Via : http://www.dream.co.id
CONTRIBUTOR
PANGKI PANGLUAR
Islam Itu Lahir di Indonesia
Karena Akulturasi Budaya
Berita Pelarangan Pagelaran Wayang Kulit, di
Cempaka Putih, beberapa waktu lalu, lagi - lagi membuat
geger Indonesia.
Pasalnya Pagelaran Wayang Kulit,
yang digagas oleh Cagub - Cawagub
Petahana DKI Jakarta, Ahok - Djarot,
telah membuat Keadaan (Konstelasi) Politik, dan Keamanan di
Indonesia memanas.
Selain menyudutkan Umat
Islam dengan spanduk, yang bertuliskan :
“Pemutaran Wayang
Kulit Bukan Syariat Islam”,
lagi - lagi mengarah Ketua
Umum FPI, Muhammad Rizieq Shihab, yang
menjadi tertuduh sebagai dalang Pemasangan Spanduk Larangan Pagelaran Wayang Kulit ini.
Terlebih jika dikaitkan dengan Kontestasi Pilkada DKI Jakarta, terdapat indikasi bahwa Front Pembela Islam (FPI), memihak salah satu Cagub - Cawagub DKI Jakarta, Agus - Sylvi, yang diprediksi menjadi Rival Terberat, Cagub - Cawagub Petahana DKI Jakarta, Ahok -Djarot.
Dalam spanduk itu, memang tidak menyebutkan bahwa FPI DKI Jakarta, yang melakukan
pemasangan spanduk atas larangan tersebut.
Dalam isi tulisan tersebut hanya tertulis dilakukan oleh Aliansi Masyarakat Muslim Se – Jakpus.
Sepanjang penelusuran di Mesin Pencarian Google, yang Kami lakukan baik mengenai Kata Kunci (Keyword), FPI maupun Aliansi Masyarakat Muslim Se - Jakpus, mengenai Pemasangan Spanduk
itu tidak diketahui kebenarannya.
Beberapa Berita hanya menyebutkan dilakukan oleh Aliansi Masyarakat Muslim Se – Jakpus, tanpa
penjelasan lebih lanjut.
Bahkan ketika Kami mencoba melakukan penelusuran lebih
mendalam terhadap Kata Kunci (Keyword),
yang berkaitan dengan Aliansi Masyarakat
Muslim Se - Jakpus, tidak diketahui jelas mengenai alamat, serta organisasi
keberadaanya.
Sehingga dapat dipastikan berita, yang sempat menjadi Trending
Topic di Lini Massa Twitter, dan Viral ini adalah Berita Bohong (Hoax) !
Berita, yang belum dapat diketahui kebenarannya, yang
lagi - lagi menyudutkan Umat Islam
di Indonesia.
“Jadi sebagai Organisasi
Cendekiawan, Kami ingin mengingatkan semua kalangan Umat Islam maupun Umat Non Muslim
siapa saja, untuk selalu waspada menerima segala jenis berita, itu harus
hati-hati banyak, yang hoax,” kata Ketua Umum Ikatan Cendikiawan Muslim
se-Indonesia (ICMI), Jimly
Asshiddiqie menanggapi foto larangan
wayang kulit, yang beredar di Media
Sosial.
Dikutip dari :
http://www.satuharapan.com/read-detail/read/icmi-imbau-muslim-dan-non-muslim-waspadai-berita-bohong
Kita harus pintar memilih.
Banyak pihak, yang seakan ingin mengadu domba, baik itu
diantara Umat Beragama, maupun Sesama Umat Muslim Sendiri di Indonesia.
Terlebih ini kaitannya dengan Pilkada DKI Jakarta, yang dinilai cukup memanas akibat Statement Ahok, yang menghina perasaan sebagian besar Umat Muslim, beberapa waktu lalu.
Jika Kita mau
cerdas, dan berpikir kembali, bagaimana bisa Pagelaran Wayang Kulit, yang dahulu dilakukan sebagai alat bantu
bagi Penyebaran Agama Islam oleh Para Wali
di Tanah Jawa, tidak sesuai dengan Ajaran Islam.
Ini namanya Keblinger !
Via : http://www.almuhibbin.com
Proses Percampuran
Budaya, dan Agama, Hindu - Budha dengan Islam itulah,
yang menyebabkan Agama Islam mudah
diterima oleh Masyarakat di Nusantara, ketika itu.
Tanpa gontok - gontokkan, dan Peperangan.
Semua Proses Masuknya Islam dilakukan dengan cara cinta damai.
