I. Penduduk
Jumlah penduduk provinsi
ini tahun 2010 dalam hasil sensus berjumlah 1.533.506 jiwa. Maluku memiliki 2
agama utama yaitu agama Islam Sunni yang dianut 50,8 % penduduk
Maluku dan agama Kristen (baik Protestan maupun Katolik)
yang dianut 48,4 % penduduk Maluku. Maluku tercatat dalam
ingatan sejarah dunia karena konflik atau tragedi krisis kemanusiaan dan
konflik horizontal antara basudara Salam-Sarane atau antara
Islam dan Kristen yang lebih dikenal sebagai Tragedi Ambon. Selepas tahun 2002,
Maluku berubah wajah menjadi provinsi yang ramah dan damai di Indonesia, untuk
itu dunia memberikan suatu tanda penghargaan berupa Gong Perdamaian Dunia yang
diletakkan di ACC (Ambon City Centre). Pada tahun 1999 ketika konflik
atau tragedi krisis kemanusiaan dan konflik horizontal antara basudara
Salam-Sarane atau antara Islam dan Kristen yang lebih dikenal sebagai Tragedi
Ambon melanda Maluku.
Komposisi Suku di Propinsi Maluku
Alif'uru (60%), Eropa khusunya
Belanda dan Portugis (20%), Arab (10%), Sulawesi, Jawa, Sumatra dan
lainnya (10%)
II. Ekonomi
Hutan Kayu Putih Pulau Buru
Sumber Daya Hutan
Luas sumber daya darat di
Maluku adalah sebesar 54.185 km2, dengan potensi sumber daya hutan :
Hutan Konversi: 475.433
Ha
Hutan Lindung: 774.618 Ha
Hutan Produksi Terbatas:
865.947 Ha
Hutan Produksi Tetap:
908.702 Ha
Potensi Tambang dan Mineral
Adapun daerah penghasil
tambang dan Mineral di Provinsi Maluku adalah :
Kayu Putih : Pulau Buru
Emas: Pulau Buru, Wetar,
Ambon, Haruku, dan Pulau Romang
Mercuri: Pulau Damar
Perak: Pulau Romang
Logam Dasar: Pulau Haruku
dan Nusalaut
Kuarsa: Pulau Buru
Minyak Bumi: Bula (Pulau
Seram), Laut Banda, Kepulauan Aru
Cadangan Minyak : Maluku
Barat Daya
Perikanan
Provinsi Maluku
ditetapkan oleh Menteri KKP (Fadel Mohammad) sebagai Lumbung Ikan Nasional 2030
sejak digelarnya Sail Banda 2010. Maluku yang merupakan kepulauan bahari
terbesar di wilayah Nusantara memang layak dijadikan lumbung ikan
nasional karena potensi perikanan yang luar biasa banyaknya disertai laut yang
kaya dan masih terjaga dari campur tangan manusia. Daerah dengan potensi ikan
di wilayah Maluku yaitu
- Kepulauan Banda
- Kepulauan Kei
- Kepulauan Aru
- Maluku Tenggara Barat
- Maluku Barat Daya
Potensi Perikanan dan Sumber Daya Air Maluku
Sumber daya perairan
658.294,69 km2, dengan potensi sebagai berikut : - Laut Banda :
277.890 ton/tahun - Laut Arafura : 771.500 ton/tahun - Laut Seram :
590.640 ton/tahun Berbagai jenis ikan yang dapat ditangkap dan terdapat di
Maluku antara lain : ikan pelagis besar, ikan pelagis kecil, ikan
demersal, ikan karang, udang, lobster, cumi. Sementara untuk potensi budidaya
laut yang penyebarannya terdapat pada Laut Seram, Manipa, Buru, Kep. Kei, Kep.
Aru, Yamdena, pulau pulau terselatan dan wetar adalah kakap putih, kerapu,
rumput laut, tiram mutiara, teripang, lobster, dan kerang-kerangan. Untuk
potensi budidaya payau adalah bandeng dan udang windu.
