Lovely Travel
Umroh Madinah - MakkahApabila Seorang Muslim sudah mau,
Maka Allah SWT bukakan jalan baginya ...
Bila Allah SWT sudah membukakan jalan,
Tiada Manusia Satupun dapat menghalanginya !
- Penulis -
Pergi ke Baitullah (Rumah Allah SWT) merupakan impian bagi Setiap Muslim untuk dapat melaksanakan Salah Satu Perintah, dan memenuhi Panggilan-Nya. Dari Tempat inilah Kami dapat menangis, dan berkeluh kesah atas dosa - dosa, yang telah Kami perbuat baik sengaja maupun tidak selama hidup di dunia.
Sebagai Tamu Allah, Kami cukup bersyukur dapat menunaikan Ibadah Umroh di Bulan November 2023 lalu. Walau Kami belum diberi kesempatan untuk dapat melaksanakan Rukun Islam ke Lima, yaitu : menunaikan Ibadah Haji, namun Kepergian kali ini, sangat dinanti oleh Kami. Setidaknya Kami sebagai Umat Muslim, sekali seumur hidup pernah menginjakkan kaki di Tanah Suci “Alhamdulillah wa syukurillah !”
Lovely Travel -
Ada 3 Tempat Suci bagi Umat
Muslim di Seluruh Dunia, yang wajib dikunjungi apabila Ia mampu yaitu :
1. Masjidil Haram, yang berada di Kota Makkah. Di Tempat ini
terdapat Ka’bah, yang menjadi Kiblat bagi Umat Muslim dalam menjalankan Ibadah
Shalat 5 Waktu, maupun Shalat Sunah. Ka’bah sering juga disebut Baitullah
(Rumah Allah), di mana sebagai Tempat Pelaksanaan dari Ibadah Umroh maupun
Haji. Saking sucinya Tempat ini, ada Beberapa Aturan, yang wajib dipatuhi oleh
Para Jamaah saat melaksanakan Tawaf dengan memakai Pakaian Ihram. Seperti tidak
boleh menggunakan wangi - wangian, mencukur rambut, hingga mencaci maki walau
hanya dalam hati. Kota Makkah sendiri dikenal dengan nama Makkah Al Mukarrahmah.
Makkah Al Mukarramah artinya: Kota Suci & Mulia, yang diberkahi oleh
Allah SWT
2. Masjid Nabawi, yang
berada di Kota Madinah. Merupakan Masjid, yang juga wajib dikunjungi bagi Umat
Muslim apabila Ia mampu melaksanakannya. Meski tidak termasuk syarat wajib dari
Pelaksanaan Ibadah Umroh, dan Haji, akan tetapi melaksanakan Amalan Sunnah
dengan mengunjungi Makam Baginda Rasulullah, Nabi Muhammad SAW, yang terletak
di Raudhah - Sebelah Tenggara Masjid Nabawi, hingga Shalat di Masjid Nabawi,
Allah SWT akan menggandakan Pahalanya hingga
berkali lipat. Jika shalat berjamaah di Masjidil Haram bernilai lebih utama
100.000 kali lipat dibandingkan sholat di Masjid lainnya, maka sholat di Masjid
Nabawi bernilai 1.000 kali lipat dibandingkan Masjid lainnya. Kota Madinah
sendiri mendapat julukan Madinah Al Munawwarah yang berarti terang
benderang/ Kota, yang bercahaya. Madinah disebutkan sebagai lokasi yang paling
aman saat hari akhir. Bahkan, Dajjal tidak bisa masuk ke Kota Suci ini. Nabi
Muhammad SAW banyak mendoakan Madinah, sehingga Kota ini memiliki banyak
berkah, sama seperti Kota Makkah.
3. Masjidil Aqsa dikenal dengan nama Baitul Maqdis atau Baitul Muqaddas (Rumah Suci), yang berada di Kota Lama Yerussalem, Palestina. Menjadi Tempat Kiblat Pertama bagi Umat Muslim untuk melaksanakan Shalat Wajib. Tempat ini juga menjadi Peristiwa Isra Mi’raj dalam Serangkaian Perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram menuju Masjidil Aqsa, dan berhenti di Langit ke Tujuh (Sidratul Muntaha) untuk menjalankan Perintah Shalat Wajib 5 Waktu. Perjalanan itu dilakukan oleh Baginda Rasullulah SAW dalam waktu semalam menggunakan Buraq. Di mana di Sekitar Area Masjidil Aqsa terdapat Dome Of The Rock, yang menjadi Saksi Bisu Peristiwa Isra Mi’raj. Pahala Shalat di Masjidil Aqsa adalah 500 Kali lipat dibandingkan dengan Shalat di Masjid lainnya.
Kota Lama Yerussalem sendiri diberi gelar Al
Quds berarti Tempat/ Tanah, yang suci. Kota
Lama Yerussalem juga menjadi Tempat/ Tanah Suci bagi 3 Agama, yaitu : Islam,
Kristen, dan Yahudi.
Jadi jika Kamu sebagai Umat Muslim apabila dirasa mampu secara lahir
& batin, baik dari Segi Kesehatan, maupun Keuangan, alangkah baiknya Kamu
dapat mengunjungi ke Tiga Tempat Suci tersebut minimal sekali seumur hidup.
Syukur - Syukur dapat menunaikan Rukun Islam Ke Lima, yaitu Naik Haji, Aamiin Allahumma Aamiin !
Itulah juga, yang dilakukan oleh Kami. Walaupun Kami belum diberi kesempatan untuk dapat melaksanakan Ibadah Haji, tapi dengan kepergian menjalankan Ibadah Umroh ini merupakan Perjalanan Religi, yang sangat dinanti oleh Kami. Bahkan Kami melakukan segala persiapan itu Setahun Sebelumnya. Mulai dari menabung, hingga menjaga Kesehatan Fisik agar tetap prima ketika Pelaksanaan Ibadah Umroh nantinya.
Pandemi Corona (Covid - 19), yang terjadi hampir 3 Tahun di Beberapa Waktu Lalu, menjadi Alasan bagi Kami untuk tidak melakukan Perjalanan ke Luar Negeri. Malas saja dengan Segala Persyaratannya. Mulai dari Vaksin Berbeda untuk di Beberapa Negara, hingga proses Karantina sesampainya di Indonesia. Kalupun ada Waktu berpergian baik Berdua maupun dengan Keluarga, Ya ! Di Sekitaran Pulau Jawa saja. Kalau tidak ke Surabaya, Solo, Semarang, maksimal Yogyakarta.
Untuk itulah ketika Pandemi Corona (Covid - 19) dinyatakan sebagai Endemi, Kami memberanikan diri untuk membuat Paspor Baru lagi (Kali ini Paspor Elektronik), ketika Paspor Lama Kami telah habis. Dan Perjalanan Umroh Kali ini, merupakan Perjalanan Religi sekaligus Perjalanan Terindah Pertama Kami lagi setelah Pandemi. Doakan Kami ya Guys agar dapat melakukan Perjalanan Terindah Lainnya agar dapat melihat Indonesia maupun Belahan Negara Lainnya dari Sisi Berbeda, he … he … he…
Sebenarnya Kami telah mendaftar Ibadah Haji
Reguler sejak 7 Tahun Lalu, namun Estimasi Keberangkatan hingga 14 Tahun lagi,
yang berarti Usia Kami (Baik Sy, dan Istri) bisa dianggap akan lebih sulit
secara fisik dari kondisi umur, yang ada, Finally Kami memutuskan untuk
melaksanakan Ibadah Umroh terlebih dahulu.
Ya !
Maunya Kami langsung ikut Program Haji Furoda (Pecepatan) di mana Tahun itu juga dapat berangkat. Namun apa daya, mengingat Biaya Ongkos Haji Furoda sangat mahal sekitar 250 Juta, bahkan ada Biro Haji, yang mematok biaya hingga 500 Juta/ Orang, sehingga Hal itu belum mampu Kami laksanakan.
Terlebih jika menggunakan ONH Plus walaupun lebih murah, namun harus menuggu 5 - 7 Tahun. Akan sedikit sama dengan Jadwal Kepergian Kami menggunakan Haji Reguler, yang telah didaftarkan 7 Tahun Lalu. Estimasinya sekitar 7 Tahun Lagi dari 14 Tahun Waktu Tunggu, dan Insya Allah Kami bisa berangkat. Ya itupun bisa dimajukan mengingat Kondisi Covid kemarin, sepertinya juga Banyak Calon Jamaah Haji bersamaan dengan Tahun Kami daftar wafat karena Covid. Jadi Kami berharap waktu keberangkatan Haji bisa lebih maju lagi, Amin Ya Rabbal Alamin !
Untuk itulah Kami memutuskan untuk melaksanakan Ibadah Umroh, tepat di
Bulan November Tahun 2023 Lalu. Minimal Sekali Seumur Hidup Kami bertekad untuk
dapat melaksanakan Ibadah di Tanah Suci & Hitung - hitung juga sebagai
Persiapan Fisik dalam melaksanakan Ibadah Haji nantinya. Ya Syukur - Syukur,
kalau diberi kesempatan Kami akan datang Kembali ke Tanah Suci untuk
melaksanakan Ibadah Haji maupun Umroh. Amin Ya Rabbal Alamin !
Untuk itulah sejak Tahun 2022 Lalu, Ketika Segala Hutang Cicilan dan
tetek bengeknya tahap demi tahap mulai lunas, Kami berusaha mengumpulkan rupiah
demi rupiah tanpa mengambil Tabungan Inti Kami agar dapat melaksanakan
Ibadah Umroh di Tahun 2023. Ketika itu Kami masih belum punya Gambaran mau
kapan perginya, dan dengan Agen Travel apa ? Terlebih yang ada dibenak Kami,
hanya mengumpulkan uang agar dapat pergi beribadah Umroh berikut dengan Biaya
Hidup (Living Cost) nya selama di sana.
Di Pertengahan Tahun 2023, Wacana mengenai Kepergian Kami semakin
terpampang nyata. Ketika Kakak Perempuan mengajak untuk Umroh Bareng. Waktu itu
sebenarnya mau ngajak Mama sekalian, namun mengingat Saya, dan Istri belum tahu
medannya seperti apa, dan Kondisi Saya (Penulis) sendiri, yang sering kencing,
dan punya bawaan Penyakit Asma, Saya Pribadi agak takut untuk membawa Orangtua.
Lagipula Mama sudah dua kali ke tanah suci baik Umroh maupun Haji, Kakak pun
juga demikian sudah bolak - balik ke Tanah Suci. Hanya Saya, dan Istri, yang
belum sempat sama sekali ke Tanah Suci ketika itu. Akhirnya Kami memutuskan
untuk pergi bertiga.
Lalu darimana perginya ?
Kami melihat di Beberapa Agent Travel Madiun untuk kepergian Umroh di Bulan Agustus - Desember berkisar 39 Juta. Itupun untuk Bulan November - Desember, karena Peak Season harganya mencapai 49 Juta/ Orang dengan Kondisi 3 Orang dalam 1 Kamar. Bagi Kami harganya cukup kemahalan, terlebih Hotel yang ditawarkan Standar ***/ **** yang otomatis semakin jauh dari Masjidil Haram maupun Masjid Nabawi.
Lalu Kakak memberikan masukan tentang Perjalanan Umroh, yang enak sekaligus ini juga bisa jadi Tips dalam memilih Agent Travel Terbaik. Karena memang Ibadah Umroh juga berkaitan dengan Ibadah Fisik. Terlebih Kami cukup meminimalisir Harinya, karena jatah cuti kantor, jadi harus pinter & teliti dalam memilih Paket, yang ditawarkan oleh Agent Travel Umroh - Haji Terpercaya & Berkualitas.
Adapun Tips dalam memilih Perjalanan Umroh,
yang menyenangkan :
1. Pilih Agen Travel Umroh,
yang terpercaya.
Hal ini sangat penting. Karena berhubungan nantinya dengan Proses Keberangkatan, saat menunaikan Ibadah Umroh (Di Makkah & Madinah), hingga Proses Kepulangan.
Biasanya Agen Travel akan menawarkan Paket Perjalanan Umroh dengan Harga, yang
sesuai. Jadi jika Paket Perjalanan Kamu terlalu murah dengan Fasilitas, yang
ditawarkan terlalu tinggi (tidak Apple to Apple) semisal Fasilitas Hotel *****,
Penerbangan Garuda & Saudi Arabia, namun Harganya di bawah 25 Juta untuk
Kondisi saat ini, patut untuk dicurigai. Sebab biaya Ibadah Umroh, meski tidak
ada Pembatasan Kuota seperti Haji, namun tetap saja mengikuti Kurs Dolar maupun
Saudi Riyal. Jadi jika mengikuti Kurs Dolar maupun Saudi Riyal, yang nilai mata
uangnya naik, jika ingin mendapati Fasilitas, yang baik ya berkisar di atas 35
Juta Rupiah. Selain itu pilih Agen Travel Umroh, yang memang sudah Banyak Jamaahnya,
yang ikut, dan mempercayakan kepada Agen Travelnya sebagai Agent Perjalanan
Umroh & Haji Terbaik & Terpercaya.
Kebetulan Kami pilih Agent Travel NRA Group, yang
membawahi 4 Biro Travel Haji & Umroh seperti NRA, MKU, Aruna, maupun BSA.
Agen Travel ini sudah lama berdiri, dan Insya Allah terpercaya. NRA juga
menjadi Rekanan dari Berbagai Instansi Pemerintah/ Swasta. Banyak Jamaah dari
Instansi tersebut memakai NRA sebagai Biro Perjalanan Terbaiknya, seperti Bank
Indonesia & Muamalat.
2. Saat memilih Paket Perjalanan, pilih
:
* Penerbangan dari Maskapai Luar Negeri, seperti (Saudi Arabia Airlines, Qatar Airways, Emirates Airlines, Oman Air) atau minimal Maskapai Dalam Negeri (Garuda Indonesia).
Hal ini berhubungan dengan Kenyamanan saat Kamu melakukan
penerbangan ke (Madinah/ Jeddah). Mengingat waktunya lebih dari 9 Jam, jadi
cukup terasa lelah, jika Kamu memilih Maskapai Penerbangan di luar itu. Semisal ada
Beberapa Kursi di Kelas Ekonomi (Standar Paket Umroh) pada Maskapai
Penerbangan, yang cukup sempit dan tidak terlalu leluasa untuk duduk. Walaupun
memang pada umumnya Kelas Ekonomi akan berbeda dengan Kelas Bisnis, namun jika
menggunakan Beberapa Maskapai Penerbangan dari Luar Negeri, yang disebut diatas
atau minimal Garuda Indonesia, Kursi di Kelas Ekonomi itu masih terasa agak
leluasa, sehingga Kita dapat beristirahat selama di Penerbangan. Selain itu
Faktor Keselamatan selama Penerbangan juga menjadi Prioritas.
* Jika Tujuan Pertama saat tiba di Arab Saudi adalah Madinah, pilih Bandara Internasional Kedatangannya Prince Mohammad bin Abdulaziz di Madinah, jangan Jeddah. Namun jika Tujuan Pertama adalah Makkah, pilih Bandara Kedatangannya King Abdulaziz di Jeddah.
Hal ini dikarenakan Perjalanan dari Bandara King Abdulaziz - Jeddah ke Madinah membutuhkan waktu, yang cukup lama sekitar 5 - 6 Jam Perjalanan dibandingkan Kamu landing di Bandara Prince Mohammad bin Abdulaziz - Madinah, yang hanya membutuhkan Waktu ½ - 1 Jam Perjalanan menuju Area Hotel sekitar Masjid Nabawi.
Jadi dengan waktu yang sebentar hingga sampai di Hotel Tujuan, diharapkan dapat menjadi energi bagi Para Jamaah agar tetap bugar dalam menjalankan Kegiatan Ibadah di Masjid Nabawi - Madinah.
Beda Hal, jika Kamu
langsung menuju Makkah untuk melaksanakan Ibadah Umroh terlebih dahulu, Para
Jamaah memang harus landing di Bandara King Abdulaziz, yang dapat ditempuh 1 -
1.5 Jam Perjalanan menuju Makkah. Kenapa harus Bandara Jeddah, sebab Makkah
tidak mempunyai Bandara Internasional, yang menampung Para Jamaah.
* Pilih Kelas Hotel ***** atau minimal **** .
Mengapa harus memilih Kelas Hotel *5/
minimal*4 ?
- Hal ini
biasanya berhubungan dengan Lokasi. Semakin Tinggi Kelas Hotel, pada umumnya
semakin dekat dengan Lokasi Ibadah, baik di Masjid Nabawi maupun Masjidil
Haram. Jadi Kamu tidak perlu jauh - jauh saat mau shalat di Masjid Nabawi
maupun Masjidil Haram. Lagipula saat Kamu melaksanakan Ibadah di Tanah Suci,
yang dituju pastinya bisa Shalat di Kedua Masjid itu bukan ?
- Bukan hanya itu, Hotel dengan Kelas *****
biasanya juga dekat dengan Pusat Perbelanjaan, karena memang benar - benar di
Pusat Lokasi Ibadah. Bahkan 2 Hotel Kami menginap baik di MovenPick
Madinah maupun Makkah Hotel Tower a.k.a Hilton Hotel tepat
dibawahnya juga terdapat Pusat Perbelanjaan (Mall), yaitu Anwar
Al Madinah, dan Bin Dawood Shopping Centre - Hilton, Makkah.
- Pentingnya lagi memilih Hotel dengan standar ***** / minimal **** yaitu mengenai Soal Kebersihan. Percaya atau enggak rata - rata Hotel di Madinah maupun Makkah, jika bukan ****/ ***** agak kurang dari Soal Kebersihan. Hal ini mungkin dianggap wajar, karena Hotel - Hotel di Madinah maupun Makkah, memang menampung Jutaan Jamaah baik saat melakukan Ibadah Umroh maupun Haji.
Mereka
seakan tidak ada matinya memadati Hotel demi Hotel, yang ada di Madinah maupun
Mekkah, dan ini yang membuat Petugas Kebersihan Kamar Hotel (Housekeeper)
seringkali kewalahan mengatasi Jumlah Pengnjung yang menginap di Hotel
tersebut. Jadi enggak heran Hotel - Hotel, yang mempunyai Standar **** ke
bawah, agak kurang dari Soal kebersihan. Bahkan beberapa Hotel ****/ ***** juga
kewalahan dalam mengatasi kebersihan bagi Hotelnya.
* Pilih Standar Perjalanan dari Madinah - Makkah atau sebaliknya menggunakan Bis. Menurut Hemat Kami ini lebih baik.
Sebenarnya Beberapa Program Paket yang dikeluarkan oleh Agen Travel ada yang menyertakan Pilihan (Option) menggunakan Kereta Cepat (Haramain Express) dalam melakukan Perjalanan dari Madinah ke Makkah atau sebaliknya. Namun ini menjadi tidak efektif, jika 1 Kloter Pemberangkatan tersebut hanya Beberapa Rombongan, yang menggunakan Kereta Cepat sedangkan yang lainnya tidak.
Hal ini kejadian pada Kloter Kami di mana waktu itu memberangkatkan 100 Orang Jamaah. Di mana 1 Rombongan dari Bank Indonesia kurang lebih 40 Orang menggunakan Kereta Cepat Haramain dari Madinah ke Makkah.
Maksudnya baik agar lebih cepat sampai di Hotel, dan dapat melakukan Ibadah Umroh lebih dahulu. Akan tetapi apa daya, ketika sampai di Lokasi, Rombongan Para Jamaah tadi ternyata belum dapat melakukan chek in Hotel, jika Rombongan dalam 1 Kloter belum tiba semua, sedangkan Lokasi Sekitaran Ka’bah saat itu sedang ditutup untuk proses pembersihan, jadi belum dapat melakukan Ibadah Tawaf.
Walhasil Para Jamaah yang menggunakan Kereta Cepat tadi harus menunggu 2.5 Jam-an,
dan bebarengan dengan Rombongan Kami, yang menggunakan Bis. Bayangkan saja
sudah memakai Ihram dari Perjalanan Madinah ke Mekkah harus menunggu lagi 3
Jam.
Waktu yang ditempuh menggunakan Kereta Cepat memang lebih singkat sekitar 2.5 Jam dibandingkan dengan Perjalanan menggunakan Bis 5 - 6 Jam. Namun apabila dalam 1 Kloter ternyata ada yang menggunakan Bis, bahkan jumlahnya lebih besar, Kami sarankan menggunakan Bis.
Sekali lagi, walaupun maksudnya baik agar Perjalanan lebih cepat, dan tetap fit saat menjalankan Ibadah Umroh, namun apa daya, terkadang Ekspetasi tidak sesuai dengan Realita.
Terlebih
menggunakan Kereta Cepat ternyata juga dikenakan biaya lebih. Untuk Kereta Cepat
Kelas Bisnis sekitar 1.3 - 1.9 Juta/ Orang sedangkan untuk Kelas Ekonomi sekitar
400 - 600 rb/ Orang, tergantung Waktu Keberangkatan.
* Jika Kamu mengambil Paket Umroh dengan Hari yang singkat semisal 9 Hari, jangan Semua Program City Tour diikuti !
Jadi Para Jamaah sebaiknya memilih Program City Tour mana, yang dapat diikuti atau tidak, terutama Program, yang dilakukan dengan berjalan kaki sebaiknya tidak diikuti. Ya ! Kalau kondisinya lagi fit memang tidak masalah, namun jika tidak, sebaiknya memang harus memilih.
Sebenarnya Kami mau mengikuti Program City Tour saat di Kota Makkah untuk mengunjungi Tempat - Tempat Bersejarah itu. Terlebih mumpung di sana, sekali seumur hidup ! Namun apa daya terkadang Asam Urat, hingga pegel - pegel dapat mengalahkan Kemauan Kami, he .. he .. he ... .
Hal ini sama persis seperti yang dialami oleh Kami ketika itu. Kami mengambil Paket Umroh 9 Hari. Saat di Raudhah, Istri terpaksa harus dua kali mengulang agar bisa Shalat di Rumah Nabi ini, lalu dilanjutkan Perjalanan dari Madinah ke Makkah dan melaksanakan Ibadah Umroh pada malam harinya. Belum lagi Lusa, Kami juga membadalkan Umroh untuk Bapak, dan Eyang, berasa banget capeknya !
Dan Kami lebih baik memilih untuk melakukan City Tour terutama menggunakan bis dibandingkan dengan jalan kaki. Dan yang paling utama, Kami lebih memilih untuk Ibadah Shalat di Masjidil Haram di mana keutamaan pahalanya 100.000 kali lipat. Ya ! Sebenarnya Kami ingin melakukan semua, namun apa daya, terkadang Kondisi Fisik kurang memadai … he .. he … he.. !
Untuk itu memilih Paket Perjalanan Umroh
dengan berbagai Fasilitas dan Kemudahan seperti di atas, maka diperlukan biaya
Umroh, yang pastinya tidak sedikit, dan lebih mahal. Menurut Hemat Kami,
minimal di atas 30 Juta Rupiah, baru Para Jamaah dapat merasakan Ibadah Umroh, yang dirasa lebih layak, dan mengasyikan.
Sebab menjalankan Ibadah Umroh, juga berkaitan dengan Kemampuan Lahir &
Batin termasuk Kondisi Fisik, yang prima.
Finally, setelah melihat Beberapa Referensi yang ada, Kami memutuskan untuk memilih NRA Tour & Travel Jakarta sebagai Teman Perjalanan Kami dalam melakukan Ibadah Umroh. Agen Perjalanan ini didapat setelah Kami mencari Beberapa Referensi Tour & Travel baik di Instagram maupun Website, dan Keputusan Kami bulat setelah Kakak Perempuan, yang berada di Jakarta memilih Biro Travel Ini, saat melihat langsung Tempat Agen Tour - Travel NRA, yang berada di Daerah Tegal Parang - Mampang, Jakarta.
Agen Tour and Travel ini atas Referensi dari Keponakan Kami, Niken Puri Astuti. Di mana 3 Tahun Lalu, Ia pergi bersama Mamanya dan cukup puas dengan pelayanan, yang diberikan oleh NRA selaku Biro Perjalanan Haji & Umroh Terbaik.
Tentang NRA
NRA Tour & Travel (Nur
Rima Al - Waali) adalah Biro Perjalanan Umroh, dan Haji Khusus di bawah NRA
Group. NRA Group sendiri membawahi Beberapa Tour And Travel, seperti : NRA Tour
& Travel, MKU, Aruna, dan BSA.
Didirikan sejak Tahun 2000, selama 23 Tahun NRA Group telah mendapatkan reputasi sebagai Biro Perjalanan Haji & Umroh Terpercaya dan Terbesar di Indonesia.
Penghargaan itu dapat dilihat ketika Kami memasuki Kantor Pusatnya
di Jalan Mampang Prapatan Raya No 47 E Tegal Parang, Jakarta Selatan. Beberapa
Penghargaan dari dalam, dan luar Negeri diterima oleh NRA sebagai Apresiasi Bagi Biro
Perjalanan Terbaik Ini. NRA juga menjadi Rekanan Jasa (Vendor) bagi Sejumlah
Instansi baik Swasta maupun Pemerintah, yang ingin memakai Jasa NRA sebagai Biro
Perjalanan Umroh maupun Haji Plus Terbaiknya. Sebut saja Bank Muamalat, dan
Bank Indonesia, yang ketika itu bergabung di Kloter Kami.
“Mungkin ini adalah Satu - Satunya Biro Perjalanan, yang
memberangkatkan Jamaah Umroh dalam Jumlah Besar untuk 1 Kloternya (100
Orang),” Kata Kakak Perempuan Kami, Mbak Yanti.
Sebelumnya Kakak tidak pernah merasakan seperti ini, meski sudah bolak -
balik melaksanakan Ibadah Umroh & Haji menggunakan Agen Travel Lainnya, namun tidak pernah sampai memberangkatkan dalam Jumlah 100 Orang Jamaah Umroh.
Ketika Kami browsing, selain Kantor Pusatnya, yang terletak di Mampang - Jakarta Selatan, NRA juga mempunyai Perwakilan, yang tersebar di Ibukota Propinsi Indonesia, seperti : Samarinda, Makasar, Bandung, Surabaya, Mataram, Lampung, Palembang, Pekanbaru, maupun Denpasar - Bali. Beberapa Kotamadya, maupun Kabupaten juga menjadi Cabang bagi Biro Perjalanan Umroh & Haji Ini. Sebut saja : Balikpapan, Malang, Magetan, Cirebon, Sukabumi, Purwokerto, hingga Tembagapura.
Hal ini yang membuat Kami yakin, bahwa NRA Group melalui NRA Tour And Travel merupakan Biro Perjalanan Haji & Umroh, yang bukan kaleng - kaleng. Dan semakin diperjelas saat Pertemuan Persiapan (Briefing) sebelum Keberangkatan Umroh. Kami bertemu dengan Beberapa Orang Bank Indonesia, yang berasal dari Propinsi Lainnya, bukan hanya Bank Indonesia Pusat, dan Mereka mendaftar melalui Perwakilan NRA di Daerah Domisili Mereka masing - masing.
