indonesaEnglish



Rabu, 17 Februari 2016

5 Hal Yang Bakal Terjadi Di Jakarta, Jika Lokalisasi Kali Jodoh Benar Ditutup !

Rabu, 17 Februari 2016


CONTRIBUTOR
PANGKI PANGLUAR

ppp
5 Hal Yang Bakal Terjadi Di Jakarta, Jika Lokalisasi Kali Jodoh Benar Ditutup !

Kiranya kali ini setuju, terhadap wacana penutupan Lokalisasi Kali Jodoh oleh Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Secara Wilayah Kali Jodoh di beberapa bagian, pada kenyataannya memang tidak diperuntukkan untuk Pemukiman, terlebih lagi buat Bisnik Esek - Esek. Tapi sempat nggak, kalian berpikir ? Jika Lokalisasi di Kali Jodoh Yang Legendaris itu, akhirnya ditutup. Daerah Peruntukkannya untuk apa ya ?
Berikut 5 Hal Yang Bakal Terjadi Di Jakarta, Jika Lokalisasi Kali Jodoh Benar Ditutup !




Sejarah Kali Jodoh dari Masa Ke Masa



Remy Sylado, seorang Penulis Novel Senior, pernah membuat penelitian di Kalijodo, Jakarta Utara. Penelitian dibuat khusus untuk novel berjudul Cau Bau Kan yang terbit tahun 2001, dan di Filmkan pada tahun 2002.

Remy menulis latar belakang Kalijodo dengan sumber seorang pria yang berumur 97 tahun yang diwawancarainya pada tahun 1997. Selain wawancara dan riset di lapangan, Remy juga mengandalkan berbagai literatur dari Arsip Nasional. Dari literatur yang terdapat, asal muasal Kalijodo merupakan tempat persinggahan etnis Tionghoa yang mencari gundik atau selir.

Saat itu, Batavia sekitar tahun 1600an di bawah kekuasaan Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC), mayoritas penduduknya merupakan  etnis Tionghoa. VOC di bawah pimpinan Jan Pieterszoon Coen pernah melakukan survei yang hasilnya menyebutkan mayoritas masyarakat Batavia merupakan etnis Tionghoa. Masyarakat berlatar belakang etnis Tionghoa ini merupakan orang-orang yang melarikan diri dari daerah Mansuria yang ketika itu sedang mengalami perang. Mereka melarikan diri ke Batavia tanpa membawa istri, sehingga mereka mencari gundik atau pengganti istri di Batavia.

Dalam proses pencarian gundik itu, etnis Tionghoa itu kerap bertemu di kawasan bantaran sungai. Tempat yang dijadikan pertemuan pencarian jodoh itulah yang kemudian dinamakan Kalijodo. Para calon gundik ini merupakan perempuan lokal. Biasanya para gadis pribumi menarik pria etnis Tionghoa dengan menyanyi lagu klasik Tionghoa di atas perahu yang tertambat di pinggir kali. Deskripsi ini terdapat dalam buku Cau Bau Kan saat menggambarkan kegiatan tokoh utama bernama Tinung yang mengais rezeki di Kalijodo.

Pada masa itu pekerja perempuan yang akan menjadi gundik disebut Cau Bau. Cau Bau bukanlah pelacur, meskipun di lokasi itu berlangsung aktivitas seksual dengan transaksi uang. Cau Bau artinya hanya perempuan. Pada masa itu tidak ada ukuran yang disebut sebagai pelacuran. Istilah Cau Bau ini sama dengan Geisha dalam kebudayaan Jepang. Perempuan yang menghibur dan mendapatkan uang atas pekerjaannya, tapi tak dianggap sebagai pelacur.
Link : http://www.cnnindonesia.com/nasional/20160216145554-20-111286/cerita-remy-sylado-soal-asal-mula-kalijodo/


Film Cau Bau Kan 

Dari hari ke hari, Kawasan Kali Jodoh semakin ramai dan banyak warga perantauan yang mencoba mengadu nasib di Jakarta, menetap di Kali Jodoh. Hal ini terjadi di sekitar tahun 1950an. Hanya saja saat itu namanya masih Kali Angke. Asal muasal berubahnya nama Kali Angke menjadi Kalijodo tidak bisa dilepaskan dari Tradisi Peh Cun yang sering diselenggarakan di kawasan tersebut. Dalam Tradisi China, Peh Cun adalah tradisi yang diselenggarakan setiap Hari Ke-100 penanggalan Imlek. Salah satu tradisi dalam perayaan Peh Cun adalah pesta air. Saat itu, pesta air diikuti oleh muda-mudi laki-laki dan perempuan yang sama-sama menaiki perahu melintasi Kali Angke atau sekarang Kali Jodoh.
Link : http://www.aktualita.co/sejarah-kalijodo-dari-kali-angke-hingga-kawasan-prostitusi-dan-perjudian/8600/


