CONTRIBUTOR
PANGKI PANGLUAR
5 Lagu Ini Bisa Jadi Enak Banget, Bila Berpadu
Dengan Musik Asli Indonesia !
Kalian pasti pernah denger donk beberapa Lagu Yang Hits Banget di
zamannya ? Ternyata kalau dimasukkan dengan unsur Musik Asli Indonesia hasilnya
bisa jadi Gokil Habis. Makanya daripada penasaran yuk cek ke 5 lagu berikut ini
!
Btw sebelum kita cek 5 lagu yang enak banget ini, ada baiknya kita tahu
sedikit mengenai apa itu Akulturasi. Sengaja banget buat ngasih informasi ini, karena memang bagaimanapun masih punya
benang merah dengan topik kita kali ini.
Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok
manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu
kebudayaan asing. Kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam
kebudayaannya sendiri tanpa menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan kelompok itu
sendiri.
Sedangkan kalau diambil kesimpulan mengenai Akulturasi Musik Indonesia, sudah pasti perpaduan Budaya Asli dengan Pendatang
itu terjadi di bidang Musik, yang lingkupnya memang merupakan bagian dari suatu Kebudayaan. Contoh Akulturasi: Saat budaya rap dari negara asing digabungkan
dengan bahasa Jawa, sehingga menge-rap dengan menggunakan bahasa Jawa. Juga pada masa dahulu Akulturasi Musik telah
berkembang Pada Musik Keroncong dan Musik Gambang Kromong yang berpadu dengan
Tari Cokek.
Perkembangan Akulturasi Musik dari Masa Ke Masa dimulai dengan Musik Keroncong yang dibawa oleh Bangsa
Portugis sekitar tahun 1512, yaitu
pada waktu Ekspedisi Portugis pimpinan Alfonso de Albuquerque datang ke Malaka
dan Maluku tahun 1512. Akar Musik ini berasal dari sejenis musik Portugis yang
dikenal sebagai Fado, yang
diperkenalkan oleh para pelaut dan budak kapal niaga bangsa itu sejak abad ke-16 ke Nusantara. Dari daratan India
(Goa) masuklah musik ini pertama kali di Malaka dan kemudian dimainkan oleh
para budak dari Maluku. Hal ini yang menyebabkan kenapa Kita mengenal Alat
Musik seperti Biola, Ukulele, dan Selo yang biasanya merupakan Instrument Pelengkap
Musik Fado yang dikombinasikan dengan Tarian
Moresco “sebuah tarian asal Spanyol,
seperti polka agak lamban ritmenya” Namun yang perlu kita ketahui Musik
Keroncong itu jelas mempunyai Perbedaan dengan Musik Fado yang merupakan root
dari Musik Keroncong. Keroncong itu “Njawani”
atau “Indonesia Banget”. Irama dalam
karawitan juga bisa dijumpai dalam keroncong (petik, engkel, double), inilah yg tidak bisa dijumpai pada musik lain di
seluruh dunia. Begitu pula dengan cara bermainnya, keroncong beda banget dengan Fado.
Keroncong itu saling mengisi dan saling ketergantungan antara alat satu dengan yang
lain. Coba Kamu hilangkan salah satu saja alatnya, maka rasanya akan lain.
Di tahun 1736, berkembang Musik
Gambang Kromong di Indonesia. Gambang Kromong (atau ditulis Gambang Keromong)
adalah sejenis orkes yang memadukan gamelan dengan alat musik Tionghoa,
seperti sukong, tehyan, dan kongahyan,
biasanya berpadu dengan Tarian Cokek Khas Betawi – Tionghoa. Sebutan gambang Kromong
diambil dari nama dua buah alat perkusi, yaitu gambang dan kromong.
Awal mula terbentuknya orkes gambang kromong tidak lepas dari seorang pemimpin
komunitas Tionghoa yang diangkat Belanda (Kapitan Cina) bernama Nie Hoe Kong
(masa jabatan 1736-1740). Musik Gambang Kromong pertama kali berkembang di
Betawi sehingga tidak heran jika musik disebut Musik Khas Betawi.
