CONTRIBUTOR
PANGKI PANGLUAR
Ada - ada aja, 3 Psikopat Indonesia ini dibuat
Action Figurenya !
“Zamane wes akhir.akeh wong kang
podho loro pikir
Yen ora di tambani dzikir akhire
akale jungkir
sa’iki zaman wes edan, akeh wong
seng kang kelangan iman
yen gak di tambani sembahyang iso
dadi edan tenanan”
Zamane
Wong Edan, segala hal dapat dilakukan oleh Manusia di zaman ini, tanpa melihat
dan memikirikan akibat luas dari perbuatan yang dilakukan. Semuanya hanya untuk
mencapai tujuan keuntungan semata.
Inilah yang membuat Kita, harus pandai memilah mana yang terbaik buat Kita,
Keluarga, terlebih buat Anak Kita yang kelak menjadi generasi Penerus Harapan
Bangsa.
Seperti Kejadian Beberapa Waktu Lalu, Ketika Para Psikopat Indonesia, yang
notabanenya Kriminal, dibuat Action
Figurenya, yang Anti Mainstream.
Tak pelak, dan jadi lebih bertanya dalam hati, apa dan maksud tujuan dari Pembuat
ini, sehingga harus memutuskan untuk membuat Action Figure Bagi Para Psikopat
Indonesia, yang secara jelas telah membunuh banyak Korban, terlebih melukai
hati Para Keluarga Korban. Layaknya Superhero, Psikopat ini jadi seakan monumental,
yang selalu dikenang, walaupun pada Kenyataan dalam konotasi negatif.
Kita harus berhati – hati, terhadap Mereka Para Psikopat yang beberapa Action
Figurenya dijual bebas di Pasaran. Bahkan beberapa Toko Online, kebanjiran
pesanan dari Kolektor Action Figure ini, yang kemungkinan mereka Para Kolektor
juga adalah seorang Psikopat !
Berikut Kami Hadirkan :
Ada - ada aja, 3 Psikopat Indonesia ini dibuat
Action Figurenya !
Psikopat
secara harfiah berarti sakit jiwa.
Psikopat berasal dari kata psyche yang berarti jiwa dan pathos
yang berarti penyakit. Pengidapnya juga sering disebut sebagai sosiopat,
karena perilakunya yang antisosial dan merugikan orang
terdekatnya.
Psikopat tak sama dengan gila (skizofrenia/psikosis), karena
seorang psikopat sadar sepenuhnya atas perbuatannya. Gejalanya sendiri sering
disebut dengan psikopati, pengidapnya seringkali disebut orang gila tanpa
gangguan mental. Menurut penelitian sekitar 1% dari total populasi dunia
mengidap psikopati. Pengidap ini sulit dideteksi karena sebanyak 80% lebih
banyak yang berkeliaran daripada yang mendekam di penjara atau di rumah sakit
jiwa, pengidapnya juga sukar disembuhkan.
Seorang ahli psikopati dunia yang menjadi guru besar di Universitas British Columbia, Vancouver,
Kanada bernama Robert D. Hare
telah melakukan penelitian psikopat selama 25
tahun. Ia berpendapat bahwa seorang psikopat selalu membuat kamuflase
yang rumit, memutar balik fakta, menebar fitnah, dan kebohongan untuk
mendapatkan kepuasan dan keuntungan dirinya sendiri.
Dalam kasus kriminal, psikopat dikenali sebagai pembunuh, pemerkosa, dan
koruptor. Namun, ini hanyalah 15-20
persen dari total psikopat. Selebihnya adalah pribadi yang berpenampilan sempurna, pandai bertutur kata, mempesona, mempunyai daya tarik luar biasa dan menyenangkan.
Psikopat memiliki gejala umum. Namun gejala umum ini diharapkan tidak
membuat orang mudah mengecap seseorang Psikopat, karena diagnosis
gejala ini membutuhkan pelatihan ketat dan hak menggunakan pedoman penilaian
formal, lagipula dibutuhkan wawancara mendalam dan pengamatan lainnya.
