Jembatan Suramadu Malam Hari Via http://nettik.net
CONTRIBUTOR
PANGKI PANGLUAR
Jembatan Barelang Malam Hari
Megah dan Indahnya, 9 Jembatan Jalan Raya Terbaik Versi
The Colour Of Indonesia ...
Pembangunan di Tanah Air Indonesia, lambat laun telah menunjukkan kemajuan. Bukan hanya Jakarta yang merupakan Ibukota Negara dan menjadi salah satu Pusat Bisnis Tersibuk di Asia, tetapi beberapa Kota lainnya, kian mengikuti geliat Ibukota Negara ini untuk menjadi Kota dengan status baru sebagai Kota Metropolitan bahkan Megapolitan.
Hal ini dapat dilihat dari banyaknya Kota Besar maupun Kota dengan Kategori Menengah yang berlomba untuk meningkatkan fasilitas penunjang mereka. Salah satunya adalah Jembatan Jalan Raya sebagai sarana utama yang dapat menghubungkan daerah satu dengan lainnya. Terlebih jika daerah tersebut merupakan daerah yang terpisah oleh sungai bahkan lautan. Untuk itu, kami coba menghimpun informasi mengenai Pembangunan Jembatan Jalan Raya Terbaik di Indonesia yang pastinya dapat memberikan nilai postif sebagai sarana penghubung antar daerah dan beberapa dampak postif lainnya, terutama sebagai Potensi Wisata Indonesia.
Pembangunan di Tanah Air Indonesia, lambat laun telah menunjukkan kemajuan. Bukan hanya Jakarta yang merupakan Ibukota Negara dan menjadi salah satu Pusat Bisnis Tersibuk di Asia, tetapi beberapa Kota lainnya, kian mengikuti geliat Ibukota Negara ini untuk menjadi Kota dengan status baru sebagai Kota Metropolitan bahkan Megapolitan.
Hal ini dapat dilihat dari banyaknya Kota Besar maupun Kota dengan Kategori Menengah yang berlomba untuk meningkatkan fasilitas penunjang mereka. Salah satunya adalah Jembatan Jalan Raya sebagai sarana utama yang dapat menghubungkan daerah satu dengan lainnya. Terlebih jika daerah tersebut merupakan daerah yang terpisah oleh sungai bahkan lautan. Untuk itu, kami coba menghimpun informasi mengenai Pembangunan Jembatan Jalan Raya Terbaik di Indonesia yang pastinya dapat memberikan nilai postif sebagai sarana penghubung antar daerah dan beberapa dampak postif lainnya, terutama sebagai Potensi Wisata Indonesia.
Berikut Kami Hadirkan
Megah dan Indahnya, 9 Jembatan Jalan Raya Terbaik Versi
Jembatan merupakan
struktur yang dibuat untuk menyeberangi jurang atau rintangan seperti sungai,
rel kereta api ataupun jalan raya. Jembatan dibangun untuk penyeberangan
pejalan kaki, kendaraan atau kereta api di atas halangan. Jembatan juga
merupakan bagian dari infrastruktur transportasi darat yang sangat vital dalam
aliran perjalanan (traffic flows). Jembatan sering menjadi komponen kritis dari
suatu ruas jalan, karena sebagai penentu beban maksimum kendaraan yang melewati
ruas jalan tersebut.
Perkembangan Jembatan di
Indonesia, pertama kali, dimulai dengan pembangunan Jembatan Javasche Bank pada
tahun 1628 di Batavia (Jakarta), jembatan ini bertujuan untuk kebutuhan
orang-orang yang bermaksud ke rumah sakit (hospitaalsbrug), namun sebenarnya
ini bukan Jembatan Tertua yang dibangun di Batavia. Yang tertua adalah Jembatan
Inggris, yang sekarang disebut Jembatan Kota Intan, yang ketika tentara Mataram menyerang Betawi pada tahun 1628,
jembatan itu harus dihancurkan. Baru pada tahun 1655 dibangun jembatan baru
melintasi terusan kanal yang bernama Amsterdamsche-gracht. Itulah jembatan
yang disebut Hoenderpasarbrug.
