CONTRIBUTOR
PANGKI PANGLUAR
Bangsa Indonesia yang
terdiri dari berbagai Macam Suku Bangsa, membuat bangsa Ini menjadi kaya akan
Budaya dan Adat Istiadat. Beberapa Suku Bangsa di Indonesia membentuk semacam
daerah atau kawasan tersendiri yang biasa kita sebut (Kawasan Dalem Kauman, dan
Kalangan Pada Masyarakat Jawa, dimana penyebarannya ada di beberapa daerah di
Pulau Jawa seperti : Yogyakarta, Solo, Cirebon, Magelang, Semarang, dan Cilacap), (Kawasan Kratonan, Kawasan Khusus Bangsawan Jawa penyebarannya ada di
Yogyakarta, Solo, dan Cirebon), Ke’te Kesu (Kawasan bagi Masyarakat Adat Tanah
Toraja di Sulawesi Selatan), Kawasan Adat Ammatoa (Kawasan bagi Masyarakat Adat Kajang di
Sulawesi Selatan), Sade (Kawasan Adat Lombok, NTB), Aga (Kawasan Bagi Suku Adat
Bali Kuno, Bali), Kanekes (Kawasan Adat
Bagi Masyarakat Baduy yang berada di daerah Lebak, Banten, dan Sebagian
Wilayah Sukabumi – Jawa barat), serta Kawasan Pecinan (Kawasan Bagi
Etnis Tionghoa – Indonesia, yang tersebar di beberapa wilayah di Indonesia), dan masih banyak lainnya. Khusus yang terakhir kami sengaja merangkum, mumpung
masih dalam perayaan Imlek, dan menjelang Hari Cap Gomeh + 15 hari sesudah
Perayaan Imlek.
Berikut Kami Hadirkan 9 Daerah Pecinan Terbaik Versi The Colour of Indonesia ...
pp
Berikut Kami Hadirkan 9 Daerah Pecinan Terbaik Versi The Colour of Indonesia ...
pp
Apa Itu Pecinan ?
Merujuk Pada Wikipedia,
Pecinan atau Kampung Cina (atau Chinatown dalam Bahasa Inggris dan 唐人街 Tángrénjiē dalam Bahasa
Mandarin ) merujuk kepada sebuah wilayah kota yang mayoritas penghuninya adalah
orang Tionghoa. Pecinan banyak terdapat di kota-kota besar di berbagai negara
di mana orang Tionghoa merantau dan kemudian menetap seperti di Amerika Serikat,
Kanada, Eropa dan negara-negara Asia Tenggara. Link : https://id.wikipedia.org/wiki/Pecinan
Salah Satu Sudut Daerah Pecinan Di Kawasan Petak Sembilan Glodok - Jakarta
- China sebagai Negara Terbesar
di Dunia, lebih dari 1.3 Milyar Juta Penduduk yang mayoritas merupakan Bangsa
China/ Tionghoa, membuat Mayoritas Penduduknya juga melakukan Emigrasi ke
beberapa negara lain seperti di belahan Asia Tenggara, Amerika Serikat, dan
juga Eropa. Terlebih beberapa Peraturan Pemerintah China yang sengaja
memperketat tentang Jumlah Kelahiran bagi satu Keluarga, membuat sebagian
penduduknya Khawatir akan sanksi yang dikenakan bagi mereka ketika Mempunyai Anak
lebih dari yang ditetapkan oleh Pemerintah China.
- Beberapa hal yang
terjadi sejak zaman dahulu kala, tentang sifat merantau, tak kenal menyerah di
negeri orang, tekun, Bangsa Pedagang, dan hasrat menguasai Dunia, membuat Bangsa
China dapat melebur dengan penduduk Asli di beberapa daerah yang didatangi oleh
Bangsa Ini. Akulturasi Kebudayaan juga terjadi, dimana mencampurkan Unsur
Budaya Asli dengan Budaya China, seperti yang terjadi di Indonesia. “Contohnya tari Cokek, yang merupakan Akulturasi Kebudayaan China dengan Betawi Asli”
Perkembangan Bangsa China menjadi Etnis Suku Bangsa Di Indonesia
pp
pp
Tari Barongsai, Salah Satu Tarian Terkenal Bagi Etnis Tionghoa
Tionghoa-Indonesia adalah
salah satu etnis di Indonesia yang asal usul mereka dari Tiongkok. Biasanya
mereka menyebut dirinya dengan istilah Tenglang (Hokkien), Tengnang (Tiochiu),
atau Thongnyin (Hakka). Dalam bahasa Mandarin mereka disebut Tangren (Hanzi: 唐人,
"orang Tang") atau lazim disebut Huaren (Hanzi Tradisional: 華人 ;
Hanzi Sederhana : 华人) . Disebut Tangren
dikarenakan sesuai dengan kenyataan bahwa orang Tionghoa-Indonesia mayoritas berasal
dari Tiongkok Selatan yang menyebut diri mereka sebagai orang Tang, sementara
orang Tiongkok Utara menyebut diri mereka sebagai orang Han (Hanzi: 漢人,
Hanyu Pinyin: Hanren, "orang Han").
