“Ketika Seruan Berlibur #DiIndonesiaAja ,
Menjadi Sebuah Dilema,
Maka harus dengan Solusi,
Bukan Solutip !”
*****
Penulis
Beberapa Waktu Belakangan ini,
Kami sering melihat Beberapa Iklan Google Ads, yang menuliskan Seruan Berlibur #DiIndonesiaAja !
Tak tanggung,
Mulai dari Apilikasi Hotel, dan Perjalanan,
Hingga Beberapa Jaringan Hotel Asing, yang membuka cabangnya di Indonesia, seperti Courtyard By Marriott International,
Menuliskan Seruan
Hastag (#) ini, dalam Iklan Google Adwords nya !
Sudah Hampir Setahun Perjalanan,
Pandemi Corona (Covid - 19) di Indonesia, belum juga menunjukkan Hasil Penurunan, yang signifikan !
Bahkan,
Di Hari Minggu, Tanggal 29 November 2020, menembus Angka 6.267 Orang dalam 1 Hari.
Dan menurut Data Sementara,
Ini merupakan Data
Tertinggi dari Penularan (Infeksi) + Corona dalam Sehari di
Indonesia.
Libur Panjang (Maulid Nabi Muhammad), yang hampir Sepekan di Penghujung Bulan Oktober Lalu,
Diduga menjadi Salah Satu Penyebabnya !
Bukan hanya itu,
Libur Panjang di Bulan Mei 2020, yang berdekatan antara Hari Raya Idul Fitri, dan Kenaikan Isa Al Masih,
Juga telah menimbulkan Potensi Klaster Baru di Beberapa Wilayah Indonesia.
Meski,
Setelah itu, diakui Ada Kecenderungan Penurunan,
Namun ketika memasuki Musim Libur tiba, Penularan +Covid
di Indonesia juga meningkat, bahkan
mencapai Puncak Tertinggi untuk saat
ini.
Lalu,
Sudah sejalankah Ajakan/ Seruan untuk berlibur #DiIndonesiaAja, yang digaungkan oleh Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Kemenparekraf) ?
Mengingat Penularan Corona (Covid - 19),
Disinyalir juga terjadi dari Adanya Pergerakan (Mobilitas) Penduduk, yang Massive untuk mengunjungi Daerah Tertentu di Indonesia, saat Musim Libur Tiba !
Dan ajakan untuk tetap berlibur di Indonesia, ternyata juga berdampak Negatif terhadap Penularan + Corona (Covid - 19) di Indonesia !
Berikut Kami Hadirkan
#DiIndonesiaAja
Antara Dilema, dan Solusi
Jika jadi,
Tepat di Penghujung Bulan Desember 2020,
Kita akan memasuki Libur Panjang, dan Cuti Bersama.
Mulai dari Natal, dan Tahun Baru,
Hingga Rencana Pemerintah untuk menggantikan Libur Idul Fitri (Lebaran 2020) sebagai Kompensasi dari tidak adanya Cuti Bersama pada saat Idul Fitri Tahun 2020, Beberapa Waktu Lalu.
Meski Ada Wacana Pemerintah melalui Surat Keputusan Bersama (SKB) untuk mengurangi Waktu Cuti Bersama,
Kabarnya,
Bank juga akan menutup Layanan Operasi Perbankan di Kantor mulai dari Tanggal 23 Desember 2020 - 4 Januari 2021.
Diperkirakan hampir 2 Pekan (11 Hari),
Bank akan tutup beroperasi.
Hanya Layanan Perbankan melalui ATM, dan M Banking saja, yang beroperasi, dan dapat digunakan oleh Nasabah.
Inilah,
Masa - masa di mana Para Pelaku Usaha, khususnya Bidang Pariwisata, Kuliner, dan juga Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM),
Dapat menarik Keuntungan dari adanya Mobilitas Pengunjung, yang mendatangi Daerah Tertentu saat Musim Libur tiba !
Terlebih,
Ini merupakan Sebuah Harapan dari Ekonomi Indonesia, yang mati suri akibat Pandemi Corona (Covid - 19), dan masih terjadi hingga saat ini.
Pendapatan Asli Daerah (PAD), yang meningkat di Banyak Daerah Indonesia, saat Libur Maulid Nabi di Penghujung Bulan Oktober Lalu,
Merupakan Buktinya !
Dan ini, bukan hisapan
jempol !
Ya,
Seruan Berlibur #DiIndonesiaAja,
Yang digaungkan oleh Pemerintah Indonesia melalui Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Kemenparekraf) seakan menjadi Pemacu (Trigger) Peningkatan Ekonomi di kala Pandemi.
Meski,
Indonesia memasuki Resesi Ekonomi hingga Minus 3.49 Persen di Kuartal III Tahun 2020,
Namun pada Kenyataannya,
Banyak Tempat di Indonesia, yang dipadati oleh Para Pelancong untuk berwisata.
Melepas kepenatan, yang mungkin dirasakan oleh Kita akibat Pandemi Corona (Covid - 19), yang masih terjadi.
Dan jika boleh memilih,
Para Tenaga Kesehatan (Nakes) pastinya juga rindu akan Liburan,
Bertemu dengan Keluarga,
dan sekedar jalan - jalan menikmati
Keindahan Alam, hingga Eksplorasi
Incip Kuliner di Indonesia !
Adanya Peringatan Berpergian (Travel Warning) dari, dan ke Indonesia,
Hingga Larangan (Banned) berpergian dari, dan ke Indonesia, yang dilakukan oleh Sejumlah Negara (Kurang lebih 59 Negara) di Dunia,
Membuat Pemerintah melalui Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Kemenparekraf), harus putar otak dalam” !