Jadi, kalau dibilang Pagelaran Wayang Kulit adalah Bukan
Budaya, dan Ajaran Umat Islam,
lagi – lagi Kami berpikir adalah
sesuatu, yang Keblinger.
Memang Budaya,
dan Ajaran Islam tidak tumbuh, dan
berkembang pertama kali di Indonesia,
melainkan disebarkan oleh Para Nabi,
di Jazirah Arab, dahulu kala.
Namun, ketika Budaya,
dan Ajaran Islam dibawa oleh Para Pendatang (Pedagang Gujarat), hingga Para Wali,
yang berusaha untuk menyebarkan Agama
Islam, pastinya Proses Akulturasi
itu diperlukan, agar Agama Islam
mampu beradaptasi, dan mudah diterima oleh Masyarakat Nusantara, yang ketika itu memeluk Agama Hindu, dan Budha.
Maka tidak heran, banyak Kesenian Tradisional di Indonesia,
yang juga bercerita tentang Kebaikan, dan mengandung Ajaran
Islam,
Di tempat lain
Kita juga sering mendapati Banyaknya
Masjid, yang lagi - lagi Bergaya Arsiktetur
Hindu, Budha, bahkan China.
Jadi adalah sesuatu, yang mustahil, jika Umat Musim di Indonesia, menentang Pagelaran Wayang Kulit, yang sejatinya ini merupakan alat bagi Penyebaran Agama Islam di Nusantara,
ketika
itu.
Pagelaran Wayang
Kulit, yang
bukan sekedar Pagelaran, tetapi di sana
terdapat nilai Filosofis, dan sedikit banyaknya bercerita tentang Ajaran Agama Islam, pada Tokoh, maupun Cerita Pewayangannya.
Para Toko Islam
Indonesia, yang
dikenal vokal pun, bahkan beberapa diantaranya menjadi Penggemar Wayang Kulit Akut.
Jadi jika ditanya, Pelarangan Pagelaran Wayang Kulit itu dilakukan oleh Umat Muslim Sendiri, adalah sesuatu, yang dirasa tidak mungkin (Mustahil) dilakukan.
Bagaimana bisa Wayang
Kulit, dan Tembang Lir - Ilir,
yang diciptakan oleh Sunan Kalijaga,
yang ketika itu sebagai alat dakwah,
bagi Penyebaran Masuknya Agama Islam
di Indonesia, Kini, dikebiri
oleh Umat Muslim Sendiri, yang
dilarang dalam Pementasannya.
Lir - Ilir
Via : Youtube.com
Terlebih Islam sebagai Agama Pembawa Rahmat dan Kesejahteraan bagi Seluruh Alam Semesta (Rahmatan Lil ‘Alamin), hal ini pastinya, tidak sesuai dengan Konsep Islam Itu sendiri.
Jika Aksi Super Damai 212 saja dapat berlangsung tanpa adanya perusakan sedikitpun, dengan hadirnya Jutaan Umat Muslim Indonesia, yang
turun ke jalan, ketika itu, untuk menuntut keadilan atas Kasus Penistaan Agama oleh Ahok,
pastinya hal ini, juga sulit dinalar, jika Umat Muslim Indonesia melarang Pagelaran Wayang Kulit, yang dahulu merupakan
Alat Dakwah bagi Masuknya Islam di Tanah Jawa.
Logikanya : Melarang
= Merusak.
Merusak Peranan
Alat Dakwah bagi Penyebaran Agama
Islam di Indonesia,
Merusak Aset
Kebudayaan Nasional, yang seharusnya dikembangkan, dan bukan untuk ditenggelamkan,
Menghina Citra Umat Muslim di Indonesia itu sendiri,
sebagai Agama, yang Cinta Damai, Umat Muslim di Indonesia, pastinya tidak akan
menentang, jika itu diyakini tidak melanggar dengan Ketentuan Ajaran Agama Islam.
Sebagai Mayoritas
Penduduk Terbesar di Indonesia, dan Dunia, Umat Muslim di Indonesia tidak akan gegabah,
dan pastinya tahu dalam menghargai Perbedaan
Antar Umat Beragama.
Jika itu diyakini, tidak menjadi Ancaman, terlebih Menyinggung Umat Muslim, pastinya Umat Islam Indonesia akan selalu
menghargai Perbedaan itu.
Sama seperti, ketika Agama Islam, masuk di Indonesia,
dilakukan dengan cara Cinta Damai, dengan membawa Simbol Pemersatu Budaya.
Sebab
Islam Itu Lahir di Indonesia
Karena Akulturasi Budaya
Kembali : ARTIKEL
Terkini Indonesia
Terbaik Indonesia
Travelling
Kita