Madiun selalu punya Cerita untuk Kuliner Terbaiknya !
Berbicara tentang Kuliner Terbaik, Kota ini memang seakan nggak pernah ada matinya !
Bahkan di Beberapa Tempat,
Banyak, yang menjajakan Hidangan Kulinernya hingga Larut Malam.
Mulai dari Makanan - Jajanan Tradisional, Warung Angkringan, Makanan Kekinian, hingga Deretan Coffee Shop, Kafe, Kuliner Franchise hingga Resto Kelas Atas, sangat mudah untuk Kamu temui di Kota Madiun.
Lalu Apa, yang menjadi Daya Tarik bagi Para Pelancong untuk ke Kota ini ?
Merelakan demi melakukan Sebuah Perjalanan Bolak Balik menggunakan Tol dari Solo /Yogyakarta maupun Surabaya/ Malang ke Kota Madiun sekedar untuk incip Pecel, dan Kuliner Otentik Lainnya ?
Berikut Kami Hadirkan
Madiun Kota Kuliner
Catatan Tentang Madiun, dan Kulinernya.
Lain dulu lain sekarang !
Wajah Kota Madiun, kini bisa dibilang berbeda dari sebelumnya.
Ya !
Kota ini, telah mengalami Perubahan, yang luar biasa.
Sejak Pemerintah Kota (Pemko) Madiun melakukan Revitalisasi pada Sejumlah Titik (Spot) di Kota ini, termasuk Beberapa Pedestrian Terbaiknya,
Jumlah Orang dari Luar Daerah, yang masuk ke Kota Madiun di Tiap Akhir Pekan (Weekend) maupun Hari Libur, bisa dibilang Jumlahnya meningkat tajam.
Hal ini pula, yang turut menyebabkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Se Jawa Timur di Kota Ini, termasuk ke dalam Kategori Sangat Tinggi sebesar 81.25% pada Tahun 2021,
Di bawah Kota Surabaya, dan Malang.
Di mana Salah Satu
Indikatornya adalah Keberhasilan
dalam Bidang Ekonomi, yang
ditunjukkan dengan Pengeluaran Per
Kapita Tiap Tahunnya.
Jadi,
Di Era Kekinian, Kota Madiun dinilai cukup berhasil memanfaatkan celah yang ada, bagi Kemajuan Potensi Pariwisatanya.
Hal ini, tentunya sejalan dengan Era Disruptive,
Di mana Kota
Madiun berhasil menembus batasan tentang Sebuah Kota dengan Layer
Kedua (Second City), yang dahulu
hanya dipandang Sebagai Kota Transit,
namun sekarang telah berhasil mendatangkan cukup Banyak Wisatawan, untuk singgah
bermalam, berburu kuliner,
hingga menghabiskan uangnya di Kota Ini.
Ya !
Era Pandemi Corona (Covid - 19), ternyata tak selamanya berakibat negatif, namun dengan Adanya Pemecahan (Solusi) oleh Pemerintah Kota dengan mempercantik Kotanya demi mengurangi Mobilitas Penduduk untuk Keluar dari Kota Madiun,
Cukup menjadi Penopang bagi Kota ini untuk mempertahankan Ekonominya.
Harapannya : Penduduk, yang hanya
berwisata di Kota Madiun, dan membelanjakan uangnya
hanya di dalam Kota Madiun saja,
maka Perputaran Uang dapat terjadi.
Walaupun nggak dipungkiri,
Ekonomi juga pernah mati suri, ketika Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), diberlakukan di Awal Pandemi, dan Adanya Penyebaran Varian Delta, yang begitu Massive dengan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 di Kota Madiun.
Namun perlahan, dan pasti
Kota ini telah mampu bangkit kembali.
Ya !
Mematuhi Protokol Kesehatan (Prokes) harus tetap dilakukan.
Mengingat Pandemi ini belum berakhir, dan Penyebaran Varian Baru Corona (Covid - 19), Omicron, masih berlangsung hingga kini !
