Author : Arief Hidayat
Kenalkah kalian dengan Jalan Haji Mencong, Puribeta
atau Japos?. Bila kamu pernah atau nanti mendengar nama-nama itu maka
ketahuilah bahwa kamu ada di Ciledug. Khusus daerah ini, kamu tidak boleh salah
tulis karena Ciledug itu berakhiran ‘G’ bukan ‘K’ atau ‘Q’ maupun ‘B’.
Link : http://kreariefitas.blogspot.co.id/2016/11/9-fakta-menarik-tentang-ciledug.html
Ciledug adalah sebuah kecamatan di
Banten dan letaknya di sisi wilayah antara Banten dan Jakarta. Seumpama Negara
Eropa, Ciledug adalah Turki yang ada di antara Eropa dan Asia.
Orang bilang Ciledug itu jauh di
ujung. Yakinkanlah ke semua kawan dan kerabatmu bahwa Ciledug itu dekat.
Cipulir saja masih masuk dalam jalan Raya Ciledug. Tapi kalau yang bilang itu
orang yang dari zigot sudah tinggal di Cakung atau Tambun, maka dia benar.
Ciledug tidaklah terlalu luas
seperti Tangerang. Nggak ada Ciledug Utara, Selatan, Barat atau Timur layaknya
Bekasi. Ciledug itu satu, tidak terpisah mana yang “Baru” dan yang “Lama” kaya
Depok. Jika hujan seharian, kota ini bisa sedingin Bogor. Tapi kalau sedang
kemarau, panasnya bisa melebihi kawasan Cikarang.
Ini adalah wilayah dengan banyak
jalan pintas dan tukang bakso Wonogiri. Kisah tentang Ciledug, tempat tinggalku
sejak 1997. Ada apa aja di Ciledug ? mari kita kupas !!
Kita punya dua transportasi umum yang jadi pemeran
utama di Ciledug. Pertama Metro Mini 69 jurusan Ciledug-Blok M dan yang kedua
adalah angkutan kota alias angkot C.01 jurusan Ciledug-Bayoran. Metro Mini 69
adalah bus berwarna jingga dan bergerak gesit. Ongkosnya yang murah membuat bus
berukuran sedang ini jadi alat angkut paling sering ditunggu setiap harinya.
Saat memacu mobilnya, sopir Metro
Mini kadang nampak seperti kesurupan pengendara motor. Metro melaju layaknya
dia bukan sebuah bus, melainkan sebuah motor bebek. Cepat, beringas disertai
salip-salipan dengan kendaraan lain. Ngebut di jalur yang kecil bahkan kadang
sampai naik ke atas trotoar.
Sering kita lihat ketika sedang
melaju kencang, kaca depan Metro ini dekat sekali dengan pantat motor atau
mobil di depannya. Penumpang Metro serempak akan merinding ngilu melihat
kejadian itu, terlebih penumpang yang duduk paling depan.
Tapi, bagaimanpun penduduk Ciledug
tetap cinta dengan bus berkarat itu. Mulai dari keberaniannya ugal-ugalan di jalan
sampai nyamannya tiang sisi jendela tuk sandaran kepala saat tertidur. Hal
lainnya adalah pengamen yang kadang lebih banyak dibanding jumlah receh di saku
kita dan kebiasaan sopirnya yang pipis di pintu bus saat menunggu lampu merah
di perempatan Bulungan.
Kandidat selanjutnya adalah angkuta
kota (angkot) C.01. Angkutan ini punya dua mahzab yaitu ada yang lewat
Peninggilan dan ada juga yang lewat pasar Ciledug. Tak kalah kontroversial
dengan abangnya si Metro Mini 69, C.01 adalah angkot dengan rute siluman
terpanjang di dunia.
Rute aslinya adalah
Ciledug-Kebayoran, tapi pada pukul 21.00 WIB, mobil yang mampu membawa 14
penumpang ini akan mengantarmu hingga Pasar Senen. Ya, rutenya jadi jauh banget
dari Ciledug ke Pasar Senen. Dia jadi satu-satunya angkot roda 4 yang lewat
Jalan Sudirman pada malam hari.
Mengambil rute yang bukan miliknya,
bukanlah tanpa masalah. Angkot C.01 sudah sering diamuk sopir Patas 44
Ciledug-Senen, karena rutenya sama. Walaupun tarif angkot kecil ini lebih
mahal, namun mayoritas penumpang lebih memilih menggunakan jasa angkot C01.
Hal ini karena naik angkot dirasa
lebih cepat sampai rumah dibanding naik Patas yang agak lambat dan suka
kentut-kentutan di jalan. Alasan lainnya adalah karena mereka lebih berpeluang
mendapat kursi kosong dan pulang sambil duduk jika naik angkot dibanding naik
Patas.
Selain dua angkutan umum di atas
Ciledug juga punya beberapa angkot atau biasa disebut mikrolet yang nyeleneh
lainnya. Angkot C04 jurusan Ciledug-Bintaro adalah angkot dengan trayek terdusta
di dunia. Rutenya kadang tidak sampai Pasar Ciledug, dan berhenti jauh sebelum
sampai Bintaro.
