CONTRIBUTOR
PANGKI PANGLUAR
Sebulan Di Jakarta - Museum Wayang,
Dan Cerita Sejarah, Yang Tak Terlupakan !
“Tempat Terbaik,
untuk Mengenalkan Sejarah
Pada Anak Cucu Kita ! ”
Penulis
Jakarta !
Ibukota dari Negara Indonesia ini memang mempunyai Cerita, dan Sejarahnya.
Usianya juga sudah tak mudah lagi (berdiri
22 Juni 1527, dan berumur 490 Tahun),
Maka jangan heran,
Layaknya Beberapa
Kota Besar di Indonesia,
Jakarta, juga menyimpan Nilai Sejarah pada Bangunan Tuanya.
Sebut saja :
Kota Tua Jakarta - Batavia Lama (Old Batavia) !
Di Tempat, yang berada diantara Wilayah Jakarta Utara, dan Barat ini ,
Setidaknya berdiri Beberapa
Bangunan, yang menyimpan Nilai
Historis bagi Perkembangan Kota
Jakarta.
Kota Tua Jakarta - Depan Museum Fatahillah
Sebut saja :
Museum Fatahillah dengan Meriam Si Jagurnya Museum
Seni Rupa, dan Keramik, Museum Bahari, Museum Bank Indonesia, Jembatan
Tarik Kota Intan, Stasiun Jakarta
Kota, Masjid Luar Batang, Pelabuhan Sunda Kelapa,
Hingga terakhir,
Museum Wayang, sebagai Tempat Terbaik untuk mengenalkan Sejarah, dan Wayang
Indonesia maupun Dunia kepada Anak Cucu Kita !
Berikut Kami
Hadirkan !
Sebulan Di Jakarta - Museum Wayang
Dan Cerita Sejarah, Yang Tak Terlupakan !
Dan Cerita Sejarah, Yang Tak Terlupakan !
Selama di Ibukota
Jakarta, beberapa waktu lalu,
Saya (Penulis), bukan hanya menyempatkan melihat geliat Pembangunan Ibu Kota Indonesia ini, yang memang dapat
dikatakan cukup pesat !
Sejak terakhir ke Tempat
ini, sekitar 3 Tahun, yang lalu,
Jakarta, yang dahulu bernama (Jayakarta, lalu berganti nama menjadi Batavia pada masa Penjajahan Kolonial Belanda di Indonesia),
Di Era Kini,
Memang tumbuh dengan Hal
Modernisasi, dan Teknologi !
Ratusan Gedung layaknya Hutan Beton, tumbuh mengelilingi Ibukota Indonesia ini.
Beberapa Daerah
Penyangga,
seperti :
BSD City, Summarecon Serpong, Alam Sutera (Tangerang Selatan), Lippo Karawachi (Tangerang), Summarecon Bekasi (Bekasi), hingga Sentul City (Bogor),
BSD City, Summarecon Serpong, Alam Sutera (Tangerang Selatan), Lippo Karawachi (Tangerang), Summarecon Bekasi (Bekasi), hingga Sentul City (Bogor),
Turut memberikan andil bagi Pertumbuhan Kota Jakarta, dan Problematika
Arus Urbanisasi, hingga Kemacetan,
yang semakin parah !
Sambil Menunggu Antrean Bus Way At Halte Bus Way - Tirtayasa
Ya !
Meski berstatus sebagai Kota Metropolitan bahkan Megapolitan,
yang terhubung dengan Beberapa Kota
di Daerah Penyangga Jabodetabek, hingga Beberapa Kota Mandiri Lainnya,
Jakarta, yang sarat dengan Modernisasi,
di Era Kini, ternyata masih belum
mempunyai Sistem Moda Transportasi,
yang mumpuni.
Apalagi kalau bukan MRT,
dan LRT, yang diharapkan dapat
mengurangi Titik Kemacetan di Jakarta,
Di mana Kedua Mega
Proyek Itu memang masih dalam Proses
Pembangunan.
Bus Way milik Trans Jakarta, mungkin adalah :
“Satu - satunya,
yang dapat mengurangi Kemacetan”
Itupun dapat dikatakan masih gagal !
Di mana Banyak
Para Pengemudi, yang terkadang dengan sengaja menyerobot Jalur Bus Way, yang seharusnya menurut Peraturan tidak dapat diizinkan !
Temen Seperjuangan "Eksplorasi Muter Jakarta !"