Awal tahun 1970 an, muncul
beberapa Grup Kasidah Modern. Musik Kasidah Jenis Musik yang bernapaskan Islam,
di mana lagunya banyak mengandung unsur dakwah Islamiyah dan nasihat-nasihat baik sesuai ajaran Islam. Biasanya lagu itu dinyanyikan dengan irama penuh kegembiraan yang hampir menyerupai
irama Timur Tengah dengan diiringi rebana, yaitu sejenis Alat Musik Tradisional yang
terbuat dari kayu, dibuat dalam bentuk lingkaran yang dilobangi pada bagian
tengahnya kemudian di tempat yang dilobangi itu di tempel kulit binatang yang
telah dibersihkan bulunya. Lagu Kasidah Modern liriknya juga dibuat dalam
bahasa Indonesia selain Arab. Grup Kasidah Modern membawa seorang penyanyi
bintang yang dibantu paduan suara wanita. Alat musik yang dimainkan adalah
rebana dan mandolin, disertai alat modern lainnya, misalnya: biola, gitar listrik,
keyboard dan flute. Perintis Kasidah Modern adalah grup Nasida Ria dari Semarang yang semuanya perempuan. Lagu yang top
yakni Perdamaian dari Nasida Ria. Pada tahun 1970-an, Bimbo, Koes Plus dan AKA mengedarkan album Kasidah Modern.
Pada Masa Kini (Tahun 2000-an)
juga dijumpai Jenis Musik Irama Keroncong yang berpadu dengan Rap dan Hip - Pop
“Aliran Musik Irama Cepat Asal Negeri
Paman Sam”. Dipelopori oleh Grup Musik hasil kolaborasi antara Bondan Prakoso
dengan Fade 2 Black. Pada lagu jagoan Keroncong
Protol di Album Unity tahun 2007, Bondan dan Fade 2 Black berhasil meraih
Penghargaan sebagai Best Rap Album
Production dalam Indonesian Music Award 2008 (Anugerah Musik Indonesia – AMI 2008).
Tahun 2011 melaui Jogja Hip
Pop Foundation, Soimah dan Groupnya juga berhasil memadukan unsur Musik Hip Pop dan
Rap dengan Musik Gamelan. Lagu Jogja Istimewa merupakan Unsur Musik Unik
di mana Hip Pop berpadu dengan Musik Gamelan.
Beberapa lagu juga berhasil
dikombinasikan, contohnya Javanova - Bossanova Jawa, Musik Asal Brasil yang berpadu dengan Kumpulan
Lagu Jawa. Juga ada Musik Jawa dan Sunda, di mana Penyanyi “Sinden” ikut nembang dengan gaya Khas Modern saat membawakan Lagu
Manca yang sedang nge-Hits, di Acara Opera Van Java, Bukan Sekedar Wayang, dan Nyonya Nunung.
Perkembangan Electronic Dance Music “EDM” yang serba Digital pada masa kini (Awal Tahun 2014), sedikitnya juga membawa pengaruh pada kreativitas Musisi Indonesia dalam
memadukan Unsur Budaya Barat dengan Indonesia. Terlebih di Era Digital saat
ini, suara Asli Penyanyi tetap tidak hilang, namun jenis musiknya saja yang
ditambahkan atau diubah dengan sentuhan Musik
Remix ala EDM. Lagu mereka makin
Easy Listening, dan punya kesan Indonesia Banget, bila berpadu dengan
Musik Asli Indonesia seperti Kerocong, Karawitan, dan Gamelan Jawa.
Link :
https://id.wikipedia.org
5 Lagu Ini Bisa Jadi Enak Banget, Bila Berpadu Dengan Musik Asli Indonesia !
Sengaja Banget Ngerokemendasikan Lagu Keroncong In Lounge Ini. Selain jadi
Official Song dari Blog “The Colour Of Indonesia“ ternyata lagu Milik Louis Armstrong di tahun 1968 ini liriknya nyentuh banget. Lagu ini berisi tentang ajakan agar kita
selalu bersyukur atas Anugrah dari Sang Pencipta yang telah menciptakan Alam
Semesta ini dengan begitu Indah, sehingga kita harus Bilang Betapa Indahnya
Dunia “What A Wonderful World” dan pastinya ngasih yang terbaik buat Alam dan Budaya Indonesia.