Jembatan Merah - Surabaya
Pada tahun 1760 dibangun Jembatan Kambing
yang terletak di Pekojan, Daerah Tubagus Angke, dan masih di Batavia yang
memang terkenal sebagai Kota dan Pusat VOC. Disebut dengan Jembatan Kambing
karena, besarnya jumlah komunitas keturunan Arab ini menyebabkan banyak pula
pedagang kambing yang mangkal di tepi Kali Angke itu. Dan para pedagang kambing
ini sebagian besar juga keturunan Arab. Para pedagang ini menyatakan mereka ini
hanya meneruskan usaha dagang yang dilakukan oleh ayah, kakek, bahkan buyut
mereka. Jembatan Kambing ini berhadapan dengan Masjid An-Nawir.
Pembangunan Jembatan kian
berlangsung di beberapa kota besar Hindia Belanda (Indonesia), selain Batavia.
Seperti Surabaya (Jembatan Merah), dan Semarang (Jembatan Berok), pada abad 19-20.
Jembatan Ampera Tempo Dulu - Palembang
Pada tahun 1965,
Indonesia mempunyai Jembatan Megah, yang dapat menghubungkan daerah satu dengan
lainnya, yang terbelah oleh Sungai Musi. Jembatan ini bernama Ampera
(Amanat Penderitaan Rakyat. Pada awalnya, jembatan ini, dinamai Jembatan
Bung Karno. Menurut sejarawan Djohan Hanafiah, pemberian nama
tersebut sebagai bentuk penghargaan kepada Presiden RI pertama itu. Bung Karno
secara sungguh memperjuangkan keinginan warga Palembang, untuk memiliki
sebuah jembatan di atas Sungai Musi. Peresmian pemakaian jembatan dilakukan
pada tahun 1965, sekaligus mengukuhkan nama Bung Karno sebagai nama jembatan.
Pada saat itu, jembatan ini adalah jembatan terpanjang di Asia tenggara. Setelah terjadi pergolakan politik pada tahun 1966, ketika gerakan anti-Soekarno sangat kuat, nama jembatan itu pun diubah menjadi Jembatan Ampera (Amanat Penderitaan Rakyat). Sesuai dengan Nama Pahlawan yang gugur (Arif Rahman Hakim). Pernah ada wacana untuk mengembalikan nama Bung Karno sebagai nama Jembatan Ampera ini. Tapi usulan ini tidak mendapat dukungan dari pemerintah dan sebagian masyarakat.
Pada saat itu, jembatan ini adalah jembatan terpanjang di Asia tenggara. Setelah terjadi pergolakan politik pada tahun 1966, ketika gerakan anti-Soekarno sangat kuat, nama jembatan itu pun diubah menjadi Jembatan Ampera (Amanat Penderitaan Rakyat). Sesuai dengan Nama Pahlawan yang gugur (Arif Rahman Hakim). Pernah ada wacana untuk mengembalikan nama Bung Karno sebagai nama Jembatan Ampera ini. Tapi usulan ini tidak mendapat dukungan dari pemerintah dan sebagian masyarakat.
Link :
https://id.wikipedia.org/wiki/Jembatan
https://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_jembatan_di_Indonesia
https://id.wikipedia.org/wiki/Jembatan_Ampera
Megah dan Indahnya, 9 Jembatan Jalan Raya Terbaik Versi
Selain sebagai Jembatan
Tertua yang dibangun oleh Pemerintahan Indonesia. Kemegahan Jembatan ini dapat
dilihat saat kita melintasi Jembatan yang membelah sungai Musi ini.
Pada awalnya, bagian
tengah dan bagian belakang dan bagian depan badan jembatan ini bisa diangkat ke
atas agar tiang kapal yang lewat di bawahnya tidak tersangkut badan jembatan.
Bagian tengah jembatan dapat diangkat dengan peralatan mekanis, dua bandul
pemberat masing-masing sekitar 500 ton di dua menaranya. Kecepatan
pengangkatannya sekitar 10 meter per menit dengan total waktu yang diperlukan
untuk mengangkat penuh jembatan selama 30 menit.
Sejak tahun 1970, aktivitas turun naik bagian tengah jembatan ini sudah tidak dilakukan lagi. Alasannya, waktu yang digunakan untuk mengangkat jembatan ini dianggap mengganggu arus lalu lintas di atasnya. Pada tahun 1990, kedua bandul pemberat di menara jembatan ini diturunkan untuk menghindari jatuhnya kedua beban pemberat ini.
Sejak tahun 1970, aktivitas turun naik bagian tengah jembatan ini sudah tidak dilakukan lagi. Alasannya, waktu yang digunakan untuk mengangkat jembatan ini dianggap mengganggu arus lalu lintas di atasnya. Pada tahun 1990, kedua bandul pemberat di menara jembatan ini diturunkan untuk menghindari jatuhnya kedua beban pemberat ini.