Untuk itulah demi menempati janji dengan Teman Saya, Heri Yanto Samosir untuk melakukan “Eksplorasi Muter Jakarta” di Beberapa
Waktu Lalu,
Saya harus bergegas lebih awal, berangkat
dari Rumah Kakak di Permata Pamulang - Tangerang Selatan.
Lebih baik menunggu daripada tidak menempati Janji, seperti, yang sudah direncanakan
sebelumnya.
Terlebih ini menjadi Kesempatan
bagi Saya untuk melihat Kota Tua Jakarta dengan Beberapa Tempat Bersejarahnya,
Sekaligus mengabadikan Moment ini, yang jujur
memang tidak sempat terekam sebelumnya, walau Beberapa Kali, Saya ke Tempat ini !
Berikut Kami
Hadirkan !
Sebulan Di Jakarta - Museum Wayang,
Dan Cerita Sejarah, Yang Tak Terlupakan !
Melihat Kota Tua
Jakarta, dengan Museum Wayang
sebagai Salah Satu Tempat Bersejarahnya,
Saya langsung teringat tentang Cerita Sejarah Indonesia di Era
Penjajahan (Kolonialisme) Belanda !
Maklum !
Belanda memang telah menindas, dan
menyengsarakan Rakyat Indonesia
berkat Politik Adu Domba atau Devide
Et Impera nya !
Tak seperti Inggris,
yang berusaha untuk mensejaterahkan Rakyat di Negara Jajahannya,
Hingga tergabung dalam Negara Persemakmuran (Commonwealth),
Seperti : Malaysia,
Singapura, maupun Brunei Darussalam di Asia Tenggara,
Akan tetapi,
Kondisi Indonesia, yang dijajah oleh Belanda selama lebih dari 3,5
Abad, memang dapat dikatakan hanya menyengsarakan Rakyat Indonesia, yang hanya semakin bodoh, dan tertindas !
Baru setelah terjadinya Kritikan terhadap Pelaksanaan
Tanam Paksa (Cultuurstelsel) oleh Gubernur
Jenderal Johannes van den Bosch, yang begitu menyengsarakan Rakyat Indonesia, ketika itu,
Dilaksanakanlah Politik
Etis atau Balas Budi di Tahun 1850an.
Pada masa Poltik
Etis inilah, Orang Indonesia,
baru diajarkan tentang Pendidikan.
Itu pun masih terbatas bagi Anak Kaum Ningrat Pribumi, yang memang Orangtuanya bekerja di Instansi Milik Belanda.
Maka jangan heran,
Jika Penggolongan
Kelas Sosial, yang diberlakukan sejak Penerapan
Tanam Paksa,
Menjadi Dasar
bagi Pelaksanaan Program Belajar Politik
Etis (Balas Budi) Ini.
Ketika itu terdapat 3
Klasifikasi Strata Masyarakat, yaitu :
- Eropa
termasuk Belanda berada di Golongan
1
- Timur Asing
(China, Arab, India) berada di
Golongan 2
- Inlander (Kaum Pribumi) berada di Golongan 3
Akan tetapi,
Penjajahan Belanda, yang dilakukan lebih dari 3,5
Abad ini, bukan berarti tanpa Peninggalan.
Walaupun jujur diakui, hanya Kebodohan, Penindasan,
yang didapat oleh Rakyat Indonesia,
ketika itu,
Beberapa
Peninggalannya,
yang terdapat di Kota Besar Indonesia,
termasuk Kota Tua Jakarta (Old
Batavia), masih dapat Kita
lihat hingga kini.
Memasuki Museum
Wayang,
Saya jadi kembali membaca tentang Sejarah Gedung Tua ini.
Jika merujuk Wikipedia
:
Museum Wayang dahulu merupakan Bekas Gedung bernama De Oude Hollandsche Kerk ("Gereja Lama Belanda") pada Tahun 1640,
Lalu,
Pada Tahun 1732 diperbaiki dan berganti nama
menjadi De Nieuwe Hollandse Kerk (Gereja Baru Belanda) hingga tahun 1808 hancur dikarenakan gempa bumi.
Di atas tanah bekas reruntuhan inilah dibangun Gedung Museum Wayang dan diresmikan
pemakaiannya sebagai Museum pada Tanggal 13 Agustus 1975.
Meskipun telah dipugar beberapa kali,
Namun bagian Gereja
Lama, dan Baru masih tampak
terlihat dalam Bangunan ini.