Dikarenakan,
Banyak Turis Mancangera, yang akhirnya tidak dapat berkunjung ke Indonesia akibat dari adanya Peringatan (Travel Warning), hingga Larangan Berpergian (Banned), yang dikeluarkan oleh Negaranya.
Padahal Mereka,
Turis Mancangera, merupakan Salah Satu Penyumbang Terbesar bagi Devisa Negara.
Begitupula sebaliknya,
Adanya Larangan Berpergian (Banned), yang dikeluarkan oleh Banyak Negara di Dunia bagi Wisatawan Asal Indonesia,
Menyebabkan Banyak Para Pelaku Wisata, khususnya Agent Perjalanan (Tour and Travel) ke Luar Negeri, mengalami kerugian, dan berakhir dengan bangkrut (gulung tikar)
Ya !
Tidak ada Pemasukan selama Pandemi Corona (Covid - 19), yang hampir Setahun ini,
Memaksa Mereka harus
beralih untuk menyediakan Jasa
Perjalanan Wisata Domestik di Indonesia.
Untuk itulah,
Berlibur #DiIndonesiaAja, yang digaungkan oleh Pemerintah Republik Indonesia, melalui Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI (Kemenparekraf),
Seakan membawa Angin Segar bagi Para Pelaku Wisata, Hotel, Kuliner, hingga Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Ada Secercah Harapan di Tengah Mati Surinya Industri Pariwisata selama Hampir Setahun Ini dibayangi Pandemi Corona (Covid - 19)
Dengan Ajakan
Staycation untuk berlibur di #IndonesiaSaja,
hingga hanya dekat Rumah, menghidupkan
kembali Perekonomian, walau memang
tak 100 Persen Pulih seperti sedia kala.
Terlebih,
Dengan Adanya Mobilisasi Pengunjung,
Saat mengunjungi Daerah Tertentu di Indonesia, secara tidak langsung, Mereka juga menghabiskan Uangnya untuk menginap di Hotel, belanja, hingga incip Kuliner di Beberapa Resto, hingga Tempat Nongkrong Asyik Terbaik.
Dan ini jelas, membantu Sektor Pariwisata, dan UMKM di Daerah Tertentu, yang dapat dilihat dengan meningkatnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) saat Musim Libur Panjang.
Namun,
Apakah Seruan Berlibur #DiIndonesiaAja sebagai Aplikasi dari New Normal, dapat berjalan seirama dengan Penurunan Kasus + Corona di Indonesia ?
Rasanya, tidak ...
Jika, Kita masih abai terhadap Protokol Kesehatan, dan Para Pemangku/ Pemegang Kepentingan (Stakeholder) di Negeri Ini,
Mulai dari :
(Pemerintah Pusat - Daerah, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Satuan Gugus Tugas Covid, hingga TNI/ Polri),
Tidak tegas terhadap Aturan, yang disepakati Bersama, dan terkadang menerapkan Standar Ganda terhadap Perlakuannya ...
Sehingga,
Seruan #DiIndonesiaAja,
menjadi tak cukup !
Berikut Kami Hadirkan
1. Membangun Potensi Wisata Lokal di Daerah
Rasanya tak cukup dengan hanya menggaungkan Berlibur #DiIndonesiaAja untuk memulihkan Pariwisata Indonesia di Era New Normal Ini !
Berwisata #DiIndonesiaAja masih terlalu luas untuk dijangkau.
Terlebih Indonesia juga menjadi Negara Kepulauan Terbesar di Dunia, yang terdiri dari 17.504 Pulau.
Dengan adanya Pandemi Corona (Covid - 19), yang hingga kini masih terjadi, dan mencapai Puncak nya Beberapa Waktu Lalu,
Ditakutkan Penyebarannya, hingga ke Pelosok Daerah Terpencil dari Adanya Mobilitas Pengunjung secara massive untuk mengunjungi Tempat Tertentu saat Musim Libur tiba !
Sedangkan Fasilitas Pelayanan Kesehatan, dan Tenaga Medis di Setiap Daerah tak sama. dan berbatas.
Sehingga ajakan Berlibur #DiIndonesiaAja dengan Penularan
+Corona, yang meningkat, rasanya memang tak cukup.
Di Era New Normal,
Setiap Daerah di Indonesia seharusnya dapat menciptakan Potensi Wisatanya secara Lokal,
Dengan Tujuan agar Penduduk mau berwisata di Daerah masing - masing.
Hal ini penting,
Untuk meminimalisir Dampak Penularan +Covid dari adanya Mobilitas Bolak - Balik Penduduk ke Luar Daerah Tertentu, lalu kembali lagi ke Daerah Asalnya saat Musim Libur tiba !
Sedangkan Kita sama tahu, bahwa :
Mobilitas, yang massive, memang rentan tertular akan Virus Corona (Covid - 19).
Ya !
Mau nggak mau,
Berlibur #DiIndonesiaAja harus dibarengi dengan StayCation, yang lebih mengutamakan rekreasi di Kota maupun Daerah Asal Domisili Penduduk (#DekatRumahSaja) !
Sebenarnya,
Dari Beberapa Tahun Lalu,
Trend untuk mengembangkan Potensi Wisata secara Lokal, telah Banyak dilakukan.
Baik itu oleh Pemerintah Daerah/ Kota, BUMN, Swasta, maupun Instansi Terkait Lainnya !
Bermunculannya Tempat Wisata Baru di Beberapa Daerah Indonesia, yang sarat Instagramable merupakan Dampak dari Adanya Era Disrupsi (Disruptive), dan Sosial Media.
Di mana,
Setiap Daerah mempunyai peluang untuk mengembangkan Potensi Wisata Daerahnya secara Lokal,
Sehingga Hukum Permintaan, dan Penawaran serta Pasar, yang ditandai dengan Kehadiran Wisatawan Mancanegara maupun Domestik,
Tidak hanya tertuju kepada Daerah Wisata, yang sudah terkenal lama.