Mengapa harus NRA ? Mungkin Jawabannya adalah agar mudah koordinasinya, sebab NRA tersebar di Beberapa Daerah Indonesia.
Sambil melihat Penghargaan, yang
diraih oleh NRA Group dari Beberapa Rekanan Hotel di Madinah - Makkah, seperti :
MovenPick maupun Makkah Hotel Ex Hilton Hotel di Kantor Pusatnya, Mampang - Jakarta Selatan, Finally,
tepat di Tanggal 3 Oktober 2023, Kami melakukan Peluanasan Biaya, yang mana
sebelumnya Kami melakukan Pembayaran Uang Muka (DP) terlebih dahulu sebesar Rp.
10.000.000,-/ Orang.
Dengan Total Pembayaran untuk Program Milad 23 Tahun NRA
keberangkatan di Tanggal 16 November 2023, sebesar : Rp.
33.450.000,- / Orang, yang mana :
* Untuk Kamar 3 Orang : Rp. 31. 950.000,- / Orang
* Untuk Handling + Perlengkapan : 1.500.000,- / Orang
Program 09 Hari Umroh - Milad NRA Ke 23
Tahun ini sangat membantu Kami. Di mana, jika Kami membandingkan denga Biro
Perjalanan Travel Umroh Lainnya saat itu, Kami mendapatkan Harga, yang cukup Terjangkau
(Affordable) dengan Fasilitas, yang benar - benar baik, seperti :
* Hotel ***** di MovenPick Madinah, dan Makkah Hotel a.k.a Hilton Hotel di
Makkah, yang dekat dengan Pusat Ibadah Masjid Nabawi, dan Masjidil Haram.
* Penerbangan Garuda Indonesia, dan Landing Madinah
Itupun sudah termasuk dengan Asuransi Perjalanan.
Alhamdulillah wa syukurillah, akhirnya Kami dapat beribadah dengan Harga Terjangkau, Fasilitas baik, dan apa yang Kami cita - citakan untuk dapat pergi ke tanah suci, 1 Tahap telah selesai, Alhamdulillahi Rabbil 'Alamin …
2. Kepergian Kami
Tepat di Hari Minggu, Tanggal 12 November 2023, Kami meninggalkan Kediaman Kami di Kota Madiun menuju Jakarta.
Ya !
Rencananya Kami memang menginap di Rumah Kakak 4 Hari sebelum Kepergian Kami untuk menjalankan Ibadah Umroh di Tanggal 16 November 2023 nanti. Terlebih Istri masih ada Keperluan Kantor di Jakarta, hingga 1 Hari sebelum Briefing, dan Penyerahan Koper unuk Keperluan Umroh di Tanggal 15 November 2023. Lagipula untuk menghemat Kondisi Fisik juga agar tidak terlalu capek, dan Jetlag saat menjalankan Ibadah Umroh nantinya. Jadi dapat beristirahat di Rumah Kakak terlebih dahulu. Sebab Ibadah Umroh juga merupakan Ibadah Fisik. Di mana Kondisi Kesehatan memang harus prima !
Kalau biasanya Kami menggunakan Kereta Api saat ke Jakarta, namun kali ini Kami lebih memilih (prefer) untuk menggunakan Kendaraan Dinas, karena Banyaknya Barang Bawaan Koper untuk Keperluan Umroh, dan 1 Koper saat Kami menginap di Rumah Kakak.
Melewati Tol Trans Jawa dari Madiun menuju Jakarta, yang biasanya dapat ditempuh 7 - 8 Jam, namun saat itu Perjalanan Kami cukup lama, hingga sampai Jakarta. Di mana Kami berangkat Pukul 7 Pagi dari Madiun, dan Baru Keluar dari Exit Tol BSD di pukul 7 Malam (Sekitar 12 Jam), dikarenakan ada Perbaikan Jalan di Ruas Tol Palimanan, yang cukup Panjang. Terlebih ketika itu Hari Minggu, Lalu Lintas Kendaraan menuju Jakarta juga cukup padat (crowded). Hampir 3 Jam, Kami harus bergulat dengan Kemacetan.
Tak banyak, yang Kami lakukan saat di Jakarta selain bertemu dengan Para Kakak, istilahnya pamitan. Karena Ibadah Umroh maupun Haji juga merupakan Ibadah Sakral di mana Para Jamaah harus dapat mempersiapkan secara Lahir & Batin, dan Keluarga, yang ditinggalkan juga harus siap. Karena wafatnya Para Jamaah saat menjalankan Ibadah Umroh maupun Haji di Tanah Suci, dihitung Mati Syahid, sama seperti Para Syuhada, yang mati di Medan Perang. Meski dalilnya Sunah.
Imam al - Ghazali mengutip riwayat Al-Hasan yang mengatakan, "Barang siapa
meninggal tepat sesudah Ramadan, perang atau haji, niscaya
meninggal sebagai syahid." Ibnu al-Jauzi turut meriwayatkan
dari al-Hasan al-Bashri dengan redaksi serupa. Hanya saja dalam
riwayatnya, Al-Hasan berkata, "Sesudah umrah, haji,
atau perang."
Link :
https://www.detik.com/hikmah/haji-dan-umrah/d-6805404/3-keutamaan-orang-yang-meninggal-saat-ibadah-haji
Sebab Jutaan Orang dari Belahan Dunia akan berkumpul saat menjalankan Ibadah Umroh maupun Haji. Jadi Kita sebagai Umat Muslim harus Ikhlas untuk menjalankan Ibadah sepenuhnya kepada Allah SWT saat di Tanah Suci, termasuk kerelaan bagi Keluarga, yang ditinggalkan saat Jamaah wafat di Tanah Suci.
Untuk itu, pentingnya minta maaf kepada Orangtua, mendatangi Rumah Para Kakak, maupun Kerabat, dan bermaafan sebelum menjalankan Ibadah Umroh maupun Haji sangat penting, karena taruhannya juga nyawa saat menjalankan Ibadah di Tanah Suci.
Berkumpul dengan Jutaaan Orang di Seluruh Dunia, berdesak - desakan, di mana Kami belum tentu balik ke Tanah Air, dan wafat di sana. Untuk itu selain Kerelaan melepaskan Hal” Keduniawian (Hedonisme), Kondisi Fisik juga menjadi Hal Utama agar Ibadah Umroh dapat dilaksanakan secara maksimal.
Dan yang menjadi Catatan, Ibadah Umroh pun sama beratnya seperti menunaikan Ibadah Haji. Walau tak seberat Ibadah Haji, namun dengan padatnya lalu lintas (traffic) Orang, yang menjalankan Ibadah, juga menjadi Faktor Pendukung mengapa Kita harus mempersiapkan Kesehatan Fisik, selain materi untuk biaya hidup (living cost) di sana tentunya …
Selepas Acara Briefing, dan Penyerahan Koper untuk keperluan Umroh, malam sehari sebelumnya, Kami sempat merayakan Ulang Tahun Keponakan “Raditya Fahritama” di Seasonal Tastes At The Westin Jakarta. Hitung - hitung sebagai Immune Booster sebagai Amunisi untuk menjalankan Ibadah Umroh di Ke Esokan Harinya, Kamis, Tanggal 16 November 2023.
Kamis, Tanggal 16 November 2023, Jam 04.30 Pagi selepas Shalat Subuh, Kami Bersiap untuk menuju Bandara Soekarno Hatta di Tangerang.
Perjalanan dari Rumah Kakak ke Bandara Soekarno Hatta, jika Jam Kantor membutuhkan waktu sekitar 3 Jam an, bahkan lebih jika tejadi kemacetan, yang terkadang tidak dapat diprediksi. Walaupun menggunakan Tol BSD, akan tetapi Kami tidak mau mengamabil resiko, lebih baik datang lebih awal, terhadap Situasi Kemacetan Jakarta, yang tidak menentu.
Terlebih terlalu Banyak Pembangunan Jalan Tol di Jakarta, yang menyebabkan Beberapa Kali, Kami tersesat menggunakan Google Maps, seperti saat menuju Mampang, Tempat yang menjadi Kantor NRA untuk briefing, dan pengumpulan barang. Di mana Kami seharusnya dapat keluar di Pintu Tol Cilandak, malah dibelokan menuju Tol Andara - Cinere, begitupula saat menuju Bandara Soekarno Hatta dari Tol BSD, ada 2 Lokasi, yang jaraknya agak jauh, namun karena Saya (Penulis) Orang Madiun, yang sudah tidak lagi tinggal di Jakarta, lebih baik menggunakan Jalur, yang lama untuk menuju Bandara Soekarno Hatta. Walaupun kata Keponakan melewati Jalur Baru menuju Bandara Soekarno Hata, memang lebih dekat. Secara dari Jarak saja memang lebih dekat !
Sesuai dengan Rencana Perjalanan (Itinerary), yang dibagikan, di mana Kami harus kumpul di Bandara 3 Jam sebelum Pesawat lepas landas (take off) di Pukul 10.00 WIB, Akhirnya Kami sampai juga di Terminal III Keberangkatan Bandara Internasional Soekarno Hatta tepat pada Pukul 07.00 WIB. Sesuai Estimasi, 3 Jam sebelumnya, Kami dapat sampai di Bandara, jika selepas Shalat Subuh, Kami berangkat menuju Bandara Soekarno Hatta.
Menurut Itinerary, yang dibagikan, Pimpinan Rombongan (Muthawif) Kami adalah Ustadz Sidki Maulana, dan nanti sesampainya di Madinah maupun Makkah, Kami dipandu oleh Ustadz Ben Ali.
Sambil menunggu Keberangkatan Pesawat, Para Jamaah menunggu di depan Sate Senayan. Para Jamaah juga banyak yang berkumpul dengan Keluarganya sebelum Keberangkatan Umroh, begitu juga dengan Kami, yang menyempatkan untuk bertemu dengan Kakak, dan Keponakan sambil menunggu waktu boarding.
Seperti biasanya Pintu (Gate) Pesawat, yang cukup jauh, membuat Kami harus memakai Mobil Golf agar dapat menghemat waktu, dan sampai di Tujuan.
Tepat di Pukul 10.00 WIB, Kami meninggalkan Indonesia menuju Madinah.
Terbang Bersama Garuda Indonesia
Pukul 10.00 WIB, Pesawat Garuda Indonesia, yang Kami naiki lepas landas (take off) menuju Madinah.
Perjalanan, yang Kami tempuh kali ini sekitar 10 Jam. Namun sebagai Informasi Tambahan Waktu di Indonesia dengan menggunakan Waktu Indonesia Barat (WIB) lebih cepat 4 Jam dari Waktu di Arab Saudi (WAS). Jadi jika Pesawat Mendarat (Landing) menggunakan Waktu Indonesia Barat (WIB) adalah Pukul 7 Malam (19.00 WIB), maka di Madinah, Pesawat landing di Bandara Prince Mohammad bin Abdulaziz sekitar pukul 3 Sore Waktu Arab Saudi (WAS) - Madinah.
Sebenarnya sudah beberapa kali terbang menggunakan Pesawat Garuda Indonesia. Namun tidak seperti Penerbangan ke Beberapa Daerah di Indonesia dengan Pesawat Garuda, Penerbangan kali ini sungguh sangat berkesan.
Selain mendapatkan jatah makan 2 kali, dan Space Kursi, yang cukup luas meski berada di Kelas Ekonomi, Crew Cabin juga sigap memberikan Informasi tentang Waktu Shalat. Ketika dalam Perjalanan baik menuju Jakarta - Madinah, hingga pulang dari Jeddah - Jakarta semua diawali dengan Bacaan Doa Berpergian. Sehingga Kita selalu diingatkan agar selalu dekat dengan Allah SWT, sebagai Sang Maha Pencipta.
Inilah yang tidak Kami
temui ketika Kami menggunakan Maskapai ini saat berpergian ke Beberapa Daerah
di Indonesia. Mungkin begitu Sakralnya Perjalanan yang membawa Jamaah
Umroh, dan Waktu Perjalanan yang lebih lama (Sekitar 10 Jam), membuat Kami
sebagai Penumpang merasakan atmosphere berbeda dari Maskapai Penerbangan
Ini. Sepertinya memang dikhususkan karena Penerbangan ini menuju Arab Saudi, dan membawa
Jamaah Umroh sehingga ada Bacaan Doa, hingga Kumandang Adzan, ketika waktu
Shalat dimulai.
Sebagai Maskapai Penerbangan Plat Merah,
Garuda Indonesia memang memiliki Standar, yang tinggi dari Soal
Keselamatan, Pelayanan, dan Kenyamanan. Meski didera oleh
Segala Permasalahan Korupsi, hingga Ancaman Kebangkrutan, namun nyatanya
Maskapai Premium ini tetap masih dapat berjalan dengan baik, dan di Tahun 2023 kembali
memenangkan Penghargaan Awak Kabin Terbaik Dunia di World Airline
Awards 2023 Versi SkyTrax. Penghargaan ini merupakan yang keenam kalinya
diraih oleh Garuda Indonesia dalam Kategori ini. Dan Kami rasa NRA
Tour & Travel, tidak pernah salah memilih Maskapai Garuda Indonesia
sebagai Salah Satu Teman Perjalanan Umroh & Haji Terbaik.
Sambil menunggu Pesawat mendarat (landing) Kami juga melewati Gurun, yang dapat dilihat dari kejahuan …
3. Perjalanan Religi Kami …
Madinah, dan Makkah merupakan 2 dari 3 Kota Suci Agama Islam, yang menjadi dambaan bagi Setiap Umat Muslim untuk dapat mengunjunginya.
Ya !
Setidaknya 1 Kali Seumur Hidup, Kita sebagai
Umat Muslim mendambakan untuk dapat ke Baitullah (Rumah Allah SWT) di Makkah,
dan mengunjungi Makam Rasulullah SAW di Madinah.
Hal ini pula, yang juga dirasakan oleh Kami !
Sebagai Insan Manusia, Kami butuh untuk menghadap Allah SWT, meminta maaf atas segala kesalahaan yang telah Kami perbuat di dunia, memanjatkan doa, hingga suatu saat dapat diberikan kesempatan untuk pergi ke tanah suci demi menunaikan Ibadah Haji, dan Umroh lagi, Aamiin Allahumma Aamiin.
Perjalanan Umroh kali ini merupakan Perjalanan, yang sangat dinanti oleh Kami. Terlebih ketika Pandemi Corona (Covid - 19) melanda Indonesia, Kami memang belum sempat untuk berpergian ke Luar Negeri Kembali. Kalaupun ada hanya sebatas berpergian ke Kota - Kota di Pulau Jawa, seperti : Malang, Surabaya, Solo, Semarang, Yogyakarta, Bandung maupun Jakarta. Atau paling tidak Kami, yang berdomisili di Kota Madiun lebih sering menghabiskan waktu di sekitar Kota saja. Selebihnya Kami menyisihkan uang demi uang agar dapat terkumpul untuk Perjalanan Umroh nantinya.
Niatan itupun Kami lakukan sejak Pertengahan Tahun 2022. Pokoknya Tahun Depan 2023, Kami pergi Umroh. Hal itu selalu terlintas dalam pikiran Saya, dan Istri, bahkan sering terucap.
Bukan hanya itu mencari Informasi tentang Umroh pun sering Kami lakukan. Mendatangi Agen Travel baik di Kota Domisili maupun Kota Lainnya, hingga hampir tiap hari membuka Informasi tentang Travel Umroh di Sosial Media, menjadi Salah Satu Rutinitas Kami sebelum tidur.
Membicarakan Hal - Hal tentang Umroh, mungkin adalah Salah Satu Cara agar Niatan Kami dikabulkan oleh Allah SWT, tentunya sambil berIkhtiar mengumpulkan Biaya Umroh termasuk Biaya Hidup (Living Cost) selama di sana.
Ya !
Mengumpulkan Brosur mulai dari Perumahan, Mobil atau lainnya, yang mungkin tidak serta merta Kami dapati dengan mudah, dan harus ada Pengorbanan di dalamnya, memang menjadi Salah Satu Kebiasaan Kami. Siapa tahu Niatan Baik itu dikabulkan oleh Allah SWT. Asalkan Tujuanya baik, dan berkah bagi Kami, Aamiin Allahumma Aamiin.
Hal ini pula, yang Kami terapkan sejak Setahun Lalu, mengumpulkan Brosur, dan mencari Informasi seputar Umroh. Harapannya agar Doa Kami dapat dikabulkan oleh Allah SWT untuk dapat mengunjungi Tanah Suci. Menjadi Tamu Allah, yang dikasihi saat menghadap padanya. Dan sekali lagi, tentunya Ikhtiar itu juga harus dibarengi dengan mengumpulkan uang demi uang agar dapat beribadah di Tanah Suci, nantinya
Hingga akhir tahun 2023, Alhamdullilah Kami dapat beribadah ke Tanah Suci. Perjalanan Terindah Kali ini merupakan Sebuah Perjalanan Religi, yang telah lama dinanti oleh Kami !
Apabila Seorang Muslim sudah mau,
Maka Allah SWT bukakan jalan baginya
Bila Allah SWT sudah membukakan jalan,
Tiada Manusia Satupun dapat menghalanginya !
- Penulis –
1. Tiba di Madinah
Madinah menjadi Kota Pertama, yang Kami tuju dalam mengikuti serangkaian Ibadah Umroh. Meski tidak termasuk Syarat Wajib dari Pelaksanaan Ibadah Umroh, yang berada di Kota Makkah, namun melaksanakan Ibadah Sunnah dengan Shalat di Masjid Nabawi, hingga mengunjungi Raudhah, Sebuah Tempat, yang dipergunakan oleh Nabi Muhammad SAW untuk berdakwah, sekaligus menjadi Rumah & Peristirahatan Rasulullah SAW, pahalanya juga berkali lipat, dan menjadi Tempat Doa, yang mustajab.
Belum lagi mengunjungi Masjid Quba di Madinah, Masjid Pertama, yang dibangun oleh Nabi Muhammad SAW, juga mendapatkan pahala, yang besar. Menurut Muthawif, yang memimpin Rombongan Kami di Bus 26, Ustadz Ben Ali :
“Barangsiapa yang datang ke Masjid Quba kemudian sudah berwudhu di
rumah lalu melakukan salat sunnah 2 rakaat pahalanya seperti menunaikan Ibadah
Umrah,”
Sedangkan Masjid Nabawi merupakan 1 dari 3 Tempat Suci, yang diutamakan oleh Agama Islam. Di mana keutamaan dengan Shalat di Masjid Nabawi terutama dengan berjamaah, pahalanya 1.000 kali lipat dibandingkan Shalat di Masjid Lainnya. Inilah mengapa ketika melakukan Serangkaian Ibadah Umroh, Kota Madinah selalu disertakan.
Menjalankan Ibadah Sunnah di Madinah, terutama dengan Shalat di Masjid Nabawi,
dan mengunjungi Raudhah, yang menjadi Tempat berdakwah sekaligus Makam Nabi
Muhammad SAW menjadi Alasan kenapa Kota Ini juga sangat penting untuk
dikunjungi oleh Umat Muslim di Seluruh Dunia.
Kota Madinah yang mempunyai Nama Kepanjangan al-Madīnah al-Munawwarah “Kota Yang bercahaya/ Cemerlang” memang diciptakan sebagai Kota paling nyaman, dan aman di Dunia hingga akhir zaman. Bahkan diceritakan Dajjal tidak dapat masuk ke Kota Suci Ini, sama seperti halnya Kota Makkah.
Saking cintanya Rasullulah SAW terhadap Kota Madinah, Beliau sering memohon dan memanjatkan doa untuk keberkahan, dan kesejahteraan Penduduk di Kota, yang dahulu Bernama Yastrib. Bahkan Kemuliaan Kota ini, yang diberikan oleh Allah SWT sama besarnya dengan Kota Makkah. Kedua Kota baik Madinah, dan Makkah berada di Sebelah Barat Laut Arab Saudi, dan dikenal sebagai Tempat Terletaknya Dua Kota Suci bagi Umat Islam, Makkah & Madinah (Hijaz).
Menurut Sejarahnya
:
Madinah adalah Tempat Tujuan Nabi Muhammad untuk melakukan Hijrah dari Makkah, dan secara berangsur berubah menjadi Ibu Kota Kekaisaran Muslim, dengan Pemimpin Pertama Langsung oleh Nabi Muhammad SAW, kemudian dilanjutkan oleh Khulafaur Rasyidin, Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali Bin Abi Thalib.
Kota ini menjadi pusat kekuatan Islam selama berabad - abad dalam Komunitas Muslim. Madinah adalah tempat bagi tiga masjid tertua yang pernah dibangun, yaitu Masjid Quba, Masjid Nabawi, dan Masjid Qiblatain ("Masjid Dua Kiblat").
Umat Muslim percaya bahwa penyelesaian dari serangkaian penurunan surah alquran diterima Nabi Muhammad di Madinah, yang dikenal seperti kota Makkah.
Non - Muslim (Nonis) tidak diperkenankan memasuki Wilayah Suci
Madinah berdasarkan Aturan Pemerintah Arab Saudi. Larangan masuk ke
Makkah dan Madinah, bukan hanya dibuat oleh Otoritas Politik atau Manusia
manapun, akan tetapi langsung turun dari Allah SWT yang memberikan Perintah
- Nya dalam Surat At-Taubah ayat ke - 28.
يَٰٓأَيُّهَا
ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِنَّمَا ٱلْمُشْرِكُونَ نَجَسٌ فَلَا يَقْرَبُوا۟ ٱلْمَسْجِدَ
ٱلْحَرَامَ بَعْدَ عَامِهِمْ هَٰذَا ۚ وَإِنْ خِفْتُمْ عَيْلَةً فَسَوْفَ
يُغْنِيكُمُ ٱللَّهُ مِن فَضْلِهِۦٓ إِن شَآءَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ حَكِيمٌ
Artinya:
Hai Orang - Orang Beriman, sesungguhnya orang - orang yang musyrik itu najis,
maka janganlah mereka mendekati Masjidil Haram sesudah tahun ini. Dan jika kamu
khawatir menjadi miskin, maka Allah nanti akan memberimu kekayaan kepadamu dari
karunia-Nya, jika Dia menghendaki. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Bijaksana.
Maka,
mengacu pada perintah tersebut larangan masuk Makkah dan Madinah
mutlak tidak bisa diganggu gugat. Sedangkan alasan lebih normatif dikeluarkan
pemerintah Riyadh bahwa pelarangan dilakukan sebagai cara meningkatkan keamanan
dan spiritualitas ibadah. Jika Makkah dan Madinah menjadi area
bebas masuk dan dijadikan tempat wisata, maka dikhawatirkan juga memicu
ketidakkondusifan. Ini akan mengganggu kesungguhan dalam beribadah atau bahkan
ibadah haji dan umrah.
Namun
belakangan ini Otoritas Kerajaan Arab Saudi mengizinkan Orang Non
Muslim (Nonis) dapat memasuki Kota Madinah. Hanya saja dengan Syarat, dan
Izin Tertentu. Kecuali Kota Makkah, yang tidak diperbolehkan sama sekali dimasuki
oleh Orang Non Muslim (Nonis).
Link :
https://id.wikipedia.org/wiki/Madinah#:~:text=Madinah%20(%2Fm%C9%99%CB%88d,Provinsi%20Madinah%20di%20Arab%20Saudi.
https://www.cnbcindonesia.com/syariah/20230511105912-29-436488/ini-alasan-non-muslim-dilarang-ke-makkah-bukan-diskriminasi
Sama halnya dengan Makkah, ketika Kami memasuki Kota Madinah terasa nyaman, dan sejuk. Suasana (Atmosphere) nya nampak berbeda. Di mana Kami seolah menjadi Orang Baik, yang rajin ke Masjid Nabawi untuk Shalat, dan Aktivitas Utamanya pasti Ibadah.
Ya !
Jutaan Umat Muslim dari Dunia, yang berkumpul untuk melaksanakan
Shalat di Masjid Nabawi membuat Kami sebagai Insan Manusia, wajib melepaskan Hal”
Keduniawian (Hedonisme), dan hanya fokus untuk beribadah menghadap
Allah SWT sebagai Sang Maha Pencipta. Vibesnya memang jauh berbeda saat
Kami liburan di Beberapa Negara Lainnya, dibandingkan saat Kami
menjalankan Ibadah Umroh baik di Kota Madinah Maupun Makkah.
At Prince Mohammad Bin Abdulaziz
International Airport
Tepat di Pukul 4 Sore Waktu
Arab Saudi (WAS), Kami sampai di Bandara Prince Mohammad Bin Abdulaziz
International Airport - Madinah. Bandara ini menjadi Satu - Satunya Bandara
Internasional, yang berada di Wilayah Hijaz (Wilayah 2 Kota Suci “Madinah
& Makkah, di Barat Laut Jazirah Arab Saudi”).
Jika Makkah sebagai Kota Suci, memang tidak diperbolehkan Pesawat Terbang melintasi Ka’bah, yang merupakan Rumah Allah (Baitullah). Selain alasan Agama, yang mana Non Muslim tidak diizinkan melintasi Ka’bah, Makkah juga sebagai Kota Suci mempunyai medan magnet, yang kuat sehingga dapat membahayakan Penerbangan.
Namun tak demikian dengan Kota
Madinah, yang merupakan Kota Suci. Otoritas Kerajaan Arab Saudi masih
mengizinkan adanya Penerbangan Internasional di Kota Madinah, yang hanya
dikhususkan untuk Kedatangan, dan Keberangkataan Para Jamaah Umroh, dan Haji.
Menurut Wikipedia :
Bandar Udara Internasional Pangeran Muhammad bin Abdul Aziz terletak di Madinah, Arab Saudi, Pembangunannya selesai pada tahun 1974. Pembukaan Bandar Udara Internasional Pangeran Muhammad bin Abdul Aziz juga dilakukan pada tahun 1974.
Bandar Udara Internasional Pangeran Muhammad bin Abdul Aziz menjadi salah satu bandar udara di Hijaz selain Bandar Udara Internasional Raja Abdul Aziz di Jeddah. Selain itu, Bandar Udara Internasional Pangeran Muhammad bin Abdul Aziz merupakan Salah Satu Bandar Udara Internasional yang utama di Arab Saudi.
Tujuan pembangunannya
adalah memberikan fasilitas bagi Para Pengunjung, terutama Para Jamaah Umroh,
dan Haji yang datang ke Madinah dengan jumlahnya terus bertambah.
Link :
https://id.wikipedia.org/wiki/Bandar_Udara_Internasional_Pangeran_Mohammad_bin_Abdul_Aziz
Meski tidak terlalu besar sebagai Bandara Internasional, namun kesan bersih, dan nyaman selayaknya Bandara Internasional dimiliki oleh Bandara Prince Mohammad bin Abdul Aziz.
