Cerita Tas Branded !
Penulis : Andrey Abad
Link : https://web.facebook.com/SunBoKong/posts/10214110703274962
Kapan hari saya nonton yucup tentang ular piton di
Sumatera yang menurun jumlahnya gara-gara dibeli sama perusahaan fashion
ternama seperti Hermes, Prada, dan mbuh lainnya. Ular piton dari pencari
dihargai 300rb/ekor, sama pengepul dijual 1 jutaan. 1 ekor bisa dibikin jadi
2-3 tas. Jadi sekitar 350-500 ribuan/tas kalo dikira-kira.
Nah ini bagian ajaibnya, Hermes mau bikin koleksi tas
kulit ular untuk musim semi tahun ini. Bikinnya cuman 15 biji. Pertama-tama
dibikin 1 dulu buat dikasihin seleb yang udah dipilih buat jadi
"pemancing." Tahun ini misalnya Hermes pilih Victoria Bekam.
"Victoria mau tas gratis nggak? Gantinya kami minta
5 potomu pake tas itu, oke?" Kalo Victoria mau, dia bisa ambil tas itu di
tokonya Hermes yang di L.A. sambil sekalian poto. Sesuai perjanjian, Victoria
dipoto fotografernya Hermes sendiri pas lagi (pura-puranya) keluar dari sana
sambil nenteng tas barunya. Cekrek 1. Nanti lagi waktu anterin anak-anaknya
sekolah, cekrek 2. Nanti lagi waktu ngopi bareng temen seleb lainnya, cekrek 3.
Sampe 5 kali janjian dimana yang keliatannya natural, nggak dibuat-buat, dan
yang penting tasnya keliatan.
Setelah itu dibikin kampanye di majalah, medsos, atau TV,
buat siapa yang mau pre-order. Tas tangan ukuran 30x20cm itu dijual seharga 200
juta dan hanya dalam seminggu, ke-15 tas itu udah ada calon pembelinya. 3 dari
15 calon pembeli itu berasal dari Indonesia, 1 sosialita dan 2 istri pejabat. 9
pembeli lain dari China, 2 dari Singapura, 1 dari Arab.
Kenapa gak ada pembeli dari Eropa/US? Harga 200 juta
untuk sebuah tas yang total material dan aksesorisnya paling mahal 5 juta?
Siapa orang berpendidikan/waras yang mau beli? Emang siapa yang jahit tas 5
jutaan biar bisa dijual 200 juta? Obama? Putin? Bunda Teresa ?
Victoria Bekam memang udah kaya, tapi sebagian besar
barangnya itu endorsement. Sama seperti Kim Kadarshian. Yang mereka jual ya
imej selebritisnya. Lalu apa yang didapet pembelinya? Rasa bangga punya tas
yang sama kaya Victoria dan Kim. Itu aja.
Semua barang mewah yang keliatannya dimiliki oleh
sosialita dan seleb luar itu hanya pemancing. Trik marketing untuk menjual
produk dengan melekatkannya pada imej seseorang. Gaya hidup orang kaya Asia
memang paling mudah diekploitasi sama produsen produk-produk kelas atas Barat.
Pembeli jam tangan milyaran pun orang-orang Asia. Makanya, sebenernya Barat
sangat tergantung sama perekonomian Asia karena merekalah pembeli produknya.
Orang Barat sendiri nggak mau beli produk mewahnya. Buat apa? "Buat apa
saya memperkaya orang lain dengan membeli produknya dengan harga yang super
konyol?" Kasarnya, karena orang kulit putih malas memperkaya orang kulit
putih lainnya, mereka lebih baik menjual produknya ke orang bodoh (yang
menderita inferiority complex kronis) yang mau. Mobil mewah lebih banyak di
jalanan Dubai dari negaranya sendiri. Sultan Brunei memiliki kurang lebih 70
Rolls Royce dari 5000 mobil mewah lainnya (Google it!). Sosialita Asia memiliki
koleksi tas mewah lebih banyak dari pabrik tasnya. Apakah itu berarti orang
Asia lebih kaya dari orang Barat? Ya nggak, lebih bodoh iya.
Jadi rumusnya, kalo ada orang Barat menggunakan barang
mewah, kemungkinan besar dia endorser, atau sedang promo barangnya sendiri.
Lalu 3 orang Indonesia yang dapet tas itu dengan bangga
selalu memulai arisan dengan, "Victoria Bekam juga punya samaan ama gue
loh.."
Tidak ada orang kaya Asia yang ingin terlihat seperti
orang Asia lainnya. Mereka ingin terlihat seperti bintang Hollywood kulit
putih.
Tapi kalo saya mirip Rob Pattinson itu cuman kebetulan
aja.
Terkini Indonesia
Terbaik Indonesia
Travelling
Kita