indonesaEnglish



Jumat, 18 Desember 2015

3. Penyebab Kreativitas Karya Anak Bangsa Terkebiri ...

Jumat, 18 Desember 2015


CONTRIBUTOR
PANGKI PANGLUAR

3. Penyebab Kreativitas Karya Anak Bangsa Terkebiri ...

Lucu dan miris. Jawaban ini memang tepat diberikan dari tulisan yang Saya buat ini. Melihat berita Penutupan Go-Jek dan aplikasi sejenisnya, yang menyalahi aturan. Membuat Saya bertanya, ada apa ini ?. "Baru saja berkembang, baru saja bisa menghidupi sebagian orang yang bekerja dari adanya Aplikasi Ojek Online ini, dan sekali lagi baru saja sebagian besar Orang juga terbantu dengan kehadiran Aplikasi Ojek Online ini ?" Dan sebuah pertanyaan besar sekali lagi terlontar dari mata hati Saya. Ada apa Ya ?

Para Aplikator Muda yang notabanenya merupakan Anak Bangsa yang berusaha untuk memecahkan dan memajukan Negara Indonesia ke tingkat yang lebih layak, sekali lagi harus terkebiri...


Nadiem Makarim (tengah, baju hitam), Pendiri Go-Jek

Jauh sebelum itu, sebenarnya prestasi yang dapat ditorehkan oleh Anak Bangsa sudah begitu banyak, namun sekali lagi Alasan Politik yang Ujungnya Uang, Peraturan yang belum ditetapkan maupun Kurang Dukungan Pemerintah menjadi penghambat Prestasi Anak Bangsa tidak bisa berkembang. Coba lihat ada apa dengan PT. Dirgantara, PT. Industri Kereta Api Indonesia, PT. PAL, seakan mati suri. Hidup Segan Matipun Tak Mau. Industri Srategis ini menjadi kehilangan arah, dalam menentukan kemana tujuan yang harus dibawa. Begitu juga nasib Mobil Tuxuci, ESEMKA, GEA yang dahulu sempat diagendakan menjadi Mobil Nasional, kini bisa jadi hanya rongsokan besi tua yang diparkir di Pabriknya. Miris ya ....!!!

Penduduk Indonesia yang besar dengan segala kreativitasnya, ditambah Sumber Daya Alam yang begitu Kaya seharusnya bisa menjadi Potensi Besar untuk memajukan Indonesia Ke Arah Lebih Baik Bukan ?
Berikut ini 3 Alasan Kreativitas Anak Bangsa Menjadi Tidak Berkembang alias Terkebiri




















1. Faktor Politik



Nggak bisa dipungkiri Alasan Politik yang Ujung –Ujungnya Duit (UUD) menjadi penyebab Utama Prestasi Anak Bangsa nggak bisa berkembang. Kita pasti tahu bahwa istilah bagi Kekuasaan sudah ada sejak zaman dulu kala, dan bisa dikatakan kalau sekarang lebih berani. “Paling masuk penjara sebentar, keluar dah bisa have fun dengan duit rakyat” Yang begini nggak bisa dipungkuri berlangsung di Kehidupan Birokrasi Kita. Bahkan setiap Kebijakan yang dibuat kalau nggak menguntungkan sebagian orang ya lebih baik nggak usah dipakai. Parahnya lagi kalau itu sudah berhubungan dengan Hajat Hidup Orang Banyak. Contohnya beberapa Industri Strategis harus berusaha cari lahan di Negeri Orang, dan bukannya dibantu oleh Pemerintah untuk memajukan Industri Negeri-nya malah ngasih penghidupan buat Negara Lain. Alasan yang sering dipake lebih murah, atau mungkin buatan Bangsa Sendiri kurang layak bersaing, + ribuan alasan lainnya. Padahal kalau dipikir Industri Strategis itu menyangkut Hajat Hidup Orang Banyak. Sumber Foto Atas: MataNews.Com

Contoh Spesifiknya :
PT. Industri Kereta Api Indonesia (INKA). Adalah sebuah Perusahaan Industri Manufaktur yang bergerak di Bidang Industri Kereta Api, dan Ekspansi lainnya (Pembuatan Bis Trans Jakarta, dan Mobil GEA). Sudah pasti keuntungan yang didapat berasal dari Penjualan Kereta Api dan unit bisnis lainnya. Sebagai Industri Manufaktur (Bukan Begerak di Bidang Pelayanan Jasa – Seperti PT. Kereta Api Indonesia (KAI) yang mempunyai monopoli sebagai operator Jalur Kereta Api di Indonesia, dan bergerak di bidang Jasa Angkutan Kereta Api yang dibutuhkan setiap hari oleh Penumpang, dan pastinya akan berbeda untuk memperoleh Pendapatannya. Jika Pendapatan PT. KAI dipastikan setiap hari berjalan, namun PT. INKA dipastikan untuk Pendapatannya bisa nunggu 1 bahkan 6 bulan dari proses pembuatan Industrinya. Apalagi jualannya Kereta Api.