Suasana Kota Madinah, yang cukup sejuk, membuat Kami yakin untuk melangkahkan Kaki Kami ke Tanah Suci Madinah Al - Munawarah, Sebuah Kota Suci Bercahaya, dan Cemerlang, dan menjadi Kota bagi Pemimpin Terbaik di Muka Bumi, Nabi Muhammad SAW.
Sambil menunggu Keberangkatan Bis menuju Hotel, Kami,
dan Para Jammah Lainnya melakukan Ibadah Shalat Ashar di Masjid Bandara
Madinah.
Alamat :
Medinah, Saudi Arabia
At Anwar Al Madinah Mövenpick
Hotel
Setelah Bis
Nomor 26 menunggu sekitar 1 Jam, dan Para Jamaah menunaikan Shalat Ashar di Masjid
Bandara Prince Mohammad bin Abdul Aziz, tepat di Pukul 5 Sore Waktu Arab
Saudi (WAS), Kami bergegas menuju Hotel.
Melihat Kota Madinah dari Jendela Bis, tak ubahnya seperti Sebuah Kota, yang penuh dengan kesejukan, serta ditumbuhi oleh Pepohonan & Rerumputan, yang cukup rindang. Tak ada tanda gersang sama sekali.
Mungkin, Madinah sekarang akan nampak berbeda dengan Kondisi 20 Tahunan, yang lalu, di mana Padang Pasir, yang tandus masih mendominasi sebagian besar Wilayah Ini.
Sebagai Negara Kaya Minyak, Kerajaan Arab Saudi, memang cukup memakmurkan Rakyatnya. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya Showroom Mobil Mewah, yang didirikan di Sepanjang Perjalanan menuju Hotel. Pendapatan Arab Saudi, yang didapat dari Jutaan Umat Muslim, yang mengunjungi Negara Ini di Sepanjang Tahun, juga membuat Kota Ini Nampak cukup rapih, dan bersih. Deretan Rumah Mewah bergaya Arab (Arabic Style) juga sering Kami temui.
Inilah mengapa Pemerintah Kerajaan Arab Saudi, melalui Putra Mahkota sekaligus Perdana Menterinya, Mohammed bin Salman Al Saud, ingin sekali menjadikan Negara Arab Saudi sebagai Salah Satu Negara Tujuan Wisata, bukan hanya dari Umroh, dan Haji, yang menjadi Variabel Salah Satu Penyumbang Devisa Terbesar bagi Negara Monarki ini, namun dari Sektor Pariwisata Lainnya.
Acara/ Event Musik mulai banyak diadakan. Bioskop mulai Kembali dibuka. Bahkan menurut Informasi, yang Kami dapati bahwa Non Muslim (Nonis) dapat mengunjungi Madinah sebagai Kota Suci asalkan mendapat izin dari otoritas setempat, kecuali Kota Makkah, yang tidak boleh sama sekali dimasuki oleh Orang Non Muslim.
Hal ini dilakukan semata - mata demi
melepas ketergantungan Negara Ini dengan Minyak Bumi. Terlebih adanya Minyak
Bumi, yang mulai tergantikan oleh Energi Listrik pada Kendaraan, dan Beberapa
Industri. Bahkan Pemerintah Kerajaan Arab Saudi bekerjasama dengan Perusahaan
Minyak Aramco menciptakan Sebuah Proyek Futuristik bagi Suatu Kota
Masa Depan bernama “Neom”, yang juga sarat akan Industri
Pariwisatanya, sama halnya dengan Dubai di Uni Emirate Arab,
dan Beberapa Kota di Negara Monarki Arab Lainnya.
Setelah 30
Menit Perjalanan dari Bandara Prince Mohammad bin Abdulaziz, finally Kami
sampai juga di Hotel MovenPick. Anwar Al Madinah Mövenpick,
merupakan Sebuah Hotel, yang menyatu dengan Pusat Perbelanjaan (Mall) Anwar Al
Madinah Mall. Kehadiran Mall ini, tentunya dapat mengakomodir Kebutuhan Belanja
Sehari - Hari Para Jamaah selama di Madinah. Contohnya saja Sabun Cuci, yang
mana kebanyakan Para Jamaah jika menginap agak lama, Beberapa Pakaiannya juga
dapat dicuci di Kamar Mandi Hotel. Bahkan Gantungan Cuci Pakaian juga
disediakan oleh Hotel Ini. Meski Kami lebih memilih (prefer) untuk mencucinya
di rumah, dan membawa Pakaian, yang lebih banyak, he .. he .. he …
Enaknya lagi, selain dekat dengan Beberapa Pusat Perbelanjaan (Mall), juga dekat dengan Masjid Nabawi. Mungkin istilah selangkah dari Masjid Nabawi ada pada Hotel ini. Bisa dibilang selangkah karena memang masih berada di Sekitar Lokasi Masjid Nabawi, kira - kira 5 Menitan dari Kamar Hotel menuju Masjid. Inilah, yang menyebabkan Kami sebagai Jamaah tak ingin melewatkan untuk Shalat Wajib Berjamaah maupun Sunah di Masjid Nabawi.
Namun, yang perlu diingat, sebaiknya Para Jamaah, yang ingin
Shalat Wajib di Masjid Nabawi, harus datang lebih awal Setengah Jam Sebelumnya,
meski Hotel Tempat Kami menginap dekat dengan Masjid Nabawi. Hotel Kami searah
dengan Pintu (Gate) 326 - 328, yang sejajar dengan Roof
Top Masjid Nabawi, Sebuah Tempat, yang sangat nyaman untuk berdoa, dan
memohon ampunan, karena Lokasinya masih terbilang sepi, terlebih saat Shalat
Tahajud sambil menunggu Shalat Subuh.
Berdasarkan Informasi, yang Kami dapati, Anwar Al Madinah Mövenpick adalah Sebuah Hotel ***** milik Jaringan Hotel Internasional Accor. Bersama dengan Grand Mercure, Angsana, Pullman, Swissotel, - Anwar Al Madinah Mövenpick termasuk Hotel di Kelas Premium dengan Standar ***** . Itulah mengapa Hotel ini menawarkan berbagai Fasilitas Kemudahan bagi Para Jamaah Umroh maupun Haji, selain Mall yang ada dibawahnya, juga Lokasinya yang dekat dengan Masjid Nabawi.
Dan Kami memang sengaja memilih Paket Tour, di mana Hotel
berada di Standar ***** atau minimal **** , agar lebih dekat dengan Masjid Nabawi. Terlebih
biasanya jika Hotel itu tidak berada di Kelas ****
atau ***** , Sepengalaman Kakak memang
tidak terlalu baik dari Segi Kebersihannya. Dan Alhamdulillah, Walaupun terlihat cukup tua, namun cukup bersih untuk Ukuran Hotel *****
di Madinah, yang mana selalu penuh oleh Para Jamaah dari Penjuru Dunia.
Kamar Hotelnya bergaya American Classic. Terdapat 3 Single Bed, untuk Sy, Istri, dan Kakak Perempuan. Di Bagian Lainya terdapat Mini Kitchen Set, yang dilengkapi Kompor untuk memasak. Walaupun menurut Hemat Kami, sangat jarang Para Jamaah menggunakan Kompor itu untuk keperluan masak memasak, karena biasanya sudah terdapat Hidangan Makan buat Sarapan, Makan Siang maupun Malam, yang disediakan oleh Pihak Travel.
Saat Kami membuka di Situs Daring Traveloka, untuk
Pemesanan Kamar Hotel di Tempat Ini, Harganya berkisar 6 Juta/ Malam untuk Tipe
Standar.
Alhamdulillahi rabbil 'alamin, Pihak NRA Tour And Travel menyediakan Ruang Khusus untuk makan buat Para Jamaah baik sarapan, makan siang, maupun malam. Bahkan hampir 24 Jam Ruangan itu tetap terbuka dengan Cita Rasa Masakan Indonesia, karena memang ada Koki (Chef) Khusus, yang sengaja didatangkan dari Indonesia.
Ayam Bumbu Rujak, hingga Sate
Ayam menjadi Primadona Kami saat makan di Tempat Ini. Meski sekali lagi berada
di Ruang Khusus, dan terpisah dengan Tempat Makan bagi Tamu
Lainnya di Hotel Ini.
Kamar
Mandinya, meski terkesan jadul, dan agak sempit, namun cukup bersih. Terlebih
bagi Para Jamaah masih diberi kesempatan untuk dapat mencuci, dan
menjemur Pakaian di Salah Sudut Kamar Mandinya, karena disediakan Tiang Jemuran.
Dari Bilik Jendela Kamar Hotel, Kami masih dapat melihat Pemandangan Gedung Pencakar Langit (Skyline) Kota Madinah, yang bisa dibilang mempunyai Ketinggian Gedung yang sama rata.
For Your Information (FYI), hampir semua Hotel” yang berada
di Sekiling Area Masjid Nabawi mempunyai Ketinggian Maksimum 15 lantai dengan Gaya Arsitektur yang sama, yaitu Arsitektur Islam. Hal ini
dikarenakan Hotel maupun Gedung di Sekitar Masjid Nabawi tidak boleh melebihi
ketinggian dari Menara Masjid Nabawi, dan agar terlihat lebih menarik perhatian
(eye catching), dan seragam.
Alamat :
Bada'ah, Madinah, Madinah 42311, Arab Saudi
At Masjid Nabawi
Tepat Shalat Isya di 16 November 2023, selepas Kami beristirahat sejenak di Hotel Tempat Kami menginap, merapihkan Segala Baju di Koper, yang telah sampai, dan diantarkan tepat di depan Pintu Kamar Hotel, hingga mandi, lalu Kami langsung bergegas menuju Masjid Nabawi Madinah untuk melaksanakan Ibadah Shalat Isya Berjamaah di sana.
Ya !
Rasa Jetlag, dan males, harus segera dilawan. Mumpung di Tanah Suci, Ibadah kami harus lebih diperbanyak lagi, terlebih Suasana (Vibes) untuk menjadi Orang Baik ... ngedukung banget, he .. he .. he !
Waktu Shalat Isya di
Madinah, ketika itu Pukul 19.35 Waktu Arab Saudi (WAS) atau sekitar Setengah
Delapan Malam. Namun, Kami harus mempersiapkan diri (prepare) paling enggak
minimal Setengah Jam sebelumnya. Meski Hotelnya dekat/ selangkah dari Masjid Nabawi, akan tetapi tetap saja jika tidak datang lebih awal, dapat dipastikan susah untuk dapat
Tempat Shalat, meski berada di Luar Sekalipun ...
Ada Beberapa Tips
selama Kamu berada di Madinah ... agar Ibadah Kamu dapat khusyuk &
menyenangkan.
Adapun Tips & Tricknya :
1. Utamakan untuk Shalat Wajib Berjamaah maupun
Sunah di Masjid Nabawi. Karena Pahalanya memang besar 1000 Kali lipat
dibandingkan Kamu Shalat di Masjid Lainnya (Bukan di Tempat/ Tanah Suci), yang
hanya 27 Kali.
2. Jika Biro Perjalanan Umroh Mu menawarkan untuk
City Tour, pilah - pilah, jangan
Semua diambil, terlebih jika Waktu Kamu untuk menjalankan Serangkaian Ibadah
Umroh hanya 9 Hari, sebab dijamin Kamu bakal capek !
Kami sendiri lebih memilih (prefer) untuk Shalat Wajib Berjamaah, dan melakukan Ibadah di Masjid Nabawi sebab ada Pahala, yang lebih besar di sana. Mengenai diterima atau tidak Pahala Kami, Wallahu A'lam Bishawab, yang terpenting Kami sudah berusaha (ikhtiar) untuk melakukan yang terbaik, toh nanti jika belum sempat Kami mengunjungi Tempat” City Tour, Insya Allah jika diberikan kesempatan, Kami akan mendatangi Tanah Suci kembali untuk melaksanakan Ibadah Haji maupun Umroh Kembali. Itu Harapan Kami serta Seluruh Umat Muslim di Seluruh Dunia.
Sebagai Bahan Pertimbangan Kami lebih memilih City Tour, yang menggunakan Bis, seperti saat di Madinah, mengunjungi Masjid Qubah, Jabal Uhud, Kebun Kurma, melewati Masjid Kiblatain, Khandak, dan Kembali ke Hotel.
3. Patuhi Semua Larangannya.
Saat Kamu menunaikan Serangkaian Ibadah Umroh di Tanah Suci (Makkah & Madinah) diharapkan Kamu dapat mematuhi segala Larangannya. Terlebih sebagai Tamu Allah SWT, saat beribadah di Tanah Suci, ya memang harus sopan.
Mencoba melepaskan
Hal” yang bersifat Keduniawiaan (Hedonisme) menjadi Kunci Utama. Selain itu
berbuat Maksiat, Zalim, Berbicara tentang Keburukan Orang Lain (Ghibah), Pamer
Harta, Riya, Bertengkar, hingga Membatin dalam Diri Sendiri tentang
ketidakpuasaan saat Beribadah di Tanah Suci, hingga Fasilitas, dan Pelayanan,
yang diberikan oleh Pihak Travel, juga menjadi Perhatian bagi Kita supaya untuk dihindari agar Ibadah
Kita selalu senantiasa diberkahi & nyaman.
Jujur Saya Pribadi (Penulis) saat Pertama Kali menginjakan Kaki di Tanah Suci juga merasa takut, dan khawatir. Itulah, yang menyebabkan baru pada Tahun Terakhir ini Kami menyadari tentang pentingnya untuk dapat beribadah ke Tanah Suci, minimal 1 Kali Seumur Hidup.
Sebab ketika itu, Saya sangat menyadari bahwa dalam membina hubungan dengan Orang Lain, Saya juga bukan Pribadi, yang baik banget. Kadangkala ada aja gesekannya karena Keras Kepalanya Saya. Hingga Saya berpikir bagaimana kalau Saya nanti beribadah di Tanah Suci, apakah Saya akan dibales karena pernah menyakiti Orang Lain, baik tutur kata & perbuatan ?
Beruntungnya Saya mempunyai Istri, yang selalu bijak menyikapi, dan mensupport Apa yang dilakukan oleh Saya, jika itu benar. Terlebih Ini untuk beribadah ke Tanah Suci.
“Pasrah saja Bi ... Sebagai Tamu Allah SWT, Kita hanya bisa pasrah ! Yang penting beribadah, dan biarlah Allah SWT menilai segala Usaha (Ikhtiar) Kita !”, Kata Istri.
Inilah yang membuat Saya yakin untuk dapat
memenuhi Panggilan Allah SWT ke Tanah Suci. Dan Perjalanan Terindah kali
Ini merupakan Sebuah Perjalanan Terindah Religi, yang lama dinanti oleh Kami.
Berikut 9 Larangan selama di Tanah Suci Makkah dan Madinah :
1. Membawa dan Mengangkat
Senjata
2. Menumpahkan Darah Atau Berperang
3. Mencabut Pohon, Mematahkan atau Memotong
Dahannya
4. Membunuh Hewan Buruan
5. Membawa Keluar Tanah Maupun Batu Kerikil
Darinya
6. Mengambil Barang Tercecer
7. Non Muslim Dilarang Memasuki Tanah Haram
8. Mengganggu Orang yang Mengunjungi Baitul
Haram
9. Melakukan Maksiat dan Berbuat Zalim
Link :
https://kalam.sindonews.com/read/1141331/69/9-larangan-ketika-berada-di-tanah-suci-makkah-dan-madinah-1688119579
4. Pentingnya untuk berbagi dengan Rasa Keikhlasan.
Mumpung di Tanah Suci
berbuat baiknya kalau bisa dilipatgandakan dengan mensedekahkan Sebagian Harta
Kamu untuk Mereka, yang membutuhkan.
Meski Arab Saudi adalah Negara, yang relatif kaya, yang mana Kami jarang menemukan Pengemis di Pinggiran Jalan, namun tetap saja ada. Biasanya Mereka adalah Para Backpacker dari Negara lain, yang kebetulan kehabisan uang saat Mereka melakukan Ibadah Umroh maupun Haji. Saking pengennya Mereka ke Tanah Suci terkadang tidak memikirkan Biaya Hidup (Living Cost) yang harus dikeluarkan selama di sana.
Jadilah Mereka sedikit memaksa untuk tinggal, dan makan seadanya saat menjalankan Ibadah Umroh. Kalau diibaratkan semacam Bondo Nekat “Bonek” gitu !
Saat
Kamu belanja di Mall Sekitar Masjidil Haram, beberapa Toko memang menawarkan Program Sedekah Makan, biasanya 1 Bungkusnya
sekitar 10 - 15 Riyal atau sekitar Rp. 45.000,- Rp.
67.500,- , jika dikurskan 1 Riyal Saudi (SAR) = Rp.
4.500,- serta untuk minimal 10 Orang.
Beberapa Kali Kami ikut
Program Sedekah Makan itu. Hal ini biasa Kami temukan saat berada di Kota Makkah,
namun lain Halnya dengan Madinah.
Madinah jadi Kota, yang relatif aman, dan tenang ... sepertinya Rasulullah SAW, sengaja menciptakan Kota Ini agar terlihat Nyaman, Damai, dan Tenang, tanpa ganguan dari apapun.
Walaupun pernah 1 Kali,
ketika Saya (Penulis) menunaikan Ibadah Shalat Jum’at di Roof Top Masjid
Nabawi, ada 1 Orang Jamaah yang menceritakan Kisahnya bahwa Ia Orang
Palestina, yang mencoba untuk bertahan di Negeri Orang, serta Endingnya
sekarang Ia nggak punya uang untuk makan. Tanpa banyak kata, Saya (Penulis)
langsung memberikan uang kepadanya ... Mau Ia berbohong atau tidak Wallahu A'lam
Bishawab, yang terpenting Saya Pribadi dengan ikhlas untuk
memberikannya.
Lalu ke mana Penyaluran
terbaik untuk menyisihkan Sebagian Harta Kamu saat berada di Tanah Suci terutama Kota Madinah ? Kalau
Sy Pribadi kepada Petugas Kebersihan di sana, yang senantiasa membantu
Para Jamaah. Baik mengambilkan Air Zam - Zam, Al Quran untuk dibaca, kursi,
menata sendal, hingga membersihkan karpet untuk Tempat Shalat Kita. Pokoknya
Siap Siaga semangat mengerjakan tugas untuk Para Jamaah, yang membutuhkan.
Dan Kami punya Pengalaman akan Hal ini.
Kami memang sudah mempersiapkan uang lebih, yang Kami bagikan saat di Tanah Suci nanti. Terlebih Kakak juga menitipkan Uang dalam bentuk pecahan 5 hingga 10 Riyal, yang jumlahnya juga cukup lumayan untuk disedekahkan. Jadilah Kami cukup mudah untuk membagikan kepada Para Petugas Kebersihan Itu. Selepas Shalat Fardu terutama Shalat Subuh, Alhamdullilah, Kami membagikan 5 hingga 10 Riyal/ Petugas kebersihan di sana.
Dan apa yang terjadi, Allah SWT membalas semua itu kepada Proses Wafatnya Ibu dengan mudah. Kata Kakak,
“Mulai dari Ambulance, Kain Kafan, hingga Proses Pemakaman, sudah ada yang ngurus. Pihak Keluarga tidak mengeluarkan Biaya Sepeserpun terhadap Proses Wafatnya Ibu. Bahkan Uang Dukanya bisa terkumpul hingga 25 Jutaan. Ibu pun meninggal dalam keadaan tersenyum !”. Subhanallah, seketika itu Kami langsung menangis terharu, ternyata begitu mudahnya Ibu menghadap Allah SWT.
Cerita ini disampaikan saat sesampainya Kami di Surabaya. Ibu wafat tanpa Keadaan Sakit Keras, hanya sedikit tidak enak badan di Hari Terakhir, saat Kami telah menyelesaikan Serangkaian Kegiatan Ibadah Umroh, dan menunggu Tawaf Perpisahan (Wada).
Wafatnya Ibu, yang begitu dengan mudah apakah berhubungan dengan Sedekahnya
Kami, yang penuh Rasa Ikhlas sehingga Allah SWT menggantinya berkali
lipat terhadap Proses Pemakaman Ibu, yang begitu mudah ? Wallahu A'lam Bishawab “Hanya Allah SWT, yang
mengetahui kebenaran yang sesungguhnya !”
Yang terakhir, jangan lupa untuk Mewakafkan Al Qur’an baik di Masjid Nabawi, dan Masjidil Haram. Dengan mewakafkan Al - Qur’an, yang diberikan kepada Masjid Nabawi - Madinah, dan Masjidil Haram - Makkah, Insya Allah, menjadi Amal Jariyah, yang tidak pernah terputus, ketika ada Orang, yang membaca. Bagi yang mewakafkan akan mendatangkan pahala, yang terus menurus bahkan setelah Mereka meninggal dunia.
5. Jangan lupa untuk mengunjungi Raudhah,
dan Shalat di Roof Top Masjid Nabawi. Kedua Tempat Ibadah ini menurut Kami
sangat sayang untuk dilewatkan.
1. Raudhah, yang
berarti Taman Surga adalah Tempat diantara Rumah Rasulullah SAW, dan Mimbar
yang Beliau pergunakan untuk berdakwah. Selain Itu Raudhah juga menjadi Makam
Baginda Muhammad SAW serta terdapat pula di sisinya makam Khalifah Abu
Bakar Ash Shiddiq RA dan Umar bin Khattab RA selaku Sahabat baginda
Rasul, yang paling setia lagi bertakwa. Lokasinya yang masih 1 Area dengan
Masjid Nabawi di mana terdapat Masjid Kubah Hijau, menjadi Tempat, yang paling mustajab untuk berdoa. Selain itu
berdoa, dan shalat di Raudhah juga 1000 kali lipat sama besarnya dengan Shalat
di Masjid Nabawi, sebab memang merupakan bagian dari Masjid Nabawi. Dan
yang terpenting Kita dapat berziarah sekaligus memanjatkan Doa untuk Nabi
Kita, Nabi Muhammad SAW.
2. Jangan lewatkan juga untuk Shalat di RoofTop Masjid Nabawi. Lokasinya yang
berada di Lantai Dua Masjid Nabawi, membuat Tempat Ini terasa sunyi, dan
nyaman. Berbeda dengan RoofTop di Masjidil Haram, yang terlihat agak kurang
bersih, RoofTop Masjid Nabawi cukup terlihat bersih.
Waktu, yang terbaik saat beribadah di RoofTop
Masjid Nabawi adalah di 1/3 Malam Terakhir (Jam 03.00 - Subuh) saat Shalat
Tahajud, dan mengerjakan Shalat Sunah Lainnya. Kamu dapat memohon doa sebaik -
baiknya, meminta ampunan kepada Sang Khalik, Sang Maha Pencipta, Allah SWT atas
Segala Dosa - Dosa yang diperbuat
selama hidup di Dunia, yang fanah ini. Di Sela itu, sambil menunggu Waktu Subuh
(Sekitar Pukul 05.30 Waktu Arab Saudi - WAS), Kamu dapat membaca Al - Qur’an,
Surat Yasin, Tahlil, hingga Bersholawat... Sungguh terasa Indah, dan
Menentramkan Hati !
Sebagai Informasi untuk menuju RoofTop Masjid Nabawi, Kamu dapat masuk lewat Gerbang (Gate) 326, yang Lokasinya berada dekat dengan Anwar Al Madinah MovenPick, Hotel Tempat Kami menginap, dan searah dengan itu Kamu dapat masuk melewati tangga dekat Pintu 8 atau Lewat Tangga Eskalator di samping Pintu 21 Masjid Nabawi.
6. Selalu menjaga kebersihan.
Mengingat Kebersihan itu adalah sebagian dari
Iman, jadi menjaga Kebersihan merupakan Kewajiban bagi Setiap Muslim. Terlebih
Kita sebagai Jamaah asal Indonesia, juga membawa nama baik Negara, yang Kita
cintai.
Jamaah asal Indonesia baik di Madinah maupun
Makkah, memang terkenal harum namanya. Bahkan Banyak Para Pedagang, yang
menggunakan Bahasa Indonesia hingga cukup mengetahui seputar Peristiwa, yang
ada Indonesia.
Bahkan Pemberitaan itu termasuk Seputar Dunia
Politik. Percaya apa enggak Nama Presiden R.I Joko Widodo
(Jokowi) cukup terkenal di sana. Sehingga boleh dikatakan #Jokowi
Effect memang cukup mendunia.
Sebagai Umat Muslim Terbanyak di Dunia, Jumlah
Jamaah Indonesia yang datang ke Makkah, dan Madinah saat menunaikan Ibadah Haji
maupun Umroh bisa dikatakan paling banyak dibandingkan dengan Jamaah dari
Negara Lain. Adakalanya Para Jamaah Kita membelanjakan Uangnya untuk Keperluan
Oleh - Oleh di Tanah Air. Maka dari
itu Perekonomian di Negara ini, selain Hasil dari Minyak Bumi, juga bergantung kepada Para
Jamaah, yang datang saat Haji maupun Umroh, termasuk Jamaah asal Indonesia,
yang Jumlah paling besar.
Kata Salah Satu Pedagang, yang Kami temui, “Jamaah asal Indonesia paling royal membelanjakan uangnya, terkenal tidak pelit, dan cukup ramah serta dermawan”
Itulah yang membuat Jamaah Kita
selalu disambut baik saat memasuki Toko maupun Tempat Perdagangan Lainnya. Terlebih Jamaah Kita cukup dikenal
rapih, dan bersih dalam menjaga Kebersihan pada Kamar Hotelnya. Maka dari itu
agar Kita sebagai Jamaah asal Indonesia selalu harum namanya, Kita harus selalu
menjaga Kebersihan juga saat berada di Kedua Kota Suci ini, baik Madinah maupun
Makkah.
7. Menghilangkan Sejenak Hal” yang bersifat
Keduniawian (Hedonisme), sebab ini Waktunya Ibadah. Hal ini termasuk mengurangi kegiatan bersifat keduniawian, yang
mengurangi Makna dari Ibadah itu sendiri. Terlebih jika dilakukan secara
berlebihan, takutnya akan termasuk ke dalam Perbuatan Riya, dan Pamer.
1. Kegiatan Berselfie Ria dan mempostingnya melalui Sosial Media
baik itu berupa Foto maupun Video secara terus menurus, sebaiknya dikurangi.
Boleh jika itu dilakukan sekali - kali, namun
tidak sering atau terus menerus mengupdatenya di Sosial Media. Terlebih Para
Jaamah Indonesia dikenal narsis, dan suka berselfie ria, tanpa menghiraukan Aturan
yang ada oleh Masyarakat Arab maupun Para Jamaah dari Negara Lainnya. Dan Kita
tidak ingin Nama Baik Kita tercoreng bukan, lantaran Berselfie Ria tanpa tahu
aturan ?