Prasangka dan tuduhan kepada seseorang yang menganggapnya Psikopat dengan
sembarangan berisiko buruk, dan setidaknya membuat nama baik seseorang itu
menjadi jelek.
Adapun Gejalanya :
Sering
berbohong, fasih, dan dangkal.
Egosentris
dan menganggap dirinya hebat.
Tidak
punya rasa sesal dan rasa bersalah. Terkadang Psikopat mengakui
perbuatannya, namun ia sangat meremehkan atau menyangkal akibat tindakannya dan
tidak memiliki alasan untuk peduli.
Senang
melakukan pelanggaran di waktu kecil.
Sikap
acuh tak acuh terhadap masyarakat.
Kurang
empati.
Bagi psikopat, memotong kepala ayam dan memotong kepala orang tidak ada
bedanya.
Psikopat
juga teguh dalam bertindak agresif, menantang nyali dan
perkelahian, jam tidur larut dan sering keluar rumah.
Impulsif dan sulit mengendalikan diri. Tidak ada waktu
bagi seorang psikopat untuk menimbang baik-buruknya tindakan yang akan mereka
lakukan dan mereka tidak peduli pada apa yang telah diperbuatnya atau
memikirkan tentang masa depan.
Pengidap
juga mudah terpicu amarahnya akan hal kecil, mudah bereaksi terhadap
kekecewaan, kegagalan, kritik dan mudah menyerang orang hanya karena hal
sepele.
Tidak
mampu bertanggung jawab dan melakukan hal demi kesenangan belaka.
Manipulatif dan curang. Psikopat juga sering menunjukkan
emosi dramatis walaupun sebenarnya mereka tidak bersungguh.
Mereka juga tidak memiliki tanggapan fisiologis yang secara normal diasosiasikan
dengan rasa takut seperti tangan berkeringat, jantung berdebar, mulut kering,
tegang, ataupun gemetar. Pengidap Psikopat tidak memiliki perasaan
tersebut, karena itu Psikopat seringkali disebut dengan
istilah "dingin". Dalam
Kasus ini dikenal adanya Pembunuh Berdarah Dingin.
Hidup
sebagai Parasit karena memanfaatkan orang lain untuk kesenangan dan
kepuasan dirinya.
Biasanya
sangat cerdas dan mungkin paling cerdas ketika dibandingkan dengan anak yang
lain.
Biasanya
banyak mengetahui sesuatu yang tidak diketahuinya dan marah jika orang lain
menyalahkannya. Merasa paling benar, dan biasanya anggapannya itu memang benar.
Mengetahui
sesuatu yang tidak diketahui. Biasanya banyak yang benar dan sangat sedikit
sekali yang salah.
Memiliki
perkiraan dengan akurasi yang tinggi (perkiraannya jarang salah dan kebanyakan
adalah benar atau benar semuanya).
Link :
https://id.wikipedia.org/wiki/Psikopat
pp
ppp
Bukan
hanya di Mancanegara, Indonesia ternyata punya beberapa Psikopat yang terkenal
sadis dalam membunuh Para Korbannya. Entah itu karena kondisi Penyakit Kejiwaan
(Masalah Penyimpangan Seksual), maupun Motif Ekonomi. Mereka
dengan santainya, tanpa Perasaaan Bersalah membunuh Para Korbannya dengan cara
yang bisa dibilang tidak manusiawi. Uniknya Psikopat di Indonesia,
selalu dikaitkan dengan unsur klenik, untuk beberapa Kasusnya.
Seperti minta Kekebalan, atau Pesugihan, dengan memakan banyak “tumbal”
yang menjadi korban Mereka.
Untuk itu, Pembuatan Action Figure untuk Para Psikopat di Indonesia
sebaiknya dihentikan. Terlebih banyak Toko Online yang ternyata menjual bebas
Mainannya di toko mereka. Proses filter seharusnya dilakukan, atau
mungkin memang dihentikan sama sekali.