Namun,
Daerah Wisata Baru juga menjadi perhatian Para Wisatawan untuk mengunjunginya !
Contohnya saja :
Dahulu apabila berwisata ke Yogyakarta,
Kita hanya mengenal Kota Yogyakarta, dan Malioboronya,
Di sekitar Yogyakarta,
Biasanya Kita berwisata ke Candi Prambanan, Ratu Boko, Pantai Parangtritis,
Jika mau jauh sedikit,
Ada Candi Borobudur, yang berlokasi di Magelang (Jawa Tengah).
Namun, tidak demikian dengan Era Disruptive !
Berkat Kecanggihan Teknologi melalui Sosial Media (Internet),
Beberapa Daerah Sekitar Propinsi D.I Yogyakarta, seperti :
Kulonprogo, Deretan Hutan Pinus di Puncak Becici, Dlingo - Bantul, hingga Banyak Pantai di Gunung Kidul, menjadi Potensi Wisata, yang cukup untuk dikembangkan.
Bahkan Wilayah Klaten (Jawa Tengah), yang dekat dengan Propinsi D.I Yogyakarta, juga kebagian untung menjadi Destinasi Wisata, yang sarat Instagramable dengan menghadirkan Umbul Ponggok, dan Manten !
Biasanya Mereka,
Para Wisatawan menginap di Kota Yogyakarta,
Namun untuk Beberapa Aktivitas Wisata,
Banyak diantara Mereka mencoba Tempat Wisata
Baru, yang Sarat Instagramable,
dan sebagai Bukti Eksistensi Diri
dengan mengupload di Sosial Media Mereka !
Ya !
Era New Normal dengan Keberlangsungan Pandemi Corona (Covid - 19), yang masih terjadi di Bumi Pertiwi Indonesia,
Seharusnya dapat dimanfaatkan oleh Pemerintah Daerah/ Kota maupun Instansi Terkait Lainnya untuk mengembangkan Celah Ini.
Celah Potensi Wisata Daerah secara Lokal, yang lebih baik lagi.
Sebab dengan terciptanya Tempat Wisata Baru dengan Spot Instagramble itulah,
Setidaknya Penduduk akan betah, dan memutuskan hanya berekreasi pada Daerah Domisilinya masing - masing.
Dan ini jelas,
Dengan tidak keluar Daerah/ Kota domisili Mereka, dapat meminimalisir Penularan Covid - 19, yang sampai saat ini masih terjadi !
Pengaturan Pengunjung, Orang Luar Daerah, juga harus dibatasi, dan lebih ketat, Siapa Saja, yang boleh masuk ke Daerah/ Kota Tujuan.
Dengan adanya Penjagaan di Tiap Pintu Masuk Daerah/ Kota, dan Sanksi bagi Para Pelanggar Protokol Kesehatan, juga menjadi Harapan untuk meminimalisir Penularan Covid - 19.
Tak Ada Pilihan bagi Pemerintah Daerah/ Kota maupun Instansi Terkait Lainnya untuk mengembangkan Potensi Wisata Daerahnya secara Lokal.
Diharapakan,
Dengan adanya Tempat Wisata Baru itu, perputaran uang tetap terjadi, dan dapat menciptakan UMKM Baru, yang handal di Daerah/ Kota.
Sambil menunggu Wisatawan Mancanegara/ Domestik, yang lebih banyak datang ke Daerah Wisata Baru itu, setidaknya dapat meminimalisir penularan Covid - 19.
Sehingga Seruan #DiIndonesiaAja harus dibarengi dengan #Staycation dengan berlibur di dekat Rumah saja atau Kota/ Daerah Domisili.
2 . Ketahanan Pangan harus cepat dilakukan
Kita nggak tahu sampai kapan Pandemi Corona (Covid - 19) berakhir ?
Apakah 1 - 2 Tahun lagi,
Atau sampai ditemukan Vaksinnya ?
Apabila sudah ditemukan Vaksinnya, apakah 100% akurat bisa menyembuhkan ?
Dan untuk Pendistribusiannya hingga sampai ke masing - masing Rakyat, butuh Waktu Berapa Lama ?
Pandemi Corona (Covid - 19), yang juga dibayangi dengan Resesi Ekonomi ini, akan sampai kapan ?
Di Kuartal III Tahun 2020 saja,
Resesi Ekonomi Indonesia sudah minus 3.49 %,
Lalu bagaimana dengan Tahun Selanjutnya, jika Pandemi Corona (Covid - 19), masih tetap terjadi,
Sedangkan Daya Beli Masyarakat menurun, yang ditandai dengan Meningkatnya Tingkat Pengangguran ?
Ya !
Mungkin Salah Satu Jawabannya :
Dengan melakukan Ketahanan Pangan di Setiap Daerah.
Pemerintah Pusat harus cepat melakukan Hal Ini !
Dan penginstruksiannya harus dilakukan kepada Pemerintah Daerah/ Kota dengan membangun Lahan Pangan Baru pada Area Kosong, yang tak terpakai !
Sebab,
Dalam Masa sulit seperti ini,
Tidak menutup kemungkinan terjadi Perpindahan Penduduk dari Kota ke Desa (Ruralisasi).
Sehingga,
Banyak Putra Daerah, yang mempunyai Kartu Tanda Penduduk (KTP) Daerah Asal memutuskan untuk meninggalkan Ibukota, dan menetap di Daerahnya masing - masing,
Disebabkan tidak adanya Pekerjaan di Ibukota !
Ya !
Mungkin Logikanya,
Jika di Daerah masih Ada, yang dimakan dengan menggarap Sawah maupun Kebun,
Tetapi tidak demikian di Ibukota maupun Kota Besar, di mana untuk tinggal saja, Mereka harus menyewa Rumah Petakan !