Dan tentunya sebagai Warga Kota Madiun, Kita tidak mau,
Jika Ekonomi Kota ini mengalami mati suri kembali dengan membludaknya Pasien Covid - 19 di Rumah Sakit, akibat Kita lalai untuk menjaga Protokol Kesehatan !
Dan Aktivitas Ekonomi menjadi berhenti kembali !
Back To The Topic !
Bukan hanya Orang
dari Sekitar Kota Madiun saja, yang
memadati Beberapa Titik (Spot) Wisata di Kota Ini.
Beberapa Pelancong di Sekitar Madiun, seperti : Kabupaten Madiun, Magetan, Ngawi, Ponorogo, Nganjuk, Pacitan (Madiun Raya) juga Banyak, yang datang ke Kota Madiun, hanya sekedar menikmati Pedestrian Jalan Pahlawan, berbelanja, hingga incip Kuliner Otentik.
Bahkan Fenomena masuknya Orang Luar Kota ke Kota Madiun,
Di mana Plat Kendaraan Bermotor menjadi Penanda,
Juga diikuti oleh Kota Lainnya, seperti : Solo (AD), Surabaya (L), Sidorajo (W), Kediri (AG), Malang (N), Yogyakarta (AB), Semarang (H), Cirebon (E), Bogor (F), hingga Jakarta (B).
Sesekali Plat Kendaraan Bermotor di Luar Pulau Jawa seperti : Bali (DK), hingga Kalimantan Timur (KT), juga Banyak, yang singgah di Kota Madiun.
Alasan Logisnya :
“Mereka dapat melakukan Perjalanan
Bolak Balik menggunakan Tol Trans Jawa,
Dari Surabaya/ Malang, maupun
Solo/ Yogyakarta/ Semarang ke Kota Madiun, hanya sekedar makan Pecel, dan
menikmati Kuliner Otentik Lainnya !”
Dan Anggapan (Stigma) ini, yang membuat Kota Madiun juga makin Terkenal sebagai Salah Satu Kota Destinasi Kuliner Terbaik di Indonesia.
Meski sudah turun temurun Madiun terkenal sebagai Kota Pecel, Brem, hingga Bluder, namun adanya Tempat Wisata Baru, dan Akses Tol Trans Jawa, yang memudahkan Orang Luar Daerah untuk datang ke Kota Madiun,
Menjadikan Madiun
lebih punya Sejuta Rasa bagi Kuliner Terbaiknya !
Kuliner apa, yang tidak Kamu temui di Kota Madiun ?
Mulai dari Beberapa Resto Kelas Atas, Tempat Makan Franchise, Deretan Coffee Shop, Kafe Kekinian Tempat Makanan Tradisional, hingga terbawa Suasana (Atmosphere) Jadoel di Beberapa Tempat Makan Tempoe Doeloe, pastinya muda untuk Kamu temui.
Dan dengan Jarak
Puluhan Meter, ditambah Luasan Kota
Madiun, yang tak terlalu besar, sangat
bisa Kamu menemukan Tempat Nongkrong Asyik, yang semakin Instagramable ... Dan Kota Madiun, pastinya punya !
Madiun Kota Kuliner
1. Kuliner Tradisional, dan Otentik, yang mumpuni !
Nggak diragukan lagi,
Kota Madiun dengan Kuliner Tradisionalnya bagaikan 2 Hal, yang tidak dapat dipisahkan !
Di Kota Ini,
Kami lebih mengenal Pecel, Brem, hingga Bluder,
yang seakan menjadi Otentik, dan Trademark Tersendiri bagi Penamaan Kota Madiun sebagai “Kota Pecel,
Brem, hingga Bluder !”
Ya !
Di Daerah Lain, mungkin banyak, yang menyajikan, dan menjual Pecel, Brem, hingga Bluder,
Namun lagi - lagi, menurut Beberapa Orang, yang Kami temui memang tak seenak di Kota Madiun.