Selain dahulu difungsikan sebagai Tempat Beribadah bagi Umat
Kristiani,
Pada Area ini,
Juga terdapat Makam
Gubernur Hindia Belanda (Gubernur
Jenderal VOC) mulai dari Tahun 1629
- 1780.
Selain Jan Pieterszoon (JP) Coen, tercatat 18 Orang Gubernur Jenderal Lainnya,
beserta Para Isteri, maupun Keluarga Mereka juga dimakamkan di Tempat ini.
Sebut saja :
Antonio van Diemen (1645), Abraham Patras (1737), Gustaff Willem Baron Van Imhoff
(1750), hingga Reynier De Klerk (1780),
juga dimakamkan di Tempat Ini.
Source :
https://www.researchgate.net
Jadi wajar,
Jika Gedung,
yang pada masa kini, difungsikan sebagai Museum
Wayang meninggalkan Jejak Historis, dan Unsur Mistis tersendiri
bagi Para Pengunjung, yang datang.
Terlebih Jan
Pieterszoon (JP) Coen, Gubernur Jenderal VOC - Hindia Belanda
Keempat, dan Keenam ini, memang dikenal bengis.
Konon Ceritanya,
JP Coen, yang juga Pendiri Kota Batavia ini, sering melakukan Aksi Hukuman Pancung maupun Gantung
di Sekitar Area Kota Tua Jakarta !
Museum Fatahillah (Museum Sejarah Jakarta), yang letaknya masih Satu Area dengan Museum
Wayang, dahulu juga digunakan sebagai Penjara.
Kabarnya,
Banyak Para Tahanan, yang mati tersiksa akibat tidak
adanya Ventilasi dan minimnya Cahaya Penerangan pada Bagian Bawah Tanah Penjara ini,
“Yang mungkin menjadi Cerita Peninggalan Belanda, yang tak terlupakan !”
Rasa Penasaran ini, yang akhirnya juga membuat Kami juga berniat untuk memasuki Museum
Wayang.
Yang lagi - lagi dari Tempat Ini, berseliweran Cerita :
Adanya Figure
raksasa, yang tingginya hampir mencapai langit - langit Ruangan, Suara Serdadu Londo berbaris lengkap dengan Aba Komando Berbahasa
Belanda, Aneka Teriakan tidak
jelas, Ringkikan Suara Kuda, dan
masih banyak lainnya.
Koleksi Wayang Kulit At Museum Wayang Jakarta !
Harga Tiket Masuk ke Museum Wayang, ketika itu :
Dewasa/Umum Rp. 5, 000,- dan Anak
di bawah 5 Tahun, tidak dikenakan Biaya (Gratis).
Di mana Jam Buka (Operasional) untuk Museum ini,
Mulai dari Hari
Selasa sampai dengan Minggu, Pukul 09.00 - 15.00 WIB.
Entah apa, yang menyebabkan Harga Tiket Museum Wayang ini, cukup dikatakan murah ?
Akan tetapi,
Museum Wayang, yang juga dikenal sebagai Salah Satu Tempat Bersejarah (Historis)
di Jakarta ini,
Memang dikelolah langsung oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Ya !
Selain memang bertujuan untuk mengenalkan Sejarah kepada Anak Cucu Kita,
Melestarikan Salah
Satu Cagar Budaya di Kota Jakarta
lewat Museum Wayang ini,
Mungkin juga menjadi Alasan
mengapa Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memberlakukan Harga Tiket Masuk Murah
!
Museum Wayang dapat dikatakan sebagai Salah Satu Landmark (Penanda Tempat) Bersejarah, yang cukup Instagramble !
Di Tempat ini,
Kamu akan menemukan Ribuan Koleksi Wayang - Boneka Nusantara maupun Dunia berikut pula Cerita Sejarah, hingga Proses
Pembuatannya !
Koleksi Wayang Dunia (Puppet) At Muserm Wayang Jakarta !
Ya !
Meski, Pada Tanggal
7 November 2003, Perserikatan Bangsa - Bangsa (PBB) melalui Badan Khusus PBB - United Nations Educational, Scientific and Cultural
Organization (UNESCO),
Memutuskan untuk mengakui Wayang
Indonesia sebagai Warisan Dunia,
yang patut dilestarikan,
Namun sekali lagi,
Wayang, yang dalam Bahasa Inggris disebut : Puppet,
Juga terdapat di Beberapa
Negara Lain, seperti :
Thailand, China, India, Malaysia, Belanda, hingga Amerika
Serikat.
