1. Rumah Adat
Rumah adat Maluku Utara hampir sama
dengan rumah adat di Maluku yaitu rumah adat Baileo. Rumah adat
Maluku Utara ini digunakan sebagai tempat bermusyawarah bagi masyarakat dan
pemuka-pemuka adatnya. Selain itu sebagai tempat upacara adat seniri negeri. Rumha
adat Maluku Utara berbentuk rumah panggung dengan bentuknya yang persegi.
Terbuat dari kayu sebagai kerangkanya dan gaba-gaba atau semacam tangkai rumbia
sebagai dinding rumahnya. Atap rumah adat ini dibuat agak besar dan tinggi dari
bahan rumbia. Selain ini dibuat juga beranda atau teras pada bagian depan
rumah.
2. Seni Tradisional
Tari Soya -Soya Maluku Utara
Tari Lenso
Tari Lenso adalah tarian muda-mudi dari daerah
Maluku dan Minahasa Sulawesi Utara. Tarian ini biasanya di bawakan secara
ramai-ramai bila ada Pesta. Baik Pesta Pernikahan, Panen Cengkeh, Tahun Baru
dan kegiatan lainnya. Beberapa sumber menyebutkan, tari lenso berasal dari
tanah Maluku. Sedangkan sumber lain menyebut tari ini berasal dari Minahasa. Tarian
ini juga sekaligus ajang Pencarian jodoh bagi mereka yang masih bujang, dimana
ketika lenso atau selendang diterima merupakan tanda cinta diterima. Lenso
artinya Saputangan. Istilah Lenso, hanya dipakai oleh masyarakat di daerah
Sulawesi Utara dan daerah lain di Indonesia Timur. Dalam tarian ini, yang
menjadi perantara adalah lenso atau selendang. Selendang inilah yang menjadi
isyarat: selendang dibuang berarti lamaran ditolak, sedangkan selendang
diterima berarti persetujuan
Tari Soya - soya
Tari soya-soya adalah tarian khas
Maluku Utara yang diciptakan untuk menyambut prajurit atau
pasukan setelah bertempur di medan perang. Kata ‘soya-soya’ sendiri bermakna
‘semangat pantang’. Tarian ini sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu, lo!
Tarian ini menggambarkan perjuangan masyarakat Kayoa, di Kabupaten Halmahera
Selatan di zaman dahulu. Di tahun 1570-1583 terjadi penyerbuan ke Benteng
Nostra Senora del Rosario (Benteng Kastela), diujung Selatan Ternate oleh Sultan
Babullah (Sultan Ternate ke-24) dan pasukannya. Penyerbuan ini bertujuan untuk
mengambil jenazah ayah handa Sultan Babullah, yaitu Sultan Khairun yang dibunuh
oleh tentara Portugis. Pertempuran itu menandai kebangkitan perjuangan rakyat
Kayoa terhadap penjajah dengan mengepung benteng tersebut selama 5 tahun pada
akhir abad ke-16.
Nah, Tarian Soya-soya waktu itu
untuk mengobarkan semangat pasukan setelah meninggalnya Sultan Khairun pada 25
Februari 1570. Saat itu, Tarian Soya-soya dimaknai sebagai perang pembebasan
dari Portugis hingga jatuhnya tahun 1575. Pada masa berikutnya Kesultanan
Ternate menjadi penguasa 72 pulau berpenghuni di wilayah timur Nusantara hingga
Mindanao Selatan di Filipina dan Kepulauan Marshall. Pakaian yang dikenakan
dalam tarian ini adalah pakaian berwarna putih dan kain sambungan mirip rok
berwara-warni, yaitu merah, hitam, kuning, dan hijau. Setiap penari mengenakan
ikan kepala waena kuning (taqoa) yang merupakan symbol seorang prajurit perang.
Perlengkapan yang digunakan adalah berupa pedang (ngana-ngana) dari bambu
berhiaskan daun palem (woka) berwarna merah, kuning dan hijau, serta
dipasangkan kerincing atau biji jagung di dalamnya. Selain itu, para penari
juga membawa perisai (salawaku).