Tradisi Peh Cun di Pontianak, Indonesia

Namun seiring dengan perkembangannya Kali Jodoh yang semula merupakan Kawasan Terbuka Hijau, sekarang menjadi Kawasan Kumuh, dan merupakan salah satu Kawasan Yang Syarat akan Dunia Prostitusi, Minuman Keras, dan Juga Narkoba.  Terlebih ketika Salah Satu Prostitusi Terbesar di Indonesia, Kramat Tunggak ditutup. Banyak Para Pekerja Seks Komersil Eks Kramat Tunggak, yang melakukan ide kreatif mereka di tempat ini. Secara Otomatis, Wilayah Kali Jodoh kini, merupakan salah satu wilayah dengan Tingkat Kejahatan Tertinggi di Jakarta.

Nah rencanya Gubernur DKI Jakarta saat ini, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) ingin banget nutup Lokalisasi Kali Jodoh dan dikembalikan lagi ke kondisi semula, sesuai dengan peruntukkanya. Bukan sebagai Daerah Rawan Kejahatan dan Sarangnya Prostitusi saja, tetapi juga lahan terbuka hijau milik Pemerintah yang secara menahun ditempati ilegal oleh Pendatang, dan tidak sesuai dengan peruntukannya.

Walaupun banyak Pro dan Kontra dari penutupan wilayah ini, tapi kayanya kita harus dukung langkah Kebijakan Pemerintah DKI Jakarta, yang berusaha buat Jakarta ke arah yang lebih baik.
Berikut 5 Hal Yang Bakal Terjadi Di Jakarta, Jika Lokalisasi Kali Jodoh Benar Ditutup !


















1. Jakarta Bakal Nambah Taman Kota Baru ...



Setuju banget dengan yang satu ini. Jakarta bakal punya Taman Kota Baru. Secara ruang Terbuka Hijau di Jakarta dari hari ke hari bukannya bertambah malah berkurang. Mungkin saking banyaknya Pendatang yang coba ngadu nasib di Jakarta. Bukannya untung malah buntung. Akhirnya bikin Pemukiman Kumuh di bantaran kali yang memang nggak sesuai banget peruntukkannya. Walaupun nggak bisa disalahin secara 100% juga Pendatang nempatin secara ilegal, karena yang namanya oknum dari aparat sudah ada berpuluh tahun lamanya, sengaja buat keadaan itu jadi demikian. Nah mumpung di Pemerintahan Ahok, yang Gubernurnya Tegas Habis Ala Koboi, kayanya sanksi hukum buat Oknum yang demikian harus dilakukan, biar Jakarta makin kinclog dan bersih.

Ok lanjut, coba bayaingin Taman Kota yang asyik kaya Waduk Ria Rio di Pluit, dimana kayanya kawasan ini bisa jadi 11/12 dengan lokasi Waduk Ria Rio yang ada Taman Kotanya. Secara juga ada daerah resapan. Hanya saja kalau di Ria Rio berupa Danau, tapi Kali Jodo ya berupa kali. Di Jakarta makin banyak daerah WaterFrontCitynya .... siiip deh


2. Banjir Di Jakarta Kemungkinan Bakal Berkurang



Banjir yang menjadi persoalan tahunan di Jakarta kemungkinan bakal berkurang. Terlebih lagi di wilayah Jakarta Barat dan Utara. Secara Daerah Kali Jodoh tadinya merupakan daerah resapan yang didiami oleh Penduduk secara ilegal. Rencananya Pemerintah mau coba gusur tempat yang nggak sesuai dengan peruntukkannya. Jadi bisa dibayang deh kalau wilayah Kali Jodoh jadi direlokasi, otomatis akan ada ruang terbuka hijau, dimana daerah ini penting banget sebagai daerah resapan yang berguna untuk meminimalisir banjir. Karena memang lokasinya pas banget di sebelah Kali Angke yang merupakan daerah Banjir Kanal Barat, dengan demikian warga di sekitar Jakarta Utara dan Barat, rasa khawatirnya mungkin jadi lebih berkurang terhadap banjir yang kerap melanda Kali Jodoh. Terlebih lagi nantinya, Kali Jodoh menjadi daerah resapan yang lokasinya tepat di hilir muara Kali Angke. Jangan Lupa Ya Bioporinya !



















