indonesaEnglish



Senin, 12 Oktober 2015

Flora dan Fauna Khas Kalimantan Selatan

Senin, 12 Oktober 2015

Flora dan Fauna Khas Provinsi Kalimantan Selatan adalah Mangga Kasturi (Mangifera casturi) sebagai Flora Khas Kalimantan Selatan dan Bekantan (Nasalis larvatussebagai Fauna Khas Kalimantan Selatan.




Mangga Kasturi Flora Identitas Kalimantan Selatan

Mangga Kasturi, Sang Maskot Kalimantan Selatan ternyata telah ditetapkan sebagai salah satu tumbuhan yang “punah in situ” (Extinct in the Wild). Artinya Kasturi, salah satu spesies mangga yang menjadi flora identitas provinsi Kalimantan Selatan ini telah punah dari habitat aslinya. Kasturi yang dalam bahasa ilmiah (latin) disebut Mangifera casturi, merupakan salah satu dari sekitar 31 jenis mangga yang dapat ditemukan di Kalimantan, Indonesia. Bahkan, mangga yang dalam bahasa Inggris selain disebut kasturi juga dinamakan Kalimantan Mango ini merupakan tumbuhan endemik Kalimantan. Sayang, IUCN redlist melabelinya sebagai Extinct in the Wild atau telah punah dari habitat aslinya. Mangifera casturi mempunyai pohon yang mampu mencapai tinggi 25 meter dengan diameter batang antara 40-110 cm. Kulit kayu kasturi berwarna putih keabu-abuan sampai coklat terang. Daun berbentuk lanset dengan ujung yang meruncing. Saat muda daun kasturi berwarna ungu tua. Buah kasturi seperti buah mangga lainnya namun berukuran lebih kecil dengan berat kurang dari 80 gram.

Buah mangga kasturi, maskot Kalimantan Selatan yang berstatus ‘punah in situ’ Ada 3 varietas kasturi yaitu kasturi, cuban, dan asem pelipisan. Kasturi mempunyai buah membulat telur seperti mangga kecil, kulit buah tipis berwarna hijau bertotol hitam ketika muda dan menjadi kehitaman ketika tua. Daging buah berwarna oranye gelap. Varietas ini mempunyai aroma yang lebih harum dibandingkan varietas lainnya. Varietas kedua, cuban (kastuba) memiliki buah membulat telur, dengan kulit buah berwarna kemerahan, tidak menjadi hitam ketika tua, kulit buahnya sangat mudah dipisahkan dari daging buahnya. Daging buah berwarna kuning oranye.

Sedang varietas ketiga, asem pilipisan atau palipisan mempunyai buah menjorong, datar berwarna hijau pucat dengan totol hitam, bila tua tetap hijau. Daging buahnya berwarna hijau oranye kuning, berserat banyak. Spesies mangga yang ditetapkan sebagai flora identitas provinsi Kalimantan Selatan berdasarkan keputusan Menteri Dalam Negeri No. 48 tahun 1989 ini merupakan tanaman endemik yang hanya tumbuh di Kalimantan Selatan saja. Kasturi dapat tumbuh dengan baik di dataran rendah pada tanah aluvial dan lateral yang cukup air.

Kasturi Punah In Situ. Kasturi (Mangifera casturi) oleh IUCN Redlist dimasukkan dalam daftar tumbuhan berstatus konservasi Extinct in the Wild atau punah di alam liar (punah in situ) sejak 1998. Kepunahan spesies ini diakibatkan oleh rusaknya habitat akibat deforestasi hutan dan perambahan hutan. Untungnya masih ada yang membudidayakan tanaman ini di kebun-kebun dan pekarangan rumah. Budidaya oleh penduduk ini banyak dilakukan di kecamatan Mataraman kabupaten Banjar, provinsi Kalimantan Selatan. Bahkan mangga ini juga telah ditanam dibeberapa daerah lainnya. Meskipun masih belum punah dan masih dibudidayakan tetapi status Extinct in the Wild tentunya menjadi kerugian yang besar bagi keanekaragaman genetis flora Indonesia. Semoga status kasturi ini tidak disusul tumbuhan (dan satwa) lainnya.

Klasifikasi Ilmiah
Kerajaan: Plantae; Filum: Tracheophyta; Kelas: Magnoliopsida Ordo: Sapindales; Famili: Anacardiaceae; Genus: Mangifera; Spesies: Mangifera casturi(Kosterm)