Ada angkot lain dengan jurusan sama
yaitu Ciledug-Bintaro D14, tapi jumlahnya langka dan jika pagi datang,
penumpangnya membludak. Sayangnya saat siang hingga malam, penumpang angkot ini
sedikit sekali. Jalan bersama angkot hijau telur asin ini siang-siang serasa
naik mobil pribadi.
Muda mudi yang berdomisili di Ciledug jarang sekali
main atau berjalan-jalan di pusat perbelanjaan di wilayah Ciledug. Sesekali
mereka jalan ke Mall yang ada di Ciledug paling untuk belanja, jajan atau untuk
bukber SD sampai SMA.
Cari aman, mereka kadang pacaran di
Bintaro, Alam Sutera, Blok M, BSD, Grogol atau wilayah sekitar Ciledug yang
agak jauh dari lingkungan rumah. Semua ini hanya untuk menghindari pertemuan
tak disengaja dengan orang yang mengenalinya.
Macet dan Ciledug adalah sahabat baik. Dulu, sebelum
ada pembangunan jalur transjakarta Ciledug-Blok M, jalanan dari Ciledug, Kreo,
Petukangan dan Cipulir merupakan jalur macet terkemuka bagi warga Ciledug. Buat
yang selalu berangkat pagi untuk kerja, kuliah, sekolah, bayar cicilan motor
atau nginep di penginapan syariah pasti hapal dengan titik-titik macet di
jalur-jalur itu.
Macet bisa berasal dari angkutan
umum yang berhenti sembarangan menunggu penumpang, lalu lampu merah yang banyak
dan volume kendaraan yang padat karena melaju di jalan pada waktu yang
bersamaan. Cipulir menjadi pihak yang paling sering dikhawatirkan oleh banyak
orang yang ingin pergi dari Ciledug atau sebaliknya.
Akan jadi kado terindah bagi warga
Ciledug jika sehari saja Cipulir tidak macet saat mereka berangkat atau pulang
beraktivitas. Kita seakan puas banget hari itu, ketika mendapati Cipulir bebas
macet. Kini saat ada pembangunan jalan layang khusus transjakarta, Ciledug jadi
semakin macet karena jalannya yang menyempit.
Sering kali ketika warga Ciledug main-main ke
Jakarta atau naik KRl dan berkisah tentang tempat tinggalnya. Ada saja orang
asing atau teman ngobrol baru yang mengaku punya kenalan di Ciledug. Kadang ada
juga yang mengklaim pernah tinggal di Ciledug. Kemudian dia menyebutkan satu
persatu jalan kenangan di Ciledug hingga akhirnya mengobrol panjang lebar
dengan suasana senang sumringah layaknya pertemuan saudara yang lama terpisah.
Entah itu teman kampus, sopir ojek
online atau teman kantor, ketika dia bilang punya kenalan atau seorang mantan
penduduk Ciledug, rasanya bahagia aja gitu. Apalagi kalau kita dengar entah itu
teman kampus, sopir ojek online atau teman kantor ngabarin kalau dia ternyata
juga masih tinggal di Ciledug. Rasanya jiwa norak kita akan keluar dan terkejut
seketika hingga kagum sejenak padanya.
Ciledug adalah wilayah yang tenteram, bahagia dan
bebas dari hiruk pikuk perpolitikan Indonesia. Inilah salah satu alasan mengapa
Ciledug jarang ada di televisi. Entah itu berita baik maupun buruk. Sekalinya
muncul berita yang berlokasi di Ciledug, jiwa narsis dan norak kita akan
muncul. Kita akan senang dan agak sedikit takjub ketika Ciledug ada di dalam teks
berita online atau perkataan penyiar di acara berita. Kita akan memotret berita
itu atau sekedar membagikan link berita tersebut ke media sosial.
Ciledug seakan minim berita, bukan
karena tidak ada wartawan yang tinggal di Ciledug. Hanya saja memang masalah
dan prestasi yang ada di wilayah kami jarang diumbar-umbar.
Jikalau ada berita di Ciledug yang
kita sering dengar biasanya dari mulut ke mulut. Mulai dari berita warga
dibacok komunitas kedaerahan karena berebut uang parkir, ada maling digebukin
warga, atau tukang bakso langganan kita di Ciledug digrebek polisi karena pakai
daging Elang. Kesemua berita itu hanya tersiar lewat obrolan saja tanpa hingar
bingar media masa.
Ciledug mempunyai banyak nama jalan dan daerah unik.
Di Ciledug ada wilayah yang bernama Gondrong, Tanah 100, Pulau Nyamuk sampai
Mancung. Bayangkan ada orang yang memintamu mengantarnya sampai “Gondrong” atau
“Mancung”. Sulit sekali rasanya terlebih jika kamu tidak mancung ataupun
gondrong.
Selain itu kita juga punya banyak
nama jalan unik, mulai dari Jalan Haji Mencong, Gang Sadar, dan Pojok. Haji
Mencong dan Pojok ini berdekatan, jarak mereka hanya 80 meter. Namun
pengucapannya ke sopir angkot akan berbeda jika anda tidak ada di Ciledug.