Mendokumentasi dalam bentuk Foto maupun Video
sah saja, apalagi jika itu tujuannya untuk berbagi kebahagiaan, dan dalam
Rangka Syiar Agama agar Orang - Orang Muslim menjadi tertarik, dan menyegerakan
untuk ke Tanah Suci terhadap Postingan Postif, yang Kita buat. Namun jika
dilakukan secara terus menerus, yang mana Kita mengupdatenya ke dalam Sosial
Media Kita terlebih ke dalam Story takutnya akan mengurangi Makna Ibadah itu sendiri, dan menimbulkan
kesan Ria/ Pamer.
Ada Momentnya nanti saat Kita
mendokumentasikan, namun bukan saat Kegiatan Ibadah itu berlangsung. Jika sudah
selesai Kegiatan Ibadah Kita sesampainya di Tanah Air, Kita ingin mengabadikan
itu lewat Sosial Media Kita, ya tidak masalah, terlebih jika itu bertujuan
untuk Syiar Agama, dan tanpa mengurangi Nilai Ibadah saat di Tanah Suci.
2.
Mengurangi Kegiatan Belanja Belanji
juga perlu dilakukan sebab ditakutkan Kamu akan muda capek dengan Kegiatan
Ibadah, yang Jadwalnya cukup padat.
Terlebih melaksanakan Ibadah Umroh & Haji ke Tanah Suci bukan merupakan Perjalanan Wisata seperti biasanya, karena ini merupakan Wisata Religi, yang ada Nilai Spritualnya, dan juga termasuk Ibadah Fisik.
Memang di Lokasi Hotel, Tempat Kami menginap
sangat dekat dengan Mall bahkan dibilang cukup selangkah karena menyatu dengan
Pusat Perbelanjaan (Mall) baik di Madinah maupun Makkah. Di sekitar Hotel Kami juga terdapat Banyak Pusat Perbelanjaan. Namun, yang menjadi Pertanyaan, Apakah Kita hanya
sibuk dengan Belanja atau Melihat Mall saja ?
Lagipula Kebanyakan Mall di Madinah & Makkah bisa
dikatakan tidak terlalu modern. Hanya saja saat memasuki Abraj Al-Bait Shopping
Center, yang berada di Kompleks Zam - Zam Tower Makkah baru terkesan
modern dengan Tenant - Tenant, yang cukup mengInternasional. Di mana
Mall ini juga menyatu dengan Hilton Makkah Shopping Centre, Pusat
Perbelanjaan di atas Hotel Ex Hilton, Tempat Kami menginap.
Biasanya Kami belanja di Salah Satu Supermarket di sana untuk melengkapi Kebutuhan saja, semisal sedang bosan dengan Makanan di Restoran Hotel, terutama di Makkah, yang kebanyakan mengandung Lemak, dan Daging Kambing, baru Kami belanja Pop Mie, dan sebagainya.
Sebagai saran, jika Hasrat untuk belanja sudah
sulit terbendung, Kamu dapat melakukan saat hari - hari terakhir di mana
Kegiatan Ibadah Umroh maupun Hajinya sudah terpenuhi semua. Dan jangan lupa untuk
Incip, dan membeli Hal Otentik seperti Ayam Al Baik, Juice Buah Nan Segar,
Parfum, hingga Emas Arab Rasa 24 Karat.
8. Selalu sedia Handphone + Kuota agar Komunikasi Kamu tidak terputus !
Hal ini sangat penting, mengingat Lokasi Masjid Nabawi + Masjidi Haram, yang super luas, ditambah Jutaan Umat Muslim Seluruh Dunia berkumpul di sana baik saat melakukan Ibadah Umroh maupun Haji, agar jika Kamu tersesat, Kamu masih dapat berkomunikasi dengan Kerabat maupun Teman Serombongan ataupun Muthawif (Pemimpin Rombongan), yang ditunjuk oleh Biro Perjalanan Haji & Umroh.
Terlebih Kamu masih dapat menggunakan Google Maps, jika benar - benar tersesat. Jika di Makkah mungkin agak lebih mudah dalam mencari Arah Pulang menuju Hotel, yang memang berada di Sekitar Lokasi Masjidil Haram.
Contohnya saja Hotel Kami (Makkah a.k.a Hilton Hotel) Lokasinya memang berdekatan dengan Kompleks Zam - Zam Clock Tower, jadi tinggal lihat Gedung Pencakar Langit itu saja sebagai patokannya. Terlebih Hilton - Makkah Hotel sebagai Gedung juga mempunyai Bentuk, yang cukup unik.
Namun, yang jadi pertanyaan bagaimana dengan Kota Madinah. Saat Kamu sedang menunaikan Ibadah Shalat di Masjid Nabawi. Di mana Lokasi Sekitar mempunyai Gedung, yang agak mirip, dan Tinggi yang terbilang sama serta tidak boleh melebihi dari Menara Masjid Nabawi ?
Selain menghafal Pintu (Gate) yang searah dengan Hotel Tempat Kamu menginap, Handphone juga diperlukan agar Kamu tidak tersesat. Lagipula dengan
adanya Handphone, Kamu masih dapat memotret Lokasi/ Tempat, yang dapat
dijadikan patokan selain untuk berkomunikasi, dan menelusuri arah via Google
Maps maupun Aplikasi Maps - Penunjuk Arah Lainnya. Untuk itulah Handphone
+ Kuotanya harus ada saat Kamu ingin berpergian.
Kami sendiri selalu menggunakan Paket Data
dari Telkomsel. Alasannya simple ! Selain nggak mau ribet, Kartu
Pasca Bayar Kami juga sudah dilengkapi Ambang Batas Pemakaian, yang biasa
Kami gunakan saat berpergian ke Luar Negeri. Tinggal pilih Paket Data
Roaming apa yang akan digunakan. Ketika itu Kami menggunakan Paket Data
Roaming Umroh - 17 Hari Telkomsel dengan Harga Rp. 425.000,-
+ PPN 11% (Rp. 46.750,-), Total yang harus dibayarkan :
Rp. 471.750,- .
Dengan Perincian :
·
Masa Aktif 17 Hari
·
Roaming Umroh 18 GB
· Roaming Negara Transit 2 GB
Terlebih Jaringan Grapari Telkomsel juga ada di Beberapa Titik baik di Madinah, dan Makkah, yang dapat melayani Para Pelanggan apabila mengalami gangguan pada signalnya, Adapun Kantor Layanan Para Pelanggan Telkomsel ada di : Hotel Tabah Tower dan Hotel Amjad Al Garaa (Madinah), Zam - Zam Tower atau Abraj Al-Bait, Hotel Al Kiswah Tower 4, dan Hotel Arkan Bakkah 2 (Makkah).
Sebenarnya Kamu masih dapat membeli SIM Card
Made In Saudi Arabia (Arab) dengan Kisaran Harga mulai dari 30 -
35 Riyal (Jika dikurskan 1 Riyal Saudi (SAR) = Rp. 4.500.-)
atau sekitar Rp. 135.000,- - 157.500 untuk
masa 9 Hari. Memang lebih murah, namun jika tidak ingin
ribet melepas SIM Card terlebih Handphone dengan Baterai Tanam di mana
harus buka dulu SIM Card, yang kecil itu, lebih baik menggunakan SIM Card Asal
Indonesia, yang biasa Kamu pakai. Terlebih ketika Kamu menghubungi Kerabat,
Mereka jadi tidak kaget lantaran Nomor Kamu tetap sama (Tidak ganti Nomor).
Adapun Provider SIM Card Made In Saudi Arabian :
Sawa Visito Line (STC), Mobily & Zain.
9. Bawa Uang Riyal secukupnya saja !
Kami sarankan untuk membawa Uang Riyal secukupnya saja. Terlebih ATM Indonesia Berlogo Visa, dan Mastercard dapat dilakukan Tarik Tunai pada Mesin ATM Al - Rajhi Bank, Sebuah Bank yang berasal dari Arab Saudi dan merupakan Bank Syariah terbesar di Dunia berdasarkan modal. ATM ini dapat dinikmati seluruh Nasabah Pengguna ATM Bersama di lebih dari 45 ribu ATM Al - Rajhi Bank di Arab Saudi, yang juga meliputi Kota Makkah, dan Madinah.
Hingga saat ini, Beberapa Bank Made In Indonesia juga bergabung dalam layanan ATM Lintas Batas (Cross Border) ini, antara lain : BNI, BCA, Bank Jatim, BRI Syariah, BRI, Bank NTB Syariah, Bank DKI, Bank Mandiri, Bank Syariah Mandiri, Bank DIY, Bank Jabar, Bank Sumut, Bank Kaltimtara, dan BNI Syariah. Biaya Administrasinya juga Terjangkau (Affordable) sekitar 4 SAR atau setara Rp. 18.000,- . Dengan Pecahan 50 maupun 100 Riyal, yang dapat Kamu ambil via Mesin ATM Al - Rajhi Bank.
Selain itu, Kamu juga dapat mempergunakan Kartu Kredit (CC) dengan Logo
Visa maupun Mastercard. Tapi yang perlu diingat Kamu harus mempergunakannya
dengan sangat hati - hati, sebab ada Bunga, yang cukup besar, dan harus
dibayarkan di Bulan Depan. Jadi menurut Hemat Kami, Kamu harus mempersiapkan
uang, yang cukup agar dapat dibayarkan pada Bulan Depan, dan tidak menimbulkan Bunga.
Atau Kamu dapat mencicil Maksimal 12 kali (1 Tahun) agar tidak ada Bunga, dan
terbebas dari Praktek Riba.
Pemakaian Kartu Kredit (CC) biasanya dipergunakan untuk Nilai
Pembayaran, yang cukup besar seperti membeli Perhiasan, terutama Emas. Di mana
Kamu takut mengambil uang di Mesin ATM dalam jumlah besar, terlebih mungkin
juga ada batas pengambilan, sedangkan Mesin Debit untuk Bank Indonesia tidak
berlaku, sehingga Satu - Satunya Jalan menggunakan Kartu Kredit (CC) Berlogo
Visa maupun Mastercard.
Untuk Pembayaran melalui QRIS via Aplikasi, Kami belum pernah mencoba.
Namun setahu Kami via Aplikasi BCA Mobile baru dapat digunakan Cross Border
(Lintas Batas) pada Negara Lingkup ASEAN, seperti : Singapura, Thailand, dan
Malaysia.
Link :
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20200218170828-78-475829/jemaah-haji-indonesia-bisa-tarik-tunai-atm-di-tanah-suci
https://www.bca.co.id/id/informasi/Edukatips/2023/05/11/10/48/ini-dia-negara-yang-bisa-transaksi-qris-lintas-negara-cross-border-lewat-bca-mobile
Memasuki Masjid Nabawi, Kami menemukan suasana yang benar - benar nyaman. Di mana Pelataran Masjidnya ditutupi oleh Payung Raksasa Otomatis, yang dapat ditutup saat hujan maupun terik matahari sedang panas menyengat, dan Jika Malam Hari saat cuaca cerah, Payung Raksasa itu dapat terbuka.
Kipas Pendingin berada di Bawah pada Setiap Payung Raksasa, yang
menyemprot ke segala arah, sehingga Kami maupun Para Jamaah Lainnya saat
melaksanakan Ibadah Shalat tidak merasakan hawa panas sama sekali. Jika tidak
salah Kipas Pendingin itu terdapat 2 Kipas, yang terletak di bawah pada masing
- masing Payung Raksasa.
Uniknya, walaupun Kota Madinah tidak mempunyai Sumber Mata Air Zam - Zam, yang mana Sumurnya berada di Sekitar Ka’bah - Masjidil Haram, Makkah, namun Air Zam - Zam ini juga tersedia di Setiap Tempat pada Ruang Shaf Shalat Belakang maupun Samping Masjid Nabawi - Madinah. Pemerintah Arab Saudi sengaja menyalurkan Air Zam - Zam itu melalui Pipa Bawah Tanah ke Kawasan Kudai - Pinggiran Makkah Arab Saudi.
Dari
Tempat inilah setelah Air Zam - Zam mengalami Penyaringan (Filtrasi), baru didistribusikan baik ke Masjidil Haram (Makkah) maupun ke Masjid Nabawi
Madinah. Sekitar 400 Ton setiap harinya, saat Musim Haji maupun Umroh, Air Zam
- Zam itu didistribusikan dari Makkah ke Madinah untuk dapat dikonsumsi oleh
Para Jamaah Umroh maupun Haji.
Itulah mengapa saat Kami berada di Masjid Nabawi maupun Masjidil Haram,
Kami sama sekali tidak merasakan rasa haus disebabkan Air Zam - Zam selalu
tersedia di Setiap Tempat baik di Masjid Nabawi maupun Masjidil Haram. Air
Sejuta Manfaat bagi Kesehatan, yang sarat akan protein ini, memang membuat Kami
tidak merasakan haus sama sekali, meski cuaca saat itu sedang panas - panasnya.
Kalau dibandingkan,
Meski cuaca di Madinah & Makkah mungkin lebih panas dari Indonesia, terutama Kota Madiun, Kota Domisili Kami, namun panas di sana tidak berkeringat di badan. Itulah yang menyebabkan Pakaian Kami tidak bebau keringat meski terkadang dua hari sekali Kami ganti.
Terlebih Adanya
Kipas Angin, dan Payung Raksasa Otomatis di Plataran Masjid Nabawi, juga
membuat Lokasi Sekitar Hotel Kami menginap juga menjadi terasa sejuk. Entah itu
ada Efek Domino, karena Lokasinya memang berdekatan entahlah, akan tetapi memang cukup
sejuk.
Kami juga menemukan Banyak Kucing (Hewan
Kesayangan Rasulullah SAW) dalam keadaan gemuk, dan menyehatkan. Identiknya
Madinah sebagai Kota Kucing memang sulit untuk dipisahkan.
Inilah, yang menyebabkan selain menjadi Kota, yang aman & nyaman, di mana selalu diberi keberkahan oleh Allah SWT, dan Baginda Rasul SAW selalu mendoakan bagi Kota Ini agar nampak selalu bercahaya sesuai dengan Namanya Al-Madīnah Al-Munawwarah, "Kota yang bercahaya" atau "Kota yang cemerlang",
Kota Madinah ternyata juga menjadi Salah Satu
Kota Tersehat di Dunia. Pengakuan itu diberikan oleh Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO), yang mendefinisikan Sebuah Kota Sehat : Sebuah
Wilayah yang terus menciptakan dan meningkatkan lingkungan fisik dan
sosial, serta memperluas sumber daya komunitas untuk menjalan fungsi kehidupan
dan berkembang secara maksimal. Termasuk dalam lingkup Kota Madinah, dan Masjid
Nabawi sebagai Salah Satu Kota, dan Tempat Suci bagi Umat Muslim di Dunia.
Link :
https://www.cnnindonesia.com/internasional/20210124225200-120-597823/who-tetapkan-madinah-salah-satu-kota-tersehat-di-dunia
At RoofTop Masjid Nabawi
Ada yang berbeda ketika Kami menjalankan Ibadah
Shalat baik Shalat Fardu Berjamaah maupun Sunah di Masjid Nabawi. Sisi menarik,
yang selama ini menjadi Tempat bagi Para Jamaah untuk lebih khusyuk
dalam berdoa adalah RoofTop, yang berada di Lantai Teratas dari Masjid
Nabawi.
Tempat ini Kami dapati ketika Saya (Penulis) tidak kebagian Tempat saat ingin menjalankan Ibadah Shalat Jum’at baik di dalam maupun Plataran Masjid Nabawi.
Maklum Setiap Shalat Wajib Berjamaah di sana, memang tampak dipadati oleh Para Jamaah, di mana 1 Jam sebelumnya Para Jamaah harus sudah datang di Masjid. Terlebih Ibadah Shalat Jum’at, yang hanya 1 kali dalam Seminggu, ditambah biasanya Waktu Ibadah Umroh, hanya punya waktu 1 kali untuk Shalat Jum’at di Tanah Suci, jika Waktu melakukan kegiatan Umroh hanya 9 Hari di sana, Jadi wajar jika Para Jamaah ingin merasakan Ibadah Shalat Jum’at di Tanah Suci.
Baik itu Laki - Laki maupun Perempuan sama saja, Mereka ingin
berlomba, dan merasakan untuk Shalat Jum’at baik di Masjid Nabawi - Madinah
maupun Masjidil Haram - Makkah. Sehingga Wajar ketika Shalat Jum’at nampak
lebih padat (crowded) dibandingkan saat melaksanakan Shalat Fardu
Berjamaah.
Ketika itu Para Tentara Arab (Askar) sengaja menempatkan Saya (Penulis) di Lantai 2 menuju RoofTop Madinah. Dan Alhamdullilah menuju Tempat Ini searah dengan Gerbang (Gate) 326, yang lokasinya berdekatan dengan Al Anwar MovenPick Hotel, Tempat Kami menginap. Tinggal searah masuk ke Pintu 8 atau jika tidak ingin capek ada Tangga Berjalan (Eskalator) di Pintu 21, yang lokasinya berdekatan dengan Pintu 8.
Pintu 21, yang mana terdapat Eskalator menuju RoofTop, Saya dapatkan ketika selesai melakukan Ibadah Shalat Malam berlanjut ke Shalat Subuh. Saya melihat ada Bagian Bilik (Ruang), yang ternyata dikhususkan bagi Ruang Eskalator. Cukup menghemat Tenaga ! Mengingat jika menggunakan Tangga, Saya butuh Beberapa Langka (Step) untuk menuju ke Roof Top Masjid Nabawi. Namun sepertinya RoofTop Masjid Nabawi hanya dikhususkan bagi Para Jamaah laki - laki.
RoofTop Masjid Nabawi, memang menjadi Tempat yang paling hening, dan
sunyi untuk meminta Segala Doa, dan Ampunan. Jujur, Saya berkali - kali termehek
- mehek saat melakukan Serangkaian Ibadah Shalat Malam (Taubat, Tahajud,
Hajat) di Tempat Ini. Tak ada yang bisa terucap kata selain meminta ampunan, dan doa agar
diberikan Keselamatan, dan Keberkahan bagi Kami Sekeluarga (Saya & Istri)
baik di Dunia maupun di Akhirat nanti.
Tempat, yang sangat tenang untuk membaca Surat Yasin, Tahlil, dan
Sholawat sampai menunggu Waktu Shalat Subuh. Biasanya di Sepertiga Malam
Terakhir, sekitar Jam 3 - 3.30 Waktu Arab Saudi (WAS), Kami lekas menuju Masjid
Nabawi. Sekitar 3 Jam Lebih, Saya rutin melakukan Ibadah Malam dilanjutkan
dengan membaca Surat Yasin, Tahlil, dan Sholawat sambil menunggu Sholat Subuh,
di Sekitar Pukul 05.30 Waktu Arab Saudi (WAS)
RoofTop Masjid Nabawi menjadi Gambaran Sebuah Tempat Ketenangan, dan Keagungan, yang diciptakan oleh Allah SWT. Sebagai Sang Maha Pencipta, yang menciptakan Masjid Nabawi, Suasana (Atmosphere) Sekitarnya begitu Indah. Sulit untuk terlukis.
Jadi wajar jika Beberapa TravelBlogger
maupun Influencer seperti @amritsaraje I RAJE membagikan Pengalamannya ketika melaksanakan
serangkaian Ibadah di RoofTop Masjid Nabawi - Madinah.
Sungguh Indah Keagungan Allah SWT lewat Tempat Ini !
At Raudhah
Raudhah, yang berarti Taman Surga menjadi Salah Satu Penantian bagi Umat Muslim di Seluruh Dunia (termasuk Kami) untuk dapat berdoa di Tempat Ini.
Sebuah Tempat Paling Mustajab untuk berdoa, dan memohon Segala Ampunan. Tempat diantara Rumah, dan Mimbar Baginda Rasul dalam mensyiarkan Agama Islam agar dapat diterima oleh Penduduk Madinah, yang mana sebelum Hijrahnya Rasulullah SAW, Penduduk Madinah beragama Yahudi, Nasrani, dan Penganut Agama Kristen Kuno (Paganisme).
Tempat Ini juga menjadi Makam Nabi Muhammad SAW, dan Para Sahabatnya (Khalifah Abu Bakar Ash Shiddiq RA dan Umar bin Khattab RA) selaku Sahabat Nabi yang paling setia lagi bertakwa, dan terletak di dalam Sebuah Masjid Kubah Hijau di Sudut Tenggara Masjid Nabawi Madinah.
Karena itu Raudhah, yang juga bagian dari
Kompleks Masjid Nabawi, menjadi Tempat, yang cukup dipadati oleh Para Peziarah,
yang notabenenya Jamaah Umroh & Haji dari Seluruh Dunia.
Kami (Sy, Istri, dan Kakak) cukup punya
Pengalaman, yang tak terlupakan di Tempat Ini, khususnya Istri Saya. Jika Saya
hanya sekali memasuki Raudhah, tak demikian dengan Istri yang harus dua kali,
menunggu di Keesokan Harinya, disebabkan kondisi, yang cukup padat saat itu,
dan Aplikasi Nusuk tidak dapat berjalan secara optimal meski sudah
memakai Biro Travel Terpercaya.
Ya !
Jadwal Ziarah Jamaah Pria, dan Wanita untuk masuk ke Raudhah memang
lebih banyak Jadwal Waktu Jamaah Pria. Jika Jamaah Pria Waktunya mulai 11.30 Waktu Arab Saudi (WAS) sampai menjelang
pagi, namun tak demikian dengan Jamaah Wanita, yang waktunya dibatasi 06.30 - 11.30 waktu Arab Saudi (WAS). Inilah,
yang menyebabkan terkadang Pihak Travel kesulitan untuk memenuhi Semua Jamaah
Wanita agar dapat masuk ke dalam Raudhah, meski sudah mendaftarkannya secara
online via Aplikasi Nusuk. Walhasil Istri Sy, dan Beberapa Orang Lainnya
sempat terpisah dari Rombongan Jamaah Perempuan dan harus mengulang di Ke
Esokan Harinya.
Memasuki Raudhah memang cuku sulit. Dari Medannya, yang dipenuhi
oleh Lautan Manusia rasanya sulit untuk mendaftarkannya secara Individu tanpa
melalui Agen Travel. Beberapa Jamaah Asal Malaysia, yang Kami temui
memang mendaftarkannya via Aplikasi Nusuk secara Personal tanpa melalui
Agen Travel. Meski sudah dilakukan Persiapan secara baik (Well Prepared),
tetap saja tidak tembus saat dilakukan Pemeriksaan oleh Para Askar. Terlebih di
Jadwal memang nampak penuh, yang ditandai dengan Warna Merah. Entahlah
jika itu dilakukan Seminggu Sebelumnya mendaftarkan Via Aplikasi Nusuk.
Sebagai Informasi Tambahan,
Aplikasi Nusuk : Sebuah Platform Aplikasi, yang
memberikan Kemudahan Para Wisatawan Dunia, khususnya Para Jamaah Umroh & Haji baik
secara Individu maupun melalui Agent Travel untuk dapat mengajukan Visa
Elektronik, Ziarah (Termasuk Raudhah), Tempat Wisata, Pemesanan
Hotel, dan Penerbangan saat berada di Arab Saudi (Khususnya Makkah,
dan Madinah). Meski dapat dilakukan secara Personal, namun ada Beberapa
Tempat, yang harus didaftarkan melalui Agen Travel Umroh & Haji,
seperti saat di Raudhah.
Ya !
Saat Saya, dan Kakak berhasil memasuki Raudhah, Saya berusaha untuk menyemangati Istri agar selalu berdoa, dan jika di Ke Esokan Harinya, ternyata tidak dapat memasuki Raudhah, ya jangan terlalu sedih & kecewa, mengingat Kondisi Medannya, yang cukup sulit, dan memang dipadati oleh Para Jamaah dari Seluruh Dunia.
Sedih & Kecewa boleh, tapi jangan terlalu. Kondisi Fisik Kami, yang sudah tak muda lagi juga menjadi Alasannya. Berpasrah, dan berdoa meminta jalan agar di Ke Esokan Hari dapat masuk ke Raudhah menjadi Jalan Terbaik.
Alhamdulillah
Wa Syukurillah, Istri Sy dapat memasuki Raudhah di Ke Esokan
Pagi Harinya, dan setelah itu, tepat Pukul 14.00/ 2 Siang Waktu Arab Saudi
(WAS) selepas Shalat Dzuhur, Kami langsung bergegas ke Makkah untuk menunaikan
Ibadah Umroh.
Saat di Raudhah, yang paling terbaik
adalah berdoa !
SebagaiTips :
Saat Kamu shalat di Raudhah, Perbanyaklah Doa saat sujud.
Jadi Sujudnya dilamakan sambil meminta Pengampunan ke Allah SWT.
Sebab apabila selesai Shalat, Kamu berdoa, dijamin cepat diusir oleh Para
Tentara Arab (Askar), karena memang antriannya yang sangat Panjang. Jadi
berdoanya ketika sedang Shalat terutama saat sujud, yang lama. Tempat Shalatnya
di antara Rumah, dan depan Mimbar Dakwah Nabi Muhammad SAW.
Alamat :
Al Haram, Madinah 42311, Arab Saudi
City Tour Madinah
It’s Time For City Tour !
Ini Waktunya untuk Tour Dalam Kota …
Meski Kami lebih memilih (prefer) untuk
mendahulukan Kegiatan Ibadah baik saat di Masjid Nabawi - Madinah maupun
Masjidil Haram - Makkah, namun Kami masih dapat melakukan City Tour Tipis -
Tipis untuk sekedar jalan - jalan & berwisata religi demi melihat Bukti Kebesaran
Allah SWT atas apa yang telah diciptakanNya. Di Sela Perjalanan, Kami juga sedikit
banyak mengetahui lewat Muthawif, yang memandu Rombongan Kami, Ustadz
Ben Ally & Sidki Maulana tentang Perjalanan Wisata ini saat
mengunjungi ke Beberapa Tempat Bersejarah baik di Madinah maupun Makkah.
Lalu bagaimana Kami harus membagi Waktunya di saat Kami lebih mendahulukan untuk melakukan Kegiatan Ibadah dibandingkan ikut City Tour secara lengkap ?
Ya !
Kami mencoba memilah City Tour mana saja, yang dapat Kami ikuti maupun tidak. Jika itu menggunakan Bis dibandingakan Transportasi Kaki, alias berjalaan Kaki, he .. he .. he .. Pastinya Kami lebih memilih menggunakan Bis. Sebab Waktu yang hanya 9 Hari rasanya akan terasa berat jika Program City Tour itu dilakukan secara menyeluruh baik di Madinah maupun Makkah, baik menggunakan Bis maupun berjalan kaki.
Sebab Menurut Hemat Kami, yang lebih baik adalah menjalankan Ibadah Umroh, dan Shalat Wajib Berjamaah maupun Sunah di Masjid Nabawi maupun Masjidil Haram. Kegiatan Ibadah Umroh juga merupakan Ibadah Fisik, yang mana banyak dilakukan dengan berjalan Kaki serta Puncaknya saat melakukan Serangkaian Rukun Ibadah Umroh di Makkah baik Tawaf maupun Sa’i.
