Flora dan Fauna Khas Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah Ajan Kelicung atau Kayu Hitam Nusa Tenggara
( Diospyros macrophylla). sebagai Flora Khas Nusa
Tenggara Barat dan Rusa Timor
(Cervus timorensis) sebagai
Fauna Khas Nusa Tenggara Barat.
Ajan Kelicung (Kayu Hitam Nusa Tenggara) Flora Identitas Nusa Tenggara Barat
Ajan kelicung atau kayu
hitam nusa tenggara (Diospyros macrophylla). merupakan flora
identitas provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Pohon ajan kelicung yang
diperkirakan berasal dari daerah di Filipina semakin menurun populasinya di
alam liar. Pohon ajan kelicung atau kayu hitam nusa tenggara disebut juga
dengan kilang, areng-areng, kacang (NTB), mahirangan (Kalimantan), ki kacalung,
ki calung (Sunda), dan siamang (Sumatera). Tanaman ini masih berkerabat dekat
dengan eboni (Diospyros celebica) dan kesemek. Diskripsi.
Ajang kelicung atau kayu hitam merupakan tanaman berkayu dengan
tinggi antara 10-46 meter. Batangnya mempunyai diameter hingga 60 cm. Batang
bagian bawah kayu hitam biasanya tidak bercabang hingga ketinggian antara 9-30
meter. Kulit batang ajan kelicung (kayu hitam) berwarna coklat hingga merah tua
dengan kayu berwarna putih. Ajan kelicung berdaun
tunggal berbentuk menjorong yang berujung lancip dengan panjang sekitar 7-35 cm
dengan lebar daun 3-19 cm. Bunganya berwarna putih kekuning-kuningan dan berbau
harum. Buah kayu hitam (Diospyros macrophylla) bulat berwarna merah muda
hingga jingga kekuningan. Kulit buahnya berbulu halus kemerah-merahan dengan
daging buah berwarna putih kekuning-kuningan. Buah ajan kelicung mempunyai rasa
yang manis. Dalam buah terdapat biji berwarna coklat.
Pohon ajan kelicung yang
dijadikan flora identitas provinsi Nusa Tenggara Barat, selain di Nusa Tenggara
di Indonesia juga didapati di Jawa, Sumatera, Kalimantan,
Sulawesi, Papua hingga Filipina. Habitat yang disukai tanaman ini adalah daerah
basah dengan curah hujan yang baik sehingga banyak dijumpai hidup di tepi
sungai, di tanah datar yang tidak tergenang air, tanah liat, tanah pasir
maupun tanah berbatu dalam hutan asli. Tumbuhan yang mampu hidup hingga
ketinggian 800 meter dpl dan berbunga musiman pada bulan April hingga Oktober
ini dapat diperbanyak dengan biji. Manfaat. Meskipun buah
ajan kelicung (Diospyros macrophylla) dapat dikonsumsi tetapi
pemanfaatan tanaman ini lebih kepada kayunya yang berkualitas baik. Kegunaan
kayu hitam ini sebagai bahan pembuat perabot rumah tangga, bahan jembatan,
bahan bangunan, kapal, patung, ukiran, kerajinan tangan hingga finir. Eksploitasi
tumbuhan bernilai ekonomis tinggi ini membuat ajan kelicung atau kayu hitam (Diospyros
macrophylla) menjadi tumbuhan yang terancam kelestariannya. Semoga dengan
ditetapkannya sebagai flora identitas (tumbuhan khas) Nusa Tenggara Barat, ajan
kelicung mendapatkan perhatian untuk dilestarikan.
Klasifikasi Ilmiah:
Kerajaan: Plantae;
Divisi: Magnoliophyta; Kelas: Magnoliopsida; Ordo: Ericales; Famili: Ebenaceae;
Genus: Diospyros; Spesies: Diospyros macrophylla.
Nama Indonesia:
Ajan kelicung, Kayu hitam
nusa tenggara. Kerabat Dekat: Eboni (kayu hitam sulawesi), kesemek, bisbul.
Rusa Timor Fauna Identitas Nusa Tenggara Barat
Rusa Timor (Cervus
timorensis) merupakan salah satu rusa asli Indonesia
selain rusa bawean, sambar, dan menjangan. Rusa timor yang mempunyai nama latin Cervus
timorensis diperkirakan asli berasal dari Jawa dan Bali, kini
ditetapkan menjadi fauna identitas provinsi Nusa Tenggara Barat
(NTB). Rusa Timor sering juga disebut sebagai rusa jawa. Dalam
bahasa Inggris, rusa timor mempunyai beberapa sebutan seperti Javan Rusa, Javan
Deer, Rusa, Rusa Deer, dan Timor Deer. Sedangkan dalam bahasa latin (ilmiah)
binatang ini disebut sebagai Cervus
timorensis yang mempunyai beberapa nama sinonim seperti Cervus
celebensis (Rorig, 1896), Cervus hippelaphus (G.Q.
Cuvier , 1825 ), Cervus lepidus (Sundevall, 1846), Cervus
moluccensis (Quoy & Gaimard, 1830), Cervus peronii (Cuvier,
1825), Cervus russa(Muller & Schlegel, 1845), Cervus
tavistocki (Lydekker, 1900), Cervus timorensis(Blainville,
1822), dan Cervus tunjuc (Horsfield, 1830).