Itulah sebabnya di Tiap Akhir Pekan (Weekend),
Banyak Para Pelancong, yang notabenenya berasal dari Luar Kota, memadati Tiap Sudut Jalan, dan juga Pusat (Sentra) Kuliner Tradisionalnya Kota Madiun.
Jalan Cokroaminoto misalnya : menjadi Jalan, yang tepat untuk dikunjungi oleh Para Pelancong, yang ingin berburu demi menikmati enaknya Pecel sebagai Kuliner Khas “Otentik” Orang Madiun.
Mulai dari Pecel
99, yang menjadi Langganan Pak Beye,
dan Sejumlah Pejabat Penting maupun Toko Masyarakat di Negeri Ini, Pecel Wirkabul,
Pecel S Wiryo, Pecel Mandung, Pecel Pojok,
hingga Pecel Sri Tanjung, yang
menjadi Langganan Para Sales Distributor,
dan Orang” yang menginap sementara (transit) di Kota Madiun, juga Ada di Jalan
Ini.
Belum lagi Pecel
Yu Gembrot, yang terletak di Pasar
Besi - Kawasan Pasar Njoyo Kota Madiun, dan menjadi Pecel Langganan Pak Jokowi saat singgah di Kota Madiun, selalu ramai dengan Para Penikmat Kuliner, yang dibuat penasaran
dengan Penampakan Pecel Legendaris tersebut.
Dalam Suatu Wawancara, Seorang Pengusaha Sukses, dan Penggiat Kuliner dari Surabaya, yang terkenal akan Sambalnya “Bu Rudy”, Lani Siswadi (Bu Rudy), berkata :
“Bahwa Ia tidak akan pernah melupakan Kota Madiun sebagai Kota Kelahirannya, dan selalu bangga menjadi Orang Madiun. Sebab Baginya, Orang Madiun mempunyai Rasa (Taste) Berbeda dalam menyajikan Kulinernya.
Bahkan hingga sekarang Bumbu Pecel hingga Aneka Sambalnya sengaja dibuat langsung oleh Para Tenaga Kerja, yang berasal dari Kota Madiun.
Sebab menurut Ia
agak sedikit berbeda dalam meracik Bumbu
tersebut, jika bukan Orang Madiun Asli,
yang mengolahnya !”
Ya !
Rasa (Taste) itu memang nggak bisa dibeli, dan Kami cukup bangga dengan Orang Madiun dalam menentukan, dan menemukan rasa bagi Kuliner Terbaiknya !
Sehingga jangan heran,
Saat Kamu singgah di Kota Ini,
Kamu akan mudah menemukan Kuliner, yang cukup Lezat meski hanya disajikan oleh Abang Bakso Keliling Sekalipun, dan dengan Harga, yang cukup murah !
Dan jangan heran pula Perburuan Makanan Tradisional Lainnya, yang berasal dari Daerah di Sekitaran Kota Madiun maupun Jawa Tengah, dan Timuran juga tersedia, dan terbilang Lezat !
Dawet Suronatan, Nasi Liwet Mbak Ninik, Sate Ponorogo Pak Tukri Sobikun, Gado - Gado Pak Tom, Putu Jumbo Pak Naryo, Soto Semeru, Cemoe Bu Sumar, Nasi Tempong Banyuwangi, hingga Lontong Balap Kupang - Cak Dhamos, selalu menjadi Incaran Para Foodie, yang notabenenya bukan Orang Asli Madiun, namun menetap di Kota Ini, dan rindu dengan Makanan Khas Asal Daerah Mereka.
Bahkan,
Beberapa Orang, Ada yang bilang bahwa Rasa Makanan Tradisional di Kota Madiun lebih enak dibandingkan, ketika Mereka makan di Daerah Asalnya.
Ya ...
Lagi” memang Soal Rasa ...
Sebab Rasa (Taste) itu memang nggak bisa dibeli !
Dan Orang Madiun, cukup punya Rasa dalam menentukan Kuliner Terbaiknya !
Beberapa Kali,
Kami juga menemukan Toko, yang menjual Panganan Madiun, dan Daerah Seklitar, yang berada di Kota Besar, seperti : Jakarta, dan Surabaya.