Itulah sebabnya,
Menciptakan Ketahanan Pangan tiap Daerah, dan memberdayakan Penduduk, yang mungkin Kesulitan,
Mungkin menjadi Solusi (Pemecahan)nya untuk membangun Infrastruktur demi mengatasi Masalah Ruralisasi ini.
Manfaatkan Lahan - Lahan di Tiap Daerah demi Ketahanan Pangan,
Berdayakan Penduduk, yang sedang sulit untuk mengerjakan Lahan tersebut,
Untuk Hasil Panennya sebagian bisa dijual melalui Platform Marketplace,
Dan Keuntungannya
dapat dibagikan kepada Penduduk,
yang menggarap Lahan Tersebut !
Seakan menjadi Logika Terbalik,
Seruan Berlibur #DiIndonesiaAja dengan Kondisi Rakyat Indonesia, yang sedang sulit !
Rasanya tak cukup dengan menggaungkan #DiIndonesiaAja !
3 . Manfaatkan Internet
Sebagai Hal Berharga di Kala Pandemi
Mungkin,
Tak banyak, yang dilakukan oleh Kita di Era New Normal Ini selama Pandemi Corona (Covid - 19) masih terjadi !
Terlebih Indonesia, yang memasuki Masa Resesi Ekonomi, mungkin menjadi Situasi Tersulit untuk mencari nafkah atau sekedar bertahan hidup saat ini.
Sebisa mungkin,
Orang lebih memilih untuk berhemat, dan menabung dibandingkan membelanjakan Uangnya untuk berwisata.
Ya !
Meski diakui Libur Maulid Nabi, Beberapa Waktu Lalu,
Banyak Daerah di Indonesia, yang cukup dipadati oleh Pengunjung untuk berwisata, dan ditandai oleh Pendapatan Asli Daerah (PAD), yang meningkat di Banyak Daerah,
Namun ini, tidak cukup menentukan bahwa Indonesia selamat dari Resesi Ekonomi di Tahun ini.
Terlebih,
Kita nggak tahu kapan Ekonomi Indonesia akan 100% pulih ?
Jadi berhemat, dan membelanjakan Hal, yang penting saja, menjadi Salah Satu, yang Banyak dilakukan
oleh Kita di Kala Pandemi !
Namun beruntunglah Kita, yang hidup di Zaman Serba Teknologi dengan memanfaatkan Internet !
Apa, yang tidak bisa Kamu lakukan di Zaman, yang serba canggih ini ?
Melalui Gawai Smartphone,
Semua Transaksi Perbankan, hingga Layanan Pesan Makanan bisa dilakukan.
Dan kalau jeli membaca Celah Pasar dari Internet,
Kita dapat menjadi Produsen (Penghasil), dan bukan sekedar Konsumen,
yang hanya menghabiskan Uang saja !
Manfaatkan Internet lebih baik lagi untuk menghimpun Pundi Keuangan Kamu,
Setidaknya dari Hal Ini,
Kamu dapat bertahan hidup di Kala Pandemi dengan menciptakan Sesuatu, yang bermanfaat lewat Internet !
Ambil Sisi Positif nya dari Kehadiran Internet ini !
Banyak cara, yang dapat dilakukan dengan Kehadiran Internet !
Menjadi Vlogger, Blogger, hingga Influencer di Sosial Media, seperti : Instagram, merupakan Salah Satu Jawaban untuk mendapatkan Penghasilan di Kala Pandemi.
Jika perlu bangun Aplikasi, dan Web, agar Usahamu lebih luas lagi, dan menyasar kepada Strategi Pemasaran Produk.
Bisa Produk, yang Kamu ciptakan, maupun Punya Rekan/ Teman, yang Kamu percaya.
Di mana Kamu sebagai
Dropshipper (Makelar - Agen) maupun Reseller
dapat mengambil Keuntungan dari Produk, yang Kamu pasarkan ke dalam Online
Marketplace di Web Kamu !
Pendapatan dari Iklan Adsense, juga terbukti menjanjikan !
Jika, pandai membuat Content ke dalam Tulisan maupun Video, yang kemudian dibaca maupun diminati,
Penghasilan itu akan semakin besar, dan mudah untuk Kamu dapati !
Pembayarannya pun mudah,
Minimal,
Jika Kamu mendapati 100 USD, Uang Periklanan Adsense, yang Kamu pasang di Web/ Youtube akan masuk melalui Rekening Kamu !
Cara Pembayaran, yang dahulu menggunakan Transfer Western Union (WU) dengan menunggu 1 - 2 Minggu setelah Payout, dan harus mencairkan Uangnya di Kantor Pos Terdekat,
Sekarang bisa dilakukan melalui Transfer Bank.
Caranya pun lebih mudah, dan praktis, tinggal melihat Riwayat (History) pada M Banking masing - masing.
Ada Pemberitahuan
Transfer Uang
dari Bank Singapore (Rekomendasi Adsense) masuk ke dalam Rekening Kamu !
Tapi, yang menjadi Permasalahan,
Cara mendapatkan Iklan Adsense itu tak mudah.
Butuh Pengajuan Berkali - kali,
H ingga Blog - Web, maupun Youtube Kamu layak diterima sebagai Publisher Adsense.
Dan sesudah mendapatkan,
Nggak otomatis Pendapatan Kamu akan meningkat dengan Banyaknya Orang, yang mengklik Iklan Adsense tersebut !
Walaupun terbukti, mampu 100% membayar,
Perlu Kerja Keras, dan Usaha (Effort), yang tinggi !
Dan tak semudah membalikkan Telapak Tangan.