Terlebih Kami juga melakukan Badal Umroh untuk mengUmrohkan Almarhumah Mbah dan Almarhum Bapak. Jadi Kegiatan City Tour ini memang harus lebih selektif. Insya Allah jika diberi kesempatan lagi untuk balik ke Tanah Suci dalam rangka Haji maupun Umroh Kembali, Kami akan coba mengunjungi Tempat - Tempat, yang belum sempat Kami kunjungi sebelumnya lewat Program City Tour.
Sebab rasanya, Jika diberi Kesempatan baik
Kelapangan Rezeki maupun Kesehatan, Kita sebagai “Human” perlu meRecharge kembali dengan melakukan Perjalanan Religi baik Umroh maupun Haji. Jiwa - Jiwa, yang terkadang Kosong, terkontaminasi dari
Permasalahan Keduniawian, yang begitu fanah rasanya memang perlu diRecharge kembali. Untuk dapat sekedar Berdoa, dan
Mendekatkan Diri agar Lebih Dekat lagi kepada Allah SWT sebagai Sang Maha Pencipta
sekaligus Penyayang Hambanya.
Dan Kami cukup merasakan Suasana (Atmosphere)
Itu. Vibes untuk menjadi Orang, yang lebih baik lagi, benar - benar Kami
temui saat melakukan Ibadah Umroh di Tanah Suci. Harapan Kami, sepulangnya dari
Ibadah Umroh, Kami juga dapat menjadi Pribadi, yang dapat berproses lebih baik
dari sebelumnya “To Be A Better Person”, dan diterima dengan dengan sepenuhnya
oleh Allah SWT menjadi “Umroh yang Mabrur” !
Untuk itulah, Kami mengunjungi Masjid Quba, Jabal Uhud, Kebun Kurma serta tak lupa melewati Masjid Kiblatain, Khandak, dan kembali ke Hotel tepat di Hari Jum’at, Tanggal 17 November 2023. Jadi Perjalanan City Tour, yang menggunakan Bis di Ketiga Tempat Itu harus sudah selesai Sebelum Shalat Jum’at Jam 12.20 Waktu Arab Saudi (WAS)
Masjid Quba menjadi Destinasi City Tour Pertama Kali Kami saat di Madinah. Masjid Pertama, yang dibangun oleh Rasulullah SAW pada Tahun 1 Hijriyah atau sekitar Abad ke 7/ 622 Masehi di Quba. Quba sendiri merupakan Daerah sekitar 5 km di Sebelah Tenggara Kota Madinah.
Dalam Al Qur'an disebutkan bahwa Masjid Quba adalah masjid yang dibangun atas dasar takwa berdasarkan QS. At - Taubah : 108. Jadi walaupun pahalanya tidak setara saat Kami shalat di Masjid Nabawi, yang berpahala 1000 kali lipat atau saat di Masjidil Haram, yang berpahala 100.000 kali lipat, akan tetapi menurut Ustaz Turmuzi saat memberikan Informasi kepada Para Jamaah Umroh NRA Tour and Travel di Hari Senin (9/10/23), menyatakan :
"Barangsiapa yang datang ke Masjid Quba kemudian sudah berwudhu di rumah lalu melakukan salat sunnah 2 rakaat
pahalanya seperti melakukan Ibadah Umroh,"
Hal ini juga diperkuat di dalam Al Qur'an surah At - Taubah ayat 108 :
لَا تَقُمْ فِيهِ أَبَدًا ۚ لَمَسْجِدٌ أُسِّسَ
عَلَى التَّقْوَىٰ مِنْ أَوَّلِ يَوْمٍ أَحَقُّ أَنْ تَقُومَ فِيهِ ۚ فِيهِ
رِجَالٌ يُحِبُّونَ أَنْ يَتَطَهَّرُوا ۚ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُطَّهِّرِينَ
Arab - Latin: Lā taqum fīhi abadā, lamasjidun
ussisa 'alat-taqwā min awwali yaumin aḥaqqu an taqụma fīh, fīhi rijāluy
yuḥibbụna ay yataṭahharụ, wallāhu yuḥibbul-muṭṭahhirīn
Artinya: Janganlah kamu bersembahyang dalam Masjid
itu selama - lamanya. Sesungguhnya masjid yang didirikan atas dasar
takwa (Masjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu sholat
di dalamnya. Di dalamnya masjid itu ada orang-orang yang ingin membersihkan
diri. Dan sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bersih.
Link :
https://www.detik.com/hikmah/haji-dan-umrah/d-6981853/salat-di-masjid-quba-pahalanya-setara-umrah#
Menurut Sejarahnya
:
Pembangunan Masjid Quba awalnya diusulkan oleh
Ammar bin Yasir. Ia merupakan anak muda yang orang tuanya disiksa oleh
Abu Jahal karena mempertahankan aqidah. Dia salah satu pemuda beriman, dan bertakwa.
Ammar bin Yasir berkata," Ya Rasulullah
bagaimana kalau kita membangun masjid di sini ? Lalu Rasulullah setuju dan
dengan para sahabat mulai membangun Masjid Quba.
Dari pohon kurma atapnya dari dahan kurma.
Lantainya hanya pasir. Ini Masjid Quba yang dibangun pertama kali.
Masjid ini telah beberapa kali mengalami renovasi. Khalifah Umar bin Abdul Aziz adalah orang pertama yang membangun Menara Masjid ini. Sekarang renovasi masjid ini ditangani oleh Keluarga Saud. Mengutip buku berjudul Sejarah Madinah Al - Munawarah yang ditulis Dr Muhamad Ilyas Abdul Ghani, Masjid Quba ini telah direnovasi dan diperluas pada Masa Raja Fahd ibn Abdul Aziz pada 1986. Renovasi dan peluasan ini menelan biaya sebesar 90 juta riyal yang membuat masjid ini memiliki daya tampung hingga 20 ribu jamaah.
Meskipun
sangat sederhana, Masjid Quba boleh dianggap sebagai contoh bentuk
daripada masjid - masjid yang didirikan orang di kemudian hari. Bangunan yang
sangat bersahaja itu sudah memenuhi syarat - syarat yang perlu untuk pendirian Masjid.
Masjid ini sudah mempunyai suatu ruang yang persegi empat dan berdinding di
sekelilingnya.
Di sebelah utara dibuat serambi untuk Tempat Sembahyang
yang bertiang pohon Kurma, beratap datar dari pelepah dan daun kurma,
bercampurkan tanah liat. Di tengah - tengah ruang terbuka dalam Masjid yang
kemudian biasa disebut sahn, terdapat sebuah sumur tempat wudhu, mengambil air
sembahyang. Kebersihan terjaga, cahaya matahari dan udara dapat masuk dengan
leluasa.
Masjid ini memiliki 19 pintu. Dari 19 pintu
itu terdapat tiga pintu utama dan 16 pintu. Tiga pintu utama berdaun pintu
besar dan ini menjadi tempat masuk para jamaah ke dalam masjid. Dua pintu
diperuntukkan untuk masuk para jamaah laki-laki sedangkan satu pintu lainnya
sebagai pintu masuk jamaah perempuan. Di seberang ruang utama masjid, terdapat
ruangan yang dijadikan tempat belajar mengajar.
Saat akan memasuki bagian dalam Masjid, sebaiknya
memperhatikan Petunjuk di dinding luar masjid. Itu adalah penunjuk pintu masuk
yang dikhususkan bagi Jamaah Laki - laki atau Perempuan. Akan terpampang pada Sebuah
Plakat yang ditempelkan ke dinding pintu masuk untuk Jamaah Laki - Laki maupun Perempuan.
Menariknya
Banyak Penjual, yang notabenenya Anak Kecil menyajikan Barang Dagangannya.
Biasanya Mereka menjual Parfum Arab Non Alkohol dengan Mini Size. Coba
berbagilah di sana, jika memang diberi kelapangan Rezeki. Berlombalah dalam mencari
Pahala di sana !
Megahnya Masjid Quba juga tampak diperindah dengan
Puluhan bahkan Ratusan Burung Merpati, yang terbang di Sekitaran
Plataran Masjid ini. Dan tentunya Kami tak akan melupakan Moment
Ini.
Link :
https://id.wikipedia.org/wiki/Masjid_Quba
Alamat :
3493 Al Hijrah Rd, Al Khatim, Madinah 42318, Arab Saudi
Jabal Uhud menjadi Destinasi City
Tour Kedua Kami saat berada di Kota Madinah. Letaknya tidak begitu
jauh saat dari Masjid Quba. Sedangkan dari Kota Madinah, Jabal Uhud berada
sekitar 5 Km sebelah utara Kota Madinah.
Menurut Wikipedia :
Jabal Uhud (Arab: جبل أحد) adalah : sebuah
gunung di utara Madinah dengan ketinggian sekitar 1077 meter. Gunung ini adalah
lokasi pertempuran kedua antara Rasulullah SAW bersama Para Sahabat dengan Pasukan
Kafir Quraisy Makkah.
Pertempuran Uhud terjadi pada tahun ke 2
hijriyah, kaum muslimin yang berjumlah 700 pasukan dari Madinah yang dipimpin
oleh Nabi Muhammad SAW, tempat di barat laut Jazirah Arab, dengan
kaum kafir yang berjumlah 3000 pasukan yang di pimpin oleh Abu Sufyan.
Dalam perang Uhud ini Kaum Muslimin mengalami
kekalahan dan pasukan kafir Quraisy memenangkan pertempuran ini.
Gunung Uhud terbentuk dari batu granit warna merah
memanjang dari tenggara ke barat laut dengan panjang tujuh kilometer dan lebar
hampir tiga kilometer. Gunung ini menjadi Gunung terbesar dan tertinggi (1050
meter) di Madinah. Di kaki gunung bagian selatan terdapat pemakaman Para Syuhada,
salah satunya adalah Hamzah Bin Abdul - Muththalib, Paman dan Saudara
Sepersusuan Nabi Muhammad SAW.
Link
https://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_Uhud
Hampir sama
dengan Masjid Quba, ketika itu berhawa sejuk, meski cuaca cukup panas. Saat Kami
berada di Jabal Uhud pun demikian. Kami merasakan Suasana (Atmosphere) itu.
Dari Plataran Parkir Jabal Uhud, Ratusan Burung Merpati pun berterbangan
seolah menjadi Pertanda Alam menyambut Kita sebagai Tamu Allah SWT, yang
dirindukan. Kami merasakan suasana sejuk, dan nyaman walaupun sekali lagi
cuacanya pun tetap panas namun tidak menimbulkan keringat. Hal ini sangat
berbeda dengan Indonesia, yang cuaca sehabis hujan pun terkadang sumuk,
dan berkeringat.
Dari Plataran Parkir dengan Latar Belakang
(Background) Gunung Uhud, tak ragu Kami mengabadikan Moment Kebersamaan
Ini.
Alamat :
Madinah, Arab Saudi
At Kebun Kurma
Setelah Kami
mengunjungi Jabal Uhud, yang menjadi Tempat Pertempuran antara Kaum Muslim
Beriman Madinah, yang dipimpin oleh Baginda Rasul, Nabi Muhammad SAW dengan
Kaum Kafir Quraisy, yang dipimpin oleh Abu Sufyan dalam Suatu Peperangan, yang
dikenal sebagai Perang Uhud, kini Kami menuju Kebun Kurma.
Kebun Kurma, yang Kami kunjungi jika tidak
salah bernama Aryaf Taibah, Lokasinya
berdekatan dengan Al - Noor Mall, Salah Satu Pusat Perbelanjaan, yang
mengusung Konsep Minimalis Modern, dan agak jauh dari Pusat Masjid Nabawi.
Di Kebun Kurma Ini juga terdapat Pasar Kurma
(Dates Market), yang menjual Aneka Jenis Kurma, mulai dari Kurma Termurah
hingga Termahal, seperti : Ajwa, Mejdool maupun Ameber, yang dibandrol sekitar
380 rb/ Kg nya. Bahkan Kurma Kesukaan Nabi Muhammad SAW, Ajwa
merupakan Hasil Produksi Kurma Terbesar bagi Kota Madinah sehingga sering
mendapat julukan Dataran Ajwa “Land Of Ajwa” bagi Kota Madinah.
Sebuah Klaim yang layak
bagi buah berjuluk “Kurma Nabi” itu. Kurma berwarna hitam tersebut merupakan
salah satu makanan kesukaan Rasulullah Muhammad SAW. Kurma Ajwa pertama kali
ditanam oleh Rasulullah di sebelah Masjid Quba, Madinah.
Nama Ajwa diambil dari nama anak Salman Al Farisi, seorang sahabat yang mewakafkan lahan kurmanya untuk perjuangan Islam. Untuk mengenang jasa - jasanya, Rasulullah menamakan kurma yang dimakannya saat berbuka puasa dengan nama Ajwa.
Dalam hadis riwayat Al-Bukhari dan Muslim, Rasulullah bersabda
“Barang siapa mengonsumsi tujuh butir kurma ajwa pada pagi hari, maka hari itu Ia tidak akan terkena racun maupun sihir” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Keutamaan Kurma
Ajwa itulah yang membuat buah ini menjadi salah satu oleh - oleh wajib bagi
Para Jamaah Haji & Umroh asal Indonesia khususnya saat berada
di Madinah. Meskipun harganya lebih mahal dibandingkan jenis kurma
lainnya, tetapi Ajwa tetap menjadi buruan.
Link :
https://prfmnews.pikiran-rakyat.com/pariwisata/pr-135099271/melihat-lebih-dekat-kebun-kurma-ajwa-di-madinah-makanan-kesukaan-nabi-muhammad-saw?page=all
Kebun Kurma memang Banyak dijumpai di Kota Madinah. Bahkan Kebun Kurma ini jarang atau mungkin tidak Kami temui di Kota Makkah. Iklim Kota Madinah, yang jauh lebih sejuk dibandingkan dengan Kota Makkah membuat Tanaman Kurma dapat berkembang dengan baik. Selain di Madinah, Perkebunan Kurma juga banyak terdapat di Kota Thaif maupun Provinsi Qassim, yang juga berhawa sejuk.
Itulah mengapa saat menjalankan Ibadah
Umroh maupun Haji, Kebanyakan Para Jamaah juga dijadwalkan untuk mengunjungi
Perkebunan Kurma di Madinah. Selain memang Madinah sebagai Dataran Ajwa,
Kurma, yang bernilai tinggi, dan menjadi Salah Satu Kurma Favorit bagi Baginda
Rasul.
Dalam Sejarahnya Perkebunan Kurma di Madinah telah ada bahkan jauh sebelum Nabi Muhmmad SAW hijrah ke Kota Ini. Saat Baginda Rasul membangun Masjid Quba - Masjid Pertama, dan Tertua, yang dibangun oleh Baginda Rasul, Lokasinya juga berada diatas Kebun Kurma seluas 1.200 m2
Melihat Kebun
Kurma Aryaf Taibah, Kami merasakan Suasana (Atmosphere)
berbeda. Nuansa Khas Arabian sangat terasa saat Kami duduk santai selepas
berbelanja Kurma.
Namun dilain Tempat juga terdapat Bakso,
Salah Satu Kuliner Indonesia, yang dijual di sini. Harapannya agar dapat
mengobati Rasa Rindu Para Jamaah akan Beberapa Kuliner Indonesia. Selepas
meninggalkan Tanah Air hingga berhari - hari ke depannya … Pastinya Mereka Rindu & Cinta 1/2 Mati dengan Masakan Indonesia.
Alamat :
4193 Saad bin Sawada Al - Amiri, Al-Ayoun, Madinah 42331 8338, Arab Saudi
Dalam
Perjalanan kembali ke Hotel selepas mengunjungi Kebun Kurma Aryaf Taibah,
Kami melewati Masjid Kiblatain dan Khandaq. Kedua Tempat ini,
memang tidak Kami datangi, mengingat ketika itu juga bertepatan dengan Shalat
Jum’at, jadi Kami harus mempersiapkannya. 1 Jam Sebelumnya, Rombongan Kami di
Bis 26 harus sudah sampai di Hotel, di mana Jadwal Shalat Jum’at di Madinah
berada di Pukul 12. 35 Waktu Arab Saudi (WAS), ketika itu.
Kami melewati :
1. Masjid Kiblatain/ Qiblatain :
(Artinya: Masjid
Dua Kiblat) adalah salah satu masjid terkenal di Madinah. Masjid ini
mula-mula dikenal dengan nama Masjid Bani Salamah, karena masjid ini
dibangun di atas bekas rumah Bani Salamah. Letaknya di tepi jalan menuju kampus
Universitas Madinah di dekat Istana Raja ke jurusan Wadi Aqiq atau di
atas sebuah bukit kecil di utara Harrah Wabrah, Madinah.
Pada permulaan Islam, orang melakukan salat dengan kiblat ke arah Baitul Maqdis (nama lain Masjid Al-Aqsa) di Yerusalem/Palestina. Baru belakangan turun wahyu kepada Rasulullah SAW untuk memindahkan kiblat ke arah Masjidil Haram di Makkah.
Peristiwa
itu terjadi pada tahun ke - 2 Hijriyah hari Senin bulan Rajab waktu dhuhur di
Masjid Bani Salamah (Qiblatain) ini. Ketika itu Rasulullah SAW tengah salat
dengan menghadap ke arah Masjidil Aqsha. Di tengah salat, tiba-tiba turunlah
wahyu surat Al Baqarah ayat 144, yang artinya:
“Sungguh Kami (sering) melihat
mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke
kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan
di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan
sesungguhnya orang - orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi
Alkitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa
berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah
sekali - kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan”
Setelah turunnya ayat tersebut di atas, berkata Seseorang dari Bani Salamah, "Ketahuilah, sesungguhnya kiblat telah diganti," maka Mereka berpaling sebagaimana mereka menghadap kiblat, dan kemudian meneruskannya dengan memindahkan arah kiblat menghadap ke Masjidil Haram. Merujuk pada peristiwa tersebut, lalu masjid ini dinamakan Masjid Qiblatain, yang artinya masjid berkiblat dua.
Masjid Qiblatain telah mengalami beberapa kali
pemugaran. Pada Tahun 1987 Pemerintah Kerajaan Arab Saudi di bawah Raja Fahd
melakukan perluasan, renovasi dan pembangunan konstruksi baru, tetapi tidak
menghilangkan ciri khas masjid tersebut.
Kini bangunan Masjid Qiblatain memang memiliki
dua arah mihrab yang menonjol (Arah Makkah dan Palestina), yang
umumnya digunakan oleh Imam Salat. Setelah direnovasi oleh Pemerintah Arab
Saudi, dengan hanya memfokuskan Satu Mihrab yang menghadap Ka’bah di Makkah
dan meminimalisir Mihrab yang menghadap ke Yerusalem, Palestina.
Ruang mihrab mengadopsi geometri ortogonal kaku dan simetri yang ditekankan
dengan menggunakan menara kembar dan kubah kembar.
Kubah Utama yang
Menunjukkan arah kiblat yang benar dan kubah kedua adalah palsu dan
dijadikan sebagai pengingat sejarah saja. Ada garis silang kecil yang
menunjukkan transisi perpindahan arah. Di bawahnya terdapat replika mihrab tua
yang menyerupai ruang bawah kubah batu di Yerusalem, bernuansa tradisional.
Sebelumnya Sultan Sulaiman telah memugarnya pada tahun 893 H atau
1543 M. Masjid Qiblatain merupakan salah satu tempat ziarah yang biasa
dikunjungi Jamaah Haji dan Umroh dari seluruh dunia.
Link :
https://id.wikipedia.org/wiki/Masjid_Qiblatain#:~:text=Masjid%20Qiblatain%20(artinya%3A%20masjid%20dua,atas%20bekas%20rumah%20Bani%20Salamah.
2. Masjid Khandak/ Khandaq :
Masjid - Masjid yang Tujuh (Arab: المساجد السبعة Al-Masajid As-Sab'ah) atau Sab'u Masajid merupakan salah satu kompleks bersejarah yang dikunjungi oleh para wisatawan Kota Madinah. Masjid ini merupakan gabungan dari tujuh masjid kecil, yang sebenarnya hanya enam masjid ditambah dengan Masjid Qiblatain yang dikunjungi dalam waktu yang bersamaan sehingga disebut dengan Masjid Tujuh. Tidak ada perintah dari Nabi ﷺ maupun dalil syari'at yang menunjukan atas keutamaan mengunjungi masjid - masjid ini.
Masjid - masjid ini terletak di barat Gunung
Sala' yaitu merupakan Tempat terjadinya Pertempuran Khandaq. Sebuah
Peperangan antara Umat Muslim melawan Persekutuan Besar Kaum
Yahudi dan Quraisy, yang terjadi pada Tahun Kelima Hijriah atau 627
Masehi. Nama lain dari Perang Khandaq adalah Perang Ahzab.
Link :
https://id.wikipedia.org/wiki/Pertempuran_Khandaq
https://www.kompas.com/stori/read/2023/06/02/210000579/apa-sebab-terjadinya-perang-khandaq?page=all
Tak seperti saat Kami berpergian ke Negara Lain, Pada Perjalanan Kali ini, Kami memang memfokuskan untuk beribadah dibandingkan memilih untuk jalan - jalan, apalagi berbelanja.
Ya !
Perjalanan ke Luar Negeri kali ini, bukan
Perjalanan Wisata Biasa melainkan Perjalanan Religi. Di mana Beribadah menjadi
Tujuan Utama/ Fokus Kami.
Meski demikian di Sela Sepulang Beribadah, terkadang Kami jalan - jalan sebentar di Beberapa Pusat Perbelanjaan/ Pertokoan baik di Madinah maupun Makkah. Sekedar cuci mata ataupun membeli Keperluan selama Kami di Tanah Suci.
Biasanya Kami menuju ke Mall di Sekitaran Hotel. Maklum Hotel Tempat Kami menginap memang terletak tidak jauh dari Pusat Ibadah baik di Masjid Nabawi Madinah maupun Masjidil Haram Makkah. Lokasinya juga memang dekat dengan Pusat Perbelanjaan (Mall) maupun Kawasan Pertokoan. Bahkan Hotel Kami menginap baik di MovenPick Madinah maupun Makkah Hotel & Tower a.k.a Hilton Hotel juga menyatu dengan Sebuah Pusat Perbelajaan (Mall), yaitu : Anwar Al Madinah Mall dan Hilton Tower Shopping Centre, yang Lokasinya juga tidak jauh dan menyatu dengan Abraj Al Bait Mall - Makkah Zam - Zam Tower Complex.
At Anwar Al Madinah Mall
Lokasinya menyatu dengan Hotel Tempat Kami menginap Anwar Al Madinah MovenPick Hotel. Namun Kami tidak mengetahui apakah Mall dan Hotel ini juga dipunyai oleh Satu Pemilik (Owner), yang sama ? Namun yang jelas Hotelnya dikelolah oleh Accor Group. Sebuah Group Hotel, yang mengelolah Jaringan Hotel Waralaba sekitar 3.700 Hotel di 5 Benua dengan berbagai merek dagang mulai dari Tingkatan Budget dan Penginapan Ekonomis hingga Akomodasi Mewah di Beberapa Tempat Eksotis Belahan Dunia.
Di mana MovenPick Hotel berada di Kelas Premium Hotel bersama Mantis, Grand Mercure, Angsana, Pullman, Swissotel dengan Standar ***** .
Melihat Pusat
Perbelanjaan (Mall) Anwar Al Madinah, Kamu jangan
membayangkan saat berbelanja di Mall Terkenal, yang ada di Jakarta maupun Kota Besar Indonesia Lainnya. Meski Mall ini menyatu dengan Hotel MovenPick, yang cukup
terkenal sebagai Hotel ***** , dan juga
berada di Jantungnya Pusat Ibadah Masjid Nabawi - Madinah, namun Anwar Al
Madinah jauh dari Kesan Modern, bahkan bisa dibilang layaknya Mall
Tahun 80 - 90 an. Saya jadi membayangkan berjalan di Melawai Plaza/ RatuPlaza hingga Era Akhir 90 an. Btw Kedua Mall itu masih beroperasi
nggak ya ?
Mungkin maksud Bangunannya menyesuaikan dengan
Kultur Arab, yang terkesan Klasik. Terlebih Gedung Di Sekitar Masjid
Nabawi memang terlihat, dan mempunyai ketinggian, yang sama. Merek (Brand)
Internasional seperti : Uniqlo, Ralph Lauren - Polo, H&M, yang biasa Kita
jumpai di Mall Indonesia jangan harap Kamu akan jumpai di sini. Bisa dibilang
Kehadiran Merek (Brand) Internasional di Anwar Al Madinah Mall jarang. Tidak
seperti Pusat Perbelanjaan (Mall) di Makkah, Mall di Madinah lebih dipenuhi
oleh Toko Pakaian dengan Merek Lokal, yang biasanya menjual Pakaian
Muslim semacam Gamis dan Perlengkapannya, hingga Sajadah.
Itu, yang Banyak Kami jumpai di Mall Madinah.
Penyewa (Tenant) Bin Dawood semacam Super Store, yang meliputi Supermarket, Departement Store, hingga Perlengkapan Rumah Tangga, Alat Elektronik dan Mainan, menjadi yang terbesar. Super Store ini tersebar hampir di Seluruh Arab Saudi, seperti : Makkah, Madinah, Jeddah, Taif, hingga Khamis Mushayt.
Toko BinDawood pertama dibuka di Makkah, Arab Saudi pada tahun 1984. Pada Agustus 2020, BinDawood mengoperasikan 27 hipermarket dan supermarket di Kerajaan di kota - kota besar seperti Makkah dan Madinah.
Link :
https://en.wikipedia.org/wiki/BinDawood_Stores#cite_note-3
Ajwa Cookies
Sebagai Informasi (For Your Information -
FYI), Arab Saudi bisa dibilang terkenal akan Buah”an yang cukup menyegarkan
(Fresh) dan baik secara kualitas dengan Harga yang lebih murah dibandingkan
saat di Indonesia. Inilah yang menjadi Perburuan Kami berbelanja Buah terutama
yang dikeringkan (Dried) maupun Olahan Buah seperti
Juice juga menjadi Incaran Kami. Selain itu Coklat, Kue dan Biskuit juga
Harganya jauh lebih murah bila dibandingkan saat berbelanja di Supermarket
Indonesia. Namun jangan ditanya jika belanja Shampo, Sabun atau Bahan, yang
mengandung Kimia harganya bisa dua kali lipat di sana.
Dan Inilah yang menjadi Perburuaan Kami
untuk berbelanja Buah (Kurma, Anggur, Delima, Stroberi
maupun Peach), Olahan Buah (Juice), hingga Coklat.