Toko Mirasa, yang terkenal dengan Camilan Otentik Madiun “Brem”, dan Sambal
Pecel Mirasa, juga membuka Cabangnya
di Kelapa Gading, dan Sekitaran BSD City.
Begitupula dengan Bluder.
Roti Klasik Belanda, yang juga menjadi Kuliner Otentik Kota Madiun ini, cukup tersebar di Beberapa Tempat.
Bukan hanya Bluder Cokro sehingga Kota ini cukup menjadi terkenal akan Bludernya, akan tetapi Nama Bluder Kreshna, Metro, Mirasa, hingga Moju, juga menjadi Buruan Para Penikmat Kue Ini, saat datang ke Kota Madiun.
Beberapa diantaranya bahkan menjadi Buruan Para Pemilik Toko di Kota Besar, yang mendistribusikan, dan mendatangkannya langsung dari Kota Madiun.
Jika melihat Lokasi Bluder Cokro, yang berada di Jalan Hayam Wuruk 51 - 53, selalu dipadati oleh Para Pengunjung, yang notabenenya berasal dari Luar Daerah, dan Kota Besar di Indonesia.
Bluder Cokro, yang merupakan Kegemaran Putra Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka, dan pernah menjadi Snack bagi Maskapai Penerbangan Garuda untuk Edisi Vintage ini,
Juga menjadi Icon Tempat Kuliner, yang wajib dikunjungi saat ke Kota Madiun, selain : Dawet Suronatan, Gado - Gado Pak Tom, Bakso Pak Simo, Pecel Yu Gembrot, Pecel 99, Pecel Wirkabul, Depot Es Bajigur, Bakso 77, hingga Soto Semeru.
2. Santai Sejenak di Beberapa Coffee Shop, Kafe,dan Tempat Nongkrong Asyik
Di Era Kekinian Kota Madiun,
Memisahkan antara Coffee Shop, Kafe, dan Tempat Nongkrong Asyik, sepertinya memang agak sulit !
Budaya Masyarakat
Madiun, yang
gemar cangruk di Beberapa Warung Angkringan hingga Larut Malam, lambat laun beralih ke Banyaknya Coffee Shop, Kafe, dan Tempat Nongkrong Asyik, yang semakin Instagramable di Hampir Tiap Sudut Jalannya !
Di Sekitaran Madiun,
Tepatnya di Daerah Ngebel - Ponorogo, terdapat Perkebunan Kopi, yang telah ada Sejak Zaman Pemerintahan Hindia Belanda, bernama : Hargo Kiloso.
Perkebunan, yang terletak di Lereng Gunung Wilis ini, juga terkenal akan Kopi Robusta, dan Arabika Terbaiknya.
Rasa, dan Kualitas Kopi Hargo Kiloso, juga cukup terkenal diantara Pecinta Kopi Tanah Air, Kata Mereka :
“Makin Mahal,
Makin Berasa Pahit di Lidah !”
Sebenarnya Kabupaten Madiun, juga mempunyai Perkebunan Kopi di Daerah Kandangan, yang juga berdiri Sejak Zaman Pemerintahan Hindia Belanda.
Namun Nama Perkebunan Kopinya memang belum cukup dikenal seperti : Perkebunan Hargo Kiloso di Kabupaten Ponorogo !
Perkebunan Kopi Kandangan, yang Lokasinya juga berada di Kaki Gunung Willis ini, pernah mengalami Kejayaan di Tahun 1970 sampai dengan 1980. Adapun Tanaman Kopi, yang ditanam Arabica, Robusta, dan Excelsa.
Dan Kami sempat berbincang dengan Salah Satu Penggiat Kopi, dan Kuliner Madiun, Mas Timoti Andre, saat mendatangi Aswin Loka - Seweru "Sebuah Tempat Wisata Budaya, dan Budidaya Kopi, yang dikelolahnya !".
