KOMPAS.com - Meski sudah memiliki
banyak bangunan tinggi dan sering didemo warganya, New York kembali
mengembangkan gedung tinggi. Gedung pendatang baru ini adalah 76 11th Avenue,
terletak di antara 17th dan 18th Streets yang telah diakusisi HFZ Capital pada
bulan April lalu.
Investor ini telah
mengucurkan dana senilai 870 juta dollar Amerika Serikat atau ekuivalen dengan
Rp 11,8 triliun. 76 11th Avenue merupakan gedung hasil rancangan Bjarke Ingels
Group (BIG). Proyek BIG itu akan berada di atas lahan seluas 7,43 hektar dan
terdiri atas dua bangunan, yakni menara barat dan menara timur. Menara barat
menjulang 122,5 meter dan menara timur setinggi 92,05 meter. Kedua menara itu
berdiri di atas dasar aktif bersama dengan komponen ritel dan sebuah hotel.
Ritel-ritel akan berada di seluruh lantai pertama dengan sisa ruangan bisa juga digunakan sebagai sebuah galeri. Tiga lantai berikutnya difungsikan sebagai hotel dan fasilitas perumahan. Masing-masing fungsi tersebut seluas 4.645 meter persegi ritel, 1,39 hektar hotel, dan 5,11 hektar hunian dan fasilitas lainnya. Selain itu, 76 11th Avenue juga terindikasi akan memiliki 300 kondominium di dalamnya.
Awalnya, rencana
pembangunan hotel di 76 11th Avenue membentang menghadap gedung High Line,
namun versi terbaru mengubah kedua menara menjadi hunian secara keseluruhan. Struktur
bangunan menggunakan potongan diagonal sehingga memungkinkan unit di tepi
selatan menara barat melihat High Line. Akibat struktur bangunan seperti itu,
unit-unit hunian di 76 11th Avenue lebih berhaga ketimbang proyek setipe di
lingkungan sekitarnya.
Berkat adanya
pengendalian tata ruang, maka lingkungan sekitar tidak memiliki pembangunan
baru yang mendekati 76 11th Avenue. Meski
begitu, 76 11th Avenue dijual seharga 1.100 dollar AS atau setara dengan Rp 15
juta per kaki perseginya. Rencananya, konstruksi selesai di tahun 2018.
Link Terkait
Terkini Indonesia
Terbaik Indonesia
Travelling
Kita