Energi
Kepulauan Indonesia
bagian timur umumnya serta Maluku secara khususnya mengalami dampak benturan
lempeng Pasifik, lempeng India-Australia dan lempeng Eurasia relatif lebih
intensif yang menyebabkan wilayah ini menjadi salah satu yang sangat dinamis
dengan berbagai jenis bahan tambang dan energi. Cadangan gas terbesar di
Indonesia tercatat berada di blok Pulau Masela di MTB (Maluku
Tenggara Barat).
Profil pariwisata Maluku
yang berisikan objek dan daya tarik maupun mengunjungi Maluku, merupakan
kenyataan-kenyataan potensi kepariwisataan yang begitu menjanjikan terutama
bagi wisatawan untuk saatnya datang berkunjung menyaksikan keindahan alam
meliputi : Ketersediaan daya tarik bawah laut sesuai dengan karakteristik
wilayah Maluku sebagai daerah kepulauan, Gunung api, Gunung api bawah laut,
Daerah perbukitan, Pemandangan alam, Teluk, Danau dan Keramah-tamahan
masyarakat Maluku yang sudah dikenal sejak dahulu dengan tradisi masyarakat
yang menganggap Wisatawan Sebagai Raja
“Tourist is A King” Sejak zaman purba kala, Maluku diakui telah memiliki daya
tarik alam selain daripada rempah-rempahnya. Terdiri dari ratusan kepulauan
membuat Maluku memiliki keunikan panorama disetiap pulaunya dan mengundang
banyak turis asing datang untuk mengunjungi bahkan menetap di kepulauan ini.
Selain objek wisata alam, beberapa peninggalan zaman kolonial juga merupakan
daya tarik tersendiri karena masih dapat terpelihara dengan baik hingga
sekarang. Bahkan di beberapa daerah,pariwisatanya sudah terkenal sampai ke
mancanegara.
Beberapa dari objek wisata terkenal di Maluku antara lain:
Pantai Natsepa Kota Ambon
Beberapa dari objek wisata terkenal di Maluku antara lain:
Pemandangan Taman Laut
yang indah mengingat pantai di Maluku masih banyak yang belum terjamah. Wisata
ini dapat dinikmati di Pulau Tiga, Manusela Beach, Pulau Banda.
Pantai Pasir Panjang
Pantai Pasir Panjang yang
di Tual Maluku Tenggara merupakan pantai yang sangat menakjubkan dengan pasir
putihnya yang sangat panjang dan lembut menyerupai tepung itu membuat mata tak
tahan melihatnya disiang hari karena memancarkan cahaya yang menyilaukan.
Pantai Natsepa, Ambon
Pantai berpasir putih ini
terletak di tepi jalan Provinsi dan menghadap ke beberapa Pulau. Sambil
menikmati keindahan panorama juga dapat menikmati es kelapa muda dan rujak buah
khas Natsepa. Sangat bagus untuk liburan akhir pekan keluarga dan kerabat
sayang kalau tidak menikmatinya
Pintu Kota, Ambon
Pantai pintu kota yang
juga masih ada di ujung Pulau Ambon ini sangat menarik dengan batu karang
khasnya yang sangat besar dan berlubang seperti pintu dan ada lorong di
bawahnya membuat wisatawan yang datang tak henti-hentinya mengabadikan salah
satu wujud kebesaran Tuhan yang sulit ditemui di tempat lain. Pintu kota juga
merupakan sebuah batu karang besar berbentuk gapura yang yang menjorok ke Laut
Banda di antara Desa Airlouw dan Desa Seri, sebelah Jazirah Leitimor. Tersedia
beberapa fasilitas berteduh terutama untuk menikmati panorama matahari terbit
dan bentuk-bentuk batu karang yang spesifik.
- Benteng Duurstede,
Saparua
- Benteng Amsterdam, Ambon
- Benteng Victoria, Ambon
- Benteng Belgica, Banda
Terletak di sebelah timur
laut jazirah Leihitu berhadapan dengan Pulau Seram berpasir putih sepajang
kurang lebih 4 km, berjarak 40 km dari pusat kota. Air lautnya bening
mengundang setiap pengunjung untuk terjun ke laut. Sebuah restoran di laut
milik masyarakat setempat menyediakan makan khas Malauku, ikan bakar dan
colo-colo. Bersebelahan dengan pantai ini terdapat Dermaga Feri untuk
penyerbangan ke Pulau Seram, bekas lapang terbang Jepang yang dipakai zaman
Perang Dunia II.