Kasus Pembunuhan Dan Pemerkosaan Yuyun - Bengkulu
Dilakukan Oleh Para Anak Di Bawah Umur
Kita tidak mau bukan, jika hal ini ditiru oleh Para Anak Kita yang notabenenya
sebagai Generasi Penerus Bangsa. Terlebih jika hal ini menjadi Tokoh Idola bagi Anak Kita, yang lambat laun
menggantikan Para Superhero, yang dekat dengan Mereka.
Banyaknya Kasus Pemerkosaan yang dilakukan oleh Anak di bawah Umur, selain
terpengaruh Dampak Pornografi, yang mudah diakses, Faktor mengidolakan sesuatu
yang tidak layak diidolakan (Unworthy), bisa menjadi salah satu
penyebabnya. Terlebih ketika rasa keingintahuan Mereka (Curious), terhadap Para
Psikopat ini menjadi lebih besar.
Tentunya Kita tidak ingin bukan ?
Tentunya Kita tidak ingin bukan ?
Kenapa tidak Pak Karno, Bung Hattta, Bung Tomo, yang dibuat Action Figure ? Bukankah mereka yang
jelas membela mati - matian Negara Republik Indonesia dari tangan Penjajah ? Mereka adalah Para Pejuang
yang memerdekakan Indonesia, dan tentunya akan lebih bermanfaat, jika membuat Action Figure Para Pejuang Indonesia, yang melekat pada Dunia Anak, dibandingkan membuat Action Figure Anti Mainstream, seperti Para Psikopat Indonesia ini.
Di Zaman Edan, yang serba bebas ini, bukan berarti Kita jadi
bebas Keblinger. Masih banyak cara lain untuk memperoleh keuntungan,
yang memang berguna, dan mendatangkan manfaat bagi Masyarakat Banyak, tanpa
harus melukai sebagian orang, di mana Mereka notabenenya adalah Para
Keluarga Korban, yang dibunuh secara tidak manusiawi Oleh Para Psikopat ini
!
Berikut Kami Hadirkan :
Ada - ada aja, 3 Psikopat Indonesia ini dibuat
Action Figurenya !
Banyaknya
kasus pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur atau kerap disapa Pedofilia
membuat kita mengulas kembali tentang Pria Pedofil yang namanya sempat mengguncangkan
publik,
Robot Gedek.
Siapa yang nggak kenal dengan Siswanto
alias Robot Gedek ? Siswanto (1963 – 2007), adalah Seorang Pembunuh Berantai dari Indonesia (Indonesian
Serial Killer).
Robot Gedek menghiasi pemberitaan sekitar tahun 1996 karena aksi kejamnya membantai anak-anak di bawah umur.
Dirinya diketahui menyodomi dan membunuh korban dengan cara yang kejam, yakni
dengan memotong-motong tubuh korban (mutilasi).
Pria tuna wisma dan buta huruf ini terkenal dengan aksinya yang kejam.
Sebab dia menyodomi dua belas anak
di bawah umur, dan kemudian mereka dibunuh dengan disayat dan dipotong tubuh,
sebelum akhirnya dibuang ke beberapa tempat seperti Pondok Kopi, Jakarta Timur
dan sekitar rawa-rawa bekas Bandara
Kemayoran, Jakarta Pusat.
Menurut catatan Polres Jakarta Pusat
dan Jakarta Timur, dari Dua Belas
Korban ini, hanya delapan jenazahnya yang berhasil ditemukan. Diantaranya dua
korban yakni Rio dan Wisnu yang dimutilasi menjadi beberapa
bagian ditemukan di semak-semak Bandara Kemayoran. Siswanto mengaku melakukan
itu sendirian. Dia Memotong-motong bagian tangan, kaki, dan kepala anak. Kedua
anak ini sebelum dibunuh, terlebih dahulu disodomi.
Atas perbuatannya, Robot Gedek
ini sempat jadi buronan. Dirinya pun kabur ke Daerah Jawa Tengah, hingga akhirnya berhasil dibekuk polisi pada
tanggal 27 Juli 1996. Dalam
sidangnya di Pengadilan Jakarta Pusat, Robot Gedek mengaku tak sadar dalam
melakukan aksi kejamnya tersebut.
