CONTRIBUTOR
PANGKI PANGLUAR
Dijamin Kamu Tambah Betah Mempelajari Sesuatu Hal di 10 Museum Terbaik
Indonesia Ini ...
“ Bangsa yang besar
adalah bangsa yang menghargai Sejarah dan Jasa Para Pahlawannya “ Nasehat bijak
yang diucapkan oleh “The Founding Father” Bung Karno merupakan refleksi
dari sebuah Bangsa yang tidak melupakan Sejarah dan Jasa para Pahlawannya. Sebagai bangsa yang besar
memang kita tidak boleh melupakan sejarah, apapun itu bentuknya, terlebih jika
sebuah sejarah itu merupakan bagian dari berdirinya Negara Kita Indonesia, sebuah
negara yang begitu kaya “Gema Ripah Loh Jinawi”. Bukan hanya Sumber Daya
Alam, melainkan Potensi Sumber Daya
Manusia-nya. Lalu bagaimana cara mempelajari sejarah dari sebuah Bangsa ? Salah satu caranya mungkin kamu bisa ke
Museum. Walau terkadang dalam proses belajar membosankan atau mungkin buat kamu
BadMood, tetapi jika kamu mau mengenali dengan baik tentang sebuah
negara dengan latar Belakang Budaya, Potensi Alam, hingga Kemajuan suatu Bangsa
kamu memang harus pergi ke Museum. ....
Apa itu Museum ?
Museum adalah institusi
permanen, nirlaba, melayani kebutuhan publik, dengan sifat terbuka, dengan cara
melakukan usaha pengoleksian, mengkonservasi, meriset, mengomunikasikan, dan
memamerkan benda nyata kepada masyarakat untuk kebutuhan studi, pendidikan,
dan kesenangan. Karena itu Museum bisa menjadi bahan studi oleh kalangan
akademis, dokumentasi kekhasan masyarakat tertentu, ataupun dokumentasi dan
pemikiran imajinatif pada masa depan.
Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Museum
Karena sifat dari Museum
digunakan untuk kebutuhan : Studi, pendidikan dan juga kesenangan, Maka
tidak heran jika Pengelola Museum baik itu yang dilakukan oleh Instansi Pemerintah
maupun Swasta berlomba untuk mendatangkan para pengunjung agar lebih tertarik
ke museum. Bahkan sekarang banyak Museum yang dipergunakan sebagai ajang Selfie
dengan latar belakang Museum. Hal ini menjadi sah, dimana salah satu tujuan
museum adalah membuat kesenangan pengunjung, dan berfoto Selfie dengan
latar belakang Museum merupakan nilai tambah dari Fungsi Museum itu sendiri.
Berikut kami hadirkan 10
Museum Terbaik Indonesia Versi The Colour Of Indonesia. Dimana Kamu Jadi Tambah
Betah Belajar Untuk Mempelajari Sesuatu Hal Di Museum Terbaik Indonesia Ini !
Sumber Foto : architecture & interior studio
Museum Nasional Republik
Indonesia atau Museum Gajah, adalah sebuah museum yang terletak di Jakarta
Pusat dan persisnya di Jalan Merdeka Barat 12. Museum ini merupakan museum
pertama dan terbesar di Asia Tenggara. Museum Nasional juga dikenal sebagai Museum
Gajah karena dihadiahkannya patung gajah berbahan perunggu oleh Raja
Chulalongkorn dari Thailand pada tahun 1871 yang kemudian dipasang di halaman
depan museum. Meskipun demikian, sejak 28 Mei 1979, nama resmi Museum ini
adalah Museum Nasional Republik Indonesia. Museum Nasional banyak mengoleksi
benda-benda kuno dari seluruh Nusantara. Antara lain yang termasuk
koleksi adalah arca-arca kuno, prasasti, benda-benda kuno lainnya dan
barang-barang kerajinan. Koleksi-koleksi tersebut dikategorisasikan ke dalam Etnografi,
perunggu, prasejarah, keramik, tekstil, numismatik, relik sejarah, dan benda
berharga. Pada tahun 2001, koleksi di museum ini, telah mencapai 109.342
buah. Jumlah koleksi itulah yang membuat museum ini dikenal sebagai yang
terlengkap di Indonesia. Pada tahun 2006 jumlah koleksi museum sudah melebihi
140.000 buah, meskipun hanya sepertiganya yang dapat diperlihatkan kepada
khalayak.