Jembatan yang diresmikan
pada Tahun 1965, sampai saat ini, masih menjadi salah satu ikon favorit dari
Kota Palembang. Keindahan Jembatan ini, bisa dilihat di kala malam hari dengan tata
lampu yang menyemarakan suasana Kota Palembang. Sentra Kuliner juga didirikan
di bawah Jembatan maupun tepian Sungai Musi. Hal ini makin menegaskan Kota
Palembang sebagai Salah Satu Kota dengan Konsep Water Front City Terbaik di
Indonesia. Jembatan Ampera sebagai simbol yang menyertainya.
Link :
https://id.wikipedia.org/wiki/Jembatan_Ampera
Jembatan Nasional
Suramadu adalah jembatan yang melintasi Selat Madura, menghubungkan Pulau Jawa
(di Surabaya) dan Pulau Madura (di Bangkalan, tepatnya timur Kamal), Indonesia.
Dengan panjang 5.438 m, jembatan ini merupakan jembatan terpanjang di Indonesia
saat ini. Jembatan Suramadu terdiri dari tiga bagian yaitu jalan layang
(causeway), jembatan penghubung (approach bridge), dan jembatan utama
(main bridge).
Jembatan ini diresmikan
awal pembangunannya oleh Presiden Megawati Soekarnoputri pada 20 Agustus
2003 dan diresmikan pembukaannya oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
pada 10 Juni 2009. Pembangunan jembatan ini ditujukan untuk mempercepat
pembangunan di Pulau Madura, meliputi bidang infrastruktur dan ekonomi di
Madura, yang relatif tertinggal dibandingkan kawasan lain di Jawa Timur.
Pembuatan jembatan ini
dilakukan dari dua sisi, baik sisi Bangkalan Madura maupun sisi Surabaya.
Sementara itu, secara bersamaan juga dilakukan pembangunan bentang tengah yang
terdiri dari main bridge dan approach bridge.
Keindahan dan Kemegahan
Jembatan yang juga menjadi salah satu Jembatan Terpanjang Di Asia ini adalah
tata lampu di malam hari. Ketika Kamu melintasi Jembatan ini dari Bangkalan
(Madura) menuju arah Surabaya, kamu akan melihat gemerlap Kota Surabaya dengan
salah satu spot Waterfornt Citynya. Walaupun berkonsep Jembatan Tol, namun
di masa mendatang Jembatan ini akan digratiskan bagi para Pengendara yang ingin
melintasi Jembatan Suramadu ini.
Link :
https://id.wikipedia.org/wiki/Jembatan_Nasional_Suramadu
3. Jembatan Pasupati – Bandung, Jawa Barat
Jembatan Pasupati atau
Jalan Layang Pasupati adalah sebuah jembatan Fly Over yang menghubungkan bagian
utara dan timur Kota Bandung melewati lembah Cikapundung. Panjangnya 2,8 km dan
lebarnya 30-60 m. Sebagian jalan itu dibangun di atas Jalan Pasteur, adalah
jalan lama dengan pohon palm raja disebelah kanan dan kirinya yang menjadi ciri
kota Bandung.
Jalan Layang Pasupati
juga menjadi salah satu ikon Kota Bandung. Oleh karena itu, pada malam hari
bagian tengah Jembatan Pasupati diterangi lampu sorot warna-warni. Jalan layang
ini membuat arus lalu lintas dari wilayah sekitar Jabodetabek ke Bandung
menjadi lebih mudah. Di bawah Jembatan Pasupati terdapat taman yang bernama
Taman Pasupati.
Nama Jembatan Pasupati
ini pengganti dari nama sebelumnya Paspati yang dalam artian Sunda “pas mati”.
Pasupati merupakan singkatan dari Jalan Pasteur dan Jalan Surapati.
Jalan layang Pasupati secara historis sudah terancang dalam BluePrint
oleh arsitek Ir. Karsten. Arsitek wilayah ini pada tahun 1920-an sudah
menyimpan dasar rancangan kota Bandung. Sampai ke sepuluh tahun
selanjutnya, dari tahun 1931, rancangan itu masih tetap jadi obsesi sebagaimana
program Autostrada yang menghubungkan missing link Jalan Pasteur (Pasteurweg)
dan Jalan Ir. H. Djuanda (Dagoweg). Pembangunan jembatan ini dibiayai melalu
hibah dana dari pemerintah Kuwait. Setelah sempat beberapa tahun tidak
terlaksana, akhirnya pada tanggal 26 Juni 2005 uji coba pertama sudah
dilakukan.