Inilah, yang menjadi pendorong mengapa Coffee Shop di Kota Madiun, semakin menjamur.
Selain Budaya Masyarakat Madiun, yang memang gemar Nongkrong (Cangkruk) !
Rasa Kopi Hargo Kiloso, yang juga berasal dari Daerah Sekitar Madiun (Kabupaten Ponorogo) juga telah menjadikan Trademark Tersendiri bagi Sebuah Penamaan Kopi di Madiun.
Sebutan Madiun sebagai “Kota Kopi” dengan Segala Aktivitas Masyarakatnya, juga mempengaruhi Perkembangan Kedai Kopi di Kota Madiun. Hampir di Setiap Penjuru Kota Ini, terdapat Kedai Kopi, Kafe, hingga Tempat Nongkrong Asyik, yang menjual Kopi sebagai Salah Satu Menu Terbaik nya.
Mulai dari :
Kedai Kopi, yang berdiri sendiri, hingga Kopi dengan Jaringan Franchise, ada di Kota Madiun.
Pasamuan Notoroso, 3 Coffee adalah : Contoh Kedai
Kopi, yang berdiri sendiri, dan cukup populer
diantara Para Penikmat Kopi Madiun.
Dari Kedai Kopi Pasamuan Notoroso contohnya : menjadi Ajang Kumpul Berbagai Komunitas, termasuk Komunitas Pecinta Musik, dan Sastra, yang sering menyelenggarakan Acara di Tempat Ini.
Dari Hal inipula, yang cukup menjadikan Tempat Nongkrong Asyik itu nggak melulu dikaitkan dengan Hal, yang berbau Instagramable.
Selama Aktivitas Cangkruk, dan Budayanya, yang masih melekat di Kota Madiun, selama itu pula ...
Warung Angkringan, Kedai Kopi, Kafe, hingga Tempat Nongkrong Asyik semakin mudah untuk Kamu temui di Kota Ini.
“Menikmati Seduhan Kopi Hangat di Salah Satu Kedai Kopi di Kota Madiun, sambil diiringi Alunan Musik Senja !” - Anak Senja -
Kini, Kami beralih ke Beberapa Kafe, dan Tempat Nongkrong Asyik, yang semakin Instagramable di Kota Madiun ...
Popularitas Kota ini dengan Kulinernya, juga turut mempengaruhi Perkembangan Kafe, dan Tempat Nongkrong Asyik, yang semakin Instagramable.
Aneka Ragam Kuliner disajikan !
Mulai dari Menu Tradisional, Oriental, hingga Barat (Western Food).
Bahkan Beberapa Kafe maupun Tempat Nongkrong Asyik,
Banyak, yang mengkombinasikan Menunya, hingga menyajikan Perpaduan Masakan (Fusion) baik Tradisional,
Oriental, hingga Western Food.
Di Sela Perbincangan Hangat dengan Keluarga, Kerabat, hingga Relasi Pertemanan, baik Kafe, hingga Tempat Nongkrong Asyik, Banyak juga yang menjadi Tempat bagi Segment Masyarakat Menengah Atas (Middle Up Scale) Kota Ini.
Mereka bukan hanya melihat Lezatnya Sajian Kuliner,
namun Adakalanya cukup membeli Suasana (Atmosphere) Tempat bagi Sebuah Kafe maupun Tempat Nongkrong Asyik itu !
Next Door, Social Cafe, DotMax Coffee, Jiero - Iclub, Waroeng Latte, Warunk Wow, hingga Ini Cafe, menjadi Tempat Nongkrong bagi Kawula Muda Madiun, yang membutuhkan Suasana (Atmosphere) Berbeda dari hanya Sebuah Tempat Nongkrong.
Kesan Instagramablepun, sengaja tercipta bagi Para Kawula Muda, yang sering bernarsis ria, dan membuktikan Eksistensi Diri lewat Uploadan Foto maupun Video pada Sosial Media Mereka.
Dan dari Tempat inilah,
Juga menjadi Sebuah Ajang Pertemuan (Meeting), hingga Kumpul Komunitas.