Muesum ini juga menjadi
tempat yang nyaman untuk mempelajari segala yang dikemukakan di atas, terlebih
dengan Gaya Klasik berpadu Minimalis Modern, Gedung Museum ini juga merupakan
kombinasi yang sempurna dari perwujudan Pengaruh Budaya Eropa Kuno dengan
konsep masa kini. Sebagai salah satu destinasi terbaik bagi kamu yang ingin
berwisata ke Jakarta ...
Alamat :
2. Museum House Of Sampoerna - Surabaya
Jika berkunjung ke Jawa
Timur, khususnya Kota Surabaya, jangan lewatkan Museum House of Sampoerna.
Museum ini pun masuk dalam daftar museum terbaik di Indonesia. Seperti namanya,
museum ini memang menyajikan berbagai informasi maupun perjalanan sejarah rokok
kretek yang bermerk Sampoerna. Bukan hanya sejarah rokok, dengan
mengunjungi museum ini kita pun akan mengetahui kehidupan pendiri Sampoerna
yaitu Liem Seeng Tee.
Area seluas 1,5 hektar
ini terdiri atas beberapa bangunan. Bangunan besar di tengah dan diapit dua
bangunan kecil di kiri dan kanannya. Bangunan ini dididirkan pada tahun 1864
dan awalnya digunakan sebagai panti asuhan untuk anak yatim piatu laki-laki. Pada
tahun 1912, panti asuhan dipindahkan ke Jalan Embong Malang. Lalu pada tahun
1932 setelah cukup sukses, Liem Seeng Tee membeli bangunan ini sebagai pabrik
rokok Sampoerna. Sejak itu, tempat ini dikenal sebagai Pabrik Taman Sampoerna. Di
bangunan utama yang besar, pada awalnya terdapat aula yang cukup luas. Oleh
karena itu, atas ide istri Liem, aula tersebut dibuat menjadi gedung bioskop
dengan nama Sampoerna Theater. Gedung bioskop ini dilengkapi dengan panggung
berputar dan lantai buatan untuk efek khusus, sehingga membuatnya menjadi salah
satu gedung theater terhebat pada masanya. Ir Soekarno sering menggunakan aula
ini untuk mengobarkan semangat perjuangan pada masa penjajahan. Bahkan Charlie
Chaplin pernah mengunjungi gedung bioskop itu.
Saat ini, bangunan utama dijadikan museum rokok House of Sampoerna. Saat memasuki bangunan ini, aroma cengkeh bisa tercium. Di bagian depan dalam bangunan besar ini, Kamu dapat melihat replika warung rokok yang pertama kali digunakan oleh Liem Seeng Tee untuk berjualan bahan pokok dan tembakau. Kamu juga bisa menyaksikan sepeda tua miliki pendiri Sampoerna yang digunakan untuk berjualan rokok. Selain itu, terdapat berbagai barang pribadi seperti kebaya, sarung, dan furnitur tua milik pendiri Sampoerna. Di bagian tengah bangunan utama, terdapat berbagai foto dari direktur dan komisaris Sampoerna. Selain itu terdapat berbagai koleksi rokok dan korek api yang dipamerkan di sini. Lalu di ruang paling belakang masih di bangunan utama, terdapat berbagai alat produksi rokok dari Sampoerna pada masa awal. Misalnya alat produksi rokok serta mesin cetak tua. Kamu juga bisa melihat berbagai peralatan riset untuk pembuatan rokok dari departemen R&D pada masa itu. Di bagian belakang bangunan utama, terdapat pabrik yang cukup luas untuk memproduksi rokok. Hingga saat ini, bangunan ini masih digunakan untuk memproduksi rokok Sampoerna yang cukup merakyat yaitu Dji Sam Soe dan diproses secara tradisional. Kamu bisa menyaksikan proses pembuatan rokok di salah satu ruangan pabrik ini dari panggung di lantai 2 bangunan utama. Pabrik dibuka pada hari Senin hingga Sabtu dari jam 6 pagi hingga 3 sore. Ada 234 pekerja yang membuat produk tembakau di ruangan ini dengan latar belakang musik tradisional. Setiap pekerja mampu memproduksi 325 batang rokok per jam !