Pulau Ombo
Pulau Pombo sebuah pulau karang atoll berpasir putih dan dihuni oleh burung-burung Pombo (merpati).
Pulau Pombo sebuah pulau karang atoll berpasir putih dan dihuni oleh burung-burung Pombo (merpati).
Wisata Budaya
Sebagai salah satu daerah
tujuan wisata utama di Indonesia bagian timur, Provinsi Maluku sangat kaya
dengan berbagai objek wisata baik berupa panorama alam maupun bangunan-bangunan
peninggalan sejarah seperti Masjid Kuno Desa Kaitetu dan hasil kerajinan.
Tentang Ambon Cyber City
Pada pertengahan tahun
2008, kota Ambon ditetapkan sebagai Cyber City. Pekerjaan proyek Ambon Cyber
City yang dilakukan Pemkot Ambon untuk memberikan kemudahan berakses internet
telah selesai hingga akhir Desember tahun tersebut. Pelaksanaan proyek ini
semata-mata guna memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk berakses dengan
mudah dan murah ke "dunia maya", tanpa harus antri di "warung
internet" atau berlangganan telepon dengan biaya mahal untuk berinternet.
Hanya dengan modal laptop atau komputer yang memiliki fasilitas wireless,
masyarakat sudah bisa menikmati internet dengan mudah berbagai tempat di pusat
kota Ambon. Pemkot Ambon pun telah menjalin kerja sama dengan perusahaan
telekomunikasi Telkomsel untuk meminjam tower perusahaan seluler itu, di mana
peralatan Cyber akan dipasang pada menara tower milik perusahaan itu, sehingga
bisa memancarkan sinyalnya dan menjangkau seluruh wilayah Kota Ambon. Kota
Ambon termasuk dalam kota-kota pertama di Indonesia yang telah menjadi Cyber
City.
III. Pendidikan
Perguran Tinggi Negeri
Nama Perguruan Tinggi
|
Universitas Pattimura (UNPATTI)
|
Politeknik Negeri Ambon (POLNAM)
|
Politeknik Perikanan
Negeri Tual (POLIKANT)
|
Institut Agama Islam
Negeri Ambon (IAIN)
|
Sekolah Tinggi Agama Kristen
Protestan Negeri Ambon(STAKPN)
|
Perguruan Tinggi Swasta
Nama Perguruan Tinggi
|
Universitas Kristen
Indonesia Maluku (UKIM)
|
Universitas Darussalam
(UNIDAR)
|
Universitas Iqra
|
Sekolah Tinggi Ilmu
Administrasi (STIA) Ambon
|
STIA Abdul Aziz
Kataloka
|
Sekolah Tinggi Ilmu
Administrasi (STIA) Said Perimtah
|
Sekolah Tinggi Ilmu
Administrasi (STIA) Darul Rachman
|
Sekolah Tinggi Ilmu
Administrasi (STIA) Langgur
|
Sekolah Tinggi Ilmu
Administrasi (STIA) Saumlaki
|
Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi (STIE) Umel
|
Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi (STIE) Saumlaki
|
Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Manajemen (STIEM) Rutu Nusa
|
Sekolah Tinggi Ilmu
Sosial (STIS) Mutiara
|
Sekolah Tinggi Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik (STISIP) Kebangsaan
|
Sekolah Tinggi
Perikanan Hatta Sjahrir
|
STKIP Gotong Royong
|
Akademi Maritim Maluku
(AMM)
|
Akademi Kebidanan
(AKBID) Aru
|
Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan (STIKes) Maluku Husada
|
IV. Sejarah
Maluku memiliki sejarah yang panjang mengingat daerah ini telah dikuasai bangsa asing selama kurang lebih 2300 tahun lamanya dengan didominasi secara berturut-turut oleh bangsa Arab, Portugis, Spanyol, dan Belanda serta menjadi daerah pertempuran sengit antara Jepang dan Sekutu pada era Perang Dunia ke II. Para penduduk asli Banda berdagang rempah-rempah dengan negara-negara Asia lainnya, seperti Cina, paling tidak sejak zaman Kekaisaran Romawi. Dengan adanya kemunculan agama Islam, perdagangan didominasi oleh para pedagang Muslim. Salah satu sumber kuno Arab menggambarkan lokasi dari pulau ini berjarak sekitar lima belas hari berlayar dari Timur 'pulau Jaba' (Jawa) namun perdagangan langsung hanya terjadi hingga akhir tahun 1300-an. Para pedagang Arab tidak hanya membawa agama Islam, tetapi juga sistem kesultanan dan mengganti sistem lokal yang di mana didominasi oleh Orang Kaya, yang di samping itu lebih efektif digunakan jika berurusan dengan pihak