Musik pengiring tarian ini adalah gendang (tifa),
gong (saragai), dan gong yang berukuran kecil (tawa-tawa). Gerakan di tarian
ini menggambarkan terlihat seperti menyerang, mengelak dan menangkis. Jumlah
penari soya-soya sendiri tidak ditentukan. Bisa hanya empat orang dan bahkan
hingga ribuan penari. Masyarakat Maluku Utara sangat menjaga kelestarian tarian
ini. Oleh karena itu, anak-anak di wilayah Maluku Utara sudah diajari Tari
Soya-soya sejak kecil.
Tari Katreji
Tari Katreji
dimainkan oleh wanita dan pria. Saat memainkan Tarian ini diiringi berbagai
alat musikseperti biola, suling bambu, ukulele, karakas, guitar, tifa dan bas
gitar.
Alat Musik Toto Buang dan Kulit Bia
Alat Musik Toto Buang, alat musik ini merupakan
serangkaian gong-gong yang kecil bentuknya dan biasanya di taruh pada
sebuah meja dengan beberapa lubang sebagai penyanggah. Sedangkan alat musik
Kulit Bia merupakan alat musik tiup yang terbuat dari Kulit Kerang.
3. Senjata Tradisional
Senjata tradisional
yang terkenal di Maluku adalah Parang Salawaku. Panjang
parang 90-100cm, sedangkan Salawaku (perisainya) dihiasi dengan motif motif
yang melambangkan keberanian. Parang tersebut terbuat dari bahan besi yang
keras dan ditempa oleh seorang pandai besi khusus. Tangkai parang terbuat dari
kayu keras, seperti kayu besi atau kayu gupasa. Sedangkan Salawaku (perisainya)
terbuat dari kayu yang keras pula. Selain untuk keperluan perang, parang
salawaku dipakai pula dalam menarikan tari Cakalele.
Pakaian Manteren Lamo (Sultan) adalah
pakaian adat tradisional Maluku Utara yang terdiri atas celana panjang hitam
dengan bis merah memanjang dari atas ke bawah, baju berbentuk jas tertutup
dengan kancing besar terbuat dari perak berjumlah sembilan . Sementara itu,
leher jas, ujung tangan, dan saku jas yang terletak di bagian luar berwarna
merah. Pakaian adat Maluku Utara pada pria
mengenakan kemeja berenda-renda yang dilapisi dengan pakaian luar berupa jas
berwarna merah atau hitam dan berlengan panjang. Pada bagian bawahnya memakai
celana panjang model cutbray dan dilapisi ikat pinggang. Sedangkan pakaian adat pada wanita
memakai kebaya pendek bersuji dan berkanji. Dilengkapi dengan perhiasan
anting, kalung panjang dan cincin. Bagian bawahnya mengenakan rok.
Suku Tidore Propinsi Maluku Utara
5. Suku
Suku
Module, Suku Pagu, Suku Ternate, Suku Makian Barat, Suku
Kao, Suku Tidore,Suku Buli, Suku Patani, Suku Maba, Suku
Sawai, Suku Weda, Suku Gne, Suku Makian Timur, Suku
Kayoa, Suku Bacan, Suku Sula, Suku Ange, Suku Siboyo, Suku
Kadai, Suku Galela, Suku Tobelo, Suku Loloda, Suku
Tobaru, Suku Sahu, Suku Arab, Eropa.
- Suku terbanyak yang
menempati Propinsi Maluku Utara Suku Ternate (Sekitar 40%) yang lainnya
mempunyai jumlah seimbang menempati wilayah Propinsi Maluku Utara.
6. Bahasa Daerah
Karena provinsi Maluku
Utara memiliki banyak sekali pulau, di sini juga terdapat berbagai macam
bahasa. Tapi bahasa yang dipakai di Maluku adalah jenis Bahasa Melayu Ambon,
yang masih satu dialek bahasa Melayu.
Berikut ini nama-nama bahasa
yang berasal dari Maluku Utara
- Bahasa Seti ada di
daerah suku Seti, di Seram Utara dan Telutih Timur
- Bahasa Alune ada di
daerah Seram Barat
- Bahasa Nuaulu dipakai
oleh suku Nuaulu di Seram selatan; antara teluk El-Paputih dan teluk Telutih
- Bahasa Wamale ada di
daerah Seram Barat
7. Lagu Daerah
- Lagu Borero
- Moloku Kie Raha
- Dana Dana
ENSIKLOPEDI LAINNYA
ENSIKLOPEDI LAINNYA
Terkini Indonesia
Terbaik Indonesia
Travelling
Kita