Meski telah melakukan pembelaan, pengadilan tetap menjatuhkannya hukuman mati dan akhirnya dimasukkan ke
LP Nusakambangan, Cilacap. Namun, sebelum hukuman mati
dilaksanakan, Robot Godek meninggal
dunia lebih dulu karena serangan
jantung pada 26 Maret 2007.
Dilihat Riwayat Kejahatan yang dilakukan oleh Robot Gedek, pastinya membuat
Kita jadi merinding bukan ? Terlebih Ketika membantai Para Korbannya, Ia tampak
dengan santai menghabisi Nyawa demi Nyawa. Layaknya Mesin Pembunuh (Predator)
Bagi Para Anak - Anak, 12 Korban akhirnya melayang ditangan Robot Gedek.
Link :
http://www.merdeka.com/peristiwa/cerita-kejam-robot-gedek-dan-babe-habisi-para-bocah-karena-seks.html
Pasti
sudah pada tahu kan tentang manusia yang bernama Verry Idham Henyaksah alias Ryan
Jombang, jejaka asal jombang yang mendadak terkenal karena karena perbuatannya
yang menghilangkan nyawa manusia karena alasan yang dianggap masyarakat tidak
normal, hingga memunculkan asumsi bahwa Ryan adalah orang yang
tidak normal atau lebih tepatnya merupakan Seorang
Psikopat Ulung.
Very Idham Henyansyah, atau dikenal dengan panggilan Ryan Jombang (lahir di Jombang, 1 Februari 1978) adalah seorang tersangka pembunuhan berantai di Jakarta dan Jombang. Kasusnya mulai terungkap setelah penemuan mayat
termutilasi di Jakarta. Setelah pemeriksaan lebih lanjut, terungkap pula bahwa
Ryan telah melakukan beberapa pembunuhan lainnya dan dia mengubur para korban
di halaman belakang rumahnya di Jombang.
Ryan adalah bungsu dari dua bersaudara. Kakaknya Mulyo Wasis (44) adalah
saudara satu ibu namun lain ayah. Sejak kecil Ryan lebih sering berpisah dengan
kedua orangtuanya dan tinggal di pesantren. Ayah Ryan, Ahmad Maskur, pensiunan satpam sebuah pabrik gula dan Kasiatun, istrinya, lebih suka tinggal
di rumah Mulyo Wasis.
Perilaku Ryan banyak berubah ketika ia duduk di bangku SMP. Dia lebih
banyak menekuni kegiatan perempuan seperti menari dan berdandan. Di sekolah
Ryan dikenal lebih dekat dan lebih banyak berteman dengan perempuan, dia juga
banyak terlibat kegiatan kesenian, terutama menari. Namun, tidak seperti Para Psikopat
lainnya, Ryan dikenal cerdas,
cekatan, dan pandai bergaul
Ryan sempat menjadi siswa sekolah favorit, SMA Negeri I Jombang. Namun di sana sifat dan sikapnya kian labil.
Dia hanya bertahan satu bulan lalu pindah ke SMA Kabuh dan bertahan satu semester, sebelum akhirnya pindah ke SMA Negeri III Jombang. Di sana Ryan
juga hanya bertahan sebulan, lalu pindah ke Jakarta.
Di Jakarta, ia merasa lebih diterima dan bertemu dengan kalangan homoseksual
dari kalangan menengah ke atas. Di Ibukota Ryan kerap berpindah tempat tinggal.
Ia pernah tinggal di beberapa kamar kos atau kamar apartemen dengan harga
sewa tinggi.
Apartemen tempat Ryan membunuh dan memutilasi Heri Santoso adalah apartemen bertipe studio (hanya satu
ruangan) dengan harga sewa Rp. 1 juta per bulan. Sebelumnya ia bahkan pernah
tinggal di tempat kos dengan harga sewa Rp. 2,6 juta per bulannya
Menurut pengakuannya sampai saat ini korban Ryan yang pertama adalah Guruh Setyo Pramono alias Guntur (27) yang dibunuh pada bulan Juli 2007. Di rumah orang tua Ryan di
Jombang, kepala Guntur dipukul dengan benda keras hingga tewas, mayatnya lalu
digulung dengan kasur dan di bakar. Sisa tubuh Guntur kemudian di gulingkan ke
dalam kolam ikan di halaman belakang rumah lalu dikubur dengan tanah.