Buat Content, yang bermanfaat bagi Orang Banyak, dan sesuai Kecintaan (Passion) Kamu !
Kalau bisa, yang spesifik membahas Sesuatu, agar Orang lebih tertarik berkunjung.
Jika Kamu suka
dengan Kegiatan Posting Makanan, dan
Travelling, bisa membahas Hal Itu.
Jangan lupa untuk mengoptimasikan SEO Content, yang Kamu buat ke dalam Mesin Pencari Google, dan Yahoo,
Agar Content Kamu mendapat Peringkat di Halaman Pertama - Tiga.
Jangan malu untuk membagikannya ke dalam Sosial Media, seperti Group, dan Pertemanan di Facebook.
Memang,
Mula - mula ada perasaan Siapa Saya ?
Apa Saya berkompeten membahas Hal itu ?
Namun seiring berjalannya Waktu,
Orang juga akan tahu, dan menghargai
tentang Usaha, yang Kamu buat untuk membagikan Hal Kebahagiaan, dan Postive (+) di Sosial Media.
Itulah mengapa,
Jika,
Kamu membaca Banyak Tulisan, yang Kami buat di Web (www.thecolourofindonesia.com) isinya memang berbagi Kebahagiaan, dan Hal Positive
Walau hanya sekedar Kuliner, dan Travelling !
Dan Kami tidak menyebarkan Hal - Hal, yang bersifat Ujaran Kebencian (Hate Speech) maupun Berita Bohong (Hoax).
Sisi Positif Lainnya,
Semakin Banyak Kamu menulis, semakin Kamu mendapatkan referensi dari Apa, yang Kamu tulis.
Otak Kamu bisa jadi Sumber Pengetahuan layaknya Wikipedia
berjalan !
Selain beberapa Kerjasama Kemitraan (Parthnership) maupun Endorse, dapat Kamu terima !
Jadi menghabiskan uang untuk berlibur #DiIndonesiaAja, alangkah baiknya untuk Sementara Waktu, ditunda dulu !
Kamu masih bisa lihat Hal Perjalanan itu, melalui Acara Travelling maupun Kuliner di Televisi.
Beberapa Vlogger (Youtuber) di Youtube,
Juga Banyak membahas tentang Travelling maupun Kuliner di Indonesia sebagai Bahan Referensi Kamu untuk berlibur setelah Pandemi ini berakhir.
Terlebih Wisata Virtual (Virtual Traveling Reality) juga Banyak disediakan secara gratis oleh Pihak Pengelolah (Manajemen) Wisata di Internet.
Kamu dapat mengaksesnya lewat PC/ Laptop, Smartphone, hingga Layanan Smart TV,
Walau tak sama, dan dihadirkan secara virtual, tak nyata (maya),
Setidaknya dapat mengobati Rasa Rindu Kamu akan liburan !
Hampir Semua Orang, pastinya jenuh dengan Keadaan ini.
Akan tetapi,
Alangkah baiknya,
Liburannya tidak perlu jauh - jauh,
Cukup Staycation dekat Rumah Saja !
Sambil mengeksplorasi Incip Kuliner di Beberapa Resto maupun Tempat Kuliner, yang mungkin terdampak akibat Pandemi ini.
Membeli Produk
UMKM di Sekitar Lingkungan Kamu,
juga dirasa lebih baik, agar Perputaran Uang, dan Roda Ekonomi Daerah tetap berjalan !
Sehingga Ajakan Berlibur #DiIndonesiaAja, yang lebih luas, dapat terganti dengan #StayCationDekatRumahSaja demi meminimalisir Penularan Pandemi Corona (Covid - 19) !
4 . Bercocok Tanam di Rumah,
Bukan hanya sekedar Hobby
Pandemi Corona (Covid - 19), telah membawa Kesibukan, dan Kegemaran Tersendiri bagi Umat Manusia di Dunia dalam bercocok tanam !
Ya !
Tanama Hias, yang sempat booming di Tahun 2005 - 2010,
Kini kembali Trend !
Bahkan,
Trend Tanaman Hias, yang dahulu hanya Sebatas Lingkup Regional dengan Pasar Asia Tenggara, seperti : Thailand, Malaysia, Singapore, hingga Indonesia,
Di Kala Pandemi
kini, hampir Semua Umat Manusia di Dunia, menggemari Tanaman Hias demi mempercantik Rumah
nya.
Mereka lebih memilih Tanaman Aroid sebagai Tanaman Indoor di Dalam Rumah (Houseplant), seperti : Monstera, Philodendron, Aglaonema, Sansevieria, Calathea, Alokasia, hingga Caladium.
Ciri Tanaman, yang memiliki Gagang/ Tongkol Bunga (Spadix) menjadi Incaran Para Pemula (Newbie), sebagai Kegemaran Baru nya bercocok tanam di Rumah.
Untuk Jenis Tanaman Tertentu, seperti Aglaonema, yang menjadi Incaran Para Kolektor, menjadi Tanaman, yang sangat mahal untuk saat ini.
Padahal Harga Sebuah Tanaman Hias Ini, selalu mahal, dan stabil Harganya.
Jenis Pride Of Sumatera, yang dahulu dijual sekitar Rp. 100.000,- - Rp. 150.000,- untuk 5 - 7 Daun, menjadi Rp. 300.000,- - Rp. 350.000,- dengan Kondisi Sama !
Dan ini saatnya,
Memetik Hasil Panen bagi Para Pembibit, Penjual, hingga Kolektor, yang memperbanyak Anakan Aglaonema, maupun Beberapa Jenis Tanaman Hias Aroid Lainnya !
Terlebih,
Diperkirakan Trend ini akan berlangsung lama !