Seharusnya Demi Mendukung Industri Strategis yang menyangkut Hajat Hidup Orang Banyak, terlebih sebagai Perusahaan Manfaktur yang bergerak dalam Penjualan Kereta Api, setiap kebutuhan yang berkaitan dengan Kereta Api ditetapkan PT. INKA, yang mana harus memegang peranan untuk Penyediaan sarana Kereta Api di Indonesia. Tapi yang terjadi sebaliknya, demi alasan murah dan alasan lainnya yang nggak masuk akal PT. KAI bisa beli Kereta Api Jepang walaupun sudah jadi rongsokan 20 tahun. Kereta Api yang disana nggak kepakai dan bisa jadi itu Limbah oleh Negara Jepang sendiri, dan dibeli sama PT. KAI, dipakai untuk melayani kebutuhan orang banyak, dan Pemerintah mendukung itu. Lalu PT. INKA harus cari penghidupan di Negara lain (Jualan Kereta yang susah gampang terpaksa dilakoni demi menghidupi karyawannya). 

Bukannya jika dipikir nggak kebalik ya ?
PT. KAI seharusnya beli Kereta Api buatan Produk sendiri (Dari PT INKA), PT INKA tetap melakukan Ekspansi Usaha ke Negara Lain. Parahnya lagi jika ini berhubungan dengan alasan Politik yang Ujung – Ujungnya Duit, Like Or Dislike, Take it or leave It. “Yang penting kantong saya selama menjabat terpenuhi kalau bisa 7 turunan ke bawah bisa ngerasain warisan Saya” Maka nggak heran kalau kasus Pembelian Bus Trans Jakarta dari China ternyata “Bobrok” atau nggak heran keluar istilah “Papa Minta Saham”  dari Pencatutan Nama Presiden R.I yang seharusnya nggak terjadi, terlebih dari Seorang Pimpinan DPR yang Terhormat”.

Apa Kabar Monorel PT INKA ?

2. Alasan Peraturan



Yang kedua ini masih punya hubungan dengan alasan pertama. Contohnya gini kalau alasan Politik terutama mematikan lahan dan kreativitas Anak Bangsa dipikir belum bisa ditemukan alasan logisnya maka jangan heran kalau yang lagi Berkuasa coba cari cara untuk mematikan lahan orang dengan alasan yang lebih logis. Sumber Foto Atas : Detik.Com

Kita ambil contoh Kasus Go-Jek

Larangan Penutupan Go-Jek menurut Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Djoko Sasonon adalah :
Dianggap tidak memenuhi ketentuan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan serta Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2014 Tentang Angkutan Jalan “Ketentuan angkutan umum adalah harus minimal beroda tiga, dan memiliki izin penyelenggaraan angkutan umum" 
Sumber :
http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/jabodetabek-nasional/15/12/18/nzis8r284-gojek-dilarang-jadi-topik-terhangat-di-twitter

Larangan ini secara Peraturan memang benar. Berdasarkan Azas Legalitas “tiada suatu perbuatan dapat ditetapkan jika tidak ada Undang – Undang yang mengatur terlebih dahulu” Go-Jek yang memang termasuk kendaraan beroda dua tidak termasuk dalam Sarana Transportasi Umum yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan serta Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2014 Tentang Angkutan Jalan” Hal ini memang menjadi dasar Penutupan Izin Beroperasinya Go- Jek. Ditambah beberapa Kota Besar, terutama Jakarta dengan kehadiran  Go – Jek semakin memperparah kemacetan.

Aneh bin Ajaib memang Go-Jek yang dahulu didukung, kini harus dimatikan. Parahnya lagi ketika Perusahaan Ojek Online ini telah melakukan Ekspansi di beberapa Kota Besar, bukan hanya Jakarta tetapi Surabaya, dan Makasar. Sorry Jack, Kenapa nggak dari dulu dilarang kalau Go-Jek nggak boleh beroperasi, kalau mau berdalih demi mengatasi kemacetan harus ada jalan keluarnya, dan bukan mengatasi masalah dengan masalah alias nambah masalah ...
(Monorel saja belum tahu kapan jadinya, dan bisa ngasih solusi mengatasi kemacetan ?) , Ini sudah buat pelarangan Go-Jek.

