Flora dan Fauna Khas Provinsi Papua ditetapkan Buah Merah (Pandanus
conoideus) Flora Khas
Papua dan Burung Cendrawasih (Seleucidis melanoleucus) sebagai Fauna
Khas Papua.
Buah Merah Flora Identitas Propinsi Papua
Buah merah (Pandanus conoideus) adalah maskot provinsi Papua.
Buah yang termasuk dalam famili pandan (Pandanaceae) dan menjadi maskot (flora
identitas) provinsi Papua ini oleh masyarakat setempat sering dijadikan
penunjang makanan pokok sehari-hari. Dan oleh sebagian lagi dipercaya sebagai
obat herbal untuk berbagai penyakit. Di Papua sendiri buah merah dikenal
sebagai kuansu, sedangkan di Maluku dikenal sebagai Pandan seran (Maluku) atau
saun (Seram) dan sihu (Halmahera). Dalam bahasa Inggris dikenal dengan sebutan
Red Fruit. Buah merah mempunyai nama latin Pandanus conoideus Lam.
yang bersinonim dengan Pandanus butyrophorus Kurz, P. cominsiiHemsl., P.
magnificus Martelli, P. minusculus B.C.Stone, P.
plicatus H.St.John, dan P. subumbellatus Becc. ex
Solms. Buah merah (Pandanus
conoideus) merupakan anggota famili Pandanaceae (pandan-pandanan) dengan
tinggi hingga mencapai 15 meter. Hidup merumpun hingga belasan batang. Batang
pohon buah merah berwarna coklat dengan bercak putih, berbentuk bulat dan
mempunyai hingga lima cabang. Pada batangnya juga terdapat akar udara yang
menggantung sampai ketinggian 1 m dari pangkal batang. Daun pohon buah merah
berwarna hijau tua, berbentuk pita sepanjangnya antara 90-an cm hingga 320 cm
yang pinggirnya berduri-duri kecil. Bunga berwarna kemerahan. Buahnya
berwarna merah coklat saat muda dan merah bata, merah kecoklatan, atau ada pula
yang kuning ketika tua, bentuknya panjang lonjong, dengan panjang 50-120 cm dan
berdiameter 10-25 cm. Buah merah (Pandanus conoideus) yang merupakan
flora maskot Papua tersebar di pulau Papua (Indonesia dan Papua Nugini) serta
di Maluku. Tanaman ini dapat tumbuh pada dataran rendah hingga ketinggian
2.500 m.
Manfaat Buah Merah
Buah merah digunakan oleh
masyarakat Papua diperas dan dimanfaatkan sebagai makanan campuran untuk sagu,
talas, dan ubi kayu. Sisa perasan (ampas) digunakan sebagai makanan ternak. Buah
merah (Pandanus conoideus) juga dapat diolah menjadi minyak sari
buah merah. Minyak ini selain digunakan untuk memasak makanan juga dipercaya
mampu menjadi penyembuh berbagai penyakit. Buah merah selain mengandung
karbohidrat pun mengandung Lipid, Asam palmitat, Asam linoleat, Asam oleat,
beta karoten, beta cryptoxanthin, vitamin E, omega 3, omega 9, dan sodium.
Kandungan yang terdapat pada buah merah ini dipercaya mampu menjadi antikanker
untuk mengobati berbagai kanker. Juga dapat menyembuhkan tumor, darah tinggi,
asam urat, stroke, gangguan pada mata, herpes, kencing manis, ostereoporosis,
wasir dan lupus. Karena populasinya masih banyak di alam bebas, tanaman buah
merah ini bukan termasuk tumbuhan langka maupun tumbuhan yang
dilindungi di Indonesia. Namun tidak menutup kemungkinan dikemudian hari
tanaman yang menjadi maskot Papua ini menjadi
tumbuhan yang langka. Ini seiring dengan makin meluasnya deforestasi dan
eksploitasi buah merah untuk diperjualbelikan sebagai obat herbal. Tetap
diperlukan kebijakan dari pemerintah agar Buah Merah Si Maskot Papua yang
ampuh ini kalaupun bernilai ekonomis yang tinggi tetap dapat dimanfaatkan
secara berkelanjutan.
Klasifikasi Ilmiah
Kerajaan: Plantae;
Divisi: Magnoliophyta; Kelas: Liliopsida; Ordo: Pandanales; Famili:
Pandanaceae; Genus: Pandanus; Spesies: Pandanus conoideus.
Burung Cenderawasih Fauna Identitas Propinsi Papua
Burung Cendrawasih
(Seleucidis melanoleucus) layak digelari sebagai Burung
Surga (Bird of Paradise).
Burung Cendrawasih yang merupakan burung khas Papua, terutama yang jantan,
memiliki bulu-bulu yang indah layaknya bidadari yang turun dari surga
(kayangan). Keindahan bulu Cendrawasih tiada duanya. Burung Cendrawasih
merupakan sekumpulan spesies burung yang dikelompokkan dalam famili
Paradisaeidae. Burung yang hanya terdapat di Indonesia bagian timur, Papua
Nugini, dan Australia timur ini terdiri atas 14 genus dan dan sekitar 43
spesies. 30-an spesies diantaranya bisa ditemukan di Indonesia. Oleh masyarakat
Papua, burung cendrawasih dipercaya sebagai titisan bidadari dari
surga. Dulunya burung ini dianggap sebagai burung cantik tetapi tidak berkaki.