Karena Permintaan Pasar bukan hanya Lingkup Regional ASEAN, seperti Thailand, Malaysia, Singapore, Brunei Darussalam, dan Indonesia,
Melainkan Seluruh Umat Manusia di Dunia, sedang berlomba mempercantik Rumahnya di Kala Pandemi.
Trend Tanaman Hias, dan Bercocok Tanam, juga merupakan Dampak dari adanya Pemanasan Global (Global Warming).
Isu Pemanasan Global (Global Warming), memang mencuat Belakangan ini.
Terutama Dampak, yang akan terjadi di Tahun 2021 mendatang.
Jika Bumi memang tak seramah dahulu,
Maka Manusia
berusaha mengurangi Racun di Udara dengan Bercocok Tanam, kembali lagi ke
Alam (Back To Nature).
Bukan hanya Tanaman Hias saja, yang menjadi Kegemaran Baru Umat Manusia di Dunia di Kala Pandemi.
Namun,
Memanfaatkan Lahan, yang sedikit pada Pekarangan, maupun Teras Rumah dengan menanam Tanaman Hidroponik, seperti : Sayur Mayur, dan Cabai juga menjadi Solusi terhadap Ketahanan Pangan !
Terlebih,
Ketika Daya Beli Menurun dalam Suatu Keluarga, dapat memanfaatkan Tanaman tersebut sebagai Bahan Makanan.
Ini setidaknya mampu berkontribusi dalam menguarai Biaya (Cost) Belanja Per Hari nya !
Sektor Industri Makanan (Food Industry), Pertanian (Agriculture), Tanaman Pangan (Food Crops), dan Peternakan (LiveStock),
Diperkirakan akan sangat dibutuhkan oleh Umat Manusia di Dunia selama Pandemi Corona (Covid - 19) masih berlangsung !
Dan alangkah baiknya,
Kita mempersiapkan Hal, yang menyangkut Penghijauan untuk Bumi, yang lebih baik.
Mungkin Isu Perubahan Iklim (Climate Change), dan Pemanasan Global (Global Warming), menjadi Hal, yang banyak dibicarakan di Tahun 2021 Mendatang.
Terlebih,
Jika Kita melihat Kondisi Sekarang,
Berwisata di Beberapa Daerah Tertentu di Indonesia, menjadi Kebutuhan Mewah (Lux), yang cukup tidak menjadi prioritas di Kala Pandemi.
Mengingat Penularan Virus Corona (Covid - 19) di Indonesia masih tinggi.
Sehingga Seruan untuk Berlibur #DiIndonesiaAja, menjadi tak cukup !
5 . Berolahraga sebagai Peningkat Imunitas
Sebenarnya,
Ada Beberapa Cara, yang dapat dilakukan oleh Kita demi mengusir Rasa Kejenuhan di Kala Pandemi, selain berlibur #DiIndonesiaAja !
Ya,
Salah Satunya dengan berolahraga !
Dengan berolahraga, selain dapat mengusir Kejenuhan akibat Pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Beberapa Tempat Indonesia, seperti : Jakarta,
Juga dapat meningkatkan Stamina, dan menjaga Kekebalan
Tubuh (Imunitas) dari Virus Corona (Covid - 19).
Ada Salah Satu Olahraga, yang menjadi Fenomena/ Trend bagi Umat Manusia demi mengatasi Rasa Kejenuhan di Kala Pandemi, yaitu : Dengan bersepeda.
Bersepeda dapat dilakukan oleh Kita dengan mengunjungi Beberapa Tempat demi Tempat Terbaik di dalam Kota/ Daerah Tempat Tinggal.
Hal ini dapat menunda sementara waktu Liburan Kamu demi mengunjungi Tempat demi Tempat Terbaik #DiIndonesiaAja, yang secara cakupan lebih luas !
Ya !
Mobilitas, yang tinggi dari keluarnya Penduduk ke Luar Daerah, lalu kembali ke Daerahnya masing - masing, terutama saat Musim Libur tiba,
Memang menjadi Penyebab Tingginya Penularan Kasus + Virus Corona (Covid - 19) di Indonesia !
Oleh karena itu, perlu dilakukan Pemecahan (Solusi) Bersama,
Agar Kita tetap dapat bersantai sejenak dengan berlibur,
Namun di Lain Pihak, dapat mengendalikan Pandemi Corona (Covid - 19) agar Kurvanya
menjadi landai.
Memang,
Untuk saat ini,
Bersepeda juga tidak baik, apabila dilakukan bergerombol,
Terlebih, jika dilakukan bukan bersama Keluarga Inti, melainkan Tetangga maupun Teman dalam Suatu Komunitas.
Lebih baik Kita melakukan Hal Ini bersama Keluarga Inti !
Dan bukannya Kita menjadi tidak peduli,
Namun karena Kita peduli terhadap Dampak dari Penularan + Covid - 19,
Untuk Sementara Waktu,
Bersepedanya dilakukan hanya bersama Keluarga Inti, dan tidak melalui Komunitas/ Group Sepeda.
Kalaupun terpaksa,
Dilakukan bersama Group/
Komunitas, juga dibatasi 3 - 5 Orang
Saja, yang ikut.
Rutennya pun, juga dapat dilakukan di Daerah Pinggiran Kota, agar tidak terlalu berkerumun dengan Masyarakat, yang juga ikut bersepeda.
Sebab Demam Bersepeda di Kala Pandemi, hampir dilakukan oleh Masyarakat di Banyak Daerah Indonesia.
Jika ingin bersepeda,
Di Dalam Kota, buat Jadwal (Schedule), yang pas, agar tidak terlalu berkerumun.
Kamu dapat mengunjungi Tempat demi Tempat Terbaik, mengeksplorasi dengan Incip Kuliner, hingga membeli Produk UMKM di Kota maupun Daerahmu.
