Via : http://ributrukun.com
CONTRIBUTOR
PANGKI PANGLUAR
Ahok, Riwayatmu Kini ...
Sengaja Kami pilih judul ini bukan tanpa sebab ...
Calon Gubernur
Petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), kembali berulah.
Kali ini lawannya tak tanggung - tanggung Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia, dan Rais Aam Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul 'Ulama, KH. Ma'ruf Amin, yang disangkakan oleh Ahok, dan Tim Kuasa Hukumnya telah melakukan Konspirasi Politik, dengan Ketua Umum Partai Demokrat, yang juga Mantan Presiden R.I Ke - 6, Susilo Bambang Yudhoyono.
Lagi – lagi Alasan
Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada)
DKI - Jakarta, ikut terseret
dalam Pusara Persidangan Penistaan Agama
atas diri Ahok tersebut.
Di mana Agus
Yudhoyono, Rival Terberat Ahok
dalam memperebutkan Kursi DKI - 1 merupakan Putra
dari Pak Beye (Susilo Bambang Yudhoyono).
Tanpa pembuktian, yang jelas ditambah Pengumpulan Informasi dari Media, dengan Intelijen Abal - Abal Ala Ahok, Ia telah diduga berani menyadap Pembicaraan antara Susilo Bambang Yudhoyono dengan KH. Ma'ruf Amin, yang jelas ini adalah Ilegal.
Tanpa Kewenangan, dan Ijin.
Terlebih, yang diduga disadap adalah Mantan Presiden R.I, yang secara Undang - Undang dijamin, dan
dilindungi Kerahasiaan, dan Pembicaraannya.
Penyampaian tersebut dibeberkan dalam Persidangan Terdakwa Ahok sendiri atas Kasus Penistaan Agama, 31
Januari 2017.
Lagi, dan lagi Ahok
juga melukai hampir sebagian besar Umat
Muslim Indonesia.
Di mana KH. Ma'ruf
Amin merupakan Ketua Umum Majelis
Ulama Indonesia, sebagai Lembaga
Resmi Non Pemerintah, yang menjembatani Para Ulama, dan Umat Muslim
di Indonesia.
Bukan hanya itu, pastinya Fitnahan Ahok terhadap Posisi KH. Ma'ruf Amin sebagai Rais Aam Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul
'Ulama, terkait Pertemuan antara KH. Ma'ruf Amin dengan Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono,
yang dinilai oleh Ahok, dan Tim Kuasa Hukumnya penuh Konspirasi
untuk menjatuhkan Dirinya, di Pilkada
DKI - Jakarta, jelas tidak beralasan, dan tentunya melukai Hampir Seluruh Warga Nahdliyin.
Atas dasar dengan melihat latar belakang KH. Ma'ruf Amin, yang pernah menjadi Anggota Dewan Pertimbangan Presiden
Republik Indonesia, di Era Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono (Pak Beye),
lalu dikaitkan dengan Percakapan Pak
Beye, dengan KH. Ma'ruf Amin membuat
Ahok dan Tim Kuasa Hukumnya
menilai bahwa KH. Ma'ruf Amin tidak
pantas menjadi Saksi di Persidangan.
Terlebih KH. Ma'ruf Amin dalam kapasitasnya sebagai Ketua Majelis Ulama Indonesia telah menunjuk Muhammad Rizieq Shihab, sebagai Saksi Ahli, yang akhirnya membawa Kasus Penistaan Agama, yang dilakukan oleh Ahok ke dalam Persidangan dengan dikeluarkannya Fatwa Majelis Ulama Indonesia.
Terlebih KH. Ma'ruf Amin dalam kapasitasnya sebagai Ketua Majelis Ulama Indonesia telah menunjuk Muhammad Rizieq Shihab, sebagai Saksi Ahli, yang akhirnya membawa Kasus Penistaan Agama, yang dilakukan oleh Ahok ke dalam Persidangan dengan dikeluarkannya Fatwa Majelis Ulama Indonesia.
Sebab ini menjadi Dasar
Konspirasi untuk menjatuhkan dirinya di Pilkada
DKI.
Di mana Habib Rizieq adalah Orang, yang pertama kali menentang Ahok menjadi Gubernur DKI menggantikan Joko Widodo, ketika itu.
Atas dasar itulah Ahok memfitnah KH. Ma'ruf Amin, tanpa pembuktian jelas di Persidangan.
Sedangkan Kita juga mengetahui bahwa KH. Ma'ruf Amin adalah Pengurus Rais Aam Syuriyah Nahdlatul 'Ulama.
Di mana Netralitas dalam Berpolitik NU sebagai Organisasi tetap dijunjung.
Tamatlah sudah Ahok, tamatlah ...
Di mana Habib Rizieq adalah Orang, yang pertama kali menentang Ahok menjadi Gubernur DKI menggantikan Joko Widodo, ketika itu.
Atas dasar itulah Ahok memfitnah KH. Ma'ruf Amin, tanpa pembuktian jelas di Persidangan.
