indonesaEnglish



Jumat, 01 September 2017

Sudahkah Banyak Destinasi Wisata Hutan Pinus Di Indonesia, Aman Untuk Kita ?

Jumat, 01 September 2017


CONTRIBUTOR
PANGKI PANGLUAR

Sudahkah Banyak Destinasi Wisata Hutan Pinus
Di Indonesia, Aman Untuk Kita ?


Maraknya Hutan Pinus, yang dijadikan sebagai Destinasi Wisata, tentu memberikan nilai tersendiri bagi Kemajuan Industri Pariwisata Indonesia.

Bagaimana tidak ?

Dengan adanya Banyak Destinasi Wisata Hutan Pinus di Indonesia, yang memajukan Industri Lokal maupun Daerah, secara tidak langsung akan memberikan Dampak Ekonomi bagi Masyarakat Daerah tersebut.

Mau tidak mau, Daerah tersebut dapat secara mandiri, memajukan Ekonomi Daerahnya.

Hal inilah, yang tentunya sejalan dengan Semangat Menumbuhkan Industri Ekonomi Kreatif bagi Pariwisata Indonesia, yang juga dicanangkan oleh Pemerintah R.I.

Di mana Masyarakat Sekitar mampu untuk mengolah Daerahnya sehingga mempunyai nilai jual, dan Pemerintah Daerah turut andil dalam mengawasi Pembangunan Wisata di Tiap Daerahnya.

Tapi pernahkah diantara dari Kita berpikir, bahwa :

Dari sekian banyak Destinasi Wisata Hutan Pinus, yang punya Kesan Instagramble, dan Layak Jual, sudah aman untuk Kita ?

Sudahkah memenuhi Standar Kelayakan, dan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal), yang memang diperlukan dalam Pemenuhan Pembangunan, yang berkelanjutan (Sustainable Development) ?

Apa Dampaknya bagi Keberlangsungan Produksi Hutan Pinus di Indonesia ?

Pada umumnya :

Kita ketahui bahwa Pohon Pinus, juga dapat menjadi bahan bagi : Serat Kayu, Olahan Kertas, Terpentin, hingga Manfaat Lainnya bagi Kebutuhan Medis.
















Berikut Kami Hadirkan
Sudahkah Banyak Destinasi Wisata Hutan Pinus
Di Indonesia, Aman Untuk Kita ?










1. Standar Keamanan
Bagi Wahana Destinasi Hutan Pinus

Jika Kamu melihat, banyaknya Wahana Selfie, yang punya Kesan Instagramable bagi Destinasi Wisata Hutan Pinus Indonesia, itu bukan tanpa alasan !

Mereka “Para Pengolah”, tentunya ingin memasarkan Daerah Wisatanya, agar lebih dikenal luas lagi melalui Jepretan Foto Para Netizen di Sosial Media.

Ya !

Mau, nggak mau Sosial Media bagi Perkembangan Pariwiasata Indonesia, sedikit banyaknya dapat memberikan Dampak (Impact), yang luar biasa bagi Perkembagan Industri Parwisata Daerah di Indonesia.

Hutan Pinus :
Becici -Yogyakarta, Cikole Lembang - Bandung, Imogiri - Bantul, Kayon - Semarang, Genilangit - Magetan, Nongko Ijo - Madiun, Pinus Batu - Malang, hingga Malino - Gowa, Makasar,

Makin menjadi Hits, mungkin Salah Satunya :

Akibat Jepretan Dingin Para Netizen, yang sengaja mengupload Keseruan Mereka di Sosial Media (Sosmed), saat Mereka di tempat ini.

Namun pernahkah kalian terpikir,

Bahwa : Beberapa Wahana Selfie, yang sengaja hadir melengkapi Keberadaan Hutan Pinus ini agar Layak Instagram (Instagramable), dan Punya Kesan Nilai Jual,

Sudah aman untuk Kita ?

Maaf, jika ditanya ?



Sepanjang Penelusuran Kami di Beberapa Destinasi Hutan Pinus Indonesia, seperti : Geni Langit - Magetan,

Kami rasa ada beberapa, yang belum memenuhi Standar Kelayakan bagi Keamanan Para Pengunjung demi menikmati asyiknya Berselfie Ria, di Wahana tersebut.