Masih dengan Irama Musik yang sama “Keroncong
In Lounge”, Lagu milik Rod Stewart tahun 1971
ini, bisa jadi punya suasana yang berbeda jika Kamu dengerin lagu ini.
Terlebih jika kamu lagi Patah Hati.
Makin kian menyayat hati tentunya, dan ngebawa perasaan ini makin dalam dengan
lagu ini. Alhasil kejadian kenangan masa indah namun menyakitkan makin Kamu
rasakan.
3. Diamonds – Rihanna Cover Version Gemelan
Nah kalau yang ini ada sentuhan Gamelan Jawa, Pokoknya Indonesia Banget. Lagu
Milik Rihanna tahun 2012 ini makin
mantep aja. Terlebih jika Kamu dengar alunan Musik yang memang lagi Happening
Banget Electronic Dance Music tentunya berpadu dengan Musik REMIX. Kalau yang
di atas liriknya tentang Patah Hati, namun di sini liriknya tentang Jatuh Cinta
alias Kasmaran pada Pandangan Pertama. Siap jatuh cinta bila dengan Cover
Version lagu ini !
Lagu berikut ini makin lengkap lagi sentuhan EDM Remixnya, suaranya Pharrell masih ada, namun punya nuansa beda banget. Terlebih bukan hanya Musik Gamelan, tapi
juga Karawitan dan sedikit Jaipongan di bagian Intro dan Interlude lagu. Lagu yang dirilis tahun 2013 ini punya lirik yang bagus buat kita harus tetap Bersyukur dan selalu Optimis
dalam menjalani Hidup. Kayanya "Hadapi Hidup dengan Senyuman dan Kebahagiaan" pas
buat lagu Happy Cover Version ini.
5. Sri Minggat – Dr. Quinn Cover Version
Yang terakhir ini kebalikannya dari keempat lagu di atas. Kesannya jadi Anti Klimaks. Kalau tadi Lagu Manca
yang dibawain dengan sentuhan Musik Ala Indonesia, tapi lagu berikut Lagu
Campursari berbahasa Jawa yang dibawain oleh Orang Bule dengan Irama Country. Dr. Quinn, seorang pengajar
di Universitas Nasional Australia benar memukau banyak kalangan. Di saat
budaya Indonesia sedikit terpinggirkan oleh orang Indonesia itu sendiri, orang
dari Universitas Nasional Australia
ini malah senang mempelajari budaya Indonesia. Terbukti dengan video ini, Dr,
Quinn bersama para Mahasiswanya fasih sekali menyanyikan lagu berbahasa Jawa “ndang balio sri - Sri Minggat” dengan lancar. Padahal
bahasa Jawa termasuk salah satu bahasa yang susah dalam pengucapannya. Dr. Quinn
menunjukkan cara paling efektif agar cepat bisa dan memahami belajar bahasa
daerah. Dengan pendekatan yang diterapkan dalam program kuliah bahasa Jawa
sampai saat ini melalui drama. Lagu milik Didi Kempot Tahun 2006 ini, menceritakan tentang seseorang Kekasih yang ditinggal Pacarnya yang bernama Sri, dan tidak pernah kembali. Lagu ini makin melodius ketika Salah Satu Mahasiswanya nyanyiin bersama dengan Dia dan Mahasiswa Lainnya. Terlebih musik dengan irama Country dan Logat Jawa yang lumanya lancar membuat Kamu jadi lebih penasaran untuk denger lagu ini sampe habis.
Link :
Overall, semua lagu di atas pada intinya sama. Kita
sebagai Bangsa Indonesia harus Bangga dengan Budaya Indonesia. Salah satunya adalah Bangga dengan Musik Indonesia. Dengan beberapa lagu di atas
semoga Kamu makin Cinta dengan Indonesia dan pastinya mau nunjukin kesan bahwa
kamu Indonesia Banget ! Kalau mereka aja cinta dengan Indonesia masa kita nggak ?
Kembali : ARTIKEL
Terkini Indonesia
Terbaik Indonesia
Travelling
Kita