CONTRIBUTOR
PANGKI PANGLUAR
Sudahkah Banyak Destinasi Wisata Hutan Pinus
Di Indonesia, Aman Untuk Kita ?
Maraknya Hutan
Pinus, yang dijadikan sebagai Destinasi
Wisata, tentu memberikan nilai tersendiri bagi Kemajuan Industri Pariwisata Indonesia.
Bagaimana tidak ?
Dengan adanya Banyak
Destinasi Wisata Hutan Pinus di Indonesia,
yang memajukan Industri Lokal maupun
Daerah, secara tidak langsung akan
memberikan Dampak Ekonomi bagi Masyarakat Daerah tersebut.
Mau tidak mau, Daerah
tersebut dapat secara mandiri, memajukan Ekonomi
Daerahnya.
Hal inilah, yang tentunya sejalan dengan Semangat Menumbuhkan Industri Ekonomi Kreatif bagi Pariwisata Indonesia, yang juga dicanangkan oleh Pemerintah R.I.
Di mana Masyarakat
Sekitar mampu untuk mengolah Daerahnya
sehingga mempunyai nilai jual, dan Pemerintah
Daerah turut andil dalam mengawasi Pembangunan
Wisata di Tiap Daerahnya.
Tapi pernahkah diantara dari Kita berpikir, bahwa :
Dari sekian banyak Destinasi
Wisata Hutan Pinus, yang punya Kesan
Instagramble, dan Layak Jual,
sudah aman untuk Kita ?
Sudahkah memenuhi Standar
Kelayakan, dan Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan (Amdal), yang
memang diperlukan dalam Pemenuhan Pembangunan, yang berkelanjutan (Sustainable
Development) ?
Apa Dampaknya
bagi Keberlangsungan Produksi Hutan
Pinus di Indonesia ?
Pada umumnya :
Kita ketahui bahwa Pohon
Pinus, juga dapat menjadi bahan bagi : Serat
Kayu, Olahan Kertas, Terpentin, hingga Manfaat Lainnya bagi Kebutuhan
Medis.
Berikut Kami Hadirkan
Sudahkah Banyak Destinasi Wisata Hutan Pinus
Di Indonesia, Aman Untuk Kita ?
1. Standar Keamanan
Bagi Wahana
Destinasi Hutan Pinus
Jika Kamu melihat, banyaknya Wahana Selfie, yang punya Kesan Instagramable
bagi Destinasi Wisata Hutan Pinus Indonesia,
itu bukan tanpa alasan !
Mereka “Para Pengolah”,
tentunya ingin memasarkan Daerah Wisatanya,
agar lebih dikenal luas lagi melalui Jepretan
Foto Para Netizen di Sosial Media.
Ya !
Mau, nggak mau Sosial
Media bagi Perkembangan Pariwiasata
Indonesia, sedikit banyaknya dapat memberikan Dampak (Impact), yang luar biasa bagi Perkembagan Industri Parwisata Daerah di Indonesia.
Hutan Pinus :
Becici -Yogyakarta, Cikole Lembang - Bandung, Imogiri - Bantul, Kayon -
Semarang, Genilangit - Magetan, Nongko Ijo - Madiun, Pinus Batu - Malang, hingga Malino - Gowa, Makasar,
Makin menjadi Hits, mungkin Salah Satunya :
Akibat Jepretan
Dingin Para Netizen, yang sengaja mengupload Keseruan Mereka di Sosial Media (Sosmed), saat Mereka di
tempat ini.
Namun pernahkah kalian terpikir,
Bahwa : Beberapa
Wahana Selfie, yang sengaja hadir melengkapi Keberadaan Hutan Pinus ini agar Layak Instagram (Instagramable),
dan Punya Kesan Nilai Jual,
Sudah aman untuk Kita
?
Sepanjang Penelusuran Kami di Beberapa Destinasi Hutan Pinus Indonesia,
seperti : Geni Langit - Magetan,
Kami rasa ada beberapa, yang belum memenuhi Standar Kelayakan bagi Keamanan Para Pengunjung demi menikmati
asyiknya Berselfie Ria, di Wahana
tersebut.