Beberapa diantaranya, seperti :


Jujur Mereka Rela Mati Gan, Untuk Dapat Foto Selfie Terbaiknya !
Via : https://www.facebook.com



Ayunan Langit, hanya dikaitkan dengan Sebuah Besi Tipis sebagai Penyangga, yang sengaja digantungkan pada Sebuah Batang Pohon, dengan Beberapa Ranting, yang ditebang.

Memang ada Pengaman berupa Sabuk, yang sengaja dipasangkan ke Pengunjung, saat Wahana tersebut berayun - ayun,

Namun, sekali lagi, Kami rasa itupun belum aman !



Terlebih, jika melihat lokasi, yang biasanya berada di Pinggir Jurang maupun Tebing dengan Kedalaman Tertentu, yang dapat dikatakan cukup dalam (> 15 Meter).

Bagi Kami, yang memang Takut (Phobia) dengan ketinggian, mungkin ini tidak jadi masalah,

Namun bagi Mereka, yang notabenenya merasa punya nyali gede agar dibilang memiliki Jiwa Berpetualang (Adventure), tentunya akan menjadi Perhatian Tersendiri bagi Para Pengolah untuk meningkatkan Standar Keamanan, yang ada.

Sebab sekali lagi !


Nggak Ada Beda !

Hal ini bukan hanya dijumpai pada Wahana Ayunan Langit, namun Beberapa Wahana Selfie Lainnya, seperti : Rumah Pohon, hingga Bunga Tebing, memang harus diperhatikan agar aman bagi Para Pengunjung !


Kagak Ada Beda !

2. Pembukaan Lahan Destinasi Wisata Hutan Pinus Di Indonesia Tanpa Batasan Yang Jelas, Akan Mengakibatkan Bencana Longsor


Seperti, yang Kami amati di Beberapa Destinasi Wisata Hutan Pinus Indonesia,

Adakalanya diperlukan Pembukaan Lahan Hutan Pinus, yang dipergunakan untuk Kepentingan Fasilitas Pengunjung, seperti :

Pembukaan Lahan Adakalanya Diperlukan, Namun Harus Sesuai Batasan !

Wahana Selfie, dan Permainan, Tempat Istirahat (Rest Area), Sentra Kerajinan, dan Industri, Kuliner, hingga Panggung (Venue), saat Mereka berada di tempat ini.

Pembukaan Lahan tanpa batasan, yang jelas, tentunya dapat mengakibatkan Erosi hingga Bencana Longsor.

Mengingat membuka Lahan Hutan sama saja menebang Pohon Pinus !

Merelakan sebagian Lahan tersebut dipergunakan sebagai Fasilitas bagi Para Pengunjung.

Pohon Pinus 
Via : http://www.myghillie.info

Seperti, yang Kita ketahui :

Pada Dasarnya Tanaman Pinus tidak mampu bertahan pada Daerah Resapan Air.

Sehingga Kemampuan untuk menyerap Air dalam Jumlah, yang besar dari Tanaman ini, akan dikeluarkan kembali dalam bentuk Uap Air.

Namun, bukan berarti Hutan Pinus tidak perlukan untuk Produksi, dan Konservasi Lahan.

Asumsinya :

Lahan, yang dibiarkan gundul, tanpa melakukan Penanaman Pohon kembali, pastinya akan lebih sering menyebabkan Longsor, maupun Banjir di Sekitar Daerah tersebut.

Karena tidak ada sama sekali, yang diserap.

Walaupun, Pohon Pinus, bukan dikatakan sebagai Tanaman Terbaik dalam menyerap air.

Namun setidaknya dapat meminimalisir Dampak Bencana Longsor, yang ditimbulkan.

Terlebih Kemampuannya untuk Produksi.


Please Gan, Jangan Sampai Kejadian Kaya Gini !

Bisa, kalian bayangkan !

Jika Pembukaan Lahan untuk Kepentingan Pariwisata dengan cara menebang Pohon Pinus, yang dilakukan tanpa Batasan, tentunya Potensi Longsor itu akan semakin sering terjadi.