Sumber Foto : http://lukihermanto.com
Kemudian di bagian kanan
dan kiri bangunan utama, terdapat bangunan yang lebih kecil. Kedua bangunan ini
di sebut Rumah Barat dan Rumah Timur. Kedua rumah ini memiliki denah terbalik
(seperti cermin). Dulunya, bangunan ini digunakan sebagai tempat tinggal
keluarga Sampoerna. Pendiri Sampoerna memiliki prinsip bahwa mereka sekeluarga
harus tinggal di lokasi pabrik agar bisa mengendalikan bisnis dengan lebih
efisien dan efektif. Selain itu, pendiri Sampoerna ingin mengajarkan anak-anak
lelakinya untuk belajar berbisnis secara langsung. Dengan Bangunan Klasik
Berpadu Khas Oriental, Museum ini sering dijadikan sebagai salah satu tempat
bagi Sesi Pemotretan Prewedding Terbaik di Indonesia untuk mengabadikan moment terbaik mereka !
Sumber : http://kumpulan.info/wisata/tempat-wisata/272-house-of-sampoerna.html
Alamat:
Taman Sampoerna 6 Surabaya
Jawa Timur 60163,
Telp: (031) 353 9000
Jam Buka:
Setiap: 09.00-22.00 WIB
Museum Antonio Blanco merupakan
salah satu tempat wisata museum terkenal di Ubud. Tempat wisata di Ubud ini
mampu menarik minat wisatawan untuk mengunjungi hingga ratusan orang per hari
baik wisatawan lokal maupun asing. Sebagian besar wisatawan yang datang ke
tempat wisata museum di Ubud ini adalah mereka yang memiliki jiwa seni yaitu
seni melukis. Namun ada juga yang hanya sekedar ingin tahu tetang objek wisata
Museum Antonio Blanco di Ubud ini. Museum ini didirikan oleh
Don Antonio Blanco Seorang Maestro Lukis keturunan Spanyol dan Amerika hingga
kematiannya menetap di Ubud, Bali. Keinginan Antonio untuk suatu hari nanti
memiliki museum akhirnya mulai terwujud juga dan diberi nama The Blanco
Renaissance Museum. Museum yang mulai dibangun pada 28 Desember 1998 di
lingkungan kediamannya yang asri itu kini berdiri megah, menyimpan lebih dari
300 karya Antonio dan secara kronologis memperlihatkan pencapaian estetik dari
Antonio muda hingga yang paling mutakhir. Secara arsitektural, bangunan museum
yang berkesan rococo itu juga menawarkan filosofi dan kearifan Bali.
"King Of Pop" Michael Jakson dan Antonio Blanco
Banyak kolektor yang
menghargai karya-karya lukisnya, seperti aktris Ingrid Bergman, ratu telenovela
Mexico Thalía (Ariadna Thalía Sodi Miranda), Soekarno (Presiden pertama
Indonesia), Soeharto (Presiden kedua Indonesia), mantan Wakil Presiden Indonesia
Adam Malik, Pangeran Norodom Sihanouk, Michael Jackson (penyanyi yang dijuluki
Raja Pop Dunia yang sempat membubuhkan tanda-tangannya pada sebuah lukisan
sebagai sebuah donasi untuk Children of the World Foundation), dan masih banyak
lagi. Sepanjang kariernya, Antonio menerima berbagai penghargaan, termasuk
diantaranya Tiffany Fellowship (penghargaan khusus dari The Society of Honolulu
Artists), Chevalier du Sahametrai dari Cambodia, Society of Painters of Fine
Art Quality dari Presiden Soekarno dan Prize of the Art Critique di Spanyol.