luar. Melalui perdagangan dengan para pedagang Muslim, bangsa Venesia kemudian datang untuk memonopoli perdagangan rempah-rempah dari Eropa antara 1200 dan 1500, melalui dominasi atas Mediterania ke kota pelabuhan seperti Iskandariyah (Mesir), setelah jalur perdagangan tradisional mulai terganggu oleh Mongol dan Turki. Dalam menunjang monopoli ini kemudian mereka ikut serta dalam Abad Eksplorasi Eropa. Portugal mengambil langkah awal penjelajahan dengan berlayar ke sekitar tanjung selatan benua Afrika, mengamankan rute-rute penting perdagangan, bahkan tanpa sengaja menemukan pantai Brazil dalam pencarian ke arah selatan. Portugal akhirnya sukses dan pembentukan daerah monompolinya sendiri dan memancing keukasaan maritim lain seperti Spanyol-Eropa, Perancis, Inggris dan Belanda untuk mengganggu posisinya. Karena tingginya nilai rempah-rempah di Eropa dan besarnya pendapatan yang dihasilkan, Belanda dan Inggris segera terlibat dalam konflik untuk mendapatkan monopoli atas wilayah ini. Persaingan untuk memiliki kontrol atas kepulaiuan ini menjadi sangat intensif bahakn untuk itu Belanda bahkan memberikan pulau Manhattan (sekarang New York), di pihak lain Inggris memberikan Belanda kontrol penuh atas kepulauan Banda. Lebih dari 6.000 jiwa di Banda telah gugur dan mati syahid dalam perang memperebutkan rempah-rempah ini. Dan di kemudian hari, kemenangan atas kepulauan ini dikantongi Kerajaan Belanda.
Maluku memiliki sejarah yang panjang mengingat daerah ini telah dikuasai bangsa asing selama kurang lebih 2300 tahun lamanya dengan didominasi secara berturut-turut oleh bangsa Arab, Portugis, Spanyol, dan Belanda serta menjadi daerah pertempuran sengit antara Jepang dan Sekutu pada era Perang Dunia ke II. Para penduduk asli Banda berdagang rempah-rempah dengan negara-negara Asia lainnya, seperti Cina, paling tidak sejak zaman Kekaisaran Romawi. Dengan adanya kemunculan agama Islam, perdagangan didominasi oleh para pedagang Muslim. Salah satu sumber kuno Arab menggambarkan lokasi dari pulau ini berjarak sekitar lima belas hari berlayar dari Timur 'pulau Jaba' (Jawa) namun perdagangan langsung hanya terjadi hingga akhir tahun 1300-an. Para pedagang Arab tidak hanya membawa agama Islam, tetapi juga sistem kesultanan dan mengganti sistem lokal yang di mana didominasi oleh Orang Kaya, yang di samping itu lebih efektif digunakan jika berurusan dengan pihak luar. Melalui perdagangan dengan para pedagang Muslim, bangsa Venesia kemudian datang untuk memonopoli perdagangan rempah-rempah dari Eropa antara 1200 dan 1500, melalui dominasi atas Mediterania ke kota pelabuhan seperti Iskandariyah (Mesir), setelah jalur perdagangan tradisional mulai terganggu oleh Mongol dan Turki. Dalam menunjang monopoli ini kemudian mereka ikut serta dalam Abad Eksplorasi Eropa. Portugal mengambil langkah awal penjelajahan dengan berlayar ke sekitar tanjung selatan benua Afrika, mengamankan rute-rute penting perdagangan, bahkan tanpa sengaja menemukan pantai Brazil dalam pencarian ke arah selatan. Portugal akhirnya sukses dan pembentukan daerah monompolinya sendiri dan memancing keukasaan maritim lain seperti Spanyol-Eropa, Perancis, Inggris dan Belanda untuk mengganggu posisinya. Karena tingginya nilai rempah-rempah di Eropa dan besarnya pendapatan yang dihasilkan, Belanda dan Inggris segera terlibat dalam konflik untuk mendapatkan monopoli atas wilayah ini. Persaingan untuk memiliki kontrol atas kepulaiuan ini menjadi sangat intensif bahakn untuk itu Belanda bahkan memberikan pulau Manhattan (sekarang New York), di pihak lain Inggris memberikan Belanda kontrol penuh atas kepulauan Banda. Lebih dari 6.000 jiwa di Banda telah gugur dan mati syahid dalam perang memperebutkan rempah-rempah ini. Dan di kemudian hari, kemenangan atas kepulauan ini dikantongi Kerajaan Belanda.