3. Bakal Banyak Event Wisata


Event wisata Tepi Sungai Via www.tripriau.com

Menurut Sejarah yang kamu baca di atas, bahwa Tradisi Pe Chun yang diselenggarakan setiap Hari Ke-100 penanggalan Imlek telah ada sejak dahulu di Kali Jodoh yang dahulu bernama Kali Angke. Kenapa Pemerintah nggak coba ngehidupin lagi tradisi yang sudah mati ini. Bisa jadi ini, merupakan salah satu Potensi Aset Wisata bagi Kota Jakarta, khususnya Wisata Tradisi dan Kebudayaan Etnis China yang memang sudah ada sejak Zaman Kolonial di Batavia atau Jakarta, selain Event Wisata lainnya yang mungkin bakal terjadi.

Kan unik tuh tradisinya semacam Pesta Air, yang diikuti muda – mudi untuk cari jodoh. Jadi nggak nutup kemungkinan kalau dijadiin Kawasan wisata yang dateng bukan hanya orang Indonesia aja turis manacanegara, yang notabenenya bule pun bisa ikut cari pasangan di Kali Jodoh. Kan asyik pas lagi cari pasangan, tiba – tiba dapet bule.

Enak Juga Naik Perahu Bareng Bule

4. Bakal Tumbuh Semacam Sentra UMKM Baru


Sentra UMKM Sepatu Gang Dolly

Berharap banget Pemerintah ngasih solusi bersama bagi Warga yang dahulu bekerja sebagai Pegawai Seks Komersil Ex Kalijodoh untuk dicarikan pekerjaan yang lebih layak. Karena bagaimanapun masih ada juga pemukiman Warga Asli yang memang legal, dan nggak kena gusur, tetapi ia, dan keluarganya sangat bergantung dengan usaha Esek Esek Kali Jodoh. Jadi dengan alasan tidak mematikan usaha, Pemerintah Daerah berusaha untuk cari terobosan buat numbuhin UMKM yang mandiri bagi warga sekitar.

Sudah banyak contohnya, Kaya Gang Dolly setelah nggak jadi kawasan Prostitusi Terbesar di Asia Tenggara, wilayah ini sekarang tumbuh jadi Usaha Industri Sepatu Baru di Surabaya. Warganya yang kebanyakan mantan PSK Ex Gang Dolly, dibina dan sering ikut pelatihan Kewirausahaan yang diadakan oleh Pemerintah Daerah setempat. Maka nggak heran Walikotanya pun “ Tri Rismaharini” make sepatu produk Gang Dolly. Tepatnya, saat pelantikan menjadi Walikota Surabaya, beberapa waktu lalu.

Nah kalau usaha yang tepat sasaran untuk dilakuin oleh Warga Kalijodoh apa ya ?  Kayanya memori tahun 90an tentang mainan Kapal Perang Othok – Othok bisa jadi produk UMKM pertama yang bisa dibuat secara massal. Lokasinya yang dekat Kali Angke, membuat anak kecil bisa dengan leluasa main di Kali Ala Tempo Doeloe ini. Yang terpenting bentuk kapalnya Nasionalis banget. Apalagi kalau bukan Bendera Indonesia yang ada di Kapal.

Kapal Perang Othok - Othok Yang Nasionalis Banget !



















5. Bakal Jadi Lebih Religius

Islamic Centre Kramat Tunggak


Sejarah mencatat, setiap ada relokasi Lokalisasi, ujung – ujungnya, kalau nggak dibuat Islamic Centre, mungkin Tempat Peribadatan Lainnya. Ya iyalah, gimana nggak, secara Praktek Prostitusi memang nggak pernah dibenarkan oleh Agama apapun di Indonesia. Jadi wajar, kalau beberapa bekas lokalisasi dijadiin semacam pusat kegiatan keagamaan, kaya Kramat Tunggak gitu. Mungkin ada maksud kali ya, agar Warga yang berada di daerah tersebut dapat lebih kena siraman rohani. Karena bagaimanapun pastinya banyak Warga yang berprofesi sebagai PSK. Dengan begitu wilayah bekas Lokalisasi otomatis lebih religius dan dampaknya Kejahatan di wilayah tersebut so pasti jadi lebih berkurang.


Setelah Insyaf 

Itu beberapa gambaran yang setidaknya bakal terjadi, jika wilayah Lokalisasi Kali Jodoh Benar Di tutup. Bagi yang mau Komentar silahkan isi unek uneknya di bagian paling bawah posting. Di tunggu Komentar Terbaiknya
Terima Kasih


 Kembali : ARTIKEL



Terkini Indonesia

Terbaik Indonesia

Belanja Indonesia Lihat Lebih Lengkap >>>




Travelling Kita

Comments
0 Comments
 
Copyright ©2015 - 2024 THE COLOUR OF INDONESIA. Designed by -Irsah
Back to top
THE COLOUR OF INDONESIA