Jembatan ini menjadi
lebih menarik jika kamu melewatinya di malam hari. Bangunan gedung pencakar
langit Bandung melengkapi Keindahan dan Kemegahan Jembatan ini sebagai Icon
dari Kota Bandung. Terlebih jika kamu melihatnya dari arah lembang Dago Bandung. Jembatan ini makin kian menunjukkan kelasnya sebagai salah satu yang
Terbaik Di Indonesia.
Link :
https://id.wikipedia.org/wiki/Jembatan_Pasupati
4. Jembatan Barelang – Batam, Kepulauan Riau
Jembatan Barelang (singkatan dari BAtam, REmpang, dan gaLANG) adalah nama jembatan yang menghubungkan beberapa pulau yaitu : Pulau Batam, Pulau Tonton, Pulau Nipah, Pulau Rempang, Pulau Galang dan Pulau Galang Baru. Masyarakat setempat menyebutnya "Jembatan Barelang", namun ada juga yang menyebutnya "Jembatan Habibie", karena Mantan Presiden RI Ketiga, BJ. Habibie, yang memprakarsai pembangunan jembatan itu untuk menfasilitasi ketiga pulau tersebut yang dirancang untuk dikembangkan menjadi wilayah industri di Kepulauan Riau. Ketiga pulau itu sekarang termasuk Provinsi Kepulauan Riau.
Jembatan Barelang telah
menjadi ikon Kota Batam, bahkan telah populer sebagai landmark-nya Pulau Batam.
Apabila Kota Jakarta identik dengan Monas maka orang akan mengidentikan Kota
Batam dengan Jembatan Barelang (Barelang Bridge).
Nama Jembatan Barelang
yang di berikan oleh masyarakat setempat ternyata lebih popular ketimbang nama
aslinya yaitu Jembatan Fisabilillah. Nama “Barelang” oleh masyarakat
diambil dari beberapa nama pulau yang dihubungkan oleh jembatan tersebut; Batam,
Rempang, dan Galang. Jembatan Barelang memiliki nama lain, Jembatan Habibie
atau Jembatan satu.
Jembatan Barelang
merupakan pilot project berteknologi tinggi yang melibatkan ratusan insinyur
Indonesia tanpa campur tangan dari tenaga ahli luar negeri. Dibangun untuk
memperluas wilayah kerja Otorita Batam (OB) sebagai regulator daerah
industri Pulau Batam. Pembangun jembatan Trans Barelang telah menyedot anggaran
Otorita Batam (OB) sebesar Rp 400 Miliar yang dibangun dalam masa enam tahun
(1992 – 1998). Enam buah jembatan megah ini merupakan proyek vital
sebagai penghubung jalur Trans Barelang yang membentang sepanjang 54 kilometer.
Jembatan yang menjadi
Icon dari Kota Batam ini memang menyimpan keindahan, terutama Jembatan ini
menghubungkan Beberapa Pulau di Kepulauan Riau. Sesekali kamu juga akan melihat Perahu
maupun Kapal Ferry yang melintasi jembatan ini.
Link :
https://id.wikipedia.org/wiki/Jembatan_Barelang
Jembatan Soekarno - Manado merupakan salah satu jembatan yang menghubungkan Kawasan Boulevard
Manado dengan wilayah Pelabuhan ASDP Manado. Membelah Kanal Pelabuhan Kota
Manado, Jembatan ini menjadi Landmark baru bagi Kota Manado, selain PatungYesus, dan Kawasan Boulevard Manado.
Jembatan Soekarno diresmikan oleh Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan
Kebudayaan “Puan Maharani”, yang merupakan Cucu dari Presiden Pertama
RI Soekarno. Jembatan ini diresmikan pada tanggal 28 Mei 2015,
yang mana pengerjaannya hampir 12 tahun, dan akhirnya selesai di tahun 2015.
Keindahan dan Kemegahan Jembatan
Soekarno bisa terlihat dari background dengan Panorama Kota Manado
beserta beberapa gedung pencakar langitnya. Terlebih lalu lintas kapal ferry
yang masuk ke kanal, harus melintasi jembatan ini, sehingga memberi nuansa
tersendiri bagi Kota Ini sebagai salah
satu kota dengan Konsep WaterFront City Terbaik di Indonesia.
