina Nusantara Kampus Alam
Sutera
Universitas Pembangunan Jaya
Universitas
Teknologi Nusantara Cilegon
Universitas Swiss German Serpong
Universitas Pamulang
Universitas Islam Syekh Yusuf
Tangerang
Universitas Muhammadiyah Jakarta,Jl
KH Ahmad Dahlan Cirendeu Ciputat Banten
Universitas Muhammadiyah Tangerang
Universitas Pramita Indonesia
Universitas Mathla'ul Anwar Banten
Universitas Banten
Jaya Serang, Banten
Sekolah Tinggi Manajemen
Prasetiya Mulya, Bumi Serpong Damai
Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi Bina Bangsa Banten (STIE Bina Bangsa Banten)
Sekolah Tinggi
Ilmu Ekonomi Banten
Sekolah
Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Yuppentek Tangerang
STIA Maulana Yusuf Banten
STAKAD
STKIP Setia Budhi Rangkasbitung
Bina Sarana Informatika
Perguruan Tinggi Raharja Tangerang
Politeknik Piksi
Input Serang
Politeknik Krakatau
Institut Ilmu Al Qur`an
Sekolah
Tinggi Agama Islam Darul Qalam
Sekolah
Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan Surya, Gading Serpong
Sekolah
Tinggi Agama Cahaya Madani Boarding School
Sekolah
Tinggi Ilmu Administrasi Banten (Pandeglang)
Kabupaten dan Kota
No.
|
Kabupaten/Kota
|
Pusat
pemerintahan
|
1
|
Kabupaten
Lebak
|
Rangkasbitung
|
2
|
Kabupaten Pandeglang
|
Pandeglang
|
3
|
Kabupaten
Serang
|
Ciruas
|
4
|
Kabupaten Tangerang
|
Tigaraksa
|
5
|
Kota
Cilegon
|
Merak
|
6
|
Kota
Serang
|
Anyer
|
7
|
Kota
Tangerang
|
-
|
8
|
Kota Tangerang Selatan
|
Pamulang
|
Catatan:
- Kabupaten
Tangerang sebelumnya beribu kota di Kota Tangerang.
- Badan
Pengkajian, dan Penerapan Teknologi (BPPT) merekomendasikan Kecamatan
Ciruas sebagai lokasi Puspemkab Kabupaten Serang.
- Kota
Cilegon dibentuk sebagai kota otonom pada tanggal 10 April 1999 dari
wilayah Kabupaten Serang. Cilegon sebelumnya adalah kota administratif.
- Kota
Tangerang dibentuk sebagai kota otonom pada tanggal 27 Februari 1993 dari
wilayah Kabupaten Tangerang. Tangerang sebelumnya adalah kota
administratif.
- Kota Tangerang Selatan dibentuk sebagai kota otonom pada tanggal 29 Oktober 2008 dari wilayah Kabupaten Tangerang. Sebelumnya adalah Kota Cipasera
Daerah-daerah penting lain
Terdapat beberapa daerah penting lain di Banten
selain yang berstatus tidak sebagai kota otonom:
- Anyer, Kabupaten Serang
- Balaraja, Kabupaten Tangerang
- Bojonegara, Kabupaten Serang
- Karawaci Kota
Tangerang
- Labuan, Kabupaten Pandeglang
- Merak, Kota
Cilegon
- Pamulang Kota Tangerang Selatan
- Serpong, Kota Tangerang Selatan
ENSIKLOPEDI LAINNYA
Terkini Indonesia
Terbaik Indonesia
Travelling
Kita