Ciri-ciri Fisik dan Perilaku
Rusa timor (Cervus
timorensis) yang ditetapkan menjadi fauna identitas NTB, mempunyai bulu
berwarna coklat kemerah-merahan hingga abu-abu kecoklatan dengan bagian bawah
perut dan ekor berwarna putih. Rusa timor dewasa mempunyai panjang badan
berkisar antara 195-210 cm dengan tinggi badan mencapai antara 91-110 cm. Rusa
timor (Cervus timorensis) mempunyai berat badan antara 103-115 kg
walaupun rusa timor yang berada dipenangkaran mampu memiliki bobot sekitar 140
kg. Ukuran rusa timor ini meskipun kalah besar dari sambar (Cervus unicolor)
namun dibandingkan dengan rusa jenis lainnya seperti rusa bawean, dan
menjangan, ukuran tubuh rusa timor lebih besar. Rusa jantan memiliki
tanduk (ranggah) yang bercabang. Tanduk akan tumbuh pertama kali pada anak
jantan saat umur 8 bulan. Setelah dewasa, tanduk menjadi sempurna yang ditandai
dengan terdapatnya 3 ujung runcing. Rusa timor (Cervus timorensis) merupakan hewan yang dapat aktif di siang
hari (diurnal) maupun di malam hari (nokturnal), tergantung kondisi habitatnya.
Rusa timor sebagaimana rusa lainnya termasuk hewan pemamah biak yang menyukai
daun-daunan dan berbagai macam buah-buahan Rusa memakan berbagai bagian
tumbuhan mulai dari pucuk, daun muda, daun tua, maupun batang muda. Umumnya
rusa timor bersifat poligamus yaitu satu penjantan akan mengawini beberapa
betina. Rusa betina mempunyai anak setiap tahun dengan sekali musim rata-rata
satu ekor anak. Subspesies Rusa Timor. Whitehead (Schroder dalam Nugroho, 1992;
Semiadi, 2002) membagi jenis rusa timor (Cervus timorensis) menjadi 8
subspesies (anak jenis), yaitu:
- Cervus timorensis russa (Mul.&Schl.,
1844) biasa ditemukan di Pulau Jawa
- Cervus timorensis
florensis (Heude, 1896) biasa ditemukan Pulau Lombok
- Cervus timorensis
timorensis (Martens, 1936) biasa ditemukan P. Timor,
P. Rate
- Cervus timorensis
djonga (Bemmel, 1949) biasa ditemukan P. Muna dan P. Buton
- Cervus timorensis
molucensis (Q.&G.,1896) biasa ditemukan Kep. Maluku
- Cervus timorensis
macassaricus (Heude, 1896) biasa ditemukan P. Sulawesi
- Cervus timorensis
renschi (Sody, 1933)
- Cervus timorensis
laronesietes (Bemmel, 1949)
Habitat dan Persebaran. Rusa
timor diperkirakan berasal dari pulau Jawa dan Bali yang kemudian tersebar ke
berbagai wilayah di Indonesia. Bahkan telah diintroduksi juga ke berbagai
negara seperti Australia, Mauritius, Kaledonia, Selandia Baru, Papua Nugini,
dan Timor Leste. Habitat rusa timor adalah
padang rumput pada daerah beriklim tropis dan subtropis, namun binatang ini
mampu beradaptasi di habitat yang berupa hutan, pegunungan, dan rawa-rawa. Rusa
yang menjadi fauna identitas Nusa Tenggara Barat ini dapat hidup hingga
ketinggian 900 meter dpl. Populasi dan Konservasi. Populasi rusa timor
secara keseluruhan diperkirakan sekitar 10.000 hingga 20.000 ekor dewasa.
Berdasarkan jumlah populasi dan persebarannya, rusa timor dimasukkan dalam
status konservasi “vulnerable” (Rentan) oleh IUCN Red List. Populasi rusa timor
terbesar terdapat di TN. Wasur, Papua dengan populasi sekitar 8.000 ekor
(1992). Populasi di Jawa justru megalami pengurangan yang sangat besar. Seperti
di TN. Baluran sekitar 1.000 ekor (2008). Ancaman utama terhadap rusa timor
berasal dari perburuan yang dilakukan oleh manusia untuk mengambil dagingnya. Penurunan
populasi juga diakibatkan oleh berkurangnya lahan dan padang penggembalaan
(padang rumput) di Taman Nasional yang menjadi habitat rusa timor.
Hilangnya padang rumput ini ada yang diakibatkan oleh konversi menjadi lahan
pertanian dan pemikiman juga oleh kesalahan pengelolaan seperti penanaman pohon
yang yang kemudian merubah padang rumput menjadi hutan semak seperti yang
pernah terjadi di TN. Baluran.
Klasifikasi Ilmiah.
Kerajaan: Animalia.
Filum: Vertebrata. Sub filum : Chordata. Kelas: Mammalia. Ordo: Artiodactyla.
Famili: Cervidae. Genus: Cervus. Spesies: Cervus timorensis.
Sinonim: (Lihat artikel). Nama binomial (ilmiah): Cervus timorensis.
Nama Indonesia: Rusa timor.
FLORA FAUNA INDONESIA
ENSIKLOPEDI LAINNYA
Terkini Indonesia
Terbaik Indonesia
Travelling
Kita