Beberapa diantaranya, seperti :
Jujur Mereka Rela Mati Gan, Untuk Dapat Foto Selfie Terbaiknya !
Via : https://www.facebook.com
Ayunan Langit, hanya dikaitkan dengan Sebuah Besi Tipis sebagai Penyangga, yang sengaja digantungkan
pada Sebuah Batang Pohon, dengan Beberapa Ranting, yang ditebang.
Memang ada Pengaman
berupa Sabuk, yang sengaja
dipasangkan ke Pengunjung, saat
Wahana tersebut berayun - ayun,
Namun, sekali lagi, Kami
rasa itupun belum aman !
Terlebih, jika melihat lokasi, yang biasanya berada di Pinggir Jurang maupun Tebing dengan Kedalaman Tertentu, yang dapat dikatakan cukup dalam (> 15 Meter).
Bagi Kami, yang memang Takut (Phobia) dengan
ketinggian, mungkin ini tidak jadi masalah,
Namun bagi Mereka,
yang notabenenya
merasa punya nyali gede agar dibilang memiliki Jiwa Berpetualang (Adventure), tentunya akan menjadi Perhatian Tersendiri bagi Para Pengolah untuk meningkatkan Standar Keamanan, yang ada.
Hal ini bukan hanya dijumpai pada Wahana Ayunan Langit, namun Beberapa
Wahana Selfie Lainnya, seperti : Rumah
Pohon, hingga Bunga Tebing, memang
harus diperhatikan agar aman bagi Para
Pengunjung !
Kagak Ada Beda !
2. Pembukaan Lahan
Destinasi Wisata Hutan Pinus Di Indonesia Tanpa Batasan Yang Jelas, Akan
Mengakibatkan Bencana Longsor
Seperti, yang Kami amati
di Beberapa Destinasi Wisata Hutan Pinus
Indonesia,
Adakalanya diperlukan Pembukaan Lahan Hutan Pinus, yang dipergunakan untuk Kepentingan Fasilitas Pengunjung,
seperti :
Pembukaan Lahan Adakalanya Diperlukan, Namun Harus Sesuai Batasan !
Wahana Selfie, dan Permainan, Tempat Istirahat
(Rest Area), Sentra Kerajinan, dan
Industri, Kuliner, hingga Panggung (Venue), saat Mereka berada
di tempat ini.
Pembukaan Lahan tanpa batasan, yang jelas,
tentunya dapat mengakibatkan Erosi
hingga Bencana Longsor.
Mengingat membuka Lahan
Hutan sama saja menebang Pohon Pinus
!
Merelakan sebagian Lahan
tersebut dipergunakan sebagai Fasilitas
bagi Para Pengunjung.
Seperti, yang Kita
ketahui :
Pada Dasarnya Tanaman Pinus tidak mampu bertahan pada Daerah Resapan Air.
Sehingga Kemampuan
untuk menyerap Air dalam Jumlah, yang besar dari Tanaman ini, akan dikeluarkan kembali
dalam bentuk Uap Air.
Namun, bukan berarti Hutan
Pinus tidak perlukan untuk Produksi,
dan Konservasi Lahan.
Asumsinya :
Lahan, yang dibiarkan gundul, tanpa
melakukan Penanaman Pohon kembali, pastinya
akan lebih sering menyebabkan Longsor,
maupun Banjir di Sekitar Daerah tersebut.
Karena tidak ada sama sekali, yang diserap.
Walaupun, Pohon
Pinus, bukan dikatakan sebagai Tanaman
Terbaik dalam menyerap air.
Namun setidaknya dapat meminimalisir Dampak Bencana Longsor, yang
ditimbulkan.
Bisa, kalian bayangkan !
Jika Pembukaan
Lahan untuk Kepentingan Pariwisata
dengan cara menebang Pohon Pinus, yang
dilakukan tanpa Batasan, tentunya
Potensi Longsor itu akan semakin sering terjadi.