Kasus ini dimulai dengan ditemukannya tujuh potongan tubuh manusia di dalam
dua buah tas dan sebuah kantong plastik di dua tempat di dekat Kebun Binatang Ragunan, Jakarta Selatan pada Sabtu Pagi tanggal
12 Juli 2008. Korban adalah Heri Santoso (40), seorang Manager penjualan sebuah perusahaan
swasta di Jakarta. Heri dibunuh dan dimutilasi tubuhnya oleh Ryan di sebuah
apartemen di Jalan Margonda Raya, Depok. Pengakuan Ryan, dia membunuh
Heri karena tersinggung setelah Heri menawarkan sejumlah uang untuk berhubungan
dengan pacarnya, Noval (seorang laki-laki). Jejak Ryan dan Noval dapat terlacak
setelah mereka berdua menggunakan kartu
ATM dan kartu kredit Heri untuk berfoya-foya. Alasan motif Ekonomi
juga menjadi salah satu Penyebab, mengapa Ryan Jombang membunuh dari sekian banyak Korbannya.
Setelah Media memberitakan kasus mutilasi yang dilakukan Ryan, banyak
masyarakat melaporkan kerabat mereka yang hilang setelah sebelumnya diketahui
bersama Ryan. Polisi akhirnya membongkar bekas kolam ikan di belakang rumah
orang tua Ryan di Jombang dan menemukan empat tubuh manusia di dalamnya,
sebagian besar sudah tinggal kerangka. Ryan kemudian juga mengakui pembunuhan
enam orang lainnya dan tubuh mereka ditemukan ditanam di halaman belakang rumah
yang sama. Sehingga total sudah ditemukan sebelas
korban pembunuhan Ryan.
Ryan dijatuhi hukuman mati oleh Pengadilan Negeri Depok pada tanggal 6 April 2009. Atas vonis tersebut Ryan
mengajukan Banding dan Kasasi, namun di dua tingkat
peradilan, Ryan tetap dijatuhi dihukum mati. Dengan ditolaknya upaya hukum
tersebut, Ryan mengajukan permohonan Peninjauan
Kembali (PK) ke Mahkamah Agung,
namun Mahkamah Agung tetap menjatuhkan hukuman mati terhadap Ryan.
Hingga saat ini, Ryan Sang Penjagal Jombang
masih dalam Penjara, sambil menunggu prosesi menuju detik Kematian.
Link :
https://id.wikipedia.org/wiki/Very_Idham_Henyansyah
Sumanto, (lahir di Purbalingga, 3 Maret 1972), begitulah laki-laki itu dinamakan, juga merupakan Seorang Psikopat, yang tindakannya
memakan Mayat atau Jenazah untuk tujuan Klenik mencari Pesugihan agar
dirinya Kebal.
Orang tuanya, Mulya Wikarta (67 tahun), dan Samen (60), tak pernah ‘bermimpi’
anaknya akan tumbuh menjadi Seorang Kanibal,
yang memakan tubuh tetangganya sendiri.
Peristiwa tersebut mulai terkuak ketika berita hilangnya
mayat seorang nenek, yang bernama Mbah
Rinah, berusia 81 tahun yang
belum 24 jam dikubur di kuburan Desa Mojotengah, Kemangkon, Purbalingga, Jawa Tengah, di awal tahun 2003.