Wajar aja bila beberapa netizen, ngungkapin unek kekesalan di Twitter

‏@addiems. "Pelarangan Uber, GoJek dan angkutan umum berbasis aplikasi online lainnya sangat kontra-produktif. Merugikan masyarakat”
‏@Tsudiran. “Bah gojek di larang, situ emang nya udah bisa ksh solusi macet? Udah Kasih transportasi yg cepat dan terjangkau harganya?"
‏@indaaah_sr "Gojek dilarang? Pengangguran jadi banyak padahal pemerintah belom tentu bisa ngasih kerjaan tetap, yg berkerja siap siap buat macet macetan."

Apakah tidak dapat diambil kesepakatan bersama yang dapat menguntungkan kedua belah pihak, mengingat;


- Dibelakang Gojek sebagai perusahaan Ojek Online berbasis aplikasi telah memberi kesempatan lapangan kerja yang begitu banyak kepada ribuan Penggangguran yang tersebar di Indonesia untuk berprofesi sebagai Pengojek Online; atau tadinya Tukang Ojek Pangkalan dengan menjadi Tukang Ojek Online mempunyai penghasilan yang jauh lebih besar dari sebelumnya.

- Banyak juga Pelanggan yang menggunakan GO-Jek sebagai sarana antar jemput berbasis Aplikasi yang murah, terlebih Go-Jek bisa juga sebagai kurir untuk mengantarkan barang belanjaan dan makanan dengan program barunya Go Mart dan Go Food.

Walaupun tidak dapat dipungkiri sebagai Perusahaan Ojek Online yang baru berdiri, Go- Jek juga mengalami komplain dari beberapa pihak yang merasa dirugikan selama menggunakan layanan Go-Jek. Namun anggaplah ini sebagai proses uji coba untuk proses ke arah yang lebih baik.

Ingatlah janji yang dicanangkan untuk Mendukung Industri Kreatif Indonesia, GOJEK kalau nggak salah juga salah satu hasil dari Industri Kreatif Indonesia. Pencetus Start Up Ojek Online Pertama di Indonesia....


3. Kurang Dukungan dari Pemerintah



Nah faktor terakhir ini juga menjadi Penyebab Kreatifitas Anak Bangsa Terkebiri. Kita pasti sering dengar kalau Anak Bangsa yang mengikuti Olimpiade sains di negara lain ataupun melakukan riset suatu penemuan, menggunakan kocek-nya sendiri. Setelah menjadi berita, baru pihak Istana ngundang Anak Bangsa yang berprestasi tadi. Di blow up Beritanya sedemikian rupa, yang terkadang Pemerintah juga jadi kebagian bagusnya dari pemberitaan tadi. Ya masih patut kalau sehabis itu ada sebuah penghargaan yang berusaha ngasih yang terbaik buat Anak Bangsa yang berprestasi atau minimal ada Program Berkelanjutan buat biaya-in Penelitian maupun Kejuaraan Olimpiade di Negara Lain, tapi kalau nasibnya cuman ikut ke bawa nama baik, sehabis itu habis manis sepah dibuang itu yang menyebabkan Negara ini jadi nggak maju.

Nggak bia dipungkiri Nasib Mobil ESEMKA lain dulu lain sekarang, kini Mobil ini cuman jadi pajangan atau mungkin rongsongkan Mobil Bekas (Karena kabelnya dimakan tikus), begitu bangganya dulu Mobil ini diagendakan jadi Mobil Nasional. Ternyata setelah meloloskan Jokowi menjadi Gubernur DKI lalu Presiden R.I, Mobil ini kian nggak jelas nasibnya ...

Mobil ESEMKA Riwayatmu Kini ! 

“Nampaknya Pepatah Jangan Tanyakan Apa Yang Negara Berikan Kepadamu, Tapi Tanyakan Apa Yang Engkau Berikan Buat Negaramu” – memang dalem banget diterapkan oleh Pemerintah yang Berkuasa ...

Nggak heran bila para animator muda yang berbakat lebih bangga kerja buat Bangsa Lain daripada buat bangsanya, Nggak heran bila beberapa Atlet Bulutangkis maupun para pelatihnya lebih Enjoy kerja di Negara Lain ketimbang di Ibu Pertiwi ... Sudah Nggak ada Penghargaan dan Nggak ada kejelasan mungkin jadi kata yang tepat.




















Demikian, semoga dapat menjadi bahan interopeksi terhadap apa yang kita buat. Demi menuju Indonesia yang lebih baik ...
Let’s make Indonesia Better !

Kembali : ARTIKEL



Terkini Indonesia

Terbaik Indonesia

Belanja Indonesia Lihat Lebih Lengkap >>>




Travelling Kita

Comments
0 Comments
 
Copyright ©2015 - 2024 THE COLOUR OF INDONESIA. Designed by -Irsah
Back to top
THE COLOUR OF INDONESIA