Mengingat Sifat Pohon Pinus itu tadi, yang bukan Tanaman Serap Terbaik, namun harus semakin berkurang dari Pembukaan Lahan Kawasan Hutan Pinus tadi untuk Kepentingan Fasilitas Wisata.

Tentunya Daerah Resapan di sekitar Area tersebut, jadi semakin berkurang, sehingga menimbulkan Potensi Erosi, hingga Bencana Longsor.


Pembukaan Lahan Setidaknya Harus Dilakukan Penanaman Kembali !

Bijak dalam melakukan Pembukaan Lahan dengan menebang Pohon Pinus sesuai batasan, Penutupan Area Hutan Pinus, ketika Cuaca Ekstrim Hujan Lebat,

Jadi cara, yang tepat dalam Mencegah Jatuhnya Korban, hingga Potensi Bencana Longsor !

3. Beberapa Event Di Hutan Pinus,
Apakah Dinilai Layak ?

Bayangan Event International Lalala Fest 2016 Lalu Seperti Ini
Bisa Jadi Hanya Fatamorgana !
Via : https://qubicle.id

Banyak Destinasi Wisata Hutan Pinus di Indonesia, bukan hanya sekedar dijadikan Tempat Wisata, yang Happening, sekaligus Instagramble !

Namun lebih dari itu :

Destinasi Wisata ini, juga dijadikan Tempat Ajang Kumpul bagi Para Komunitas hingga Musisi Dunia.


Berharap Edward, Dan Bella Ada Di Hutan Pinus Indonesia !

Kalau, Kamu lihat Film Twilight, yang dimainkan oleh Robert Pattinson (Edward Cullen), dan Kristen Stewart ("Bella" Swan), pastinya seru juga ya Gan !

Bisa lompat diantara Ketinggian Pohon Pinus, antara Satu Tempat dengan Tempat Lainnya !

Terlebih Hutan Pinus, bisa jadi Destinasi Wisata, yang asyik !

Bukan hanya Instagramable, namun punya Kesan Romantis Habieezz !

Oleh, karena itu, Para Penyelenggara Acara (Event Organizer), saling berlomba menghadirkan Acara di tempat ini.

Baik berupa Camp Fest, maupun Festival Musik International, sekelas Lalala Fest.

Maksudnya sih baik !

Ingin buat Destinasi Hutan Pinus di Indonesia tambah  Hits lagi di Mata Dunia.

Terlebih Beberapa Musisi, yang hadir bukan hanya dari Persada Tanah Air, namun Musisi Manca, juga turut hadir memeriahkan Beberapa Event Hutan Pinus di Indonesia.

Jadi Lebih MengInternational gitu !

Di Hutan Pinus Mangunan Dlingo - Yogyakarta, Sampe Dibuat Panggung (Venue) Segala
Via : http://blog.reservasi.com/

Bahkan Beberapa Panggung (Venue) Hutan Pinus, sengaja dibuat untuk Kepentingan Konser.

Namun sekali lagi !

Sudahkah Beberapa Acara, yang diselenggarakan di Hutan Pinus dapat dikatakan layak ?

Anak Kota Masuk Hutan?!’ : “Udah tau acaranya di dalem hutan dan musim ujan! Kenapa pake sepatu gladiator?” : “Abis di iklannya (video teaser) gitu….” Sebuah perbincangan singkat kemarin malam dengan seseorang yang kepleset di lumpur, dan sepatu gladiatornya rusak (tali putus dan sol-nya lepas) di #LALALAfest Banyak komentar negatif yang gue baca soal #LALALAfest, sedih harus mengakui kalau sebagian besar gue setuju acara tersebut kacau; panitia yang gak tau apa-apa tiap ditanya, penerangan beberapa titik yang gak ada, minim tanda penunjuk arah, jadwal yang berantakan, dan lain-lain. Tapi ada banyak juga yang menurut gue gak masuk akal dan terlalu aneh untuk di-protes-in, kalau iseng cek sendiri deh komentar-komentar orang soal #LALALAfest. Di luar itu gue salut sama para artis yang tetep tampil maksimal walau dengan segala macam masalah di baliknya. Persiapan panitia amat sangat penting, tapi persiapan (dan logika) kita sebagai pengunjung juga penting. Semoga bisa jadi pelajaran buat semuanya, panitia maupun pengunjungnya. Jangan sampai ada lagi kalimat, “Namanya juga anak kota masuk hutan!” Btw, ini (foto di atas) sepatu temen gue yang seharian dipake di #LALALAfest, gak tau mau dicuci atau dipajang aja buat kenang-kenangan.
A photo posted by Aulia Soemitro (@aulsoemitro) on 
Ini Faktanya !
Via : https://www.instagram.com/