Arkeologi
Bukti arkeologi paling
awal adanya okupasi manusia di wilayah ini ditemukan sekitar tiga puluh dua
ribu tahun, tetapi bukti adanya permukiman yang lebih tua di Australia mungkin
mengindikasikan bahwa Maluku telah memiliki pengunjung sebelumnya. Bukti bahwa
semakin meluasya hubungan perdagangan jarak jauh dan frekuensi okupasi terhadap
kepulauan lain yang menjadi semakin tinggi, dimulai sekitar sepuluh ribu hingga
lima belas tahun kemudian. Batu permata dan perak yang biasanya digunakan
sebagai mata uang di semenanjung India sekitar 200 sebelum Masehi telah ditemukan
pada beberapa pulau. Maluku pada saat itu berkembang menjadi daerah
kosmopolitan di mana para pedagang rempah-rempah dari seluruh wilayah menetap
di sana, termasuk para pedagang Arab dan Cina yang mengunjungi atau bermaksud
untuk tinggal di daerah tersebut. Kemungkinan lainnya adalah Maluku telah
menjadi rumah bagi banyak bangsa-bangsa semi-nomadik Ras Melanesia. Gua-gua
prasejarah masih bisa ditemukan di daerah Seram bagian Utara dan di wilayah
Taniwel bisa dijumpai banyak fosil-fosil yang belum terungkap
Era Portugis dan Spanyol
Selain dari adanya
pengaruh kebudayaan hal yang paling signifikan dari efek kehadiran Portugis
adalah gangguan dan disorganisasi perdagangan Asia namun di samping itu adalah
adanya penyebaran Agama Kristen di Indonesia Timur termasuk Maluku. Portugis
yang telah menaklukkan Malaka pada awal abad keenambelas dan pengaruh mereka
terasa sangat kuat di Maluku dan kawasan lain di timur Indonesia. Setelah
penaklukan Portugis atas Malaka pada bulan Agustus 1511, Afonso de Albuquerque
pelajari rute ke Kepulauan Banda dan Kpulauan Rempah-Rempah lainnya dengan
mengirim sebuah penjelajahan tiga kapal ekspedisi di bawah
pimpinan António de Abreu, Simao Afonso Bisigudo dan Francisco
Serrano. Di tengah perjalanan untuk kembali, Francisco Serrao yang
terdampar di pulau Hitu (Ambon utara) pada 1512. Ia mendirikan hubungan dengan
penguasa lokal yang terkesan dengan kemampuan militer. Adanya pertikaian antara
Kerajaan Ternate dan Tidore juga melibatkan Portugis. Setelah bergabung dengan
Ternate, Serrão kemudian membangun benteng di pulau tersebut dan menjadi kepala
duitan dari para serdadu Portugis di bawah pelayanan satu dari dua sultan yang
berkuasa mengendalikan perdagangan rempah-rempah. Namun dengan adanya
penyebaran agama Kristen mengakibatkan terjadinya ketegangan dengan Penguasa
Ternate yang adalah Muslim. Ferdinand Magellan Serrão mendesak dia untuk
bergabung di Maluku dan memberikan informasi para penjelajah tentang Kepulauan
rempah-rempah. Akan tetapi, keduanya meninggal sebelum sempat bertemu satu sama
lain. Pada tahun 1535 Raja Tabariji diberhentikan dan dikirim ke Goa oleh
Portugis. Ia kemudaun menganut Kristen serta mengubah namanya menjadi Dom
Manuel. Setelah dinyatakan bersalah, dia dikirim kembali ke takhtanya kembali,
tetapi meninggal dalam perjalanan di Melaka pada 1545. Meskipun begitu, ia
mewariskan pulau Ambon kepada Ayah Baptisnya yang adalah seorang Portugis,
Jordão de Freitas. Setelah kejadian pembunuhan Sultan Hairun oleh Portugis,
Ternate keudian mengusir mereka pada tahun 1575 setelah pengepungan selama 5
tahun. Pendaratan Portugis yang pertama di Ambon terjadi pada tahun 1513, yang
di kemudian hari akan menjadi pusat kegiatan Portugal di Maluku setelah