Hanya sopir bus dan angkot di
Ciledug yang paham kalau ada penumpang minta turun di “Pojok” bukanlah sebuah
ajakan mesum. Dan hanya sopir angkot di Ciledug-lah yang tidak marah ketika
penumpang mau turun malah teriak “BANG SADAR BANG!!!.”
Jalan raya di Ciledug merupakan jalan raya lurus
yang panjang. Dari Kebayoran Lama lurus saja mengikuti alur jalan raya sampai
akhir, maka kamu akan sampai di Ciledug. Jalur lurus yang panjang ini, membuat
sisi jalurnya bisa tembus langsung ke wilayah lain, seakan berteleportasi.
Kita bisa ke Joglo, Permata Hijau,
Sudirman, Blok M, BSD, Alam Sutera, Tanah Kusir, Mampang tanpa harus melewati
jalan utama yang kadang macetnya bikin emosi. Tidak hanya satu, kadang di dalam
jalan pintas itu juga ada jalan pintas lainnya. Sehingga kita punya banyak
pilihan jalur untuk cepat sampai tujuan.
Entah mungkin saat itu jalan pintas
kita dihadang bangku kayu (ada yang kondangan) atau ada perbaikan jalan.
Seketika kita bisa memilih jalur terdekat lainnya. Rasa puas memuncak ketika
kita keluar dari jalan pintas dan melaju tanpa macet. Naik motor rasanya bangga
dan haru kaya habis lolos ujian benteng takeshi stage terakhir.
Ciledug bukanlah kota dengan banyak gang sempit dan
tikungan menyempil di sudut kotanya. Minggatlah ke Ciledug niscaya kamu akan
kembali ke jalur yang benar, karena di Ciledug susah rasanya jadi orang yang
tersasar. Ada saja angkutan umum yang menuju ke Ciledug.
Kamu mau pulang kampung dan ingin ke
4 terminal besar di Jakarta? Ciledug menyediakan angkot dan bus menuju Terminal
Blok M, terminal Senen, terminal Kampung Rambutan, dan terminal Lebak Bulus.
Duduklah dari Ciledug, pejamkan mata dan tertidurlah hingga angkutan umum itu
berhenti di tujuan akhir.
Kamu mau ke Jakarta Barat, Timur,
Selatan, Tangerang kita punya angkutan umumnya. Tersedia dalam berbagai kemasan
dan warna mulai dari kuning, hijau, putih, merah, dan biru telor asin. Banyak
transportasi yang bisa mengantarmu kembali ke Ciledug.
Buat kamu yang mengaku tinggal dan berasal dari
Ciledug pasti nggak ngeh, kalau Ciledug merupakan pusat industri hijab/jilbab
yang terbesar di Indonesia. Hal ini tertulis jelas di situs Wikipedia.
Di Ciledug ada banyak pabrik tekstil
terkemuka seperti PT. Kahatex, PT. Dewhirst, PT. Vonex, PT. Sunson, PT. Bali
Nirwana dan masih banyak lagi. Pabrik ini memproduksi dan memproses bahan
tekstil mulai dari bahan mentah sampai menjadi benang dan kain (cotton,
polyester, Lycra dan denim).
Itulah alasan mengapa industri KUKM
yang berkembang di Ciledug dan sekitarnya kebanyakan industri yang memproduksi
sandang di antaranya kerudung muslimah. Jangan heran kalau produksi
kerudung/jilbab dari Ciledug mempunyai model/bahan yang beragam dengan harga
yang lebih murah dibanding daerah lain. Sehingga Ciledug sering disebut sebagai
Sentra Kerudung.
Itulah segelintir perkenalan dengan
Ciledug. Sebuah wilayah yang mungkin pernah kamu dengar namanya walaupun belum
pernah ke sana. Ciledug punya Bakmi Japos yang outletnya ada di seluruh
Jabodetabek tapi kalau ke Japos pun kita nggak tahu dimana tuh Bakmi berada.
Kita punya pusat jajan bahan baku pakaian dan celana di Cipadu.
Ciledug punya banyak restoran junk
food yang lenkap dari ayam tepung, ayam tepung pakai keju, slurpee hingga
donat. Selain itu ada juga tempat makan sayur asem maupun masakan tradisional
lainnya di Ciledug.
Ingin kaos bola murah, helm di bawah
100 ribu, laser hijau ngerusak mata, jaket kulit asli, bolu Amanda, angkringan
sego kucing, sewa ruko dengan harga terjangkau, took peralatan outdoor,
ketoprak malam hari, perumahan cluster murah dekat rumah sakit dan jalan tol,
kuliner Jepang, cabe-cabean beraneka kostum, tahu bulet keliling yang
berdekatan satu sama lain, semua itu bisa ditemukan di pinggir jalan sekitar
Ciledug.
“Ayo main ke Ciledug,
luangkan masa istirahatmu
dan berkunjunglah !!!”
Kembali : ARTIKEL
Terkini Indonesia
Terbaik Indonesia
Travelling
Kita