Leluhur orang
Tionghoa-Indonesia berimigrasi secara bergelombang sejak ribuan tahun yang lalu
melalui kegiatan perniagaan. Peran mereka beberapa kali muncul dalam sejarah
Indonesia, bahkan sebelum Republik Indonesia dideklarasikan dan
terbentuk. Catatan-catatan dari Tiongkok menyatakan bahwa kerajaan-kerajaan
kuno di Nusantara telah berhubungan erat dengan dinasti-dinasti yang berkuasa
di Tiongkok. Faktor inilah yang kemudian menyuburkan perdagangan dan lalu
lintas barang maupun manusia dari Tiongkok ke Nusantara dan sebaliknya.
9 Daerah Pecinan Terbaik Indonesia ...
1. Kota Singkawang – Kalimantan Barat
Kota Singkawang atau San
Keuw Jong (Hanzi: 山口洋 hanyu pinyin: Shānkǒu Yáng) adalah sebuah kota
(kotamadya) di Kalimantan Barat, Indonesia. Kota ini dijuluki Kota Seribu Kelenteng,
terletak sekitar 145 km sebelah utara dari Kota Pontianak, Ibukota Provinsi
Kalimantan Barat, dan dikelilingi oleh pegunungan Pasi, Poteng, dan Sakok. Nama
Singkawang berasal dari bahasa Hakka, San khew jong yang mengacu pada sebuah
kota di bukit dekat laut dan estuari. Karena mayoritas Penduduk di Kota
Pontianak, dan Kota Singkawang merupakan Suku China, maka tidak heran bila Kota
Ini dijuluki sebagai China Town Terbesar di Indonesia. Di tempat ini kamu akan
jumpai banyak Kelenteng, yang digunakan sebagai tempat beribadah bagi Etnis
China yang memeluk Agama Khonghucu, Masjid dan Tempat Peribadatan Lain yang
bernuansa Oriental. Link : https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Singkawang
Kamu Tidak perlu jauh ke
negeri Tiongkok sana untuk merasakan suasana kental etnis Tionghoa. Kota
Singkawang adalah tempat d imana kamu bisa merasakan budaya etnis tionghoa di
tiap sisi kotanya. Kota ini juga menawarkan atraksi Imlek dan Cap Go Meh,
selain pantai pasir putih dan juga perbukitannya. Tidak seperti kota lain yang
identik dengan peradaban etnis Tionghoanya di mana Bahasa Cina penduduknya sudah
mulai luntur, Singkawang menawarkan sesuatu yang berbeda di mana Bahasa Cina
Daerah seperti Hakka dan Tio Ciu masih digunakan dalam percakapan
sehari-hari.
Selain punya Little
Netherland, Kota Lama Semarang juga punya kawasan Pecinan Semarang yang biasa
disebut dengan China Town. Kawasan ini membentang mulai dari Jl Beteng, Gajah Mada di
sebelah barat, Jl MT Haryono di timur, Jl Agus Salim di utara, dan Jl Jagalan di selatan, serta kawasan ini berdekat dengan arah Simpang Lima Semarang.
Sumber Foto : Bozhart
Di tempat ini kamu akan
menjumpai, beberapa Kelenteng Tertua di Kota Ini, seperti :
1) Sioe Hok Bio - 1753 2)
Tek Hay Bio - 1756.
3) Tay Kak Sie - 1771
4) Tong Pek Bio - 1782.
5) Hoo Hok Bio - 1792
6) Wie Hwie Kiong - 1814
7) Ling Hok Bio - 1866
8) See Hoo Kiong - 1881
9) Hian Thian Siang Tee
Bio - 1905
10) Sam Poo Kong
Kelenteng didirikan oleh Laksmana Muslim Cheng Ho
Kelenteng Tay Kak Sie - 1771
Sumber Foto : Bozhart
Sebuah Pasar yang menjadi
salah satu StreetFood Terbaik Di Indonesia juga ada di Daerah Pecinan Semarang.