Mungkin Istilahnya
:
Boneka, yang digerakkan oleh Orang lewat Bagian Kayunya dapat dikatakan sebagai Wayang (Puppet) !
Museum ini Berlantai Dua !
Di Lantai Dasar,
Sejumlah Koleksi
Wayang Nusantara dari Beberapa Daerah cukup
menarik Perhatian Kami, ketika itu !
Ada Sejumlah Koleksi
Wayang Golek, Kulit,
Cukup Bisa Buat Bulu Kuduk merinding Gan !!!
Boneka Gundala - Gundala
Dan, yang cukup membuat merinding, Bulu Kuduk Kami adalah :
Kehadiran Beberapa Boneka, Boneka
Si Gale - Gale, dan Mariyam Si Manis
Jembatan Ancol !
Maklum !
Jika,
Si Gale - Gale, yang berasal dari Pulau Samosir - Sumatera Utara, bercerita tentang Kesedihan Raja Rahat, yang Putranya bernama Raja Manggale tewas di Medan
Perang, tanpa diketahui Jenazahnya.
Sehingga Sang Raja
menjadi jatuh sakit, dan untuk mengobati sakitnya Raja akibat Kesedihan
Mendalam Kematian Anaknya, dibuatlah Patung/
Boneka mirip Raja Manggale, yang
bernama Si Gale - Gale.
Dengan menggelar Pesta,
dan Dukun, maka dipanggillah Arwah Raja Manggale, dan menarilah Boneka Si Gale - Gale ini selama 7 Hari 7 Malam.
Inilah, yang menyebabkan Boneka Si Gale - Gale, masih dipergunakan sebagai Tradisi dalam Upacara Kematian pada Suku
Batak Samosir.
Yang, kabarnya 4
dari Boneka ini di Daerah Asalnya : Pulau Samosir - Sumatera Utara dapat menari Tor - Tor mengikuti Iringan
Musik Gordang Sambilan, ketika Prosesi
Upacara Kematian berlangsung.
Oey Tambashia, Siti Ariyah (Mariyam - Si Manis Jembatan Ancol), Mak Emper).
(Kiri - Kanan)
Lain Halnya,
Dengan,
Siti Ariyah (Mariyam - Si Manis Jembatan Ancol), yang jasadnya tewas terbunuh, dan dibuang,
sebelum diperkosa di Jembatan Ancol.
Konon Ceritanya
Arwah Penasaran dari Mariyam (Siti Ariyah),
yang dikenal Berparas Manis ini,
sering menampakkan diri, dan menjadi
Penunggu Jembatan Ancol, hingga kini
!
Entah apa, yang terbayang sehingga memasukkan Boneka Ini ke dalam Museum Wayang,
Akan Tetapi,
Di Lantai Kedua
!
Kesan lebih International bisa Kamu temukan di Tempat Ini !
Ya !
Sekali lagi,
Wayang bukan hanya milik Indonesia saja !
Namun berbagai
Negara di Belahan Benua Lain,
juga mempunyai Konsep, yang serupa
dengan Wayang.
Contohnya saja :
Negara India, Belanda, hingga Amerika
Serikat.
Mereka mempunyai Boneka, yang dapat digerakkan oleh Manusia pada Kedua Tangannya
lewat Kayu, yang disebut Puppet.
Wayang Lidi (Sada) At Museum Wayang Jakarta !
Menuju Bagian Lainnya,
Kami menemukan Wayang, yang terbuat dari
Lidi, yang biasa disebut dengan Wayang
Sada.
Menurut Informasi,
yang Kami baca :
Wayang ini, memang mempunyai Keunikan Tersendiri.
Selain terbuat dari Batang
Lidi Muda,
Wayang Sada ternyata juga membentuk Karakter maupun Tokoh Cerita dalam Pewayangan
Mahabrata, dan Ramayana.
Entah apa, yang mendasarinya terbuatnya Jenis Wayang ini,
Dan Apakah Wayang
Sada, juga dipakai sebagai Alat
(Media) bagi Penyebaran Agama Islam oleh Wali
Songo di Tanah Jawa,
Seperti : Wayang
Kulit, dan Kayu (Klithik),
Akan tetapi,
Jika Kita
melihat Keberadaan Wayang Lidi (Sada), saat ini,
Dalam Proses
Pembuatannya bisa jadi menganut Konsep
Ramah Lingkungan (Go Green) !