Sembari mengupload Keseruan Aktivitas Bersepeda Kamu, di Sosial Media, seperti : Facebook, Instagram, hingga Youtube.
Sehingga dengan Olahraga
- Bersepeda, dapat mengganti, dan menunda sementara waktu Seruan Berlibur #DiIndonesiaAja di Kala Pandemi, yang masih terjadi, dan Kurvanya Cenderung Meningkat
Belakangan Ini !
6 . Penegakan Hukum, yang jelas,
Dan tidak pilah pilih !
Beberapa Waktu Lalu,
Kita dikejutkan dengan Pemberitaan Kedatangan Ketua Front Pembela Islam (FPI) Muhammad Rizieq Shihab (Habib Rizieq) ke Tanah Air.
Bukan mengenai Kedatangannya,
Akan tetapi dengan Hadirnya Ratusan Ribu atau mungkin Jutaan Umat, yang memadati Bandara Soekarno Hatta, Tangerang,
Menjemput Sosok Salah Satu Ulama, yang dirindukan Umatnya,
Membuat Kita teriris melihatnya !
Bahkan setelah itu,
Juga terdapat Berbagai Acara, yang diselenggarakan oleh Front Pembela Islam (FPI) di Petamburan, Jakarta.
Mulai dari :
Maulid Nabi, hingga Pernikahan Putri Habib Rizieq Shihab, Najwa Shihab.
Tak hanya itu,
Peletakan Batu Pertama untuk Peresmian Pondok Pesantren Miliknya, yaitu : Ponpes Agrokultural Markaz Syariah di Megamendung Bogor, juga mengundang Banyak Massa.
Hal ini,
Jelas melukai Sebagian Besar Rakyat Indonesia, terutama bagi Para Tenaga Kesehatan (Nakes), hingga Relawan Covid - 19, yang berjuang mati - matian, darah - nyawa Mereka demi memerangi Virus agar segera hilang dari Bumi Indonesia.
Terlebih,
Bukan hanya Kasus mengenai Kumpul Massa Ratusan Ribu Orang di Petamburan,
Akan tetapi,
Juga, yang dilakukan oleh Barisan Ansor Serba Guna (Banser), Sayap Organisasi Nahdlatul Ulama (NU) dalam Parade Long March “Merah Putih” memperingati Hari Pahlawan di Alun Kota Purwokerto - Banyumas, Jawa Tengah,
Hingga Serangkaian Acara Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Beberapa Daerah, yang mengundang Ribuan Massa, dan tidak mematuhi Protokol Kesehatan.
Menurut hemat Kami,
Pemerintah,
Baik itu Pusat, Daerah maupun Satuan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid - 19 di bawah Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB),
Cukup tidak berlaku adil, dan seakan tebang pilih terhadap perlakuan, yang diterima.
Diantara Orang Kebanyakan, dan Tokoh Masyarakat, jelas beda perlakuan dalam menghadapi Para Pelanggar terhadap Protokol Kesehatan, Dalam Hal Kerumunan Massa.
Padahal,
Kita sama - sama tahu :
Berapa Banyak Orang, yang akhirnya menunda Resepsi Pernikahannya ?
Berapa Banyak Konser, yang dibatalkan oleh Para Musisi, dan memaksa menggunakan Konser Virtual,
Hingga Berapa Banyak Pameran, yang ditunda ?
Sedangkan Gedung
Bioskop, hingga Pembelajaran Tatap
Muka, masih belum dapat dijalankan secara Efektif.
Ya !
Di Tengah Perjuangan agar Pandemi Corona (Covid - 19) segera berlalu dari Bumi Indonesia.
Ternyata Ada Kegiatan, yang melibatkan Massa dalam Jumlah Banyak.
Terlebih Ratusan Ribu, hingga Jutaan Orang di Tengah Kerumunan Massa,
Tanpa mematuhi Aturan Jaga Jarak (Social Distancing),
Jelas menyayat Hati Sebagian Besar Rakyat Indonesia, yang berusaha untuk memeranginya !
Perlakuan seperti ini, cukup melukai Hati Sebagian Besar dari Kita sebagai Sesama Anak Bangsa Indonesia !
Contohnya saja :
Ketika itu,
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, sangat tegas memberlakukan Aturan Protokol Kesehatan.
Berapa Banyak Orang, yang diberi Sanksi Administratif, mulai dari Denda, hingga menyapu Jalanan disebakan tidak memakai Masker.
Begitupula Beberapa Acara, yang menimbulkan Kerumunan Massa dalam Jumlah Banyak, seperti : Acara Perkawinan, langsung ditutup secara sepihak.
Terlebih,
Banyak Pameran, hingga Konser Musik, yang diselenggarakan oleh Event Organizer ditunda dahulu, disebabkan Pandemi Corona (Covid - 19) masih terjadi,
Bahkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta masih memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Transisi hingga 6 Des 2020.
Dan lewat Hal Ini,
DKI Jakarta melalui Gubernurnya, Anies Baswedan, cukup dinilai berhasil dalam menurunkan Angka Penularan Covid - 19, dan Penegakan Hukum terhadap Para Pelanggar Protokol Kesehatan di Wilayahnya.
Namun lagi - lagi,
Masyarakat (Publik) dikejutkan dengan Perlakuan Pilah Pilih terhadap Kedatangan Pemimpin FPI, Habib Rizieq,
Yang dilakukan bukan hanya oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta,
Namun juga Pemprov Jawa Barat, dan Banten, yang seakan memberikan Izin Keluasaan terhadap Kumpulnya Ratusan Ribu - Jutaan Massa,
Sehingga kurang tegas dalam Penerapan Protokol Kesehatan.
Padahal Setiap Warga Negara sama Kedudukannya di Hadapan Hukum (Equality Before The Law).