Alamat :
Bada'ah, Madinah 42311, Arab Saudi
2. Tiba di Makkah
Setelah mengalami Proses, yang panjang demi memasuki Raudhah
hingga dua kali, di mana Istri harus mengulang kembali di KeEsokan Harinya disebabkan pada Hari
Pertama Ia gagal, finally tepat di Hari Minggu,
Tanggal 19 November 2023, Jam 2 Siang, selepas Shalat Dzuhur
di Pukul 12.35 Waktu Arab Saudi (WAS), Kami
meninggalkan Kota Madinah menuju Makkah untuk menunaikan Ibadah
Umroh.
Sebelumnya Muthawif Kami, Ustadz Ben
Ali telah memberikan Arahan tentang Larangan saat sudah memakai Pakaian
Ihram. Terlebih setelah Miqat, Batas Waktu/ Tempat dimulainya
Niat Ibadah Haji, dan Umroh. Adapun Tempat Pengambilan Niat Ibadah
Umroh saat itu adalah Masjid Bir Ali atau Masjid Miqat Dzul
Hulaifah, yang menjadi Tempat Miqat bagi Jamaah Umroh maupun Haji, yang
berasal dari Madinah atau melaluinya.
1 Jam sebelum Shalat Dzuhur, Kami
mempersiapkan segala seuatunya, bahkan jauh sebelum itu, tepatnya setelah
mengerjakan Shalat Subuh, Kami melakukan Shalat Safar/ Shalat Berpergian dengan
maksud agar Perjalanan Kami lancar. Bacaan Surat Al Kafirun setelah Surat Al
Fatihah di Rakaat Pertama, dan Surat Al Ikhlas setelah Surat Al Fatihah di
Rakaat Kedua, menajdi Hal Utama.
Sejam Sebelumnya, Kami telah mempersiapkannya mulai dari Niat Mandi Ihram, seperti : mandi dengan sabun, mencukur & merapikan jenggot rambut ketiak & kemaluan, memotong kuku, dan Shalat Sunah Ihram 2 Rakaat, yang termasuk Beberapa Sunah Ihram. Hanya saja Kami agak takut dengan Penggunaan Parfum, yang dapat mengenai Pakaian Ihram.
Oh iya sebagai Informasi Tambahan saat di Tanah Suci, Kami selalu memakai Parfum Arab, yang memang cirinya Bebas Alkohol. Harapannya agar Kita selalu dalam Keadaan Suci, dan terbebas dari Hal” Kotor. Takut saja menodai Kesucian dari Kota Madinah, dan Makkah sebagai Tanah Suci, yang dijamin oleh Allah SWT, meski dari Parfum BerAlkohol sekalipun.
*Penggunaan Parfum BerAlkohol memang dibolehkan untuk Shalat asal bukan dari Industri Khamar, yang
memabukan, dan Penggunaannya tidak boleh berlebihan.
Saat memakai Pakaian Ihram ada Beberapa Ketentuan & Larangan, yang harus diperhatikan :
1. Ketentuan memakai
Pakaian Ihram :
- Memakai dua helai kain yang tidak berjahit
- Saat melakukan Tawaf, membuka bahu kanan dan
menutup bahu kiri
- Disunahkan memakai kain berwarna putih
- Tidak boleh memakai baju, celana, dan sepatu
yang menutup tumit, serta tidak
boleh
memakai tutup kepala.
2.
Larangan memakai Pakaian Ihram :
A. Larangan Bagi Jamaah Laki
- Laki :
- Memakai pakaian biasa (seperti celana atau
baju)
- Memakai kaus kaki atau sepatu yang menutupi
mata kaki dan tumit
- Menutup kepala dengan topi, peci, dan sorban
B. Larangan Bagi Jamaah Perempuan
:
- Menutup kedua telapak tangan dengan kaus
tangan
- Menutup muka dengan cadar
C. Larangan
saat berihram yang berlaku bagi seluruh Jamaah, baik Laki - Laki maupun
Perempuan :
- Memakai wangi-wangian kecuali yang sudah dipakai
di badan sebelum niat
haji/umrah
- Memotong kuku dan mencukur atau mencabut
rambut dan bulu badan
- Memburu dan menganiaya/membunuh binatang
dengan cara apa pun, kecuali
binatang
yang membahayakan Mereka
- Memakan hasil buruan
- Memotong kayu - kayuan dan mencabut rumput
- Menikah, menikahkan atau meminang perempuan
untuk dinikahi
- Bersetubuh dan perilaku yang mendatangkan
syahwat
- Mencaci, bertengkar atau mengucapkan kata - kata
kotor
- Melakukan kejahatan dan maksiat
- Memakai pakaian yang dicelup dengan bahan pewangi
Link :
https://blog.principal.co.id/id/ini-yang-perlu-diketahui-tentang-pakaian-ihram
Karena Berpakaian Ihram merupakan Rukun Umroh
maupun Haji, yang apabila dilanggar akan menjadi tidak sahnya Pelaksanaan
Ibadah Haji maupun Umroh. Maka Para Jamaah, yang lupa maupun melanggar aturan
Berihram wajib membayar denda (dam), yaitu :
- Menyembelih Kambing saat setelah
melaksanan Ibadah Umroh di Makkah.
- Jika tidak mampu, maka orang tersebut harus
bersedekah ke orang miskin
(memberi
makan) atau berpuasa 3 hari di saat haji dan 7 hari di Negaranya.
Miqat At Masjid Bir Ali
Tepat di
Hari Minggu, Tanggal 19 November 2023, Jam 2 Siang, Kami meninggalkan Kota
Madinah menuju Kota Makkah untuk menunaikan Ibadah Umroh. Tapi sebelumnya Kami
melakukan Miqat, yang mana Tempat Pelaksanaan Niat untuk menjalankan
Ibadah Umroh itu berada di Masjid Bir Ali.
Miqat sendiri
mempunyai pengertian :
Miqat (Arab: ميقات,
romanized: mīqāt, lit. 'tempat yang sudah ditetapkan') adalah batas waktu
dan tempat bagi dimulainya Niat ibadah haji dan umrah (batas-batas yang
telah ditetapkan). Apabila melintasi miqat, seseorang yang akan memulai ibadah
haji dan umrah perlu mengenakan kain ihram dan berniat untuk melakukan ibadah haji,
dan umrah.
Miqat yang
dilaksanakan berdasarkan waktu disebut Miqat Zamani, sedangkan Miqat
yang dilaksanakan berdasarkan tempat disebut Miqat Makani.
Miqat Zamani
Miqat Zamani (ميقات ﺯﻣﺎﻧﻲ) - batas
waktu dan tempat yang ditentukan berdasarkan waktu:
- Bagi Haji, miqat bermula pada bulan
Syawal sampai terbit fajar tanggal 10
Zulhijah.
- Bagi Umroh, miqat zamani bermula pada
sepanjang tahun pada waktu umrah
dapat
dilakukan.
Miqat Makani
Miqat Makani (ميقات مكاني) adalah
tempat dimulainya Ibadah Haji dan Umrah yang telah ditetapkan dalam syariat. Di
tempat ini seorang muslim pria hanya mengenakan pakaian ihram yang berupa dua
helai kain putih yang merupakan simbol telah ditinggalkannya segala kenikmatan
dunia. Terdapat Lima Miqat Makani di dunia.
Nama |
Lokasi |
Jarak
dari Makkah |
Ditetapkan
oleh |
Untuk
jamaah dari |
Qarnul
-Manazil |
As-Sail
al-Kabir |
82
kilometer (51 mi) timur laut |
Muhammad |
Najd |
Yalamlam |
Dekat
Asy-Syafa |
105
kilometer (65 mi) tenggara |
Yaman |
|
Dzat
Irq |
Dekat
As-Sayl al-Kabir |
110
kilometer (68 mi) timur laut |
Umar |
|
Al -
Juhfah |
Rabigh |
179
kilometer (111 mi) barat laut |
Muhammad |
Syam |
Dzul
-Hulaifah |
Masjid
asy-Syajarah |
424
kilometer (263 mi) utara |
Madinah |
1)
Masjid Hudaibiyah
2)
Masjid Tan’im (Masjid Aisyah)
3)
Masjid Ja’ronah
Bahkan bagi Jamaah Haji, yang mendarat di Jeddah, dan
langsung melakukan Ibadah Umroh, dan Haji dibolehkan untuk Tempat Pengambilan
Niat (Miqat) di :
* Asrama Haji Embarkasi Tanah Air,
* Dalam Pesawat ketika melintas sebelum/sejajar dengan Yamlam atau
Qarnul
Manazil
* Bandara King Abdul Aziz Jeddah.
Link :
https://id.wikipedia.org/wiki/Miqat
https://www.detik.com/hikmah/panduan-haji-dan-umrah/d-6780410/miqat
Karena Kami mendarat di Madinah, yang mana Kami mengerjakan Ibadah Sunah terlebih dahulu sebelum mengerjakan Ibadah Umroh di Makkah, maka Tempat
Pengambilan Niat Ibadah Umrohnya berada di Masjid Bir Ali atau Masjid
Miqat Dzul Hulaifah.
Menurut Wikipedia :
Masjid Bir Ali adalah Sebuah masjid di Madinah, Arab Saudi,
yang merupakan tempat miqat bagi penduduk Madinah, ataupun yang hendak
menunaikan ibadah haji atau umrah melewati Kota Madinah. Masjid ini dikenal
juga nama : Masjid Miqat Dzul - Hulaifah (Arab: مسجد ذي الحليفة
Masjid Dzi al-Hulaifah), Dzulhulaifah, Masjid Asy-Syajarah, Masjid Al-Miqat,
Abyar 'Ali, Abar 'Ali, Miqat al-Ihram, Al-Ihram, Al-Muhrim atau Al-Hasa. Masjid
ini terletak di Tepi Jalan Raya Madinah Makkah, tepatnya di Distrik
Dzulhulaifah, di Sebelah Barat Wadi 'Aqiq, di Wilayah Abyar Ali, dengan
jarak 14 kilometer dari Masjid Nabawi.
Masjid ini dibangun pada masa Umar bin Abdul Aziz yang memerintah Madinah (87 - 93 H) kemudian direnovasi pada masa Abbasiyah dan direnovasi lagi pada Utsmaniyah pada masa pemerintahan Sultan Mehmed IV (1058 - 1099 H). Pada waktu itu masjid masih berbentuk sangat kecil dan terbuat dari batu, dan belum ada Jamaah Haji dan Umrah yang singgah di masjid ini. Kemudian Raja Fahd bin Abdul Aziz memerintahkan untuk merenovasi dan membangun perluasan masjid.
Dikarenakan semakin banyaknya jumlah Jamaah Haji dan Umroh, Masjid ini telah diperluas beberapa kali lipat, dan diberikannya fasilitas yang diperlukan, sehingga masjid menjadi stasiun singgah bagi Para Jamaah yang bepergian. Masjid dibangun dengan bentuk persegi dengan luas 6.000 meter persegi, masjid terbagi menjadi dua bagian dan ditengahnya terdapat Lapangan dengan luas 1000 meter. Masjid ini memiliki kubah yang tingginya 16 meter dari permukaan tanah, Masjid ini dapat menampung 5000 jemaah salat, dan memiliki Satu Menara Adzan dengan bentuk tangga spiral dengan tinggi 62 meter.
Masjid ini memiliki ruangan untuk mengganti Kain Ihram dan Tempat Wudhu.
Masjid ini memiliki pasar yang menjual kebutuhan Para Jamaah haji dan terletak
di timur masjid. Di sebelah barat masjid terdapat parkir bus - mobil dan
perkebunan kurma yang luas.
Link :
https://id.wikipedia.org/wiki/Masjid_Dzulhulaifah
Setelah Kami mengucapkan Niat untuk
melaksanakan Ibadah Umroh di Masjid Bir Ali, berarti semua Ketentuan dan
Larangan selama menjalankan Ibadah Umroh termasuk menjaga kesucian Pakaian
Ihram harus benar diperhatikan.
Kini saatnya Kami menuju Kota Makkah untuk melaksanakan Ibadah Umroh … Bismillah ...
Perjalanan dari Kota Madinah ke Kota Makkah menggunakan Bis memakan Waktu kira - kira 5 - 6 Jam Perjalanan. Melewati semacam Jalan Tol Bebas Hambatan (Highway) yang terdiri dari 3 Lajur. Anehnya walaupun ketika itu di Bulan November termasuk Musim Puncak Liburan (Peak Season), Kami tidak merasakan sama sekali kemacetan. Tidak seperti saat Kami melewati Jalan Tol Lintas Jawa, di Beberapa Titik, terutama saat melewati Beberapa Kota Besar terlihat sekali kemacetannya.
Jalan Tolnya terdiri dari Hamparan Gurun, yang
bisa dibilang cukup gersang. Kami pun jarang melihat ada Unta, yang menjadi Fauna
Identitas bagi Beberapa Negara Arab, terutama Kerajaan Arab Saudi. Dapat
dihitung sekali atau dua kali, Kami melihatnya. Mungkin faktor jarang adanya
rumput saat itu, membuat Peternak enggan mengembangbiakkan Unta di Sekitar
Pinggiran Jalan Bebas Hambatan antara Kota Madinah, dan Makkah. Mungkin akan
berbeda Cerita jika Kami mengunjungi Thaif, yang sama - sama berada di Provinsi
Makkah, namun berhawa sejuk.
Sebagai Informasi (For Your Information - FYI), mengapa Kami lebih memilih untuk menggunakan Bis dalam Perjalanan menuju Makkah dari Madinah dibandingkan Kereta Cepat (Haramain) ? Karena walaupun Kereta Cepat ini lebih dahulu tiba ke Makkah, yang hanya memakan waktu 2.5 Jam Perjalanan dari Madinah, namun saat tiba di Hotel, Rombongan, yang menggunakan itu belum dapat masuk ke Hotel sedangkan untuk menunaikan Ibadah Umroh saat itu, Akses menuju sekitar Ka’bah untuk menunaikan Tawaf, yang merupakan Rukun Umroh juga sedang dibersihkan, dan ditutup Areanya.
Jadi walaupun tiba di sekitar Pukul ½ 5 Sore, Mereka tetap belum bisa masuk,
dan ikut bersama Rombongan Kami, yang tiba sekitar Pukul 7 Malam. Jadi kebayang ya … Mereka dengan
Pakaian Ihram, terutama Bapak - Bapak harus menunggu sekitar 2.5 Jam, dan
bersama Kami untuk menunaikan Ibadah Umroh.
Dan dari Peristiwa Inilah, ternyata Banyak Jamaah yang jatuh sakit untuk
Rombongan yang menggunakan Kereta Cepat itu. Terutama Para Ibu, yang tidak kebagian
untuk memasuki Raudhah di Madinah pada Hari Sebelumnya, dan harus mengulang Ke
Esokan Harinya, setelah itu berangkat untuk menunaikan Ibadah Umroh di Makkah,
pastinya bukan kepalang capeknya, karena tidak ada Waktu Istirahat selama
Perjalanan menggunakan Kereta Cepat dari Madinah ke Makkah.
Terlebih saat menggunakan Kereta Cepat Haramain Express, Sebagian Rombongan, yang menggunakannya dikenakan Biaya Tambahan Sebesar Rp. 1.300.000,-/ Orang sesuai dengan Waktu Keberangkatannya. Jadi Total Keselurahan, yang harus dibayarkan sebesar : Rp. 33.450.000,- / Orang + Rp. 1.300.000,- = Rp. 34.750.00,-/ Orang.
Beruntungnya Kami tetap mengikuti
Saran Muthawif, Ustadz Ben Ally, yang menyarankan untuk
tetap menggunakan Bis di Rombongan 26, selain memang ternyata agak susah untuk
mendaftar Naik Kereta Cepat, yang ketika itu memang sudah dipesankan dalam Satu
Rombongan Bank Indonesia.
Selama di Perjalanan, Ustadz Ben Ally selaku Muthawif Kami, memberikan Informasi tentang Hal - Hal, yang harus dipatuhi selama menunaikan Ibadah Umroh di Makkah, dan bagaimana Kami tetap menjaga kesucian berIhram sebab ini juga menjadi Rukun Umroh Utama agar Umroh Kami tetap dalam keadaan sah, dan tak batal.
Terkadang di Sela Perjalanan, yang cukup lama, terutama Bagi Para Bapack" lupa, menggaruk Kepala atau Hidung, yang jika terluka dan sedikit berdarah saja, menjadi tidak sah /batalnya Ibadah Umroh. Belum lagi Karena AC Bis, yang dingin terkadang kita lupa, menutup Kepala dengan Pakaian Ihram, padahal itu juga membatalkan Sahnya Ibadah Umroh. Jadi Kami memang benar - benar harus awas, dan mampu menahan itu.
Jika pipis diperbolehkan, namun Kami mampu menahannya, walaupun di Bis juga terdapat Toilet. Kami juga tidak keluar dari Bis saat berhenti di Rest Area, disebabkan hujan besar ketika itu.
Ya ! Berusaha untuk menahan saja segala sesuatunya. Menahan, yang dapat membatalkan Ibadah Umroh Kami.
Adapaun Ustadz
Ben Ally selaku Pembimbing atau Pemandu Umrah (Muthawif) Kami menjelaskan :
1. Niat Umroh yang dilansir dari Fiqih Islam wa Adilatuhu
Jilid 1 dan bisa dilafalkan dalam hati:
اللهم إني أُرِيدُ الْعُمْرَةَ فَيَسرْهُ لِي وَتَقَبَّلُهُ مِنِّي
Allahumma inni uriidu al 'umrata fayassirhu lii wa taqabbalhu minni
Artinya: "Ya Allah, sungguh aku ingin
melaksanakan umrah. Maka, berilah aku kemudahan dalam menjalankannya, dan
terimalah umrahku tersebut."
2. Rukun dalam Ibadah
Umroh :
1. Ihram
Rukun Pertama dalam ibadah umrah adalah Ihram.
Ihram adalah niat masuk atau niat memulai ibadah umrah.
2. Thawaf
Rukun Kedua yaitu Thawaf. Thawaf adalah
kegiatan mengelilingi baitullah tujuh kali, dengan memposisikan ka'bah di
samping kiri dan harus dimulai dari Hajar Aswad.
3. Sa'i
Rukun Ketiga umrah yaitu Sa'i. Sa'i adalah
kegiatan berjalan tujuh kali antara bukit Shafa dan bukit Marwah.
Adapun syarat Sa'i adalah memulainya dari bukit Shafa dan mengakhirinya di bukit Marwah. Perjalanan dari Shafa ke Marwah dihitung satu kali, dan kembali ke Shafa dihitung kali yang lain.
4. Bercukur/ Tahallul
Rukun Keempat adalah Bercukur/ Tahallul. Dalam hal ini, lebih baik bagi laki-laki untuk menggundul rambutnya, sedangkan untuk wanita mencukur pendek. Adapun minimal mencukur adalah menghilangkan tiga rambut dari kepala, baik dengan menggundul, memendekkan, mencabut, atau memotongnya.
5. Tertib (Berurutan)
Rukun Kelima adalah Tertib (Berurutan)
Melakukan semua rukun - rukun umrah tersebut dengan tertib dan sesuai
urutannya.
Yang membedakan dengan Rukun Haji :
1. Ihram
Ihram atau berihram adalah keadaan seseorang
yang sudah berniat menjalankan ibadah haji. Ada bacaan yang bisa dilafalkan
sebagai niat ihram,
وَيْتُ الْحَجَّ وَأَحْرَمْتُ بِهِ لِلهِ
تَعَالَى لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ بحَجًَةِ
Nawaitul hajja wa ahramtu bihi lillahi ta'ala
labbaika Allahumma hajjan.
Artinya: "Saya berniat haji dengan
berihram karena Allah Ta'ala, aku sambut panggilan-Mu ya Allah untuk melakukan
haji."
2. Wukuf
Wukuf adalah pertanda puncak dari rangkaian
ibadah haji. Wukuf dikerjakan di Padang Arafah. Selama proses ini Para Jamaah diwajibkan
membaca takbir dan tahmid.
3. Tawaf
Tawaf dilakukan dengan mengelilingi Ka'bah sebanyak tujuh kali di Masjidil Haram.
Selama berkeliling in, Para Jamaah
memperbanyak berdoa serta harus dalam keadaan suci dari hadas kecil dan juga
hadas besar.
4. Sa'i
Sa'i adalah ibadah yang dilakukan dengan cara
berlari-lari kecil atau berjalan kaki sebanyak 7 kali, dari bukit Shafa ke
bukit Marwah dan sebaliknya.
5. Bercukur (Tahallul)
Tahallul adalah mencukur rambut yang sebaiknya
dilakukan sejak awal ketika sudah sampai di Mina, atau setelah mabit dari
Muzdalifah untuk melontar Jumratul Aqabah.
6. Tertib
Tertib adalah bagian terpenting dari rangkaian ibadah haji. Apabila tidak tertib sesuai aturan selama menunaikan ibadah haji, maka hajinya bisa dianggap tidak sah.
3. Sunnah Umroh
Dalam melaksanakan ibadah umrah, terdapat
beberapa hal yang disunnahkan untuk dikerjakan. Berikut sunnah umrah
sebagaimana yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW.
1. Mandi ihram. Mandi ini dikerjakan sebelum pergi ke Miqat dan berihram
2. Memakai wangi - wangian sebelum ihram
3. Melafadzkan niat ihram di Miqat shalat
4. Membaca kalimat talbiyah secara berulang-ulang
5. Membaca doa saat memasuki Kota Makkah.
Adapun doa yang perlu dibaca adalah sebagai
berikut:
اَللّٰهُمَّ هٰذَا حَرَمُكَ وَأَمْنُكَ
فَحَرِّمْ لَحْمِيْ وَدَمِيْ وَشَعْرِيْ وَبَشَرِيْ عَلَى النَّارِ وَاٰمِنِّيْ
مِنْ عَذَابِكَ يَوْمَ تَبْعَثُ عِبَادَكَ وَاجْعَلْنِيْ مِنْ أَوْلِيَآئِكَ
وَأَهْلِ طَاعَتِكَ
"Allahumma haadza haramuka wa amnuka fa
harrim lahmii wa damii wa syar'rii wa basyarii 'alan naari. Wa aaminii min
adzabika yauma tab'atsu 'ibaadaka waj'alnii min auliyaaika wa ahli
thaa'tika."
Artinya : "Ya Allah. Kota ini adalah
tanah haram-Mu dan tempat yang aman. Maka hindarkanlah daging, darah, rambut
dan kulitku dari neraka. Anugerahkanlah kepadaku keamanan dari siksa - Mu pada
hari Engkau membangkitkan kembali hamba-hambamu. Jadikanlah aku termasuk
orang-orang yang dekat dan taat kepada-Mu."
6. Membaca doa saat melihat Ka'bah
Imam An-Nawawi dalam Kitab Al-Idhah fi
Manasikil Hajji menganjurkan siapa saja yang melihat Ka'bah untuk membaca doa
sebagai berikut:
اللَّهُمَّ زِدْ هَذَا الْبَيْتَ تَشْرِيفًا
وَتَعْظِيمًا وَتَكْرِيمًا وَمَهَابَةً، وَزِدْ مَنْ شَرّفَهُ وَكَرّمَهُ مِمَّنْ
حَجَّهُ أَوِاعْتَمَرَهُ تَشْرِيفًا وَتَكْرِيمًا وَتَعْظِيمًا وَبِرًّا
Allāhumma zid hādzal bayta tasyrīfan wa
ta'zhīman wa takrīman wa mahābatan, wa zid man syarrafahū wa karramahū min man
hajjahū aw i'tamarahū tasyrīfan wa takrīman wa ta'zhīman wa birran.
Artinya, "Ya Allah, tambahkan kemuliaan,
keagungan, kehormatan, dan kehebatan pada Baitullah ini. tambahkan juga
kemuliaan, kehormatan, keagungan, dan kebaikan untuk orang-orang berhaji atau
berumrah yang memuliakan dan menghormati Ka'bah."
7. Mencium Hajar Aswad
8. Menunaikan shalat di Hijir Ismail
9. Minum air zam-zam
4. Kewajiban - kewajiban Umroh
Selain mengerjakan semua rukun-rukun umrah,
orang yang melakukan ibadah umrah juga harus mengerjakan kewajiban-kewajiban
lainnya, yaitu ihram dari miqat dan menjauhi semua yang diharamkan bagi orang
ihram, sebagaimana yang disampaikan oleh Syekh Abu Bakar Syata ad-Dimyathi.
وَأَمَّا وَاجِبَاتُ الْعُمْرَةِ فَشَيْئَانِ:
الْإِحْرَامُ مِنْ الْمِيقَاتِ، وَاجْتِنَابُ مُحَرَّمَاتِ الْإِحْرَامِ
Artinya, "Adapun kewajiban-kewajiban
umrah itu ada dua, (1) ihram dari miqat; dan (2) menjauhi keharaman-keharaman
ihram." (Syata ad-Dimyathi, Hasiyah I'anah at-Thalibin, [Beirut, Darul
Fikr: 1997], juz II, halaman 341)
Syekh Zakaria al-Anshari (wafat 926 H) dalam kitabnya mengatakan, "Miqat terbagi menjadi dua, (1) miqat zamani; dan (2) miqat makani.
Dikutip dari Al-Anshari, Asnal Mathalib fi
Syarhi Raudhit Thalib, [Beirut, Darul Kutub Ilmiah: 2000], juz I, halaman 458.
5. Hal - hal yang Diharamkan
bagi Orang Ihram
Selain kewajiban, terdapat pula hal-hal yang
diharamkan bagi Orang Ihram. Berikut 10 hal yang diharamkan bagi orang ihram
sebagaimana disebutkan oleh Imam Ibnu Qasim al-Ghazi, yaitu:
- Menggunakan pakaian yang dijahit
- Menutup kepala bagi laki-laki
- Menutup wajah bagi perempuan
- Mengurai rambut
- Mencukur rambut
- Memotong kuku
- Mengenakan wewangian
- Membunuh binatang buruan
- Melangsungkan akad nikah
- Berhubungan badan atau bermesraan dengan
syahwat
6. Jangan Lakukan Ini selama di Masjidil Haram (Makkah). Hal ini juga berlaku di Masjid Nabawi (Madinah)
Pasalnya, bagi Para Jamaah yang melanggar,
harus berurusan dengan aparat keamanan Arab Saudi bahkan bisa terancam dipenjara.
Berikut merupakan 7 larangan saat
berada di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.
1. Buat Video Berdurasi Lama
Pada prinsipnya, pembuatan rekaman video atau
audio cukup longgar diberlakukan oleh otoritas Saudi. Ini dibuktikan banyak
jamaah yang melakukan perekaman saat kumandang azan, proses tawaf, sai,
tahalul, berdoa di Raudhah dan lain sebagainya.
Bahkan aturan larangan selfie pun juga
terkadang ketat namun tak jarang juga lentur. Ini semua tergantung
pintar-pintarnya Para Jamaah memanfaatkan situasi dan kelengahan petugas.
