Gambaran Umum
Via : www.cendananews.com
Stasiun Jatinegara (kode: JNG, +16 m, sebelum kemerdekaan bernama Stasiun
Meester Cornelis) adalah sebuah stasiun kereta api di Jatinegara, Jakarta
Timur. Stasiun ini merupakan stasiun bertemunya tiga jalur, yaitu jalur ke
Pasar Senen, jalur ke Manggarai, dan jalur ke Bekasi. Setiap harinya dilewati
sekitar 350 kereta api. Di dekat stasiun ini terdapat dipo lokomotif.
Sebagai stasiun penghubung ke luar Jakarta, stasiun ini dilalui oleh semua
KA ke berbagai kota di Pulau Jawa (kecuali tentu saja ke arah Banten dan
Bogor). Saat ini, kereta api dari arah Barat tidak ada yang berhenti. Tetapi,
semua KA yang datang menuju Jakarta berhenti untuk menurunkan penumpang di
stasiun ini.
Awalnya, Jatinegara bernama Meester Cornelis. Nama itu diangkat dari
panggilan murid-murid seorang guru yang mengajar, mendirikan sekolah, dan
berkhotbah di kawasan tersebut, yakni Cornelis Senen. Nama itu kemudian diubah
menjadi Jatinegara pada masa pendudukan Jepang karena Jepang tidak mau ada
istilah Belanda. Nama Jatinegara berarti "Negara Sejati", sebutan
dari Pangeran Jayakarta yang terlebih dahulu mendirikan perkampungan Jatinegara
Kaum. Kampung ini didirikan setelah Belanda menghancurkan Keraton Sunda Kelapa
dan berada di antara Rawamangun dan Pasar Klender.
Stasiun ini berada di jalur menuju Bandung, berdiri 1910 dan diperkirakan
dirancang oleh arsitek Ir. S. Snuyff, kepala sementara Biro Perancang Departemen
Pekerjaan Umum. Kota Meester Comelis, terletak di kedua sisi Sungai Ciliwung,
merupakan kotapraja yang mandiri, sejak tahun 1935. Pada mulanya stasiun ini
dinamakan Rawa Bangke, sebutan untuk rawa-rawa yang terletak di dekatnya, yang
tampaknya juga memisahkan stasiun NIS Meester Cornelis dan seberang sungai.
Stasiun lama BOS berbentuk lebih kecil dari stasiun lama NIS Weltevreden,
terletak lebih ke arah barat dan masih sempat berfungsi sebagai kantor dinas
selama beberapa waktu.
Pada awalnya S. Snuyff (SS) bermaksud untuk membangun stasiun yang besar
untuk persinggahan kereta api menuju Bandung. Harapannya adalah bahwa penumpang
dari Weltevreden akan memilih stasiun ini daripada stasiun Kemayoran, yang
ketika itu adalah stasiun SS yang paling utama, namun tidak bersifat permanen.
Pengambilalihan jalur NIS ke Bogor, yang sedianya dibatalkan tetapi masih
memungkinkan perbaikan struktural dan tetap dipertahankan, sehingga rencana
tersebut tidak dipertimbangkan lebih lanjut. Walau begitu kebutuhan akan
sesuatu stasiun yang luas masih dirasakan, karena Meester akan menjadi stasiun
penghubung yang penting sebagai rangkaian yang baru ke stasiun Weltevreden dan
jalur yang ada ke Tanjung Priok melalui Pasar Senen (van Ballegoijen de Jong
1992: 104). Perluasan kota Batavia tetap mengarah terus ke Meester Comelis.
Stasiun baru ini dalam perencanaan diusahakan memiliki ciri pedesaan Belanda,
namun juga disesuaikan untuk daerah tropis. Tampaknya usaha itu berhasil.
STASIUN TERKAIT
Lokasi
Terkini Indonesia
Terbaik Indonesia
Travelling
Kita