Selain itu Wajah Kafe maupun Tempat Nongkrong Asyik di Kota Madiun, Beberapa diantaranya, Ada, yang memadukan dengan Sebuah Coworking Space demi menumbuhkan Semangat Kewirausahaan (Entrepreneurship), yang terus berkembang di Kota Ini.
Iringan Live Music di Tiap Akhir Pekan (Weekend), juga turut dihadirkan oleh Beberapa Kafe maupun Tempat Nongkrong Asyik di Kota Madiun.
Membeli Kenyamanan, yang dihadirkan oleh Sejumlah Band, dan Musisi Lokal Kota ini, juga menjadi Alasan bagi Kehadiran Sebuah Kafe maupun Tempat Nongkrong Asyik di Kota Madiun.
“Ada yang mampu bertahan maupun
tereliminasi, Namun ibarat Roda Berputar, Mereka Ada yang tumbuh, dan bangkit
kembali !”
3. Menikmati Sajian Kuliner
Di Resto Kelas Atas Kota Madiun !
Bukan Hal, yang aneh lagi ...
Di Kota Madiun Zaman Now, juga ditumbuhi oleh hadirnya Resto Mewah Kelas Atas di Beberapa Sudut Jalannya !
Ya !
Meski arti Sebuah Kemewahaan itu Relatif (Nisbi), namun bagi Kami yang terbiasa hidup di Kota Madiun,
Jika Harga, yang menjadi Ukurannya, memang Harga di Beberapa Resto tersebut, cukup terbilang mahal.
Terlebih, ...
Kami masih bisa makan Pecel “Susah Move On” dengan Harga Rp. 6.500,- di Beberapa Tempatnya. Itupun sudah termasuk Nasi Pecel ditambah Telor Ceplok, dan Mendoan, yang kerasa banget Lezatnya.
Memang Resto di Kota Madiun, tak sebanding, jika Kamu makan di Resto Sekelas : GAIA, Amuz (Jakarta), El Kabron, Kayu Putih (Bali), Sierra, Braga Permai (Bandung) atau minimal De Soematra 1910, dan Bon Cafe (Surabaya), yang kesemuanya itu punya Harga Mahal,
Namun untuk Ukuran Kemewahaan bagi Sebuah Resto, Kota Madiun pastinya punya !
Nama :
Hennessey Cuisine, Xo Signature, Madame Ho, The Lounge by Aston, Itik Emas, I Club, hingga Ayam Goreng Bu Halim - Resep Pemuda adalah Sederet Resto, yang cukup ngebidik Segment Masyarakat Madiun Kelas Atas (Middle Up Scale).
Bukan hanya karena Harganya, namun juga karena Kenikmatan Rasa, pastinya bisa Kamu dapati saat makan di Tempat Ini.
Kota Madiun di Era Kekinian, yang juga menjadi Ttitik Pertemuan (Meeting Point) bagi Daerah Sekitar, ditambah Banyaknya Pelancong, yang cukup mendatangi Tempat demi Tempat Kuliner, juga menjadi Alasan mengapa Resto Kelas Atas banyak hadir di Kota Madiun.
Kehadiran Orang Nomor 1 di Indonesia, Presiden R.I (Joko Widodo), maupun Mantan Presiden R.I (Susilo Bambang Yudhoyono, dan Megawati Soekarno Putri), yang beberapa kali mengunjungi Kota ini, hingga Rindu akan Cita Rasa Kulinernya,
Juga menjadi nilai tambah, mengapa Resto maupun Tempat Makan di Kota Madiun tak melulu identik dengan Kuliner Pecelnya.
Adakalanya Beberapa Orang Penting di Negeri Ini, juga sering mengadakan Pertemuan di Beberapa Resto Kelas Atas di Kota Madiun.
Kedekatan Kota Madiun dengan Pangkalan TNI Angakatan Udara (AU) Iswahjudi di Maospati - Magetan, juga menjadi Faktor Pendukung, mengapa Perkembangan Madiun sebagai Kota Kuliner menjadi semakin pesat !