pengusiran dari Ternate. Kekuatan Eropa di daerah tersebut pada saat itu lemah
dan Ternate makin menyebarkan kekuasaannya sebagai Kerajaan Islam anti Portugis
di bawah pimpinan Sultan Baab Ullah dan anaknya Sultan Said. Di Ambon, Portugis
mendapat perlawanan dari penduduk muslim lokal di daerah utara pulau tesebut
terutama di Hitu yang telah lama menjalin hubungan kerjasama perdagangan dan
agama dengan kota-kota pelabuhan di pantai utara Jawa.Sesungguhnya, Portugis
tidak pernah berhasil mengendalikan perdagangan rempah-rempah lokal dan gagal
dalam upaya untuk membangun otoritas mereka atas kepulauan Banda, pusat
produksi pala. Spanyol kemudian mengambil kontrol atas Ternate dan Tidore.
Misionaris dan saah satu dari Orang Suci Katolik, Santo Fransiscus Xaverius
(Saint Francis Xavier), tiba di Maluku pada tahun 1546-1547 kepada orang Ambon,
Ternate, dan Morotai serta meletakkan dasar untuk misi permanen di sana. Dengan
tibanya dia di sana, 10.000 orang telah dibaptis menjadi Katolik, dengan
persentase terbanyak di pulau Ambon dan sekitar tahun 1590 terdapat 50.000
bahkan 60.000 orang telah dibaptis, walaupun beberapa daerah sekitarnya tetap
menjadi daerah Muslim. Selama pekerjaan Misionaris, telah terdapat komunitas
Kristen dalam jumlah besar di daerah timur Indonesia selama beberapa waktu,
serta telah berkontribusi terhadap kepentingan bersama dengan Eropa, khususnya
di antara orang Ambon. Pengaruh lainnya termasuk sejumlah besar kata berasal
dari Indonesia Portugis yang di samping Melayu merupakan bahasa pergaulan
sampai awal abad kesembilanbelas. Kata-kata dalam Bahasa Indonesia seperti
pesta, sabun, bendera, meja, Minggu, semua berasal dari bahasa Portugis. Banyak
pula nama-nama keluarga di Maluku berasal dari Portugis seperti de Lima, Waas,
da Costa, Dias, de Fretas, Gonsalves, Mendosa, Rodrigues, dan da Silva.
Bangsa Belanda
Orang Belanda tiba
pada tahun 1599 dan melaporkan adanya usaha Portugis untuk memonopoli
perdagangan tradisional mereka. Setelah Orang Ambon berhasil membantu Belanda
dalam membangun benteng di Hitu Lama, Portugis memulai kampanye melawan bantuan
terhadap Ambon dari Belanda. Setelah 1605 Frederik Houtman menjadi
gubernur Belanda pertama Ambon. VOC merupakan perusahan perdagangan
Belanda yang terhambat oleh tiga faktor daam menjalankan usahanya yaitu:
Portugis, penduduk lokal dan Inggris. Sekali lagi, penyelundupan merupakan
satu-satunya cara untuk monopoli Eropa. Selama abad ke-17, Banda melakukan
perdagangan bebas dengan Ingris. Upaya Belanda adalah dengan mengurangi jumlah
penduduk asli Banda lalu mengirim lainnya ke luar pulai serta mendirikan instalasi
budak kerja. Walaupun lainnya kembali menetap di Kepulauan Banda, sisa wilayah
Maluku lainnya tetap sangat sulit untuk berada di bawah kontrol asing bahkan
setelah Portugis mendirikan stasiun perdagangannya di Makassar, terjadi
pemberontakan penduduk lokal pada tahun 1636 dan 1646. Di bawah kontrol kompeni
Maluku teradministrasi menjadi residen Belanda yaitu Ternate di Utara dan
Amboyna (Ambon) di selatan. Pertempuran-pertempuran yang hebat melawan
angkatan perang Belanda di darat dan di laut dikoordinir Kapitan
Pattimura yang dibantu oleh para penglimanya antara lain Melchior
Kesaulya, Anthoni Rebhok, Philip Latumahina dan Ulupaha.
