Bandara Internasional
Sultan Mahmud Badaruddin II (kode IATA: PLM)
adalah bandar udara internasional yang melayani
kota Palembang,Sumatera Selatan dan sekitarnya. Bandara initerletak
di wilayah KM.10 Kecamatan Sukarame. Bandara Internasional Sultan Mahmud
Badaruddin II dioperasikan oleh PT Angkasa Pura 2. Nama bandara ini
diambil dari nama Sultan Mahmud Badaruddin II (1767-1862), seorang
pahlawan daerah yang pernah memimpin Kesultanan Palembang Darussalam
(1803-1819)
Sejarah Singkat
Pada tanggal 1
Januari 1920, bandara karena suatu hal konsesi atas tanah perkebunan itu
berpindah tangan kepada Palembang Maatschappij (Palembang MIJ)
atau NV Palembang Maskapai. Tahun itu terdapat kabar pionir penerbang
bangsa Belanda dikepalai oleh Jan Pieterszoon Coen akan
menerbangkan pesawat kecilnya Fokker dari Eropa ke
wilayah Hindia Belanda dalam waktu 20 jam terbang. Maka Palembang MIJ
yang memegang konsesi atas tanah itu, menyediakan sebidang lahan untuk
diserahkan sebagai lapangan terbang pertama di Kota Palembang.
Pada tanggal 1
Januari 1950, bandara ini menjadi lapangan udara bersama baik untuk
kegunaan sipil maupun militer status bandara ini
menjadi Bandar Udara Sultan Mahmud Badaruddin II. Pada
tanggal 1 Januari 1970, bandara ini resmi dikelola oleh
Manajemen PT (Persero) Angkasa Pura II. Pada saat
Provinsi Sumatera Selatan resmi terpilih sebagai tuan rumah PON
XVI tahun 2004, pemerintah berupaya untuk memperbesar kapasitas
bandara sekaligus mengubah status bandara ini menjadi bandara
internasional. Gedung terminal baru Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II
akhirnya berhasil rampung dan diresmikan pada 1 Januari 1990.
Peristiwa Woyla
Pada tanggal 28
Maret 1981, lima orang teroris yang dipimpin Imran bin
Muhammad Zein, dan mengidentifikasi diri sebagai anggota kelompok
ekstremis Islam "Komando Jihad", membajak
pesawat Penerbangan 206 Garuda Indonesia setelah lepas landas
dari Pelabuhan Udara Sipil Talangbetutu ke Bandara Polonia, Medan.
Pembajakan yang terjadi di Pelud Talang Betutu ini dikenal dengan
sebutan Peristiwa Woyla. Penerbangan dengan
pesawat DC-9 Woyla tersebut berangkat dari Jakarta pada
pukul 08.00 pagi, transit di Palembang, dan akan terbang ke
Medan dengan perkiraan sampai pada pukul 10.55. Dalam penerbangan, pesawat
tersebut tiba-tiba dibajak oleh lima orang teroris Komando Jihad yang menyamar
sebagai penumpang. Setelah mendarat sementara untuk mengisi bahan bakar
di Bandara Penang, Malaysia, akhirnya pesawat tersebut terbang dan
mengalami drama puncaknya di Bandara Don
Mueang di Bangkok, Muang Thaitanggal 31 Maret. Peristiwa pembajakan
pesawat Garuda DC-9 Woyla yang berangkat dari Pelabuhan Udara Sipil
Talangbetutu ini menjadi peristiwa terorisme bermotif "jihad" pertama
yang menimpa Indonesia dan satu-satunya dalam sejarah maskapai
penerbangan Indonesia. Sumber Gambar : MetroTV
Pengembangan
Bandara ini telah resmi
menjadi bandara bertaraf internasional dan bisa didarati oleh pesawat yang
berbadan besar pada 1 Januari 1970. Pengembangan bandara
tersebut mulai dilakukan pada 1 Januari 1990 dengan total biaya
Rp366,7 miliar yang berasal dari ';'Japan International Bank Corporation';'
Rp251,9 miliar dan dana pendamping dari APBN sebesar Rp114,8 miliar. Antara perkembangan yang
dilaksanakan adalah perpanjangan landas pacu sepanjang 300 meter x 60
meter menjadi 3.000 meter x 60 meter, pembangunan tempat parkir kendaraan
seluas 20.000 meter yang dapat menampung 1.000 kendaraan serta pembangunan
gedung terminal penumpang tiga lantai seluas 13.000 meter persegi yang dapat
menampung 1250 penumpang, dilengkapi garbata dan
terminal kargo dan bangunan penunjang lainnya seluas 1.900 meter
persegi. Hasil pengembangan ini
membuat Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II dapat
didarati pesawat Airbus A330 dan sejenisnya serta Boeing
747 . Selain itu, arus penumpang diproyeksikan akan naik dari 7.720
penumpang menjadi 16.560 penumpang. Setelah itu akan ada pembangunan jalan
tol Indralaya-Palembang-Bandara Sultan Mahmud Badarudin II untuk
mempermudah akses ke Bandara.
Lokasi
BANDARA SUMATERA
Terkini Indonesia
Terbaik Indonesia
Travelling
Kita