Antonio juga menerima penghargaan Cruz de Caballero dari Raja Spanyol Juan
Carlos I yang memberikannya hal untuk menyandang gelar "Don" di depan
namanya. Sekarang Museum ini dikelola oleh Generasi Penerus Antonio Blanco,
Mario Blanco - "Putra Antonio Blanco", yang juga menampilkan hasil lukisannya di salah satu gallery pada
museum ini.
Sherina dan Mario Blanco
Sumber :
https://id.wikipedia.org/wiki/Antonio_Blanco
Alamat: Jl. Raya
Penestanan, Ubud, Kab. Gianyar, Bali 80571
4. Museum Angkut – Batu, Malang
Sumber Foto : geretkoper.com
Museum Angkut Malang
adalah tempat wisata dan ikon baru di kota Batu Malang. Museum yang juga
disebut sebagai Museum Otomotif ini merupakan konsep wisata dengan bertemakan
kendaraan dan berbagai wahana, pertama yang ada di Indonesia, bahkan terlebih
lagi di Asia Tenggara. Museum Angkut Malang merupakan perpaduan tempat wisata
yang unik juga berisi sejarah dan perkembangan dunia angkutan, dipadu dengan
legenda Movie Stars atau para bintang film di jamannya dengan latar belakang
kota-kota dan bangunan eksotis di Batavia, Eropa, Amerika. Dengan desain
sedemikian rupa membuat kita seolah-olah berada dalam keadaan yang nyata
seperti lokasi / tema pada masing-masing wahana yang ditampilkan. Konsep wisata
seperti ini mungkin sudah ada di Amerika, akan tetapi untuk Asia Tenggara, baru
Indonesia yang pertama.
Alamat:
Jl. Terusan Sultan Agung
No. 2, Kota Batu, Jl. Sultan Agung, Kec. Batu, Jawa Timur
Telepon: (0341) 595007
Jam Buka : 12.00–20.00
Museum Konferensi Asia
Afrika merupakan salah satu museum yang berada di kota Bandung. Terletak di
Jl.Asia Afrika No.65. Museum ini merupakan memorabilia Konferensi Asia Afrika.
Museum ini memiliki hubungan yang sangat erat dengan Gedung Merdeka. Secara
keseluruhan Gedung Merdeka memiliki dua bangunan utama, yang pertama disebut
Gedung Merdeka sebagai tempat sidang utama, sedangkan yang berada di samping
Gedung Merdeka adalah Museum Konferensi Asia Afrika sebagai tempat memorabilia
Konferensi Asia Afrika.
Latar belakang
dibangunnya museum ini adalah adanya keinginan dari para pemimpin bangsa-bangsa
di Asia dan Afrika untuk mengetahui tentang Gedung Merdeka dan
sekitarnya tempat Konferensi Asia Afrika berlangsung. Hal ini membuat Menteri
Luar Negeri Republik Indonesia, Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, S.H., LL.M
memiliki ide untuk membangun sebuah museum. Ide tersebut disampaikannya pada
forum rapat Panitia Peringatan 25 tahun Konferensi Asia Afrika (1980) yang
dihadiri oleh Direktur Jenderal Kebudayaan Prof. Dr. Haryati Soebadio sebagai
wakil dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kemudian museum ini diresmikan
pada tanggal 24 April 1980 bertepatan dengan peringatan 25 tahun Konferensi
Asia Afrika.
Bila kamu berwisata ke
Bandung rasanya kurang lengkap jika tidak mengunjungi museum yang menjadi
sejarah bagi tonggak Perjuangan Bangsa Asia Afrika. Terlebih kini, tempat ini
mempunyai Pedestrian Terbaik yang menarik bagi kamu untuk berselfie ria di halaman depan dari Museum ini.
Sumber Foto : http://www.tribunnews.com/
Alamat : Jl.
Asia-Afrika No. 65, Bandung, Jawa Barat, Indonesia
House of Danar Hadi
(disingkat HDH) adalah sebuah kompleks wisata heritage terpadu tentang
batik yang terletak di kota Solo di Jawa Tengah. HDH didirikan oleh perusahaan
batik asal Solo PT Batik Danar Hadi pada tahun 2008 dan mengkhususkan
Batik beserta aspek-aspek budayanya sebagai obyek wisata utamanya.