Warga setempat geger karena kuburan Mbah Rinah sudah acak-acakan. Mereka
lebih dibuat geger lagi ternyata mayat Mbah Rinah sudah raib. Berita tersebut
segera menyebar sampai ke desa tetangga. Malahan ada yang membumbuinya dengan
hal-hal yang berbau mistis sehingga membuat warga desa ‘terteror’
Kaum perempuan tak berani tidur sendirian, para lelaki melakukan ronda
sampai pagi. Ketegangan baru berakhir saat polisi membekuk Sumanto di rumahnya
sekitar lima kilo meter dari makam Mbah Rinah. Sumanto rupanya teledor. Ia tak
memperhitungkan ‘sisa’ mayat yang ia tanam di depan rumahnya bakal menyebarkan
bau busuk. Warga yang mencium aroma tak sedap curiga, lalu melapor ke polisi.
Sumanto tak berkutik karena polisi menemukan potongan tubuh dan
tulang-tulang Mbah Rinah di rumahnya. Selain itu Polisi juga mendapati
tengkorak manusia, dua alat vital laki - laki dalam botol. Kepada Polisi
Sumanto mengaku dirinya sedang memperdalam
ilmu di bawah bimbingan seorang ‘guru.’ Dengan memakan mayat badannya akan
menjadi kebal, tak terluka oleh goresan senjata, dan mendapat ketenangan batin.
Perburuan Sumanto terhadap mayat Mbah Rinah dimulai sejak Sabtu (11/1/2003) pukul 7 Malam. Saat itu ia mulai menggali
kuburan Mbah Rinah yang telah diamatinya sejak sore. Kain kafan pembungkus
mayat Mbah Rinah yang dimakamkan Sabtu siang itu, baru berhasil ia sentuh pada
Minggu pukul dua dini hari. Hal itu dikarenakan pembongkaran kuburan ia lakukan
dengan tangan kosong tanpa menggunakan alat bantu. Setelah mayat Mbah Rinah
dikeluarkan dari liang kubur, kain kafan yang membalutnya dilucuti dan
ditinggalkan begitu saja. Mayat kemudian dimasukkan ke dalam karung plastik
lalu diangkut dengan sepeda onthel menuju rumahnya yang berjarak
sekitar 1,7 km.
Sesampainya di rumah, Sumanto memotong alat vital Mbah Rinah dan
membungkusnya dengan kain merah. Saat ia ditangkap Polisi menemukan bungkusan
kain merah itu di saku bajunya. Selanjutnya, ia memotong-motong mayat seperti
orang memotong daging ayam. Lantas dipotong-potong sebagian dibakar, dimasak
dengan kuali dan sebagian dimakan mentah-mentah.
Saat rekonstruksi kasus ini dilaksanakan pada pada Sabtu (18/1/2003) pagi, warga tampak histeris dan merasa
jijik. Meski alat peraga dalam rekonstruksi itu hanyalah daging dan
tulang sapi mentah, Sumanto tampak antusias melahapnya. Rekontruksi dilakukan
pagi pukul 06.30 pagi. Rekonstruksi tersebut mendapat perhatian luas dari masyarakat
sekitarnya, karena ternyata bukan hanya Mbah Rinah yang menjadi Korban Kanibal
Sumanto.
Jauh sebelum itu, Korban pertama yang ia makan adalah seorang perampok yang
semula akan membegalnya. Perampok itu sempat duel dengan Sumanto, namun
Ia berhasil membunuhnya dan kemudian memakan daging tubuhnya mentah-mentah. Peristiwa
kedua adalah korban kecelakaan kereta api. Ketika dia berjalan di pinggir rel
di sekitar daerah Rajabasah, ia
menemukan potongan kaki manusia. Seketika itu ia makan mentah-mentah. Kemudian
kejadian ketiga adalah seorang begal yang juga berhasil ia bunuh. Begal itu
kemudian dimakan Sumanto bersama temannya yang ia lupa namanya. Korban ketiga
ini, kemudian ia ambil penisnya dan dijadikan kalung.
Hanya saja saja polisi belum percaya begitu saja dengan pengakuan Sumanto.
Pasalnya, seluruh empat korban itu, belum termasuk dengan misteri keberadaan Mistam si tukang pijat yang hilang
setelah memijat Sumanto. Pakaian Mistam sendiri, berhasil ditemukan di rumah
Sumanto. Kemudian, keberadaan seorang bocah
usia belasan warga Mandiraja Banjarnegara, yang juga
dilaporkan hilang setelah bermain di sekitar rumah Sumanto.