Pasar Semawis “Semarang Untuk Pariwisata” yang dibentuk oleh Komunitas Etnis
Tionghoa Indonesia menjadikan Gang Warung sebagai salah satu Jajanan Street
Food Terpanjang di Kota Lama Semarang, selain itu kamu juga bisa jumpai tempat
yang menjadi saksi Peninggalan Kebudayaan China di Semarang; seperti : Jl Gang
Lombok - ada kelenteng terkenal Tay Kak Sie dan kapal replika Cheng Ho, dimana biasanya
rombongan para turis mengunjungi ke sini Link : http://www.skyscrapercity.com/showthread.php?t=273211&page=24
Replika Kapal Laksmana Muslim Cheng Ho di kali Semarang
Sumber Foto : Bozhart
Kesawan adalah nama
sebuah daerah di Kecamatan Medan Barat, Medan, Indonesia. Kawasan ini adalah
kawasan yang dipenuhi bangunan-bangunan bersejarah dan Jalan Ahmad Yani yang
berada di kawasan ini merupakan jalan tertua di Medan. Sebelum 1880 Kampung
Kesawan dihuni oleh orang-orang Melayu, namun kemudian orang-orang Tionghoa
dari Malaka dan Tiongkok datang dan menetap di daerah ini sehingga Kesawan
menjadi sebuah Pecinan. Setelah kebakaran besar melalap rumah-rumah kayu
di Kesawan pada tahun 1889, para warga Tionghoa lalu mulai mendirikan ruko-ruko
dua lantai yang sebagian masih tersisa hingga kini. Saat ini kawasan Kesawan
telah dijadikan sebagai pusat jajanan makan yang ramai pada malam harinya
bernama Kesawan Square. Link : https://id.wikipedia.org/wiki/Kesawan,_Medan
Kawasan Kesawan Medan Tempo Doeloe
Kota Batam yang merupakan
wilayah Segitiga Emas ASEAN, antara Singapura, Malaysia, dan Indonesia sendiri,
menjadikan kawasan ini merupakan Kota Perdagangan Bebas bagi Segitiga ASEAN,
Malaysia, Singapura, Batam (Indonesia) selain di tempati oleh Etnis Rumpun
Melayu, mayoritas juga merupakan Etnis Tionghoa – China. Sebagai pusat kegiatan
perdagangan, dan komunitas di Batam, Kawasan Nagoya Hill Batam terkenal sebagai daerah Pecinan yang
sarat akan lalu lintas perdagangannya, dan juga Wisata kulinernya. Di tempat
ini Kamu juga akan jumpai Kelenteng, dan berbagai unsur yang mewarnai kehidupan
Masyarakat China di daerah ini.
Kota Pecinan Pemantang
Siantar merupakan Kota Pecinan yang terletak di Propinsi Sumatera Utara. Etnis
Tionghoa juga mendiami Kota ini sebagai Etnis Terbesar, khususnya di wilayah
Timbang Galung, dan Kampung Melayu. Di tempat ini kamu akan jumpai pernak – pernik
yang menandakan kekhasan gaya Oriental mulai dari Becak Siantar, hingga Wisata Budaya
Patung Tertinggi di Asia Tenggara Dewi Kwan Im yang terletak di Vihara
Avalokitesvara.
Patung Dewi Kwan Im - Pemantang Siantar
Kota Tanjung Pinang yang
penduduknya mayoritas merupakan perpaduan antara Suku Melayu, dan Etnis
Tionghoa, menjadikan Kota ini sarat dengan unsur keduanya. Hal ini dapat
dilihat dari ornamen khas Orental, yang dapat dijumpai di hampir setiap bagian
dari Kota ini. Ibu Kota dari Kepulauan Riau ini, memang berdekatan dengan Kota
Batam yang notabenenya merupakan bagian dari Propinsi Kepulauan Riau, walaupun
mempunyai Otonomi Sendiri di bawah Daerah Otonomi Batam. Jadi wajar jika Kota
ini merupakan salah satu daerah pecinan Terbaik di Indonesia. Bila kamu ke
tempat ini jangan lupa untuk datang Ke Akau Potong Lembu, salah satu Streetfood Terbaik di Indonesia yang menyajikan jajanan Khas Orental ala Tanjung Pinang
yang terkenal dengan makanan lautnya.
Akau Potong Lembu - TanjungPinang
Kawasan Kota Lama
Jakarta, juga merupakan Kawasan Pecinan Terbaik di Indonesia. Hampir sama
dengan kondisi fisik dengan Kota Lama Semarang yang juga berada di Kota Pesisir
Pantai Utara Jawa, Kawasan Kota ini selain terkenal sebagai Little Netherland,
juga terkenal dengan China Townnya. Kawasan Pecinan Jakarta, sebenarnya juga
membentang di wilayah Jakarta Barat (Kota Tua Jakarta, Glodok hingga arah
Tangerang), Jakarta Pusat (Pecenongan,
Harmoni, Pasar Baru), Jakarta Utara (Kelapa Gading, Pluit), hal ini berdasar
kepada kebiasaan Etnis Tionghoa yang mendiami suatu tempat dengan mendekatkan
kepada air sebagai sumber mata pencahariannnya. Di daerah pecinan
Jakarta, kamu akan jumpai Etnis Tionghoa yang membaur dengan kebudayaan Masyarakat Betawi Asli, seperti Tari Cokek. Di tempat ini juga
banyak dijumpai Masjid dengan gaya oriental. Dimana Mayoritas Etnis China
memeluk Agama Islam.