HDH terletak di dalam sebuah kompleks bangunan kuno yang merupakan cagar budaya. Bangunan utama di dalam HDH adalah Ndalem Wuryaningratan. Bangunan ini dulunya adalah kediaman seorang pangeran, cucu dari Raja Solo (Kasunanan Surakarta) Sri Susuhunan Pakubuwono IX dan menantu dari Sri Susuhunan Pakubuwono X yang bernama KRMTA Wuryaningrat. Selain sebagai seorang bangsawan Raden Wuryaningrat juga turut membantu perjuangan kemerdekaan dengan bergabung dengan gerakan Boedi Oetomo, Raden Wuryaningrat juga pernah menjabat sebagai ketua Parindra (Partai Indonesia Raya) dan anggota BPUPKI dari Solo. Bangunan ini dibangun pada akhir abad ke 19 dengan gaya arsitektur unik yang merupakan kombinasi Jawa-Eropa pada zaman patih dalem Sosrodiningrat IV (Perdana Menteri Kasunanan Surakarta dan ayah dari Raden Wuryaningrat). Seiring dengan berjalannya waktu bangunan ini menjadi terbengkalai dan dipenuhi dengan rumput ilalang, sampai akhirnya dibeli PT Danar Hadi pada tahun 1999 dan direnovasi. Sekarang bangunan ini diubah menjadi multipurpose function hall.
Sumber Foto : Boundfortwo.com
Di samping Ndalem Wuryaningratan terdapat juga sebuah Museum batik kuno yang dinamakan Museum Batik Kuno Danar Hadi. Museum ini adalah obyek wisata utama di kompleks HDH dan telah dibuka terlebih dahulu pada tahun 2002 oleh Wapres Megawati Soekarnoputri. Museum ini menyimpan koleksi kain batik yang mencapai 10,000 helai dan diakui oleh MURI (Museum Rekor Indonesia) sebagai museum dengan koleksi batik terbanyak. Kain batik yang dipajang di museum ini berasal dari periode dan pengaruh kultur serta lingkungan yang berbeda-beda. Salah satu koleksi terpenting di museum ini adalah koleksi batik belanda, yaitu batik yang dipengaruhi oleh budaya Eropa dan dibuat oleh orang-orang Belanda yang menetap di Indonesia pada zaman kolonial. Koleksi kain-kain ini adalah koleksi pribadi dari H. Santosa Doellah, pendiri PT Batik Danar Hadi yang juga merupakan pencetus kompleks HDH. Di belakang Museum terdapat kompleks pabrik batik tulis dan cap yang bisa dikunjungi oleh para wisatawan. Di samping museum terdapat juga Cafe Soga, sebuah kafe yang menyajikan tawaran kuliner yang beragam.
Alamat : Jl. Brigjen Slamet
Riyadi, Kota Surakarta, Jawa Tengah 57141
Telepon : (0271) 714326
Buka : 09.00 – 21.00
Museum Ullen Sentalu,
terletak di daerah Pakem, Kaliurang, Kabupaten Sleman, adalah museum yang
menampilkan budaya dan kehidupan para bangsawan Dinasti Mataram (Kasunanan
Surakarta, Kesultanan Yogyakarta, Praja Mangkunegaran, dan Kadipaten
Pakualaman) beserta koleksi bermacam-macam batik (baik gaya Yogyakarta maupun
Surakarta). Museum ini juga menampilkan tokoh raja-raja beserta permaisurinya
dengan berbagai macam pakaian yang dikenakan sehari-harinya.
Nama Ullen Sentalu merupakan singkatan dari bahasa Jawa: “ULating bLENcong SEjatiNe TAtaraning
LUmaku” yang artinya adalah “Nyala lampu blencong merupakan petunjuk manusia
dalam melangkah dan meniti kehidupan”. Filsafah ini diambil dari sebuah
lampu minyak yang dipergunakan dalam pertunjukkan wayang kulit (blencong) yang
merupakan cahaya yang selalu bergerak untuk mengarahkan dan menerangi
perjalanan hidup kita. Museum ini didirikan oleh salah seorang bangsawan
Yogyakarta yang dikenal sangat dekat dengan keluarga keraton Surakarta dan
Yogyakarta. Di Museum Ullen Sentalu, dapat diketahui bagaimana para leluhur
Jawa membuat batik yang memiliki arti dan makna yang mendalam di dalam setiap
coraknya. Ada juga berbagai sejarah mengenai keadaan budaya Jawa kuno dengan
segala aturannya. Keadaan museum yang dibangun dengan baik, mampu membuat
pengunjung seperti terserap ke masa Jawa kuno yang mengagumkan.