4. Beragam Kuliner Franchise
Makin Melengkapi Sebutan
Madiun
Sebagai Salah Satu Kota
Destinasi Kuliner
Beragam Pilhan Kuliner Franchise, pastinya sangat mudah untuk Kamu temui di Kota Madiun.
Saat ini,
Mulai dari Minuman, dan Makanan, yang mengusung Konsep Kedai Kopi - Cafe Kekinian, Bakery - Pastries, hingga Resto bertemakan Masakan Tradisional/ Oreintal/ maupun Western, yang memadukan Konsep Cepat Saji, juga terdapat di Kota Madiun.
Sebut saja Nama seperti :
Xo Signature, KFC, Mc Donalds’s, A&W, CFC, Pizza Hut, D’Cost, House Of Wok, BreadTalk, J.CO, Tong Tji Tea House, Yoshinoya, Chatime, Janji Jiwa, Sekala, Kopi Kaka, Ejji Coffee, Kopi Soe, Es Teh Indonesia, Sei Sapiku, Sei Sapi Kana, Sei Lendra, Bakmi Pinangsia, Martabak, Pecenongan 78, Warunk Wow, Burger Bangor, hingga Domino’s Pizza ada di Kota Madiun.
Bahkan Rencana Burger King, dan Starbucks Coffee, yang akan buka di Kota Madiun sebelum Hari Raya Idul Fitri Tahun 2022 ini, semakin menambah Piilihan dalam Berburu Ragam Kuliner, tanpa melupakan Pecel sebagai Kuliner Otentiknya Orang Madiun.
Ya !
Sejak dibangunnya Kawasan Pedestrian Jalan Pahlawan (Pahlawan Street Centre), dan Beberapa Spot Instagramble Lainnya, yang mendatangkan minta Para Pelancong untuk datang maupun singgah ke Kota Ini,
Iklm Investasi memang turut berkembang.
Dan sepertinya Pemerintah Kota (Pemko) Madiun, sengaja membuka Kran Seluasnya bagi Mereka, yang mau berinvestasi di Kota Madiun.
Madiun di Era Kekinian, bukan lagi hanya sekedar Kota Transit bagi Para Distributor maupun Sales Produk Tertentu, yang singgah sementara ke Kota Ini.
Namun,
Madiun, kini telah menjelma menjadi Salah Satu Kota Alternatif Wisata Lainnya di Jawa Timur, setelah Malang, dan Banyuwangi.
Kota Madiun, yang dari sejak dahulu menjadi Pusat Penghubung Kegiatan (Hub) bagi Daerah Sekitar, yang meliputi : Kab Madiun, Magetan, Ngawi, Nganjuk, Ponorogo, dan Pacitan (Madiun Raya),
Semakin mengukuhkan dirinya sebagai Pusat Penghubung Kegiatan bagi Daerah
Sekitarnya.
Dari Kota Madiun,
Kamu akan menemukan Hal” yang ngangenin, baik dari Wisata, Budaya, Seni, Belanja, hingga Kulinernya.
Dan di Era Disruptive ini,
Kota Madiun menjelma menjadi Titik Temu bagi Masyarakat maupun Para Pelancong, yang singgah di Kota Ini, bahkan hanya sekedar mengenang Masa Lalu Mereka saat di Kota Madiun.
“Ah Jadi Semacam Rendezvous
(Pertemuan Kembali) Tersendiri
Rasanya !”
5. Jangan Lupakan
Pasar Tradisional Bersejarah di Kota Ini !
Kedekatan Pasar Tradisional Bersejarah di Kota Madiun dengan Kulinernya bagaikan “Tutup ketemu Botol” , yang tidak dapat dipisahkan, dan terasa klop mendukung satu sama lain.