Namun jika pengambilan video dilakukan dalam
waktu cukup lama dan statis, biasanya akan menimbulkan kecurigaan. Apalagi jika
perekaman itu disertai dengan alat pendukung seperti tripod, lampu, mikropon
khusus, kabel audio - video dan lain sebagainya.
Petugas Saudi banyak melakukan Patroli baik
langsung maupun lewat CCTV. Jika melanggar, kamera dan perekam akan ditahan.
Bahkan rekaman akan dihapus.
2. Membentangkan Spanduk
Otoritas Arab Saudi melarang keras Para Jamaah
membentangkan spanduk, banner atau bendera yang menunjukkan identitas atau
kelompok tertentu baik di dalam maupun di luar komplek masjid.
Untuk itu, spanduk seperti KBIH, biro travel
dan lain sebagainya jangan pernah dibawa masuk ke masjid jika tak mau berurusan
panjang dengan otoritas keamanan Saudi.
3. Berkerumun Lebih 5 Orang
Otoritas Saudi juga menerapkan aturan ketat
bagi jamaah yang ketahuan berkerumun lima orang atau lebih dalam jangka waktu
lama. Jika menemukan Jamaah yang melakukan hal ini, Askar Masjid pasti
akan mengusir seperti meminta Jamaah jalan dan sebagainya.
Selain berpotensi menghambat alur pergerakan
orang, berkerumunnya Jamaah juga bisa menimbulkan kecurigaan tersendiri. Untuk
itu, jika harus bertemu dengan sesama Jamaah lainnya, lebih baik tidak di
kompleks masjid atau dilakukan terbatas dan sambil bergerak.
4. Mengambil Barang Temuan
Aturan lain yang perlu diperhatikan betul oleh
Para Jamaah Haji & Umroh adalah jangan sekali-kali mengambil barang yang
tergeletak di Masjid dan sekitarnya.
Pasalnya, meski niat Para Jamaah adalah baik
untuk mengamankan barang tersebut, namun bisa dimaknai lain seperti mencuri dan
sebagainya. Ratusan CCTV yang berada di dalam dan luar masjid akan bisa
menangkap pergerakan Jamaah yang dicurigai tersebut.
Untuk itu, jika menemukan barang berharga yang
tercecer atau tergeletak lebih baik segera menghubungi petugas terdekat.
Selanjutnya petugas itu yang akan mengamankan sehingga Para Jamaah aman.
5. Merokok
Aturan lain yang kerap dilanggar Para Jamaah
adalah merokok di kompleks masjid. Bagi Jamaah Indonesia, umumnya aktivitas
merokok dilakukan usai salat atau menunggu waktu salat berikutnya.
Namun sebaiknya merokok dilakukan di tempat
yang jauh dari kawasan masjid. Sebab jika ketahuan pasti akan diingatkan.
Bahkan jika menemukan petugas yang garang, bisa jadi Para Jamaah ditahan untuk
diproses hukum.
Pengelolah Masjid sangat ketat dalam menjaga kebersihan kawasan. Untuk itu Para
Jamaah Haji & Umroh jangan sekali-kali seenaknya membuang sampah seperti
plastik bekas sandal, botol minuman, bungkus makanan dan lain sebagainya.
Di banyak sudut, pengelola sudah menyediakan
kotak - kotak sampah. Bahkan di dalam masjid, ada petugas khusus yang berkeliling
membawa plastik besar sebagai tempat pembuangan Sampah Jamaah.
Jika memang susah menemukan tempat sampah, lebih baik botol bekas dan sebagainya itu disimpan sesaat di tas atau dibawa dulu. Sebab jika ketahuan sengaja mengotori masjid dan sekitarnya Jamaah akan terekam CCTV. Tak lama kemudian, Askar Masjid akan menahan untuk dilakukan pemeriksaan dan sebagainya.
7. Melarang penggunaan Keffiyeh
(Syal), dan membawa Atribut Palestina Lainnya
Belakangan ini Otoritas Kerajaan Arab Saudi
memang melarang Penggunaan Keffiyeh (Syal Tradisional Palestina) pada saat
melaksankan Ibadah di Tanah Suci, baik di Masjidil Haram - Makkah maupun Masjid
Nabawi - Madinah. Penggunaan Simbol Palestina bukan hanya tidak diperbolekhkan
pada saat berada di Kedua Kota Suci, Makkah maupun Madinah, bahkan Wilayah
Kerajaan Arab Saudi secara keseluruhan seperti Jeddah, maupun saat ke Kota
Wisata Thaif, sepertinya juga ada Pelarangan.
Seperti yang dikonfirmasi oleh Pihak Otoritas Kerajaan Arab Saudi, Pelarangan memakai Atribut Palestina, dikarenakan Tempat - Tempat Ibadah itu harus bebas dari Politik Identitas. Walaupun ada Rasa Solidaritas Kita terhadap Sesama Muslim di Palestina, yang dijajah oleh Israel sejak Puluhan Tahun Lamanya, namun Kita sama - sama mengetahui bahwa Banyak Negara Arab seperti Arab Saudi, dan Mesir, yang menganggap serangan Israel terhadap Rakyat Palestina di Gaza dengan mengakibatkan tewasnya Puluhan Ribu Orang merupakan masalah Politik, dan Banyak Negara Arab seakan menutup mata atas Masalah Kemanusiaan ini.
Hubungan antara
Banyak Negara Arab dengan Israel, Amerika , Inggris, maupun Negara - Negara di
Eropa, yang mengakibatkan ketidakberpihakan atas Palestina, dan memilih jalan
Netral dibandingkan harus membela Negara Palestina, yang notabenenya juga sesama
Muslim, juga mungkin menjadi Alasan kenapa penggunaan Keffiyeh (Syal),
dan membawa Atribut Palestina Lainnya dilarang, dan jika ada yang
menggunakannya dalam Beberapa Kasus sampai berujung ke Penahanan oleh Otoritas
Kerajaan Arab Saudi.
Link :
*https://www.detik.com/hikmah/haji-dan-umrah/d-6740835/niat-umrah-rukun-sunnah-hingga-kewajiban-yang-harus-dikerjakan
*https://www.detik.com/hikmah/detikhikmah/d-7096009/6-rukun-haji-yang-harus-diperhatikan-calon-jemaah-wajib-tahu
*https://himpuh.or.id/blog/detail/814/melanggar-6-hal-ini-di-masjidil-haram-bisa-berujung-bui-nomor-2-sering-dilakukan-jemaah-indonesia
7. Beberapa Hal yang harus diperhatikan saat berada di Makkah
1. *Selalu membawa Handphone, dan pastikan Kuota Kamu selalu terjaga. Mengingat Kondisi Masjidil Haram, yang lebih besar dibandingkan Masjid Nabawi sebaiknya saat ingin beribadah atau pun berjalan - jalan selalu membawa Handpone dan Kuotanya dengan maksud agar tidak tersesat saat ingin kembali ke Hotel.
2. * Perbanyak Sedekah ! Kondisi Makkah, dan Madinah memang cukup jauh berbeda. Jika di Madinah, Kami lebih menyedekahkan kepada Para Petugas Kebersihan di sana, karena jarang Kami temui Pengemis/ Gelandangan, yang notabenenya Para Backpacker dari Negara Lain, Hal ini Nampak berbeda dengan Kondisi di Kota Makkah.
D Di Banyak Tempat, Kami menemukan Para Backpacker tadi tidur di Pinggiran maupun Teras Toko dengan Bermodal Bondo Nekat atau semacam “Bonek Gitu” untuk bisa menunaikan Ibadah Umroh mauun Haji.
D Dan inilah, yang menyebabkan Mereka harus tidur gelandangan tanpa Penginapan, yang memadai. Di Beberapa Toko mupun Tempat ada yang menawarkan Program Nasi untuk 10 - 15 Bungkus degan Harga 10 Riyal atau sekitar Rp. 40.000,- / Bungkusnya. Kamu dapat mensedekahkan itu selain kepada Petugas Kebersihan.
3. * Saat selesai Pelaksanaan Ibadah Umroh maupun Badal Umroh (mengumrohkan Orang Tercinta, seperti Ayah, Ibu maupun Eyang, yang sudah wafat atau dalam kondisi tidak mampu untuk berumroh) untuk Jamaah Laki - Laki disunahkan untuk mencukur rambutnya higga botak.
c Cari Tempat yang baik, dan harus dikemukakan di depan mengenai Akadnya. Misalnya mencukur/ membotakan Rambut dengan Harga 10 Riyal atau sekitar Rp. 40.000,- . Hal ini diperlukan agar Kamu tidak terjebak, dan masuk ke perangkap Batman sehingga harus membayar uang sebesar 300 Riyal atau sekitar Rp. 1.200.000,-.
\
Beruntungnya lagi, Saya (Penulis) dibayari oleh Muthawif Kami, Ustadz Sidki Maulana, yang sama - sama mencukur rambut.
4. * Jangan lupa untuk Mewakafkan Al Quran untuk Masjid Nabawi, dan Masjidil Haram.
e Dengan mewakafkan Al - Qur’an, yang diberikan kepada Masjid Nabawi - Madinah, dan Masjidil Haram - Makkah, Insya Allah, menjadi Amal Jariyah, yang tidak pernah terputus, ketika ada Orang, yang membaca. Bagi yang mewakafkan akan mendatangkan pahala, yang terus menurus bahkan setelah Mereka meninggal dunia.
Di banyak Toko, yang menjual Perlengkapan Shalat, biasanya juga menyediakan Al Qur’an dengan Stempel Wakaf. Untuk Harga Al Qur’an kecil dengan Stempel Wakaf di Madinah : 30 Riyal atau berkisar Rp. 126.000,- dan di Makkah lebih mahal sedikit : 35 Riyal atau berkisar Rp. 147.000,-
* Persiapkan Fisik.
Saat berada di Kota Makkah, persiapkan Fisik Kamu ! Sebab Ibadah Umroh sebenarnya adalah saat berada di Masjidil Haram, Makkah. Bahkan jika Kamu hanya melakukan Ibadah Umroh di Makkah, tanpa harus mengerjakan Hal Sunah di Masjid Nabawi - Madinah, diperbolehkan.
Kondisi, dan Medan yang cukup sulit, dan padat menyebabkan Kamu harus mempersiapkan fisik secara Prima.
6. * Datang Shalat Wajib Berjamaah 1 Jam lebih awal
Saat ingin Shalat Wajib Berjamaah di Masjidil Haram - Makkah, persiapkan diri Anda untuk datang 1 Jam lebih Awal. Kondisi Masjidil Haram, yang lebih padat (Crowded) dibandingkan Masjid Nabawi, membuat Kamu harus datang 1 Jam lebih awal.
Sebab meskipun Letak Hotel berada tepat di depan/ Plataran Masjidil Haram, akan tetapi harus tetap mempersiapkannya 1 Jam lebih awal. Hal ini agar Kamu dapat kebagian Tempat Terbaik, yang cukup nyaman dibandingkan harus Shalat di Teras Mall atau Plataran Masjidil Haram.
7. *Di Sela Istirahat dalam Beribadah, sempatkan untuk membeli sesuatu yang khas, oleh - oleh, hingga incip Kuliner.
Tentunya Kamu pasti juga ingin saat Umroh di Tanah Suci, untuk menyempatkan membeli Sesuatu yang khas, oleh - oleh, hingga incip kuliner. Emas, Sajadah, Gamis, Buah Kurma, Burberry, Cherry, dan Peach, Manisan - Juice Buah, hingga Ayam Al Baik, bisa jadi Rekomendasi Kamu !
Tak terasa
sebentar lagi Kami memasuki Kota Makkah. Kota Suci bagi Umat Muslim di
Dunia, yang berada di Dataran Hijaz, Dataran Kota Suci di Sebelah
Barat Laut Arab Saudi, selain Kota Madinah. Kota yang mendapat Julukan Makkah
al - Mukarramah, Kota yang Mulia.
Menurut Wikipedia :
Kota ini terletak
70 km (43 mi) ke daratan dari Jeddah di Laut Merah, di sebuah lembah kecil 277
m (909 ft) di atas permukaan laut. Populasi terakhir yang tercatat berjumlah
2.150.000 jiwa pada tahun 2023. Diperkirakan populasi metro pada tahun 2020
adalah 2,04 juta jiwa, membuat Makkah sebagai kota terpadat ketiga di Kerajaan
Arab Saudi. Peziarah yang berdatangan berjumlah tiga kali lipat dari Penduduk Setempat
selama ibadah Haji setiap bulan Zulhijah. Bahkan saat Umroh.
Makkah merupakan tempat lahir dari Nabi Muhammad. Gua Hira yang terletak di atas Jabal An -Nur berada di kota Makkah dan gua tersebut merupakan lokasi yang umat Islam percaya bahwa Al - Qur'an pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Mengunjungi Makkah untuk ibadah Haji
merupakan kewajiban bagi umat Islam yang mampu (pemenuhan rukun Islam).
Masjidil Haram merupakan rumah bagi Ka'bah, dan diyakini oleh umat Islam telah
dibangun oleh Nabi Ibrahim dan Isma'il As yang merupakan salah satu situs suci Islam
dan patokan arah salat bagi umat Islam (kiblat), yang memperkuat makna Kota
Makkah bagi umat Islam.
Para penguasa Muslim, baik dari dalam maupun dari sekitar wilayah tersebut telah lama mencoba untuk merebut kota Makkah dan mempertahankan kota tersebut dalam kekuasaannya. Dengan demikian, seperti halnya kebanyakan Wilayah Hijaz, kota tersebut mengalami berbagai perubahan rezim yang berulang pada sejarahnya yang kaya.
Kota ini akhirnya ditaklukan dalam penaklukan Hijaz oleh Saudi yang dipimpin oleh Ibnu Saud dan sekutunya pada tahun 1925. Sejak itu, Makkah terlihat ekspansi yang luar biasa dalam ukuran dan infrastruktur dengan bangunan modern yang lebih baru seperti Menara Abraj Al Bait (The Clock Tower), bangunan tertinggi keempat di dunia dan terbesar ketiga berdasarkan luas lantai yang menjulang tinggi di atas Masjidil Haram, dan Kompleks Zam - Zam Tower. Pemerintah Saudi juga melakukan penghancuran beberapa bangunan bersejarah dan situs arkeologi, seperti Benteng Ajyad. Kalangan Non - Muslim (Nonis) sangat dilarang untuk memasuki Kota Makkah.
Umat Islam dari seluruh dunia mengunjungi Kota
Makkah, tidak hanya untuk ibadah Haji dan Umrah, tetapi juga sebagai turis
untuk mengunjungi landmark wilayah tersebut, seperti Masjid Aisyah dan
situs yang dikunjungi oleh Para Jamaah Haji dan Umrah. Makkah sekarang menjadi
rumah bagi dua bangunan termahal di dunia, Masjidil Haram yang senilai 100
miliar dolar AS dan kompleks Menara Abraj Al Bait yang senilai 15
miliar dolar AS.
Meskipun demikian Kondisi Kota Makkah, yang lebih padat dibandingkan dengan Kota Madinah, membuat Beberapa Tempatnya Nampak tidak terlalu rapih, dan terlihat lebih berantakan. Begitupula dengan Kultur - Habitual Orangnya, yang nampak sedikit kasar, dan kurang disiplin. Apakah karena Sejarah Kota Makkah, yang dahulu dikuasai oleh Kaum Kafir Quraisy, yang terkenal bathil menghalalkan segala cara, hingga membuat Nabi Muhammad SAW beserta Pengikutnya hijrah dari Makkah ke Madinah, sebelum akhirnya Kota Makkah diperebutkan kembali tanpa pertumpahan darah ? Entahlah !
Namun demikian Allah SWT tetap merahmati Kota
Mekkah sebagai Kota Suci selain Madinah, sebagai Kota yang
aman dan nyaman dan bergelar Makkah al-Mukarramah, Kota yang Mulia
& Dihormati !
Link :
https://id.wikipedia.org/wiki/Makkah#:~:text=Makkah%2C%20secara%20resmi%20bernama%20Makkah,ibukota%20Provinsi%20Makkah%2C%20Arab%20Saudi.
At Makkah Hotel & Towers A.K.A Hilton Hotel
Setelah melewati Perjalanan Panjang dari Madinah selama kurang lebih 5 - 6 Jam Perjalanan, Finally Kami tiba juga di Kota Makkah. Setibanya di Kota Makkah, Kami langsung menuju menuju Hotel dan tiba di Pukul 8 Malam.
Segala Perlengkapan Koper telah sampai di Kamar Masing - Masing. Seingat Kami berada di Kamar 2005, yang berarti di Lantai 20, Kamar 5. Kami diberi waktu sekitar 1 Jam sebelum melakukan Ibadah Umroh di Pukul 9 Malam. Kebutuhan akan Buang Air Kecil maupun BAB, hingga Wudhu karena batal menjadi Prioritas saat itu, dan tentunya sambil mematuhi Segala Aturan, yang ada. Di mana Kami harus terbebas dari Sabun, hanya air saja yang dapat menyucikan, sebab dalam keadaan Berihram.
Hotel, yang Kami tempati bernama Makkah Hotel & Towers, Hotel ***** bekas (Ex) Hilton Hotel, sehingga juga dikenal sebagai/ alias (Also Known As - A.K.A) Hilton Hotel. Sebuah Hotel Mewah Bintang Lima, yang tepat di Jantungnya Masjidil Haram.
Karena dekatnya Lokasi, yang berada di Depan (Plataran) Masjidil Haram, Para Jamaah Umroh dapat berjalan Tanpa Alas Kaki bagi Jamaah Pria, dan dengan Kaos Kaki bagi Jamaah Perempuan. Di mana biasanya Para Jamaah Pria dapat menggunakan Alas Kaki (Sendal Hotel) bagi Mereka, yang memang tidak kuat dengan Kondisi Dingin. Daripada sakit saat menjalankan Ibadah Umroh, masih dapat menggunakannya asalkan dalam Keadaan Bersih, dan Suci.
Terlebih Kami hanya melewati Mall. Tepat di Pintu Keluar Hotel ada Sebuah Mall, yang memang menyatu (terintegrasi) dengan Hotel Tempat Kami menginap bernama Bin Dawood Shopping Centre - Hilton, Makkah. Sebuah Pusat Perbelanjaan (Mall), yang bisa dibilang cukup Premium, walau terbilang menempati Gedung Tua, dan terintegrasi dengan Kawasan Zam - Zam Tower, yang mana berdiri Abraj Al Bait Mall, dan Sebuah Menara Abraj Al Bait, yang lebih dikenal dengan Clock Tower.
Menurut dari Situs Resmi yang
Kami dapati Makkah Hotel and Towers adalah :
Sebuah Hotel Premium Bintang 5, yang terletak tepat di Jantung Kota Suci Makkah. Makkah Hotel and Towers dikelolah oleh Makkah Construction & Development Company (MCDC), Sebuah Perusahaan Pengembang dan Konstruksi Ternama di Makkah. Hotel ini terdiri dari 3 Tower, yang mana di bawahnya terdapat Sebuah Mall Premium Bin Dawood Shopping Centre - Hitlon, Makkah. Di mana Lokasinya terintegrasi dengan Kawasan Zam - Zam Tower, yang mana berdiri Abraj Al Bait Mall, dan Sebuah Menara Abraj Al Bait, yang lebih dikenal dengan Clock Tower.
Hotel ini menawarkan 1437 Kamar, yang meliputi Kamar Suite (Suite Room) dengan Gaya Klasik Arab pada Setiap Detail
Kamarnya. Hotel ini juga menawarkan Pemandangan, yang indah dari Lift Kaca, dan
Panorama Masjidil Haram.
Link :
https://www.makkah-hnt.com
Inilah yang menyebabkan Hotel ini dianugerahi Sebuah Penghargaan dari Trip Advisor dengan Certificate Excellence pada Tahun 2015 - 2019. Meski Hotel ini menempati Bangunan, yang bisa dibilang tak mudah lagi atau cukup tua. Namun Kami masih mendapatkan Kesan Mewah, Bersih, dan baik pada Bangunannya.
Begitupula saat memasuki Kamar Hotelnya. Kesan mewah dengan Kamar, yang super lega, ditambah dengan Kamar Mandi dan Fasilitas BathTub makin menambah Kesan Glamornya Hotel Ini. Kami rasa ini Kondisinya lebih baik (better) dibandingkan MovenPick Hotel. Baik dari Segi Fasilitas Kamar, dan Kebersihannya. Meski sekali lagi, sama - sama berada di Hotel ***** , dan dekat dengan Pusat Ibadah baik di Masjid Nabawi, Madinah maupun Masjidil Haram, Makkah.
Hanya saja kekuarangannya Kami tidak terlalu mendapatkan Sisi Pemandangan Skyline Gedung Pencakar Langit, yang menghiasi Kota Makkah, dikarenakan Jendelanya yang kecil, dan terdapat kisi - kisi yang membatasinya. Walaupun demikian ini Salah Satu Hotel Terbaik, yang pernah Kami singgahi !
Dan Kami juga mencoba membandingkan dengan Pullman, Swissotel, dan Fairmont yang berada di Kompleks Zam - Zam Tower, ternyata mempunyai Jarak, yang lebih jauh ke Masjidil Haram. Makkah Hotel & Towers, Tempat Kami menginap jaraknya cukup dekat dengan Plataran Masjidil Haram dikarenakan saat melewati Mall dari Pintu Keluar, tidak terlalu jauh dibandingkan dengan Ketiga Hotel itu, yang melewati Mall Abraj Al Bait, yang cukup besar. Searah dengan itu terdapat Pintu (Gate) 84 Akses menuju dalam Masjidil Haram.
Ketika Kami membuka di Situs
Daring Traveloka, untuk Pemesanan Kamar Hotel di Tempat Ini berkisar 4.5
Juta/ Malam untuk Tipe Standar dengan 3
Orang. Walaupun lebih mewah, dan bersih, namun tetap mempunyai Harga, yang
lebih murah daripada Movenpick Hotel di Madinah, yang berkisar 6 Juta/
Malam untuk Tipe Standar. Mungkin kurangnya ketersediaan Hotel Mewah ***** di Kota Madinah dibandingkan Kota Makkah,
membuat Harga Hotel Premium di Kota Madinah menjadi lebih mahal. Entahlah !
Saat
Sarapan, Makan Siang, maupun Malam, Kami - Para Jamaah Umroh juga ditempatkan
pada Sebuah Restoran, yang mana Vibesnya terbilang cukup mewah. Suasana
(Atmosphere) Kemewahan dengan Resto BerGaya Klasik Arab, ngena banget !
Begitupula dengan Makanan, yang disajikan
mulai dari Kambing Guling, Daging Onta & Kalkun, Shawarma & Kebab,
Aneka Makanan Arab, hingga Buah”an Segar, yang tiada habisnya seakan nggak
pernah ada matinya. Kekurangannya mungkin tidak adanya Masakan Indonesia,
dan lebih mendominasi Masakan Internasional dengan Selera Arab, membuat Kami
sebagai Orang Indonesia seakan lebih cepat bosan dengan Menu Makanannya. Entahlah, mungkin karena Rasa (Taste) Masakan Arab, tidak sesuai dengan Lidah Kami sebagai Orang
Indonesia !
Sepertinya Pihak Tour & Travel NRA, tidak menyertakan Koki (Chef) nya sendiri untuk menyajikan Makanan Indonesia pada saat Kami makan di Makkah Hotel & Towers. Hal ini nampak berbeda dengan MovenPick Madinah, Hotel Tempat Kami menginap. Di mana Kami ditempatkan pada Sebuah Resto Khusus untuk Jamaah NRA Tour & Travel, dan NRA mempunyai Koki (Chef), yang dapat menentukan Menu Makanan sesuai Selera & Lidah Orang Indonesia pada saat Kami menginap di MovenPick Madinah.
Alamat :
21955 Ibrahim Al Khalil St, P.O. Box 844,
Makkah - Kingdom Of Saudi Arabia
At Masjidil Haram
Ini waktunya Kami
menunaikan Ibadah Umroh !
Setelah
Kami berbenah sebentar untuk memasukan Koper yang telah sampai di masing - masing Kamar Hotel, hingga Kebutuhan Buang Air Kecil, dan Besar sampai
berwudhu, Kini saatnya Kami menunaikan Ibadah Umroh. Sebelum Jam 9 Malam, Kami
harus sudah berkumpul di Lobby Hotel. Jadi Kami masih punya Waktu kurang lebih
1 Jam an setelah tiba di Hotel pada Pukul 8 Malam.
Muthawif Kami, Ustadz Ben Ally memberikan Beberapa Informasi sebelum Kami
melaksanakan Rukun Ibadah Umroh Lainnya , yaitu : Tawaf, Sa’I, dan Tahallul.
Masing - masing dari Kami diberikan
semacam Perangkat Audio Kecil, yang dimasukkan ke dalam Telinga (Earphone) sebagai Penuntun Bacaan Doa saat Muthawif Kami membacakannya. Hanya saja ketika
sedang melaksanakan Tawaf atau memutari Ka’bah selama 7 Kali, memang nampak
tidak terlalu terdengar bacaannya disebabkan Banyaknya Rombongan Lain, yang menggunakan alat serupa sehingga Suara, yang dihasilkannya memantul. Akan tetapi Kami masih disediakan Semacam Buku Kecil sebagai Bacaan Doa, yang juga dapat berfungsi ketika Doa, yang
dibacakan oleh Muthawif tidak terdengar oleh Kami.
Lokasi Hotel, yang tidak terlalu jauh dari Masjidil
Haram atau tepat berada di Plataran Masjidil Haram, membuat Para Jamaah
Umroh Pria dapat menggunakan Sandal Hotel (asalkan dalam keadaan
bersih), dan Para Jamaah Umroh Wanita langsung dapat menggunakan kaos kaki
tanpa alas sandal, karena Pintu Keluar Hotel sudah menjadi Plataran Masjidil
Haram sebagai Daerah yang dianggap suci, di mana sebelumnya Kami melewati Mall
yang tidak begitu jauh dari Plataran Masjidil Haram. Searah dari Bangunan Hotel
Tempat Kami menginap, Makkah Hotel & Towers, Kami menuju Pintu
(Gate) 84 sebelum menuju ke Ka’bah, yang menjadi Pelaksanaan
Tawaf salah satu Rukun Umroh.
Menurut Wikipedia :
Tawaf (Arab: ﻃﻮﺍﻑ, thawāf) adalah kegiatan mengelilingi Ka'bah sebanyak
tujuh kali. Tawaf adalah salah satu amal ibadah yang dilakukan oleh Muslim pada
saat melaksanakan haji dan umrah. Tawaf hanya dilakukan di
Masjidil Haram dengan mengitari Ka’bah. Tawaf juga termasuk Salah Satu Rukun
Haji, dan Umroh, yang disebut sebagai : Tawaf Ifadhah (ﺇﻓﺎﺿﻪ)
Syarat Tawaf
* Suci dari hadas.