Pertempuran yang menghancurkan pasukan Belanda tercatat seperti perebutan
benteng Belanda Duurstede, pertempuran di pantai Waisisil dan jasirah Hatawano,
Ouw- Ullath, Jasirah Hitu di Pulau Ambon dan Seram Selatan. Perang Pattimura
hanya dapat dihentikan dengan politik adu domba, tipu muslihat dan bumi hangus
oleh Belanda. Para tokoh pejuang akhirnya dapat ditangkap dan mengakhiri
pengabdiannya di tiang gantungan pada tanggal 16 Desember 1817 di kota Ambon.
Untuk jasa dan pengorbanannya itu, Kapitan Pattimura dikukuhkan sebagai
“PAHLAWAN PERJUANGAN KEMERDEKAAN” oleh pemerintah Republik Indonesia. Pahlawan
Nasional Indonesia.
Perang Dunia II
Pecahnya Perang Pasifik
tanggal 7 Desember 1941 sebagai bagian dari Perang Dunia II mencatat era baru
dalam sejarah penjajahan di Indonesia. Gubernur Jendral Belanda A.W.L. Tjarda
van Starkenborgh , melalui radio, menyatakan bahwa pemerintah Hindia Belanda
dalam keadaan perang dengan Jepang. Tentara Jepang tidak banyak kesulitan
merebut kepulauan di Indonesia. Di Kepulauan Maluku, pasukan Jepang masuk dari
utara melalui pulau Morotai dan dari timur melalui pulau Misool. Dalam waktu
singkat seluruh Kepulauan Maluku dapat dikuasai Jepang. Perlu dicatat bahwa
dalam Perang Dunia II, tentara Australia sempat bertempur melawan tentara
Jepang di desa Tawiri. Dan untuk memperingatinya dibangun monumen Australia di
negeri negeri Tawiri (tidak jauh dari Bandara Pattimura). Dua
hari setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, Maluku dinyatakan
sebagai salah satu provinsi Republik Indonesia. Namun pembentukan dan kedudukan
Provinsi Maluku saat itu terpaksa dilakukan di Jakarta, sebab segera setelah
Jepang menyerah, Belanda (NICA) langsung memasuki Maluku dan menghidupkan
kembali sistem pemerintahan kolonial di Maluku. Belanda terus berusaha
menguasai daerah yang kaya dengan rempah-rempahnya ini, bahkan hingga setelah
keluarnya pengakuan kedaulatan pada tahun 1949 dengan mensponsori terbentuknya
Republik Maluku Selatan (RMS).
Kabupaten dan Kota
No.
|
Kabupaten/Kota
|
Ibu kota
|
1
|
Kabupaten Buru
|
Namlea
|
2
|
Kabupaten Buru Selatan
|
Namrole
|
3
|
Kabupaten Kepulauan Aru
|
Dobo
|
4
|
Kabupaten Maluku Barat
Daya
|
Tiakur
|
5
|
Kabupaten Maluku Tengah
|
Masohi
|
6
|
Kabupaten Maluku
Tenggara
|
Langgur
|
7
|
Kabupaten Maluku
Tenggara Barat
|
Saumlaki
|
8
|
Kabupaten Seram Bagian
Barat
|
Piru (de facto)
|
9
|
Kabupaten Seram Bagian
Timur
|
Bula (de facto)
|
10
|
Kota Ambon
|
-
|
11
|
Kota Tual
|
-
|
ENSIKLOPEDI LAINNYA
Terkini Indonesia
Terbaik Indonesia
Travelling
Kita