Tanpa membedakan mana, yang merupakan Orang Penting/ Tokoh Masyarakat di Negeri ini, maupun tidak.
Semua berlaku Sama !
Memang,
Ada Denda 50 Juta, yang dikenakan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bagi Penyelenggaraan Acara, yang melanggar Protokol Kesehatan di Petamburan ini,
Namun sekali lagi,
Hal ini menjadi tak sepadan dengan Perjuangan
Banyak Orang, khususnya Para Tenaga
Kesehatan, yang gugur dalam
memerangi Virus Corona (Covid - 19).
Ketika Sebagian dari Kita melanggar Kesepakatan, yang telah ditetapkan secara Bersama.
Sekarang,
Kita tidak lagi berjibaku, bertengkar diantara Sesama Anak Bangsa.
Kita sedang memerangi Virus, yang secara tak kasat mata ada di hadapan Kita.
Maka, saatnya Kita bersatu padu, bersama - sama memerangi Hal ini.
Dan berlibur
#DiIndonesiaAja seakan menjadi tak berarti, apabila tidak Adanya Penegakan Hukum, yang jelas, dan seakan pilah - pilih !
7. Berbagi terhadap Sesama adalah Hal Terbaik
Pandemi Corona (Covid - 19) telah mempengaruhi di Setiap Lini Kehidupan, termasuk Ekonomi.
Tak pelak,
Banyak Sektor Ekonomi, yang terdampak akibat adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), hingga Penerapan Lockdown, yang dilakukan oleh Banyak Negara di Dunia.
Tak kecuali dengan Indonesia !
Saat ini memasuki Resesi Ekonomi, terkait Produk Domestik Bruto (PDB) pada Kuartal III/2020, yang mengalami kontraksi minus 3,49 persen.
Dampak dari Resesi Ekonomi ini, menyebabkan Tingkat Pengangguran semakin meningkat, yang mana Banyak Orang, tidak mempunyai Pekerjaan saat ini.
Baik itu digaji hanya separuh, dirumahkan sementara waktu, hingga diPHK secara sepihak, karena Perusahaan tidak mampu membayar Gaji Karyawan,
Akibat merugi, dan Pendapatannya minus !
Inilah Masa Tersulit bagi Sebagian Besar Umat Manusia di Dunia,
Ketika Pandemi Corona (Covid - 19) masih terjadi hingga saat ini.
Untuk itu bagi Kita, yang mungkin masih diberi kecukupan,
Inilah saatnya bergotong - royong, Saling Bahu Membahu, membantu Orang di Sekitar di Masa Tersulit Ini.
Tunda dulu untuk Sementara Waktu,
Kegiatan, yang mungkin menghabiskan Banyak Uang, mengEksplorasi Tempat demi Tempat Terbaik, atau mungkin berlibur #DiIndonesiaAja, yang cakupannya terlalu luas !
Ya !
Semua Orang, pasti jenuh dengan Keadaan seperti ini,
Tak bisa jalan - jalan ke Beberapa Tempat Terbaik, hingga incip Kuliner.
Namun itu,
Harus dilakukan demi mengurangi Penularan + Virus Corona (Covid - 19), yang Beberapa Hari Belakangan Ini, cenderung meningkat !
Kalaupun jenuh, dan harus dilakukan.
Berliburnya bisa di dalam Kota/ Daerah Domisili Kamu saja !
#Staycation di dekat Rumah Saja !
Atau sebisa mungkin tetap di #RumahAja, jika Daerah Kamu termasuk ke dalam Zona Merah dalam Penularan + Corona (Covid - 19) !
Masih Banyak,
Tempat di dalam Kota/ Daerah Kamu, yang bisa digali.
Menikmati Tempat demi Tempat Terbaik, sembari Incip Kuliner !
Cukup memberikan Dampak (Impact) + bagi Kemajuan UMKM maupun Usaha Kuliner di Sekitar Daerah/ Kota Domisili Kamu !
Jadi Berbagi
terhadap Sesama sebagai Hal Terbaik untuk Saat Ini, dapat dilakukan mulai dari Sekitar Daerah/ Kota Domisili Kamu berada !
Berlibur #DiIndonesiaAja, sejatinya memang Seruan Baik, yang digaungkan oleh Pemerintah R.I melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif R.I (Kemenparekraf)
Mengingat Pariwisata menjadi Salah Satu Sektor Terparah, yang terdampak dari Adanya Pandemi Corona (Covid - 19) Ini !
Membangun Industri Pariwisata, yang lumpuh, dan mati suri akibat Pandemi Ini, memang harus dilakukan.
Namun dengan meningkatnya Penularan Virus Corona (Covid - 19), yang disinyalir akibat dari Adanya Liburan Panjang, Beberapa Waktu Lalu,
Sudah sepantasnya,
Kita menunda Sementara Waktu untuk
berlibur menikmati Tempat demi Terbaik di Indonesia.
Jika itu tetap dilakukan, berliburnya di dekat Rumah Saja #StayCation !
Masih Banyak Cara, yang dapat dilakukan oleh Umat Manusia demi mengatasi Kejenuhan Ini.
Cara Postif, dan menghasilkan dengan #DiRumahSaja
juga dapat dilakukan di Era Konektivitas
Ini selama Pandemi Corona (Covid - 19) masih terjadi.
Sehingga berlibur #DiIndonesiaAja, menjadi tak cukup,
Tanpa Kita dapat menekan Laju Pengurangan Covid - 19 !
Semoga Wacana Surat Keputusan Bersama (SKB) terhadap Revisi Cuti Bersama, yang dikeluarkan oleh Pemerintah, dapat dipahami oleh Semua Rakyat Indonesia.
Lakukanlah, yang Terbaik !
Bismillah
Penulis