Dari Pasar Tradisional Bersejarah, yang punya kesan kumuh atau kurang bersih inilah “ Terkadang Melahirkan Kuliner, yang dapat bertahan Lintas Generasi !” - Sam Kuliner
Di Kota Madiun sendiri punya Pasar Kawak, Sleko, Besar, Njoyo, dan Kojo, yang menjadi Pasar Tradisional bagi Segala Kebutuhan Pokok Warga sehari - hari.
Namun Kehadiran Pasar Kawak, Sleko, dan Pasar Besar, cukup menjadi Pasar, yang punya Nilai Bersejarah (Historis),
dan juga Kaya akan Aneka Kuliner, yang dijajakannya !
Pasar Kawak, dan Sleko contohnya :
Dari Tempat Ini,
Kamu akan menemukan Soto Bu Kanthi, dan Brobos, yang menjadi Langganan Masyarakat Madiun Tempoe Doeleo, Putra Daerah, yang sukses merantau, hingga Para Warga Masyarakat, yang ingin mengulang kembali makan di Tempat Ini.
Soto Daging, yang dikenal akan Cita Rasa Kenikmatannya ini, juga cukup melegenda. Bahkan Kehadirannya bisa dikatakan hampir sama dengan Usia Kedua Pasar Tradisional Bersejarah Itu.
Di Bagian Lainnya,
Kamu akan menemukan Aneka Jajanan Pasar, yang cukup lama
berdiri, dan dijajakan oleh Seorang Tacik “Keturunan
Tionghoa” dengan Rasa (Taste), yang bisa
dikatakan nikmat untuk Aneka Kue, dan Jajanan Pasarnya.
Dari Kehadiran Pasar Tradisional Bersejarah inilah, terkadang juga melahirkan Aneka Kuliner, yang cukup melegenda, dan dapat bertahan “Lintas Generasi” !
Tak pelak,
Banyak Food Blogger - Foodie/Foody, yang cukup mengulas Aneka Kuliner, dan Jajanan di Pasar Tradisional Bersejarah Kota Madiun.
Bahkan Banyak Orang Luar Kota, yang cukup dibuat penasaran dengan Aneka Rasa Kuliner, yang disajikan oleh Pasar Tradisional Bersejarah itu, dan selalu mengulang “Moment Kembali” untuk makan nikmat di Tempat Ini.
“Ah jadi Semacam Pertemuan Kembali (Rendezvous) Tersendiri, Rasanya !”
Kota Madiun, dan Sebuah Titik Temu !
Di Era Disruptive ini,
Telah membawa Kota Madiun ke Arah, yang lebih baik lagi !
Pembangunan Pedestrian Jalan Pahlawan (Pahlawan Street Centre - PSC), hingga Beberapa Spot Instagramable Lainnya, juga mendatangkan Minat Para Pelancong untuk datang ke Kota Madiun.
Saat ini,
Kota Madiun, tidak dapat dipandang sebelah mata. Kota Madiun cukup menjadi Alternatif Wisata Lainnya, yang dapat dijelajahi oleh Para Pelancong.
Ketika Mereka singgah di Kota Ini, Mereka juga turut membelanjakan uangnya di Beberapa Pusat Perbelanjaan (Mall) Terbaik, hingga menjelajahi Aneka Kuliner di Kota Madiun.
Ya !
Madiun memang punya itu. Dan Aneka Rasa Kulinernya, juga tidak dapat dipandang sebelah mata. Sebutan Madiun sebagai Kota Kuliner, memang pantas didapat !
Bahkan ada Jokes Kekinian, yang berkembang di Tengah Masyarakat bahwa berkat Tol Trans Jawa :
“Sarapan Lumpia di Semarang, Makan Siang Tengkleng di Solo, kembali pulang Malam ke Kota Madiun dengan Makan
Pecel !”
Itulah Kota Madiun saat ini !
Bukan hanya menjadi Kota Transit, namun menjadi Titik Temu bagi Segala Pusat (Hub) untuk Daerah Sekitar, Alternatif Wisata sekaligus Kota Destinasi Kuliner Terbaik di Indonesia ...
Sebab Sejatinya
“Madiun memang Kota Kuliner” !
Kembali : ARTIKEL