Menurut Informasi, yang Kami kutip dari Portal Humor, Malesbanget.com, dikatakan, bahwa :

Event Musik InternationalLalala FestHutan Pinus Cikole, Lembang - Bandung, ternyata menyisakan Cerita, yang kurang mengenakan.

Sampah, Lumpur, dan Hujan saat Acara itu berlangsung, menjadi Kenangan Pahit, yang tak terlupakan bagi Para Pengunjung !

Link :
https://malesbanget.com/2016/11/dipenuhi-sampah-dan-keluhan-bikin-kepuasan-nonton-lalala-fest-2016-terlupakan/

Kurangnya Tempat Sampah, hingga Beberapa Orang, yang terpaksa Camping Seharian, demi melihat Keberlangsungan Event Tersebut,

Makin memperparah Tempat ini hingga dipenuhi Sampah, dan Bau Lumpur Tak Sedap !

Jika Pohon Pinus, bisa nangis, pasti dah nangis Mereka !

Sumpah Acaranya Zonk Banget !
Via : https://malesbanget.com

Banyak diantara Mereka menyebut :

“Ini adalah : Suatu Kesialan datang di Acara ini
Acara Terbodoh (Zonk) Tahun 2016 !”

Penyediaan Tempat Sampah, yang banyak, hingga mau Peduli terhadap Lingkungan dengan membuang Sampah pada Tempatnya, baik dilakukan oleh Penyelenggara, Pengolah, maupun Pengunjung,

Jadi cara ampuh untuk Keberhasilan Event ini, agar tetap memperhatikan Keseimbangan Lingkungan !

4. Akses Jalan, Yang Kurang Memadai

Akses Jalan Ke Nongko Ijo, Yang Kurang Memadai

Layaknya Wisata Happening, yang baru buka, Beberapa Destinasi Hutan Pinus itu, memang belum dikatakan sepenuhnya layak untuk dijadikan Tempat Wisata.

Bahkan Beberapa Diantaranya, seperti : Hutan Pinus Nongko Ijo - Madiun,

Akses Jalan untuk menuju Tempat Tersebut, bisa dibilang kurang memadai !

Hal ini wajar !

Mengingat Beberapa Destinasi Hutan Pinus, biasanya dikelolah secara Mandiri oleh Perhutani bersama Masyarakat Setempat.

Jadi Pemerintah Daerah, belum dapat dikatakan mempunyai Andil (Peran), yang besar dalam Keberlangsungan Beberapa Destinasi Hutan Pinus ini, hingga dikenal luas.




Jalan, yang rata – rata menanjak, dengan Kontur Bebatuan, cukup menyulitkan Para Pengemudi, hingga sampai ke tempat tujuan.

Belum lagi, jalanan, yang licin, ketika hujan, pastinya akan membuat Para Pegunjung lebih berhati - hati lagi, ketika mengemudikan Kendaraan Mereka ke Destinasi Wisata ini.

Hal ini, seharusnya menjadi Perhatian bagi Pemerintah Daerah (Pemda), agar Pembuatan Jalan, yang memadai untuk Kepentingan Daerah tersebut, dapat dilakukan.

Karena mau nggak mau,

Dengan adanya Destinasi Hutan Pinus, yang dikelolah secara baik, dapat Meningkatkan Pendapatan Daerah, yang dipergunakan untuk memajukan Daerah Tersebut, serta mensejaterahkan Masyarakatnya.

5. Pemanfaatan Hutan Pinus Untuk Keperluan Wisata, Tidak Boleh Melupakan Fungsi Sebenarnya


Sepertinya Kita Keblinger dengan Banyaknya Kawasan Destinasi Hutan Pinus, yang Happening, Instagramable, dan Punya Kesan Layak Jual.