Atas perkembangan pemeriksaan tersebut, Kapolres Purbalingga saat itu, AKBP
Agus Sofyan Abadi meminta kepada masyarakat sekitar untuk melapor ke polisi
jika merasa kehilangan anggota keluarganya.
Perilaku miring Sumanto diduga berawal dari pengalaman Sumanto selama
merantau ke Lampung. Saat di Lampung
itu Sumanto bertemu dengan searang guru spiritual yang bernama Taslim. Taslim mengajarkan bahwa
memakan mayat manusia dapat memberikannya kesaktian dan kekayaan.
Entah apa yang Sumanto rasakan ketika ia mengunyah daging Para Korbannya.
Namun, paling sedikit, empat tubuh telah dilahapnya. Dalam rapat desa, Warga Desa Plumutan telah sepakat untuk
mengusir si Kanibal dari desa. Tak hanya itu, mereka menuntut aparat untuk
menghukum Sumanto dengan hukuman seberat-beratnya. Paling tidak, saat ini warga
desa dapat kembali tidur dengan tenang.
Lain halnya dengan Mulya Wikarta
dan Ny Samen, Orang Tua Sumanto, Mereka harus menahan malu akibat ulah anak
mereka. Bukan salah mereka menamakan anak mereka Sumanto. Bukan salah mereka, jika orang menafsirkan Sumanto menjadi kepanjangan dari Suka Makan Tubuh Orang. Tercatat Tujuh
Orang dimakan, baik dibunuh atau dicuri Jasadnya oleh Sumanto.
Akibat perbuatannya Sumanto telah dijatuhi hukuman selama 6 tahun penjara. Meskipun kejadian itu telah berselang 7 tahun yang lalu, namun sampai saat ini masih banyak masyarakat yang merasa takut dan trauma. Kini Sumanto menjalani harinya di Pondok Pesantren, dan menjadi Seorang Pendakwah.
Tidur Dulu Bro !
Akibat perbuatannya Sumanto telah dijatuhi hukuman selama 6 tahun penjara. Meskipun kejadian itu telah berselang 7 tahun yang lalu, namun sampai saat ini masih banyak masyarakat yang merasa takut dan trauma. Kini Sumanto menjalani harinya di Pondok Pesantren, dan menjadi Seorang Pendakwah.
Link :
http://tempo.co.id/harian/profil/prof-sumanto.html
Cipta Croft-Cusworth, Pencipta Action Figure Psikopat Indonesia
Dengan
melihat Riwayat Pembunuhan yang dilakukan oleh Para Psikopat ini, pastinya membuat Kita khawatir bahwa Mainan Action
Figure ini, bukanlah suatu hal yang pantas diperjualbelikan, terlebih
merupakan sebuah Karya Seni.
“Bahwa ini merupakan Patung Seni”
Seperti yang selama ini dikatakan oleh Pembuatnya, “Cipta Croft-Cusworth”
Bahaya yang ditimbulkan dari Pembuatan dan Penjualan Action Figure ini adalah
:
Ketika Anak Kita sebagai Generasi Penerus
Harapan Bangsa menjadi penasaran (Curious), dan rasa keingintahuan itu, yang bisa jadi menyebabkan
Mereka ingin meniru Perbuatan atau Gaya Tokoh Action Figure Para Pskikopat Indonesia ini.
Jika terjadi demikian apa yang dapat kita lakukan ?
Kiranya peran Pemerintah Republik
Indonesia (R.I) melalui Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI),
dan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), harus semakin proaktif
dalam mengawasi Tindakan Penyimpangan, melalui Media, terutama jika hal itu,
terjadi pada Anak – Anak Kita, sebagai Generasi
Penerus Harapan Bangsa.
Tentunya semua dilakukan untuk
menjadikan :
Indonesia Lebih Baik
Kembali : ARTIKEL
Terkini Indonesia
Terbaik Indonesia
Travelling
Kita