Mengingat Sifat
Pohon Pinus itu tadi, yang bukan Tanaman
Serap Terbaik, namun harus semakin berkurang dari Pembukaan Lahan Kawasan
Hutan Pinus tadi untuk Kepentingan
Fasilitas Wisata.
Tentunya Daerah
Resapan di sekitar Area
tersebut, jadi semakin berkurang, sehingga menimbulkan Potensi Erosi, hingga Bencana
Longsor.
Pembukaan Lahan Setidaknya Harus Dilakukan Penanaman Kembali !
Bijak dalam melakukan Pembukaan Lahan dengan menebang Pohon Pinus sesuai batasan, Penutupan
Area Hutan Pinus, ketika Cuaca
Ekstrim Hujan Lebat,
Jadi cara, yang tepat dalam Mencegah Jatuhnya Korban, hingga Potensi Bencana Longsor !
3. Beberapa Event
Di Hutan Pinus,
Apakah Dinilai
Layak ?
Bayangan Event International Lalala Fest 2016 Lalu Seperti Ini,
Bisa Jadi Hanya Fatamorgana !
Via : https://qubicle.id
Banyak Destinasi Wisata Hutan
Pinus di Indonesia, bukan hanya sekedar
dijadikan Tempat Wisata, yang Happening,
sekaligus Instagramble !
Namun lebih dari itu :
Destinasi Wisata ini, juga dijadikan Tempat Ajang Kumpul bagi Para
Komunitas hingga Musisi Dunia.
Berharap Edward, Dan Bella Ada Di Hutan Pinus Indonesia !
Kalau, Kamu
lihat Film Twilight, yang dimainkan oleh Robert Pattinson (Edward Cullen),
dan Kristen Stewart ("Bella" Swan), pastinya seru juga ya Gan !
Bisa lompat diantara Ketinggian
Pohon Pinus, antara Satu Tempat
dengan Tempat Lainnya !
Terlebih Hutan
Pinus, bisa jadi Destinasi Wisata,
yang asyik !
Bukan hanya Instagramable,
namun punya Kesan Romantis Habieezz
!
Oleh, karena itu, Para
Penyelenggara Acara (Event Organizer),
saling berlomba menghadirkan Acara di
tempat ini.
Baik berupa Camp
Fest, maupun Festival Musik
International, sekelas Lalala Fest.
Maksudnya sih baik !
Ingin buat Destinasi
Hutan Pinus di Indonesia tambah Hits lagi di Mata Dunia.
Terlebih Beberapa
Musisi, yang hadir bukan hanya dari Persada Tanah Air, namun Musisi Manca,
juga turut hadir memeriahkan Beberapa
Event Hutan Pinus di Indonesia.
Jadi Lebih MengInternational gitu !
Di Hutan Pinus Mangunan Dlingo - Yogyakarta, Sampe Dibuat Panggung (Venue) Segala
Via : http://blog.reservasi.com/
Bahkan Beberapa
Panggung (Venue) Hutan Pinus, sengaja dibuat untuk Kepentingan Konser.
Namun sekali lagi !
Sudahkah Beberapa Acara,
yang diselenggarakan di Hutan Pinus dapat
dikatakan layak ?
‘Anak Kota Masuk Hutan?!’ : “Udah tau acaranya di dalem hutan dan musim ujan! Kenapa pake sepatu gladiator?” : “Abis di iklannya (video teaser) gitu….” Sebuah perbincangan singkat kemarin malam dengan seseorang yang kepleset di lumpur, dan sepatu gladiatornya rusak (tali putus dan sol-nya lepas) di #LALALAfest Banyak komentar negatif yang gue baca soal #LALALAfest, sedih harus mengakui kalau sebagian besar gue setuju acara tersebut kacau; panitia yang gak tau apa-apa tiap ditanya, penerangan beberapa titik yang gak ada, minim tanda penunjuk arah, jadwal yang berantakan, dan lain-lain. Tapi ada banyak juga yang menurut gue gak masuk akal dan terlalu aneh untuk di-protes-in, kalau iseng cek sendiri deh komentar-komentar orang soal #LALALAfest. Di luar itu gue salut sama para artis yang tetep tampil maksimal walau dengan segala macam masalah di baliknya. Persiapan panitia amat sangat penting, tapi persiapan (dan logika) kita sebagai pengunjung juga penting. Semoga bisa jadi pelajaran buat semuanya, panitia maupun pengunjungnya. Jangan sampai ada lagi kalimat, “Namanya juga anak kota masuk hutan!” Btw, ini (foto di atas) sepatu temen gue yang seharian dipake di #LALALAfest, gak tau mau dicuci atau dipajang aja buat kenang-kenangan.