Link :
http://industri.bisnis.com/read/20150528/45/438141/puan-saya-yang-resmikan-jembatan-soekarno-karena-ini-nama-kakek-saya
Jembatan Siak yang berada
di Ibu Kota Kabupaten Siak Provinsi Riau ini membentang indah di atas sungai
Siak. “Sungai Pejantan” adalah julukan sungai ini di masa lampau. Jembatan
Tengku Agung Sultanah Latifah Siak diresmikan penggunaan oleh Presiden RI
Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 11 Agustus 2007.
Jembatan yang didesain
hingga usia lebih dari 100 tahun ini dibangun melalui sistem cable stayed,
dengan konstruksi modern. Jembatan Siak dirancang sejak tahun 2001 oleh Tim
Ahli dari ITB, memiliki panjang 1.196 meter, lebar 16,95 meter ditambah dua
buah trotoar selebar 2,25 meter yang mengapit sisi kanan dan kiri jembatan.
Ketinggian Jembatan Siak mencapai 23 meter di atas permukaan air Sungai Siak
yang lebarnya mencapai sekitar 300 meter.
Di atas jembatan berdiri dua menara setinggi masing- masing 80 meter yang dilengkapi dengan dua buah lift untuk menuju puncak menara. Kedepan dua menara tersebut nantinya akan menjadi “Point Value” di sektor wisata karena akan dibangun lokasi kafe sehingga pengunjung bisa menikmati keindahan panorama Kota Siak yang dilintasi sungai yang meliuk bak seekor naga.
Di atas jembatan berdiri dua menara setinggi masing- masing 80 meter yang dilengkapi dengan dua buah lift untuk menuju puncak menara. Kedepan dua menara tersebut nantinya akan menjadi “Point Value” di sektor wisata karena akan dibangun lokasi kafe sehingga pengunjung bisa menikmati keindahan panorama Kota Siak yang dilintasi sungai yang meliuk bak seekor naga.
Keindahan lainnya dari
jembatan ini adalah Sungai Siak dengan Panorama Kota tepi sungai. Sesekali jika
kamu berada di jembatan ini, Kamu dapat melihat Kapal Ferry yang melintasi
Sungai Siak, sungai utama di kota ini.
Link:
http://wikimapia.org/20338050/id/Jembatan-Tengku-Agung-Sultanah-Latifah
7. Jembatan Barito – Banjarmasin, Kalimantan Selatan
Jembatan Barito adalah
jembatan yang melintang di atas Sungai Barito, Provinsi Kalimantan Selatan,
Indonesia. Secara administratif, jembatan ini berada di wilayah Kabupaten
Barito Kuala dan berjarak 15 km dari Kota Banjarmasin.
Jembatan ini memiliki
panjang 1.082 meter yang melintasi Sungai Barito selebar 800 meter dan Pulau
Bakut selebar 200 meter. Jembatan ini terdiri dari jembatan utama sepanjang 902
meter, dan jembatan pendekat 180 meter, dengan lebar 10,37 meter. Merupakan
akses jalan Trans Kalimantan dari Banjarmasin menuju ke Palangkaraya dan
sebaliknya. Ketinggian ruang bebas jembatan utama 15 - 18 meter, sehingga bisa
digunakan untuk lalu lintas perairan seperti Kapal Tongkang.
Jembatan Barito sering
disebut pula jembatan Pulau Bakut, sesuai nama delta (pulau kecil) yang
ada di bawahnya atau jembatan pulau Bakut, sesuai nama daerah tepi barat sungai
Barito (sungai Banjar).
Jembatan ini pertama kali
diresmikan pada tanggal 24 April 1997 oleh Presiden Soeharto. Jembatan,
yang tercatat dalam rekor Muri sebagai jembatan gantung terpanjang di Indonesia
ini, menghubungkan jalan trans Kalimantan. Jalan ini merupakan
jalan poros yang menghubungkan dua provinsi bertetangga yaitu provinsi Kalimantan
Selatan dan Tengah. Sebelum ada jembatan ini masyarakat sangat mengandalkan
jalur transportasi seperti sungai menggunakan alat transpor seperti boat atau
kapal bermotor untuk menuju ke Banajarmasin atau sebaliknya.