Alamat:
Jl. Boyong Km 25, Kaliurang Barat, Kec. Sleman,
Daerah Istimewa Yogyakarta
Telepon: (0274) 895161
Rahmat International Wildlife Museum & Gallery merupakan
sebuah tempat wisata yang sangat menarik dan unik di Kota Medan, Sumatera
Utara. Museum dan galeri ini menyimpan beragam koleksi mengagumkan terdiri dari
berbagai binatang liar diawetkan yang berasal dari tempat berburu di berbagai
tempat di seluruh penjuru dunia. Sekitar 2000 lebih binatang, besar dan kecil,
ditata dengan amat artistik dan elegan sesuai dengan habitat mereka di dalam
ruangan-ruangan berpendingin penuh di dalam gedung Rahmat International
Wildlife Museum & Gallery. Lokasi museum yang langka ini berada di sebuah
gedung di Jl. S. Parman 309, Kota Medan, Sumatera Utara Rahmat International
Wildlife Museum & Gallery, yang konon merupakan galeri satwa liar pertama
di Asia Tenggara, adalah milik Rahmat Shah, seorang pengusaha dan
pemburu profesional. Rahmat adalah orang Indonesia pertama yang menerima
penghargaan dan pengakuan internasional seperti The Big Five Grand Slam
Awards dan World Hunting Awards.
Tampak muka dan pintu
masuk ke Rahmat International Wildlife Museum & Gallery waktu itu, yang
mungkin saat sudah berubah menjadi lebih baik. Boks penjualan tiket berada di
sebelah kanan tempat parkir. Tiket masuk adalah Rp.25.000 per orang, ditambah
Rp.10.000 untuk night safari, jika mau, dan Rp.20.000 jika ingin memotret. Di bagian depan ruangan
museum terdapat beberapa buah memorabilia atau kenang-kenangan yang dipajang
pada meja dan dinding, bersebelahan dengan sebagian dari koleksi Rahmat
International Wildlife Museum & Gallery. Koleksi burung diletakkan dalam
sebuah kelompok yang disebut Pheasants of the world yang ditata dengan sangat
artistik. Ada pula koleksi menarik yang diberi judul The African Big Five,
atau lima binatang besar asal Afrika, yang terdiri dari Banteng, Gajah,
Cheetah, White Rhino dan Singa. Koleksi The African Big Five menjadi salah satu
pajangan mengesankan di museum ini. Cheetah tidak hidup di Indonesia, dan White
Rhino kemungkinan besar juga tidak ada. Kambing gunung dengan
tanduk melengkung cantik ini berada dalam koleksi kelompok The goats of
mountain Rahmat International Wildlife Museum & Gallery. Penataan berbagai
koleksi binatang yang sesuai dengan habitatnya, serta binatang pajangan yang
semuanya asli dan dalam kondisi yang sangat baik adalah kekuatan utama dari
museum ini.
Sumber :
http://www.thearoengbinangproject.com/rahmat-international-wildlife-museum-gallery
http://www.thearoengbinangproject.com/rahmat-international-wildlife-museum-gallery
Alamat:
Jalan Letjend S. Parman No. 309, Medan Baru, Medan,
Sumatera Utara 20153
Telepon: (061) 4569964
Museum Pasifika (Nusa Dua
Bali) adalah museum seni di Bali, Indonesia, yang menyajikan kebudayaan Asia
dan Pasifik dan berbagai macam artefak budaya. Museum ini didirikan pada tahun
2006 oleh Moetaryanto P and Philippe Augier. Museum ini banyak menyimpan banyak
barang-barang yang berhubungan dengan seni dimana terdapat lebih dari 600
kesenian oleh 200 seniman dari 25 negara. Maka dari itu di dalam museum ini
banyak dijumpai galeri-galeri dengan berbagai kategori.