Bekantan Fauna Identitas Kalimantan Selatan


Bekantan atau biasa disebut Monyet Belanda merupakan satwa endemik Pulau Kalimantan (Indonesia, Brunei, dan Malaysia). Bekantan merupakan sejenis kera yang mempunyai ciri khas hidung yang panjang dan besar dengan rambut berwarna coklat kemerahan. Dalam bahasa ilmiah, Bekantan disebut (Nasalis larvatus). Bekantan dalam bahasa latin (ilmiah) disebut Nasalis larvatus, sedang dalam bahasa inggris disebut Long-Nosed Monkey atau Proboscis Monkey. Di negara-negara lain disebut dengan beberapa nama seperti Kera Bekantan (Malaysia), Bangkatan (Brunei), Neusaap (Belanda). Masyarakat Kalimantan sendiri memberikan beberapa nama pada spesies kera berhidung panjang ini seperti Kera Belanda, Pika, Bahara Bentangan, Raseng dan Kahau. Bekantan yang merupakan satu dari dua spesies anggota Genus Nasalis ini sebenarnya terdiri atas dua subspesies yaitu Nasalis larvatus larvatus dan Nasalis larvatus orientalis. Nasalis larvatus larvatus terdapat dihampir seluruh bagian pulau Kalimantan sedangkan Nasalis larvatus orientalis terdapat di bagian timur laut dari Pulau Kalimantan.

Binatang yang oleh IUCN Redlist dikategorikan dalam status konservasi “Terancam” (Endangered) merupakan satwa endemik pulau Kalimantan. Satwa ini dijadikan maskot (fauna identitas) provinsi Kalimantan Selatan berdasarkan SK Gubernur Kalsel No. 29 Tahun 1990 tanggal 16 Januari 1990. Selain itu, satwa ini juga menjadi maskot Dunia Fantasi Ancol. Ciri-ciri dan Habitat Bekantan. Hidung panjang dan besar pada Bekantan (Nasalis larvatus) hanya dimiliki oleh spesies jantan. Fungsi dari hidung besar pada bekantan jantan masih tidak jelas, namun ini mungkin disebabkan oleh seleksi alam. Kera betina lebih memilih jantan dengan hidung besar sebagai pasangannya. Karena hidungnya inilah, bekantan dikenal juga sebagai Monyet Belanda.

Bekantan jantan berukuran lebih besar dari betina. Ukurannya dapat mencapai 75 cm dengan berat mencapai 24 kg. Kera Bekantan betina berukuran sekitar 60 cm dengan berat 12 kg. Spesies ini juga memiliki perut yang besar (buncit). Perut buncit ini sebagai akibat dari kebiasaan mengkonsumsi makanannya yang selain mengonsumsi buah-buahan dan biji-bijian mereka juga memakan dedaunan yang menghasilkan banyak gas pada waktu dicerna.

Bekantan (Nasalis larvatus) hidup secara berkelompok. Masing-masing kelompok dipimpin oleh seekor Bekantan jantan yang besar dan kuat. Biasanya dalam satu kelompok berjumlah sekitar 10 sampai 30 ekor. Satwa yang dilindungi ini lebih banyak menghabiskan waktu di atas pohon. Walaupun demikian Bekantan juga mampu berenang dan menyelam dengan baik, terkadang terlihat berenang menyeberang sungai atau bahkan berenang dari satu pulau ke pulau lain. Seekor Bekantan betina mempunyai masa kehamilan sekitar166 hari atau 5-6 bulan dan hanya melahirkan 1 (satu) ekor anak dalam sekali masa kehamilan. Anak Bekantan ini akan bersama induknya hingga menginjak dewasa (berumur 4-5 tahun).

Habitat Bekantan (Nasalis larvatus) masih dapat dijumpai di beberapa lokasi antara lain di Suaka Margasatwa (SM) Pleihari Tanah Laut, SM Pleihari Martapura, Cagar Alam (CA) Pulau Kaget, CA Gunung Kentawan, CA Selat Sebuku dan Teluk Kelumpang. Juga terdapat di pinggiran Sungai Barito, Sungai Negara, Sungai Paminggir, Sungai Tapin, Pulau Bakut dan Pulau Kembang.
Konservasi Bekantan. Bekantan (Nasalis larvatus) oleh IUCN Redlist sejak tahun 2000 dimasukkan dalam status konservasi kategori Endangered (Terancam Kepunahan) setelah sebelumnya masuk kategori “Rentan” (Vulnerable; VU). Selain itu Bekantan juga terdaftar pada CITES sebagai Apendix I (tidak boleh diperdagangkan secara internasional)

Pada tahun 1987 diperkirakan terdapat sekitar 260.000 Bekantan di Pulau Kalimantan saja tetapi pada tahun 2008 diperkirakan jumlah itu menurun drastis dan hanya tersisa sekitar 25.000. Hal ini disebabkan oleh banyaknya habitat yang mulai beralih fungsi, deforestasi, dan kebakaran hutan.

Klasifikasi Ilmiah

Kerajaan Animalia; Filum: Chordata; Kelas: Mammalia; Ordo:Primata; Famili: Cercopithecidae; Upafamili: Colobinae; Genus: Nasalis; Spesies:Nasalis larvatus



FLORA FAUNA INDONESIA

ENSIKLOPEDI LAINNYA



Terkini Indonesia

Terbaik Indonesia

Belanja Indonesia Lihat Lebih Lengkap >>>




Travelling Kita

Comments
0 Comments
 
Copyright ©2015 - 2024 THE COLOUR OF INDONESIA. Designed by -Irsah
Back to top
THE COLOUR OF INDONESIA