Harap Maklum !

Istilah Happening, dan Instagramable, bisa dikatakan menjadi Budaya Latah bagi Masyarakat Indonesia, saat ini !

Jika Kita melihat ada Destinasi Wisata Hutan Pinus, yang nampak Instagramable, sehingga banyak dikunjungi Para Pelancong, maupun Netizen dengan mengupload Keseruan Mereka di Tempat ini,

Berbondong pula Masyarakat Sekitar, ingin berusaha untuk membuat Hutan Pinus di Daerahnya agar tampak Instagramable, dan Punya Kesan Layak Jual.

Nggak jarang dari Mereka, malah melupakan Fungsi sebenarnya dari Hutan Pinus untuk Keperluan Produksi : Terpentin, Bahan Dasar Kertas, Plastik, Industri Kerajinan Meubel hingga Beragam Keperluan Medis.


Pabrik Gondorukem Pemalang 
Via : http://suarakomunitas.net

Kita lupa akan hal itu !

Kita lupa bahwa Indonesia merupakan Penghasil Getah Pinus Internasional Terbaik, dan Terbesar Kedua setelah China, di Tahun 2010.

Link :
http://petanitangguh.blogspot.co.id/2014/01/penyadapan-getah-pinus.html

Pabriknya pun, Gondorukem  di Cimanggu - Cilacap, dan Pemalang, merupakan, yang terbesar di Asia Tenggara,



Maka sudah seharusnya Pemanfaatan Hal Lain dari Banyaknya Hutan Pinus di Indonesia, memperhatikan Fungsi Pertama (Asal)nya sebagai Kawasan Hutan Produksi, yang sama - sama digunakan bagi Kepentingan Rakyat Indonesia.

Jika ini tidak dibarengi, tidak mustahil Produksi, dan Kualitas Getah Pinus di Indonesia bakal menurun, sehingga berakibat menutupnya Sejumlah Pabrik, yang lagi - lagi akan menambah Jumlah Pengangguran di Indonesia.

Memang Masa Produksi Hutan Pinus, ada batasnya !

Namun bukan berarti mengalihkan Fungsi Lahan Hutan Pinus untuk Keperluan Wisata, tanpa melakukan Penanaman Kembali, dan melupakan Fungsi Asalnya, menjadi Hal Tepat.

Diperlukan Pembangunan Berkelanjutan (Suistanable Development), agar Pengalihan Sebagian Fungsi Lahan tersebut dapat berjalan secara seimbang, tanpa melupakan Fungsi Asalnya ...


Sekali lagi !

Banyaknya Destinasi Wisata Hutan Pinus di Indonesia, pada dasarnya bukannya tidak baik.

Semangat menumbuhkan Ekonomi Kreatif di Indonesia, memang menjadi hal, yang tepat, dan harus dilakukan !

Terlebih Konsep Hutan Pinus, yang juga sebagai Kawasan Ekowisata di Indonesia, dapat mengenalkan Jenis, dan Manfaat Hutan Pinus di Kehidupan kepada Anak, dan Cucu Kita kelak.

Namun sekali lagi harus dibarengi dengan Standar Keamanan, dan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, yang ditimbulkan.

Peran Serta Pemerintah, Instansi Terkait, Pengelolah, Penyelenggara, Masyarakat Sekitar, hingga Para Pengunjung memang harus secara bersama diperlukan.

Demi menjaga Eksistensi Sebenarnya dari Keberadaan Hutan Pinus di Indonesia ...

Dan, bagaimanapun Keselamatan bagi Para Pengunjung, menjadi Hal Utama.



Hingga Kita bisa berkata
Keberadaan Destinasi Wisata Hutan Pinus
Di Indonesia, Aman Untuk Kita !

Lokasi :
Geni Langit - Magetan
Nongko Ijo - Madiun


Create your survey with SurveyMonkey

Kembali : ARTIKEL              



Terkini Indonesia

Terbaik Indonesia

Belanja Indonesia Lihat Lebih Lengkap >>>




Travelling Kita

Comments
0 Comments
 
Copyright ©2015 - 2024 THE COLOUR OF INDONESIA. Designed by -Irsah
Back to top
THE COLOUR OF INDONESIA