Mereka tidak akan turung ke tanah tetapi hanya berada di udara saja lantaran
bulu-bulunya yang indah. Karena itu kemudian burung Cenderawasih terkenal
sebagai Bird of Paradise atau Burung Surga (Kayangan). Dan
beberapa jenis yang terkenal adalah dari genusParadisaea yang
penamaannya berasal dari kata Paradise.
Diskripsi dan Ciri Cendrawasih.
Burung-burung Cendrawasih
mempunyai ciri khas bulunya yang indah yang dimiliki oleh burung jantan.
Umumnya bulunya berwarna cerah dengan kombinasi beberapa warna seperti hitam,
cokelat, kemerahan, oranye, kuning, putih, biru, hijau dan ungu. Ukuran burung
Cenderawasih beraneka ragam. Mulai dari yang berukuran 15 cm dengan berat 50
gram seperti pada jenis Cendrawasih Raja (Cicinnurus regius), hingga
yang berukuran sebesar 110 cm Cendrawasih Paruh Sabit Hitam (Epimachus
albertisi) atau yang beratnya mencapai 430 gram seperti pada Cendrawasih
Manukod Jambul-bergulung (Manucodia comrii). Keindahan bulu Cendrawasih
jantan digunakan untuk menarik perhatian lawan jenis. Untuk ‘merayu’ betina
agar bersedia diajak kawin, burung jantan akan memamerkan bulunya dengan
melakukan tarian-tarian indah. Sambil bernyanyi di atas dahan, pejantan
bergoyang dengan berbagai gerakan ke berbagai arah. Bahkan terkadang hingga
bergantung terbalik bertumpu pada dahan. Namun, tiap spesies Cendrawasih
tentunya punya tipe tarian tersendiri. Burung Cendrawasih mempunyai habitat hutan lebat
yang umumnya di daerah dataran rendah. Burung dari surga ini dapat dijumpai di
beberapa pulau di Indonesia bagian timur seperti Maluku dan Papua. Selain itu
juga dapat ditemukan di Papua Nugini dan Australian Timur.
Jenis-jenis Burung Cendrawasih
Cendrawasih terdiri atas 13 genus yang mempunyai sekitar 43 spesies (jenis).
Indonesia merupakan negara dengan jumlah spesies Cendrawasih terbanyak. Diduga
sekitar 30-an jenis Cendrawasih bisa ditemukan di Indonesia. Dan 28 jenis
diantaranya tinggal di pulau Papua.
Beberapa jenis
Cendrawasih yang terdapat di Indonesia diantaranya adalah:
- Cendrawasih Gagak (Lycocorax
pyrrhopterus); endemik Maluku.
- Cendrawasih Panji (Pteridophora
alberti); Papua
- Cendrawasih Kerah (Lophorina
superba); Papua
- Cendrawasih Paruh-sabit
Kurikuri (Epimachus fastuosus); Papua.
- Cendrawasih Botak (Cicinnurus
respublica); endemik pulau Waigeo, Raja Ampat.
- Cendrawasih Raja (Cicinnurus
regius); Papua dan pulau sekitar.
- Cendrawasih Belah Rotan
(Cicinnurus magnificus); Pulau Papua
- Bidadari Halmahera (Semioptera
wallacii); endemik Maluku.
- Cendrawasih Mati Kawat
(Seleucidis melanoleuca); Papua.
- Cendrawasih Kuning
Kecil (Paradisaea minor); Pulau Papua
- Cendrawasih Kuning
Besar (Paradisaea apoda); Pulau Papua
- Cendrawasih Raggiana (Paradisaea
raggiana); Pulau Papua
- Cendrawasih Merah (Paradisaea
rubra); endemik pulau Waigeo, Indonesia.
- Toowa Cemerlang (Ptiloris
magnificus); Indonesia, Papua Nugini, dan Australia.
- Manukodia Mengkilap (Manucodia
ater); Indonesia dan Papua Nugini.
- Paradigala Ekor-panjang
(Paradigalla carunculata); Papua.
- Astrapia Arfak (Astrapia
nigra); endemik Papua, Indonesia.
- Parotia Arfak (Parotia
sefilata); endemik Papua, Indonesia.
- Pale-billed Sicklebill
(Drepanornis bruijnii); Indonesia dan Papua Nugini.
Burung Cendrawasih Mati
Kawat (Seleucidis melanoleuca) ditetapkan menjadi Fauna
Identitas provinsi Papua. Dan beberapa jenis seperti Cendrawasih Raja,
Cendrawasih Botak, Cendrawasih Merah, Toowa, dan Cendrawasih Kuning Kecil,
telah masuk dalam daftar jenis satwa yang dilindungi berdasarkan UU No 5
Tahun 1990 dan PP No 7 Tahun 1999. Sayangnya populasi burung Cendrawasih
semakin hari semakin terancam dan langka akibat perburuan dan perdagangan
liar yang terus berlangsung.
Klasifikasi Ilmiah
Kerajaan: Animalia;
Filum: Chordata; Kelas: Aves; Ordo: Passeriformes;
Famili: Paradisaeidae;
Genus: Lycocorax, Pteridophora, Lophorina, Epimachus, Cicinnurus,
Semioptera, Seleucidis, Paradisaea, Ptiloris, Manucodia, Paradigalla, Astrapia,
Drepanornis, dan Parotia.
FLORA FAUNA INDONESIA
ENSIKLOPEDI LAINNYA
Terkini Indonesia
Terbaik Indonesia
Travelling
Kita