Kemegahan dari Jembatan
ini adalah ketika pada malam hari, dengan tata lampu yang baik Jembatan ini
mampu menunjukkan kelasnya sebagai Icon dari Kota Banjarmasin. Di pagi hari, dari aktivitas
Pasar Terapung Muara Kuin, banyak Perahu yang melintasi menuju salah satu Floating Market Terbaik Indonesia ini.
Link :
https://id.wikipedia.org/wiki/Jembatan_Barito
Jembatan Kutai
Kartanegara adalah jembatan yang melintas di atas sungai Mahakam. Panjang
jembatan secara keseluruhan mencapai 710 meter, dengan bentang bebas, atau area
yang tergantung tanpa penyangga, mencapai 270 meter. Jembatan ini merupakan
sarana penghubung antara kota Tenggarong dengan kecamatan Tenggarong Seberang
yang menuju ke Kota Samarinda, Ibu Kota Kalimantan Timur.
Jembatan Kutai
Kartanegara merupakan jembatan kedua yang dibangun melintasi Sungai Mahakam
setelah Jembatan Mahakam di Samarinda sehingga juga disebut Jembatan Mahakam
II. Sebelumnya, Jembatan ini dibangun menyerupai Jembatan Golden Gate
di San Fransisco, Amerika Serikat. Pembangunan jembatan ini
dimulai pada tahun 1995 dan selesai pada 2001 dengan kontraktor PT
Hutama Karya yang menangani proyek pembangunan jembatan tersebut
Saat diresmikan, jembatan
ini dinamai Jembatan Gerbang Dayaku yang diambil dari slogan pembangunan
gagasan bupati Kutai Kartanegara saat itu, Syaukani Hasan Rais. Sejak
Syaukani tidak menjabat lagi sebagai bupati, jembatan ini diganti namanya
menjadi Jembatan Kutai Kartanegara ing Martadipura atau Jembatan
Kartanegara.
Jembatan ini juga
merupakan akses menuju Samarinda ataupun sebaliknya yang dapat ditempuh hanya
sekitar 30 menit. Melewati Jembatan Gerbang Dayaku Kutai Kartanegara ada
pemandangan menarik yang dapat disaksikan, yaitu hamparan sebuah pulau kecil
yang memisahkan Tenggarong dan Kecamatan Tenggarong Seberang, yaitu Pulau
Kumala, sebuah pulau yang telah disulap menjadi Kawasan Wisata Rekreasi yang
banyak diminati oleh wisatawan lokal maupun mancanegara.
Di kawasan Jembatan Kutai
Kartanegara juga terdapat Jam Bentong yang merupakan sebuah tugu yang terdapat
taman yang terlihat asri dan indah jika dilihat dari atas jembatan. Di
dekat jembatan dibangun sarana olahraga panjat dinding sebanyak 2 buah. Kawasan
ini setiap sorenya selalu dipenuhi oleh pengunjung yang dapat menikmati
keindahan Jembatan Kutai Kartanegara serta memandang Pulau Kumala dari
kejauhan.
Walaupun sempat ambruk pada
tanggal 26 November 2011, namun jembatan ini
kini berdiri megah dengan desain barunya yang lebih kokoh, dan menjadi salah
satu Icon Bagi Kota Kutai Kartenegara. Sesekali kamu pastinya juga dapat
melihat Kapal Ferry Yang melintasi Sungai Mahakam jika berada di sekitar area
Jembatan ini.
Link :
https://id.wikipedia.org/wiki/Jembatan_Kutai_Kartanegara
Yang terbaru adalah
Jembatan Merah Putih Ambon. Jembatan yang berada tepat di atas Teluk Ambon ini,
menjadi Ikon Baru bagi Kota Ambon. Jembatan ini mempunyai panjang 1.140 Meter
yang menghubungkan antara satu daerah dan daerah lainnya, dan dipisahkan oleh
Teluk Ambon. Jembatan ini dibangun sejak
17 Juli 2011 dengan biaya sekitar Rp 772,9 miliar, dan direncanakan selesai
Akhir Februari atau Awal Maret 2016 ini.
Keindahan Jembatan Merah
Putih dapat terlihat dari tempat berlabuhnya kapal Ferry di Teluk Ambon.
Jembatan ini juga direncanakan menjadi kebanggaan dan Icon Baru Kota ini.
Link :
http://www.beritasatu.com/nasional/337278-jembatan-merah-putih-jadi-ikon-kota-ambon.html
Kembali : TERBAIK
Terkini Indonesia
Terbaik Indonesia
Travelling
Kita