Ini Faktanya !
Via : https://www.instagram.com/
Menurut Informasi,
yang Kami kutip dari Portal Humor, Malesbanget.com, dikatakan, bahwa :
Event Musik
International “Lalala Fest” Hutan Pinus Cikole, Lembang -
Bandung, ternyata menyisakan Cerita,
yang kurang mengenakan.
Sampah, Lumpur, dan Hujan saat Acara itu berlangsung, menjadi Kenangan Pahit, yang tak terlupakan
bagi Para Pengunjung !
Link :
https://malesbanget.com/2016/11/dipenuhi-sampah-dan-keluhan-bikin-kepuasan-nonton-lalala-fest-2016-terlupakan/
Kurangnya Tempat
Sampah, hingga Beberapa Orang,
yang terpaksa Camping Seharian, demi
melihat Keberlangsungan Event Tersebut,
Makin memperparah Tempat ini hingga dipenuhi Sampah, dan Bau Lumpur Tak Sedap !
Jika Pohon Pinus, bisa nangis, pasti dah nangis Mereka !
Sumpah Acaranya Zonk Banget !
Via : https://malesbanget.com
Banyak diantara Mereka
menyebut :
“Ini adalah : Suatu Kesialan
datang di Acara ini
Acara Terbodoh (Zonk) Tahun 2016 !”
Penyediaan Tempat
Sampah, yang
banyak, hingga mau Peduli terhadap Lingkungan dengan membuang Sampah pada Tempatnya, baik dilakukan oleh Penyelenggara,
Pengolah, maupun Pengunjung,
Jadi cara ampuh untuk Keberhasilan Event ini, agar tetap memperhatikan Keseimbangan Lingkungan !
Layaknya Wisata Happening, yang baru buka, Beberapa Destinasi Hutan Pinus itu,
memang belum dikatakan sepenuhnya layak untuk dijadikan Tempat Wisata.
Bahkan Beberapa
Diantaranya, seperti : Hutan Pinus
Nongko Ijo - Madiun,
Akses Jalan untuk menuju Tempat Tersebut, bisa dibilang kurang memadai !
Hal ini wajar !
Mengingat Beberapa
Destinasi Hutan Pinus, biasanya dikelolah secara Mandiri oleh Perhutani
bersama Masyarakat Setempat.
Jadi Pemerintah
Daerah, belum dapat dikatakan mempunyai
Andil (Peran), yang besar dalam Keberlangsungan Beberapa Destinasi Hutan
Pinus ini, hingga dikenal luas.
Jalan, yang rata – rata menanjak,
dengan Kontur Bebatuan, cukup
menyulitkan Para Pengemudi, hingga sampai
ke tempat tujuan.
Belum lagi, jalanan, yang licin, ketika hujan, pastinya
akan membuat Para Pegunjung lebih
berhati - hati lagi, ketika mengemudikan Kendaraan
Mereka ke Destinasi Wisata ini.
Hal ini, seharusnya menjadi Perhatian bagi Pemerintah
Daerah (Pemda), agar Pembuatan Jalan, yang memadai untuk Kepentingan Daerah tersebut, dapat
dilakukan.
Karena mau nggak mau,
Dengan adanya Destinasi
Hutan Pinus, yang dikelolah secara baik, dapat Meningkatkan Pendapatan Daerah, yang dipergunakan untuk memajukan Daerah Tersebut, serta mensejaterahkan Masyarakatnya.