Sedangkan Kita juga mengetahui bahwa KH. Ma'ruf Amin adalah Pengurus Rais Aam Syuriyah Nahdlatul 'Ulama.
Di mana Netralitas dalam Berpolitik NU sebagai Organisasi tetap dijunjung.
Tamatlah sudah Ahok, tamatlah ...
Melukai Umat Muslim dengan
Kasus Penistaan Agama, yang jelas melanggar hukum, memfitnah Ulama Besar bagi Umat Muslim Indonesia, tanpa dasar, yang jelas adalah suatu Kebodohan Besar ...
Tak ubahnya dengan Trump dimana berlaku Peribahasa Mulutmu Harimaumu ...
Semua usaha untuk membalikan Citra Ahok, yang diakui sempat naik dari beberapa Lembaga Survey, lagi dan lagi Kami
yakini menjelang Pilkada, yang
semakin dekat, Suara Ahok akan kembali anjlok, dan diprediksi Ahok tidak
akan memenangkan Putaran Pertama.
Wahai Ahok !
Tak ingatkah Kau, bagaimana Usaha Presiden Joko Widodo untuk meredahkan Gejolak Umat Muslim atas Perkataan Kamu terkait Penistaan Agama dengan mendekati Para Ulama NU belakangan ini, dan seakan punya kesan menjadi Warga Nahdliyin.
Tetapi lagi - lagi Kamu kecewakan Beliau dengan Perkataanmu, yang menyudutkan Salah Satu Ulama, dan Tokoh NU, KH. Ma'ruf Amin, sedangkan Kamu seharusnya tahu begitu besarnya Peranan Ulama di Indonesia, sehingga ada Istilah bagi Para Santri : Apa Kata Kiyai, adalah Apa, yang harus dikuti.
Tak ingatkah Kau, bagaimana Ibu Megawati, Ketua Umum PDIP Perjuangan membela mati - matian Kamu sebagai Calon Gubernur dari Partainya, setelah banyak dari Kader Partai tidak menyetujui Kamu sebagai Calon Gubernur DKI Jakarta.
Lalu kini Kamu jatuhkan lagi dengan tudingan tak beralasan, yang dilimpahkan ke Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia, yang secara nyata akan membuat malu Partai Pengusungmu.
Tak ingatkah Kau, K.H
Abdurrahman Wahid (Gusdur),
sangat mendukung di awal Karier Kamu, ketika Kamu
mencalonkan diri sebagai Gubernur Bangka
Belitung, lantaran Kamu sebagai Etnis
Minoritas, yang berani maju sebagai Calon
Gubernur.
Gusdur mengibaratkan Kamu sebagai Calon Kepala Daerah, Cerminan Keberagaman (Pluralisme), ketika itu.
Di mana Beliau (Gusdur)
sangat Menghargai Keberagaman dalam Kehidupan Berbangsa, dan Bernegara.
Tetapi lagi - lagi Pernyataan Kamu beberapa waktu lalu terkait masalah Surat Almaidah ayat 51 menjadi Sumber
Keretakan Bangsa, yang selama ini dibangun berkat Keanekaragamannya ...
Kamu telah mengkaitkan Agama Kami (Muslim),
yang tidak sepantasnya menjadi Domain Kamu, hingga akhirnya Kami saling berselisih diantara Umat Beragama, bahkan tak jarang sesama
Agama Kami.
Padahal Kamu tahu menyinggung masalah Suku, Agama, Ras, dan Antar Golongan (SARA) adalah masalah sensitif.
Padahal Kamu tahu menyinggung masalah Suku, Agama, Ras, dan Antar Golongan (SARA) adalah masalah sensitif.
Pertentangan itu, semakin tajam, Ketika Kami membuka Comment
di Sosial Media, banyak diantara Teman, maupun Keluarga Kami, yang akhirnya juga berselisih paham atas Perbuatan Kamu !
Sungguh Hebat Kamu, Ahok, sehingga Kita menjadi Bodoh,
karena Kamu !
Ini bukan tentang Ras,
Suku, Golongan terlebih Agama.
Ini tentang Keadilan, di mana seharusnya, yang bersalah
harus dihukum, dan tidak dibiarkan lenggang bebas di Persidangannya.
Kenapa Kita harus
Bodoh Karena Ahok ? Sehingga Kita harus bercerai berai ...
Hingga akhirnya terulang kembali, ketika Ahok, dan Tim Kuasa Hukumnya memfitnah dengan tudingan tak beralasan.
Melakukan dugaan penyadapan secara Ilegal
(tanpa Kewenangan Apapun), terhadap Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia, KH. Ma'ruf Amin.
Bukankah Seorang Pemimpin itu seharusnya Menyejukan, dan bukan meresahkan ...
“ Harus Ada Adab dan
Etika, yang harus dipegang, jika ingin tetap menjadi Tokoh di Tengah Masyarakat
Indonesia ”
Yenny Wahid
Hingga Akhirnya Kita bisa berkata
Ahok, Tinggal Riwayatmu Kini ...
Kembali : ARTIKEL
Terkini Indonesia
Terbaik Indonesia
Travelling
Kita