Salah Satu Masjid di Kawasan Pecinan Pasar Baru Jakarta
Perpaduan Antara Gaya China dan Betawi
Kampung Sudiroprajan
biasa disebut Kampung Balong memang
dikenal sebagai Kawasan Pecinan-nya Kota Solo. Selain terdapat kelenteng
berusia ratusan tahun yakni Kelenteng Tien Kok Sie yang dibangun tahun 1754, di
tempat ini juga terdapat Pasar yang bernama sebagai Pasar Gede Solo. Suasana
pecinan di tempat ini kian terasa terlebih saat imlek seperti saat ini.
Berbagai pernak-pernik imlek pun menghiasi setiap sudut. Hingga akhir Februari
ini, bagi Kamu yang ingin berkunjung ke kawasan ini bisa menyaksikan ribuan lampion
di sepanjang jalan hingga memberikan rona romantisme tersendiri terlebih di saat
malam. Bola-bola merah mewarnai koridor sepanjabng jalan Jenderal
Sudirman - Pasar Gede hingga Urip Sumoharjo, mulai jembatan Kali Pepe sampai
jembatan penghubung bangunan pasar timur dan barat, serta di daerah RE Martadinata.
Imlek di tempat ini biasanya, ditutup dengan perayaan cap Go Meh +15 hari
sesudah Perayaan IMLEK.
Kya-Kya Surabaya adalah
tempat yang dulunya ramai sebagai pasar malam di kawasan pecinan kota Surabaya.
Terletak di sepanjang jalan Kembang Jepun didirikan kios-kios yang menjual
berbagai macam makanan baik masakan Tionghoa, makanan khas Surabaya maupun
makanan lainnya. Kata kya-kya diambil dari salah satu dialek bahasa Tionghoa
yang berarti jalan-jalan.
Sejarah Jalan Kembang Jepun
Sejarah Jalan Kembang Jepun
Jalan Kembang Jepun
dulunya adalah kawasan bisnis utama dan pusat kota Surabaya. Walaupun bukan
menjadi yang utama, kawasan ini tetap menjadi salah satu sentra bisnis hingga
saat ini. Kawasan ini terkenal sebagai pusat perdagangan grosir, yang kemudian
dikenal sebagai CBD (central business district) I Kota Surabaya. Kembang
Jepun mempunyai sejarah panjang, sepanjang perjalanan Kota Surabaya.
Perjalanannya penuh dengan rona-rona, sesuai warna yang dilukiskan zamannya.
Sejak zaman Sriwijaya, kawasan di sekitar Kembang Jepun menjadi tempat bermacam
bangsa tinggal. Banyak pedagang asing yang menambatkan kapal-kapalnya di lokasi di mana kemudian menjadi Kota Surabaya. Di situ pulalah, perjalanan sejarah
menorehkan garis membujur dari timur ke barat kota, Jalan Kembang Jepun. Tegak
lurus dengan Kalimas, jalan ini juga menjadi ikon Kota Surabaya yang silih
berganti tampil membawa perannya. Pada zaman Belanda, pemerintahan saat itu
membagi kawasan menjadi Pecinan di selatan Kalimas, kampung Arab dan Melayu di
Utara kawasan itu, dengan Jalan Kembang Jepun sebagai pembatasnya. Bangsa
Belanda sendiri tinggal di Barat Kalimas yang kemudian mendirikan komunitas
"Eropa Kecil". Hal ini hampir serupa dengan Kota – Kota di
Pesisir Pantai Pulau Jawa yang membagi wilayahnya menjadi Litte Netherland,
China Town serta beberapa wilayah
Kawasan Melayu seperti di Kota Lama Semarang, dan Kota Lama Jakarta. Jalan
Kembang Jepun dulunya dinamakan Handelstraat (handel berarti perdagangan,
straat artinya jalan), yang kemudian tumbuh sangat dinamis. Pada zaman
pendudukan Jepang lah nama Kembang Jepun menjadi terkenal, ketika banyak
serdadu Jepang (Jepun) memiliki teman-teman wanita (kembang) di sekitar
daerah ini. Pada era di mana banyak pedagang Tionghoa menjadi bagian dari napas
dinamika Kembang Jepun, sebuah Gerbang kawasan yang bernuansa arsitektur
Tionghoa pernah dibangun di sini. Banyak fasilitas hiburan didirikan, bahkan
ada yang masih bertahan hingga kini, seperti Restoran Kiet Wan Kie. Link : https://id.wikipedia.org/wiki/Kya_Kya_Surabaya
Kembali : TERBAIK
Terkini Indonesia
Terbaik Indonesia
Travelling
Kita