Sepertinya Kita
Keblinger
dengan Banyaknya Kawasan
Destinasi Hutan Pinus, yang Happening, Instagramable, dan Punya
Kesan Layak Jual.
Harap Maklum !
Istilah Happening, dan Instagramable, bisa
dikatakan menjadi Budaya Latah bagi Masyarakat Indonesia, saat ini !
Jika Kita melihat ada Destinasi Wisata Hutan Pinus, yang nampak Instagramable, sehingga
banyak dikunjungi Para Pelancong,
maupun Netizen dengan mengupload
Keseruan Mereka di Tempat ini,
Berbondong pula Masyarakat Sekitar, ingin berusaha untuk membuat Hutan Pinus di Daerahnya agar tampak Instagramable, dan Punya Kesan Layak Jual.
Nggak jarang dari Mereka,
malah melupakan Fungsi sebenarnya
dari Hutan Pinus untuk Keperluan Produksi : Terpentin, Bahan Dasar Kertas, Plastik,
Industri Kerajinan Meubel hingga Beragam Keperluan Medis.
Pabrik Gondorukem Pemalang
Via : http://suarakomunitas.net
Kita lupa akan hal itu !
Kita lupa bahwa Indonesia
merupakan Penghasil Getah Pinus
Internasional Terbaik, dan Terbesar
Kedua setelah China, di Tahun 2010.
Link :
http://petanitangguh.blogspot.co.id/2014/01/penyadapan-getah-pinus.html
Pabriknya pun, Gondorukem
di Cimanggu - Cilacap, dan Pemalang,
merupakan, yang terbesar di Asia
Tenggara,
Maka sudah seharusnya Pemanfaatan Hal Lain dari Banyaknya Hutan Pinus di Indonesia, memperhatikan Fungsi Pertama (Asal)nya sebagai Kawasan Hutan Produksi, yang sama - sama digunakan bagi Kepentingan Rakyat Indonesia.
Jika ini tidak dibarengi, tidak mustahil Produksi, dan Kualitas Getah Pinus di Indonesia
bakal menurun, sehingga berakibat menutupnya Sejumlah Pabrik, yang lagi - lagi akan menambah Jumlah Pengangguran di Indonesia.
Memang Masa
Produksi Hutan Pinus, ada batasnya !
Namun bukan berarti mengalihkan Fungsi Lahan Hutan Pinus untuk Keperluan
Wisata, tanpa melakukan Penanaman
Kembali, dan melupakan Fungsi Asalnya,
menjadi Hal Tepat.
Diperlukan Pembangunan
Berkelanjutan (Suistanable Development), agar Pengalihan Sebagian Fungsi Lahan tersebut dapat berjalan secara
seimbang, tanpa melupakan Fungsi Asalnya
...
Sekali lagi !
Banyaknya Destinasi
Wisata Hutan Pinus di Indonesia, pada dasarnya
bukannya tidak baik.
Semangat menumbuhkan Ekonomi
Kreatif di Indonesia, memang
menjadi hal, yang tepat, dan harus dilakukan !
Terlebih Konsep Hutan
Pinus, yang juga sebagai Kawasan
Ekowisata di Indonesia, dapat
mengenalkan Jenis, dan Manfaat Hutan Pinus di Kehidupan kepada Anak, dan Cucu Kita
kelak.
Namun sekali lagi harus dibarengi dengan Standar Keamanan, dan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan,
yang ditimbulkan.
Peran Serta
Pemerintah, Instansi Terkait, Pengelolah, Penyelenggara,
Masyarakat Sekitar, hingga Para Pengunjung memang harus secara
bersama diperlukan.
Demi menjaga Eksistensi Sebenarnya dari Keberadaan
Hutan Pinus di Indonesia ...
Hingga Kita bisa
berkata
Keberadaan Destinasi Wisata Hutan Pinus
Di Indonesia, Aman Untuk Kita !
Lokasi :
Geni Langit - Magetan
Nongko Ijo - Madiun
Create your survey with SurveyMonkey
Terkini Indonesia
Terbaik Indonesia
Travelling
Kita