Berikut uraian galeri yang ada pada Museum Pasifika
Galeri I: Seniman-Seniman
Indonesia
Galeri II:
Seniman-Seniman Italia yang ada Indonesia
Galeri III:
Seniman-Seniman Belanda yang ada di Indonesia
Galeri IV:
Seniman-Seniman Prancis yang ada Indonesia
Galeri V: Seniman-Senimana
Indonesia-Eropa yang ada di Indonesia
Galeri VI: Pameran
Temporer
Galeri VII:
Seniman-Seniman di Indochina Peninsula: Laos, Vietnam, and Cambodia
Galeri VIII:
Seniman-seniman di Polynesia dan Tahiti
Galeri IX: Kesenian
Premier dari Vanuatu dan lukisan-lukisan dari benua pasifik Galeri X: Tapa dari
Oceania dan Pasifik
Sumber :
https://id.wikipedia.org/wiki/Museum_Pasifika
Alamat:
Complex Bali Tourism Development Corporation (BTDC)
Area Block P, Kuta Sel., Bali 80363
Telepon: (0361) 774935
Jam buka: Hari ini buka ·
10.00–18.00
Museum Wayang adalah
sebuah museum yang berlokasi di Jalan Pintu Besar Utara Nomor 27, Jakarta
Barat. Museum Wayang memamerkan berbagai jenis dan bentuk wayang dari seluruh
Indonesia, baik yang terbuat dari kayu dan kulit maupun bahan-bahan lain.
Wayang-wayang dari luar negeri ada juga di sini, misalnya dari Republik Rakyat
Tiongkok dan Kamboja. Hingga kini Museum Wayang mengkoleksi lebih dari 4.000
buah wayang, terdiri atas wayang kulit, wayang golek, wayang kardus, wayang
rumput, wayang janur, topeng, boneka, wayang beber dan gamelan. Umumnya boneka
yang dikoleksi di museum ini adalah boneka-boneka yang berasal dari Eropa
meskipun ada juga yang berasal dari beberapa negara non-Eropa seperti Thailand,
Suriname, Tiongkok, Vietnam, India dan Kolombia. Selain itu secara periodik
disenggelarakan juga pagelaran wayang pada minggu 2 dan ke 3 setiap bulannya. Pada
tanggal 7 November 2003, PBB memutuskan mengakui wayang Indonesia sebagai
warisan dunia yang patut dilestarikan.
Gedung yang tampak unik
dan menarik ini telah beberapa kali mengalami perombakan. Pada awalnya bangunan
ini bernama De Oude Hollandsche Kerk ("Gereja Lama Belanda") dan
dibangun pertamakali pada tahun 1640. Tahun 1732 diperbaiki dan berganti nama
De Nieuwe Hollandse Kerk (Gereja Baru Belanda) hingga tahun 1808 akibat hancur
oleh gempa bumi pada tahun yang sama. Di atas tanah bekas reruntuhan inilah
dibangun gedung museum wayang dan diresmikan pemakaiannya sebagai museum pada
13 Agustus 1975. Meskipun telah dipugar beberapa bagian gereja lama yang
merupakan makam Gubernur Hindia Belanda “Jan Pieterszoon Coen” masih
tampak terlihat dalam bangunan ini.
Walaupun mempunyai aura
mistis, karena merupakan tempat pemakaman dari Jan Pieterszoon Coen “Gubernur Paling Kejam
Hindi Belanda”yang mati akibat dipancung karena kekejamannya oleh Masyarakat Batavia (Batavia nama
Jakarta tempo dulu), namun sensasi Kota Tua Jakarta, tempat lokasi Museum
Wayang ini, menjadi daya tarik tersendiri bagi Wisatawan yang ingin berkunjung
ke Museum Wayang.
Alamat: Jl. Pintu
Besar Utara No.27, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11110
Kembali : TERBAIK
Terkini Indonesia
Terbaik Indonesia
Travelling
Kita