Koleksi Boneka Unyil At Museum Wayang Jakarta !
Pada Bagian Lainnya,
Terdapat Kumpulan
Boneka dari Film Seri Anak “Unyil”.
Sontak !
Melihat Hal
ini,
Kami menjadi teringat akan Film Seri, yang ditayangkan oleh Televisi Republik Indonesia (TVRI), setiap Hari Minggu !
Film ini, mungkin menjadi bagian, yang tak terlupakan
bagi Kami,
Di mana,
Mungkin Kami
tumbuh dengan Masa Kecil, yang
sesungguhnya dengan Muatan (Content) Film, yang memang buat Anak
Seusia Kami, dan sekaligus mendidik !
Mungkin hanya Bagian
(Scene)
dari Pak Ogah,
Yang terasa malas dengan ucapan “Cepek Dulu Dong !”
Selebihnya Film
Anak - Anak ini, memang menunjukkan Rasa
Kesetiakawanan, hingga Keberanian dalam
Berpetualang serta Memecahkan Kasus Ala Anak - Anak Seusia
Kami di Zaman Old.
Tokoh di Film Seri Unyil diciptakan oleh Alm Drs. Suyadi, yang
lebih dikenal dengan Pak Raden.
Jadi,
Jika Kamu
melihat Toko Pak Raden dalam Film Unyil, bisa jadi merupakan Tokoh Fiktif, yang diperankan sendiri
oleh Alm Drs. Suyadi, yang juga Pencipta
Film Seri Anak Unyil.
Lalu,
Dalam Museum
Wayang Ini terdapat Boneka Pertama dari Unyil, yang memang khusus menjadi Koleksi Tersendiri bersama Ribuan Koleksi Wayang Lainnya.
Jadi,
Kalau Kamu
melihat Boneka di Lanjutan (Sekuel) Film Unyil dengan Versi Beda bernama “Laptop
Si Unyil” - Trans 7 ,
Dapat dipastikan Bonekanya
bukan merupakan Boneka Pertama,
Yang mana pada Boneka
di Tokoh Film Unyil Kini, telah
dilakukan Perubahan (Modifikasi)
sesuai Tuntutan Arus Kekinian
mengikuti Perubahan Zaman !
Lorong Menuju Lantai 1 Museum Wayang Jakarta !
Pada Bagian
Terakhir,
Terdapat Lorong
Menurun menuju Lantai Dasar (1) dari Gedung Museum Wayang Ini.
Topeng untuk Pagelaran Wayang Orang (Wong), maupun Tari Topeng Cirebon !
Di Bagian Sisi
Kanannya terdapat Ruang Kaca
mirip Display,
Yang mana ditempatkan Beberapa Topeng bagi Pertunjukkan
Wayang Orang (Wong) maupun Tari Topeng Khas Cirebon.
Ya !
Mungkin hanya Wayang
Orang, yang dimainkan oleh Orang
Sendiri secara Pribadi,
Selebihnya :
Wayang Kulit, Golek, Lidi (Sada), Kayu (Klithik) merupakan
:
Sebuah Seni
Pertunjukkan
mirip Boneka, yang dimainkan oleh Orang secara Pribadi, yang mana pada Bagian
Tangan, terdapat Kayu, yang
berfungsi untuk menggerakkan.
Museum Wayang Jakarta,
Tempat, yang dapat berfungsi untuk
belajar, dan mengenalkan Wayang di Indonesia maupun Dunia pada Anak Cucu Kita.
Tempat, yang sekali lagi bukan hanya berfungsi sebagai Sarana untuk belajar tentang Dunia Pewayangan,
Sebulan Di Jakarta - Museum Wayang,
Dan Cerita Sejarah, Yang Tak Terlupakan !
Fotografer Dadakan :
Heriyanto Samosir - https://www.facebook.com/heri.samosir
Pangki Pangluar - https://www.instagram.com/pangluar
Alamat :
Jl. Pintu Besar Utara No.27, Pinangsia,
Tamansari, RT.7/RW.7,
Kota Tua, Pinangsia, Tamansari, Kota Jakarta Barat,
Daerah Khusus
Ibukota Jakarta 11110
Kembali : ARTIKEL
Terkini Indonesia
Terbaik Indonesia
Travelling
Kita