* Suci dari najis pada badan dan pakaian.
* Menutup aurat.
* Dimulai dari Tempat yang sejajar dengan Hajar Aswad yang ada
disalah satu sudut Ka'bah. Apabila seseorang memulai tawafnya pada sudut Ka’bah
yang tidak sejajar dengannya, maka putaran itu tidak dihitung hingga sampai
pada sudut Hajar Aswad untuk dihitung sebagai Awal Tawaf.
* Mengirikan Ka'bah dan berjalan ke depan.
* Dilakukan di dalam Masjidil Haram tetapi di
luar bahagian Ka’bah yaitu di luar
Hijir
Ismail (ﺣﺠﺮ ﺍﺳﻤﺎﻋﻴﻞ) dan Syazarwan (ﺷﺎﺫﺭﻭﺍﻥ).
* Dilakukan tujuh putaran dengan yakin.
Berikut
adalah amalan sunah dilakukan saat bertawaf :
* Bertawaf
dengan berjalan kaki.
* Memendekkan
langkah.
* Berjalan cepat dengan berlari anak.
* Istilam kepada Hajar Aswad saat awal tawaf
sambil mengucapkan "Allahu
Akbar".
* Beristilam dengan tangan kanan.
* Mencium Hajar Aswad dan meletakkan dahi ke
atasnya.
* Beristilam di Rukun Yamani.
* Berittibak.
* Solat sunah dua rakaat setelah tawaf di
belakang Maqam Ibrahim.
* Bertawaf berdekatan dengan Ka'bah (untuk
memudahkan istilam).
A. Istilam -
Mencium Hajar Aswad atau menyentuhnya dengan
tangan.
Jika tidak mampu, menandai dengan isyarat atau
melambai dengan tangan.
Lebih baik dilakukan setiap putaran jika
mampu.
B. Ittibak -
Meletakkan pertengahan kain selendang/ihram di
bawah ketiak kanan dan kedua ujungnya di atas kiri dengan menjadikan bahu kanan
terbuka bagi kaum pria.
Jenis Tawaf
* Tawaf Qudum (ﻗﺪﻭﻡ ) - tawaf "selamat datang"
yang dilakukan ketika baru sampai di Makkah.
* Tawaf Ifadhah (ﺇﻓﺎﺿﻪ) - tawaf yang menjadi rukun
haji dan dilakukan bagi mereka yang telah pulang dari Wukuf di Arafah. Juga
dinamakan bagi tawaf rukun umrah.
* Tawaf Sunah (ﺳﻨﺔ) - tawaf yang dilakukan semata - mata mencari ridha
Allah SWT pada waktu kapanpun.
* Tawaf Tahiyyat (ﺗﺤﻴﺔ) - tawaf sunah yang lazim dilakukan saat memasuki
Masjidl
Haram.
* Tawaf Nazar (ﻧﺬﺭ) - melakukan tawaf untuk
memenuhi nazar (janji)
* Tawaf Wada' (ﻭﺩﺍﻉ) - tawaf "selamat tinggal"
yang dilakukan sebelum meninggalkan Kota Makkah sebagai tanda penghormatan dan memuliakan Baitullah.
Link :
https://id.wikipedia.org/wiki/Tawaf
Melansir
pada buku Ensiklopedia Fikih Indonesia : Haji & Umroh oleh Ahmad
Sarwat, Lc., M.A., makna dari kata tawaf adalah
berputar mengelilingi Ka’bah yang dimulai dari Hajar Aswad dan diakhiri
di Hajar Aswad juga setelah tujuh putaran dengan menjadikan bagian kanan
tubuhnya menghadap ke Ka’bah.
Pada masa lalu, orang - orang Arab jahiliyah mengerjakan tawaf dengan tata cara yang berbeda dengan yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Mereka melakukan tawaf di sekeliling Ka’bah pada malam hari, bertelanjang tanpa busana, bertepuk - tepuk, dan bersiul - siul
Hal tersebut sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur'an
Surat Al-Anfal ayat 35 yang berbunyi:
وَمَا كَانَ صَلَاتُهُمْ عِندَ ٱلْبَيْتِ إِلَّا
مُكَآءً وَتَصْدِيَةً ۚ فَذُوقُوا۟ ٱلْعَذَابَ بِمَا كُنتُمْ تَكْفُرُونَ
Artinya: "Sembahyang mereka di sekitar
Baitullah itu, lain tidak hanyalah siulan dan tepukan tangan. Maka rasakanlah
azab disebabkan kekafiranmu itu." (QS. Al-Anfal: 35)
Pada permulaannya, Peristiwa Tawaf
berbeda dengan Pelaksanaan Haji yang dilakukan sekarang ini. Melansir
pada Buku Sejarah Ibadah oleh Syahruddin El Fikri, sebagaimana
yang diterangkan dalam Al - Qur'an, setelah Pembangunan Ka’bah, Nabi Adam As
diperintahkan untuk melaksanakan tawaf, yaitu mengelilingi Ka’bah sebanyak
tujuh kali. Kegiatan serupa juga dilakukan oleh Para Malaikat Allah. Di
dunia, mereka mengelilingi Baitullah dan di sisi Allah SWT
mereka mengelilingi Bayt al - Ma'mur.
Bayt al - Ma'mur adalah Ka'bah Penduduk Langit
sebagaimana Ka'bah di bumi sebagai Pusat Ibadah Penduduk Bumi.
Menurut Ibnu Abbas bahwa Bayt al - Ma'mur adalah rumah
disekitar arasy yang dikelilingi oleh Para Malaikat.
Pelaksanaan Tawaf juga diikuti oleh Para Nabi
setelah Adam As. Ibnu Katsir dalam kitabnya Bidayah wa
an-Nihayah menyebutkan dari Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah bahwa
Ibnu Abbas ra berkata,
"Ketika Nabi SAW sedang lewat di
lembah Usfan pada waktu berhaji, beliau berkata, "Wahai Abu
Bakar, lembah apakah ini ?" Kemudian, Abu Bakar
menjawab, "Lembah Usfan." Nabi bersabda, "Hud
dan Saleh As pernah melewati tempat ini dengan mengendarai unta-unta
muda yang tali kekangnya dari anyaman serabut. Sarung mereka adalah
jubah dan baju-baju mereka adalah pakaian bergaris. Mereka mengucapkan
talbiyah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah.""
Begitu pula dengan apa yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim dan Ismail As. Ketika mereka telah usai dalam Pembangunan Ka’bah, keduanya melakukan tawaf sebagai penghormatan pada Baitullah. Demikian pula yang dilakukan oleh nabi-nabi lainnya yang melakukan hal serupa.
Gerakan mengelilingi Ka’bah mengacu
pada gerakan perputaran benda-benda langit yang bergerak pada porosnya. Hal
tersebut memberikan makna berupa bentuk kepatuhan benda-benda langit kepada
Hukum Allah SWT yang mengatur seluruh jagat alam.
Link :
https://www.detik.com/hikmah/haji-dan-umrah/d-6493366/asal-usul-tawaf-dalam-haji-dan-umrah-seperti-apa-sejarahnya
Dari Tempat
inilah, Kami menjadi tahu bahwa Bukti Kekuasaan Allah SWT memang sangat luar biasa. Melihat Ka’bah
rasanya Saya beserta Istri selalu meneteskan air mata. Terlebih saat Kami
melambaikan dengan tangan sambil mencium tangan Kami. Tak terasa Kami
mengeluarkan tetes demi tetes air mata sebagai Wujud Syukur Kami akhirnya dapat
beribadah di Tanah Suci. Terlebih melihat Dosa yang terlalu banyak,
membuat Kami selalu berdoa dalam hati di Sepanjang Perjalanan Tawaf itu.
Ribuan bahkan Puluhan Ribu Orang memadati Ka’bah saat itu, meski Kami melakukannya pada Malam Hari. Sepertinya Masjidil Haram dengan Ka’bahnya tak kenal waktu dan selalu dipadati oleh Para Jamaah Umroh & Haji dari Seluruh Penjuru Dunia. Walupun berdesak - desakan oleh Para Jamaah, Kami merasakan sentuhan spiritual, yang cukup magis di kala itu.
Setelah melakukan
Tawaf, Kami melakukan Shalat Sunah 2 Rakaat, yang posisinya berada di
Belakang Maqam Nabi Ibrahim As.
Mendengar Istilah Maqam bukan berarti itu merupakan Kuburan atau Makam dalam arti sesungguhnya (menurut Bahasa Indonesia), melainkan Batu yang dibawa Nabi Ismail dan digunakan untuk berdiri Nabi Ibrahim saat membangun Ka'bah. Maqam adalah Istilah Arab yang artinya meliputi: tempat berpijaknya dua kaki, kedudukan seseorang, berdiri, bangkit, bangun, atau berangkat.
Menurut Beberapa Literatur, seperti Halnya Batu pada Hajar
Aswad, Batu pada Maqam Ibrahim As juga berasal dari Surga.
Makam Nabi Ibrahim sendiri bersama Istri Pertamanya Siti Sarah berada di
Tepi Barat, Kota Hebron (Al - Khalil) Palestina.
Dalam Shalat Sunah Setelah Tawaf 2 Rakaat,
tak henti - hentinya Kami memohon ampunan, dan doa.
Link :
https://www.nu.or.id/internasional/maqam-ibrahim-bukanlah-kuburan-begini-bentuknya-zqX63
Sa’I
Sa'I merupakan Salah Satu Rukun Haji, dan Umrah yang dilakukan dengan berjalan kaki (berlari - lari kecil) bolak-balik 7 kali dari Bukit Shafa ke Bukit Marwah dan sebaliknya. Kedua bukit yang satu sama lainnya berjarak sekitar 405 meter (1.329 ft).
Saat ini Jalur Sa’I telah mengalami Perluasan. Terdiri dari 2 Lantai, dan 4 Jalur. 2 Jalur untuk Jamaah Umroh, yang memilih berjalan kaki ada di Lantai Dasar, dan Lantai 1 nya terdapat 2 Jalur untuk Jamaah Orangtua/ Difabel/ tidak mampu melakukan Sa’I karena Hal Tertentu dan dibantu dengan Kursi Roda maupun Skuter. Lintasan Sa’I juga dilengkapi dengan Kipas, dan AC Pendingin dengan Total Lintasan sepanjang 7 kali putaran kurang lebih sebesar 2.8 kilometer.
Ketika
melintasi Bathnul Waadi yaitu kawasan yang terletak di antara Bukit Shafa dan Bukit Marwah (saat ini ditandai dengan lampu neon berwarna hijau)
Para Jamaah Pria disunahkan untuk berlari - lari kecil sedangkan
untuk Jamaah Wanita berjalan cepat. Ibadah Sa'i boleh dilakukan dalam
keadaan tidak berwudhu dan oleh Wanita yang datang Haid atau Nifas. Prosesi
Sa’i dilaksanakan dari bukit Shafa. Ketika berada di Shafa, Jamaah hendaknya
naik ke atas Bukit menuju Marwah dan kemudian mengahadap ke Ka’bah.
Link :
https://id.wikipedia.org/wiki/Sa%27i
Sejarah Sa’i tidak lepas dari kisah Istri Nabi Ibrahim yang juga Ibu dari Nabi Ismail, yaitu Siti Hajar. Sejarah Sa’i di antara Bukit Shafa dan Marwah berawal ketika Siti Hajar berusaha mencari air untuk putranya Ismail yang tengah kehausan.
Ketika itu, Nabi Ibrahim diperintahkan oleh
Allah SWT untuk meninggalkan istri dan juga anaknya di sebuah gurun yang sangat
tandus. Siti Hajar yang merasa bingung dan sedih atas rencana kepergian
suaminya pun bertanya “Hendak pergi kemanakah engkau Ibrahim ?”.
Mendengar pertanyaan tersebut dari istrinya,
Nabi Ibrahim tidak menjawab dan diam saja. Kemudian Siti Hajar menambahkan “Sampai
hatikah engkau Ibrahim meniggalkan kami berdua di tempat sunyi dan tandus
seperti ini ?”.
Ibrahim masih tidak menjawab dan tidak menoleh
sama sekali. Kemudian Siti Hajar berkata kembali, “Adakah ini perintah dari
Allah SWT ?”. Saat itu, Nabi Ibrahim As menjawab, “Ya”. Mendengar
jawaban tersebut, hati Siti Hajar menjadi lebih tenang. Lalu kemudian Siti
Hajar kembali berkata,”Jika memang demikian, pastilah Allah tidak akan
pernah menyia-nyiakan nasib kita !”.
Nabi Ibrahim kemudian pergi meninggalkan Siti
Hajar dan juga Ismail dengan membekali mereka makanan dan minuman. Akan tetapi
bekal yang diberikan Ibrahim tersebut lama-kelamaan habis juga. Siti Hajar
kemudian berusaha mencari air untuk anaknya.
Dari tempat Ia berada, Siti Hajar melihat
sebuah bukit, yaitu Bukit Shafa. Ia kemudian bergegas mencari air menuju
puncak Bukit Shafa, akan tetapi nihil. Ia tidak menemukan apapun. Kemudian ia
bergegas turun ke arah Bukit Marwah, namun nihil juga. Siti Hajar kembali lagi
ke Bukit Shafa, dan kembali lagi ke Bukit Marwah. Demikian seterusnya hingga
tujuh kali.
Setelah tujuh kali bergegas dari Shafa ke
Marwah dan sebaliknya, dari Bukit Marwah Siti Hajar mendengar suara gemericik
air. Ia kemudian menghampiri arah suara tersebut. Betapa terkejutnya ia ketika
menemukan pancaran air yang deras keluar dari dalam tanah di bawah telapak
kaki Nabi Ismail.
Kini air tersebut kemudian dinamakan dengan Air
Zamzam. Dan hingga saat ini, air zam-zam tidak pernah surut ataupun
kekeringan. Orang-orang Arab yang melintasi kawasan tersebut kemudian
memutuskan untuk tinggal dan jadilah saat ini menjadi Kota Makkah yang
berkembang.
Di tempat tersebut kemudian dilaksanakan Ibadah Haji dan Umroh oleh seluruh umat muslim di seluruh dunia. Dan peristiwa Siti
Hajar tersebut kemudian dijadikan dasar Ibadah Sa’i yang saat ini dilakukan
ketika Ibadah Umroh atau Haji.
Secara bahasa, Sa’i memiliki makna berjuang atau berusaha. Namun kemudian, makna Sa’i dkembangkan menjadi sebuah perjuangan hidup yang dilakukan untuk pribadi, keluarga, maupun masyarakat. Sa’i dimaknai sebagai perjuangan hidup yang pantang menyerah dan tidak putus asa. Bahwa hidup harus dijalani dengan penuh kesabaran, ketaqwaan, serta ketawakalan kepada Allah SWT.
Link :
https://hasuna.co.id/sejarah-sai-di-antara-bukit-shafa-dan-marwah-dan-maknanya/
Setelah
melakukan Tawaf Ifadhah, yang diakhiri dengan Shalat Sunat
Tawaf 2 Rakaat, Kami melakukan Rukun Umroh Lainnya, yaitu Sa’I. Perjalanan
dari Bukit Shafa ke Bukit Marwah, yang berjarak sekitar 405 meter, dan
dilakukan bolak - balik sebanyak tujuh kali, cukup menguras Tenaga Kami.
Walaupun suasana, yang menjadi Perlintasan
Sa’I cukup menyejukan, namun Kondisi Kami, terutama Istri yang harus melakukan
dikali kedua agar dapat memasuki Raudhah saat yang pertama kali gagal, lalu
dilanjutkan dengan perjalanan ke Makkah untuk melaksanakan Ibadah Umroh di
Malam Harinya, sudah pasti cukup melelahkan. Aktifitas Spritual dan Fisik Kali
ini cukup menguras tenaga ditambah banyaknya Para Jamaah dari Negara Lain, yang
juga melakukan Hal yang sama seperti Kami.
Padahal Lintasan Perjalanan dari Bukit Shafa ke Marwah pada saat sebelum direnovasi lebih sulit, karena berada di Luar Masjidil Haram, yang berarti Panjang lintasannya lebih jauh.
Bagi Mereka
yang kesulitan untuk melakukan Ibadah Sa’I karena tidak kuat berjalan, khususnya Para Orangtua, dan Kaum Difable, yang
menggunakan Kursi Roda terdapat Jalur Tersendiri. Tadinya Sy menawarkan kepada
Istri agar meggunakan Kursi Roda, yang mana Kami harus membayar 100 Riyal atau
sekitar 400 ribuan. Itu sudah termasuk dengan Biaya Petugasnya, namun Istri Sy
menolak, karena Ia ingin melakukannya secara sendiri tanpa bantuan apapun.
Ya !
Kami berdua saling menguatkan. Di saat Kami
sedikit capek, Kami berusaha untuk saling menguatkan dan Alhamdullilah semua
dimudahkan prosesnya untuk melakukan Sa’I ---
Alhamdulillah hirabbil 'alamin ---- Segala puji bagi
Allah, Tuhan Seluruh Alam ---
Tahallul
Menurut Wikipedia
:
Tahallul secara
harfiah artinya dihalalkan, dalam Haji dan Umroh maksudnya adalah
diperbolehkannya Jamaah Haji dan Umroh dari larangan/ pantangan Ihram. Tahallul
disimbolkan dengan mencukur minimal 3 helai rambut. Dengan dicukurnya
rambut berarti selesai semua Rukun dalam Pelaksanaan Ibadah Haji, dan Umroh.
Link :
https://id.wikipedia.org/wiki/Tahallul
Proses
Tahallul itu dilakukan dari Muthawif Kami, Ustadz Sidki Maulana kepada
Saya (Penulis), lalu Sy mencukur sedikit rambut kepada Istri, dan Istri Sy
kepada Kakak Perempuan Kami. Saya Pribadi (Penulis) belum dapat menggundulkan
rambut, baru setelah Pelaksanaan Badal Umroh untuk mengumrohkan
Bapak, dan Eyang Kami, Saya baru bisa mencukur rambut hingga plontos.
Setelah Proses Tahallul selesai, Kami minum, dan mengusap muka dengan Air Zam - Zam sebagai Wujud Rasa Syukur atas berakhirnya Pelaksanaan Ibadah Umroh Kami.
Gambaran Masjidil Haram dengan Ka’bah,
yang menjadi Baitullah (Rumah Allah) memang mempunyai Nilai
Spritual, yang tinggi. Meski tak serapih Masjid Nabawi di Kota Madinah, namun
dari Tempat inilah inti Pelaksanaan Ibadah Umroh, dan Haji itu ada.
Jika di Masjid Nabawi, Kita sebagai Umat Muslim menjalankan sunahnya sebagai Rasa Kecintaan Kita kepada Nabi Muhammad SAW, dan dari Masjidil Haramlah, Inti menjalankan, yang wajib dari Pelaksanaan Ibadah Umroh, dan Haji itu ada !
Pahala untuk dapat menjalankan Shalat Fardu Berjamaah, dan Sunah di Masjidil Haram adalah 100.00 kali lipat. Sedangkan di Masjid Nabawi 1.000 kali lipat, dan Masjidil Aqsa 500 kali lipat dibandingkan Shalat Wajib Berjamaah di Masjid Lainnya 27 kali lipat.
Maka dari itu Kegiatan Kami beribadah di Masjid Haram lebih diprioritaskan dibandingkan harus ikut City Tour atau pun sekedar belanja - belanji. Dan Kami sangat selektif untuk Hal itu. Mumpung dekat dari Hotel. Di mana keluar Hotel jalan sebentar melewati Mall langsung menuju Plataran Masjidil Haram.
Bangunan Masjidil
Haram pun nampak lebih besar, dan megah dari Masjid Nabawi. Terdiri
dari 3 Tingkat, yang mana di Tingkat Teratas juga terdapat RoofTop seperti di
Masjid Nabawi. Walau harus diakui Kondisi RoofTop Masjid Nabawi, Kami pikir
lebih baik (better), dan rapih. Akses menuju RoofTop dapat dilakukan dengan
mudah karena memang searah dengan Pintu (Gate) 84 dari Makkah Hotel and Tower, Tempat Kami menginap.
Walaupun Masjidil Haram terlihat lebih megah, dan luas, Kami cukup dapat mengenalnya dengan mudah. Zam - Zam Tower & Royal Clock Towers, yang bersebelahan dengan Makkah Hotel & Tower A.K.A Hilton Hotel, Tempat Kami menginap, cukup mudah untuk Kami kenali. Itulah mengapa Kami cukup dimudahkan oleh NRA Tour & Travel selama Kami menjalankan Ibadah Umroh di Tanah Suci baik di Makkah maupun Madinah.
Menurut Wikipedia
:
Masjidil Haram (bahasa Arab: المسجد الحرام, translit. al-masjidil-ḥarām;
pelafalan dalam bahasa Arab: [ʔælmæsʤɪd ælħaram]) adalah Sebuah Masjid yang
berlokasi di Pusat Kota Makkah, yang dipandang sebagai tempat tersuci bagi Umat
Islam.
Masjid dan Kota Makkah merupakan tujuan utama
dalam ibadah haji. Masjid ini dibangun mengelilingi Ka'bah yang menjadi arah
kiblat bagi umat Islam dalam mengerjakan ibadah salat di seluruh dunia. Masjid
ini juga merupakan masjid terbesar di dunia, diikuti oleh Masjid Nabawi di
Madinah al - Munawarah sebagai masjid terbesar kedua di dunia serta merupakan
dua masjid suci utama bagi umat muslim. Luas keseluruhan masjid ini mencapai
356.800 m2 (3.841.000 sq ft) dengan kemampuan menampung Jamaah sebanyak 820.000
Jamaah ketika musim haji dan mampu bertambah menjadi dua juta Jamaah ketika Shalat
Ied.
Kepentingan masjid ini sangat diperhitungkan
dalam agama Islam, karena selain menjadi kiblat, masjid ini juga menjadi tempat
bagi Para Jamaah Haji & Umroh melakukan beberapa ritual wajib, yaitu tawaf, dan sai.
Pengertian Masjidil Haram tidak hanya
diartikan sebagai masjid di Kota Makkah saja. Para ulama berbeda pendapat
mengenai hal ini ada yang mengatakan bahwa arti Masjidil haram adalah Semua Tempat di Kota Makkah.
Imam Besar Masjid ini adalah Syekh
Abdurrahman As-Sudais Seorang Imam yang dikenal dalam membaca Alquran
dengan artikulasi yang jelas dan suara yang merdu dan Syekh Shuraim.
Muazin besar dan paling senior di Masjid
Al-Haram adalah Ali Ahmed Mulla yang suara azannya sangat terkenal di
dunia Islam termasuk pada Media Internasional.
Masjidil Haram juga menjadi Bangunan Termahal
di Dunia dengan Nilai Konstruksi sebesar US$100 miliar atau setara Rp 1.310,1 Triliun.
Link :
https://id.wikipedia.org/wiki/Masjidilharam
Alamat :
Al Haram, Makkah 24231, Arab Saudi
It’s Time For City Tour
!
Ini
Waktunya Kami melanjutkan Tour dalam Kota. Kali ini Kami berkeliling ke Kota
Makkah demi melihat Bukti - Bukti Kebesaran Allah SWT, yang menjadi
Saksi Sejarah Perjalanan Haji & Umroh.
Namun seperti biasanya, Kami harus lebih
memilah Tempat mana, yang dapat Kami kunjungi. Terlebih Tour dalam Kota Ini
bertepatan dengan Pelaksanaan Umroh Kedua, yang mana Kami membadal-kan
Almarhumah - Almarhum, Eyang Kami - Soelastri Binti Djajasoekarta & Bapak
Kami - Soerati Moersam Bin Gunowijoyo.
Jadi saat melaksanakan City Tour demi
mengunjungi Jabal Nur, Jabal Tsur, Jabal Rahmah - Arafah
dan melewati Muzdalifah serta Mina, Kami juga dalam keadaan
berihram. Yang mana Tempat Niat (Miqat) untuk Pelakasanaan
Ibadah Umroh berada di Masjid Ji’ Ronah,
Sebuah Masjid Bersejarah, yang juga ditemukan Sumber Mata Air,
yang dapat menyembuhkan Berbagai Penyakit. Setelah Nabi Muhammad SAW
beserta Para Sahabatnya kehausan usai menjalani Perang Hunain, Lalu
dipukullah oleh Baginda Rasul tongkatnya ke Bumi, dan keluarlah Air. Dalam kurun waktu berikutnya jadilah Sumur - Sumber Mata Air Ji’ Ronah.
Tepat di Tanggal 21 November 2023
setelah Kami istirahat 1 Hari akibat Perjalanan Panjang dari Madinah ke Makkah
lalu ditambah dengan Pelaksanaan Ibadah Umroh pada Malam Harinya, Kini sekitar Pukul
8 Pagi - Waktu Arab Saudi (WAS) sehabis Sarapan (Breakfast),
Kami bergegas untuk melakukan Perjalanan Tour dalam Kota di Makkah
menggunakan Bis pada Rombongan 26.
Dengan Rute :
- Jabal Nur, Jabal Tsur, Jabal Rahmah - Arafah
melewati Muzdalifah & Mina.
Destinasi Tour dalam Kota Pertama Kali Kami
di Makkah ada di Jabal Nur. Sebuah Gunung yang dalam Bahasa Arabnya Bercahaya. Di Tempat Ini juga terdapat Gua
Hira, yang mana menjadi Tempat Nabi Muhammad SAW menerima Wahyu Pertama
dari Allah SWT melalui Malaikat Jibril. Bukti Kebesaran itu ada
pada Surat Al - Alaq ayat 1 - 5 . Di mana ayat Pertamanya berbunyi :
اِقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِيْ خَلَقَۚ - ١
Artinya: "Bacalah dengan (menyebut) nama
Tuhanmu yang menciptakan"
Menurut Wikipedia :
Jabal an-Nuur (disebut juga Jabal an-Nur atau Jabal Nur), atau diartikan dalam bahasa Arab جبل النور sebagai "Gunung Cahaya", adalah sebuah gunung dekat Kota Makkah di Hejaz, Arab Saudi. Gunung ini menjadi salah satu tempat yang paling istimewa dan sering dikunjungi di Kota Mekkah.
Di gunung ini
terdapat sebuah goa kecil berukuran 1,75 hasta yang dikenal sebagai Ghar
Hira atau Gua Hira. Gunung ini memiliki tinggi 640 meter. Gunung ini
juga dipercaya Umat Muslim sebagai tempat di mana Nabi Islam Muhammad SAW
menerima wahyu pertama dari Allah SWT melalui Malaikat Jibril.
Sejarah
Ketika mengunjungi Makkah atau melaksanakan Ibadah Haji dan Umrah, Jabal Nur adalah tempat yang familiar bagi Kaum Muslimin. Tempat ini menjadi saksi atas munajat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Jabal Nur memiliki ketinggian sekitar 624
meter di atas permukaan laut dengan batuan yang terjal melapisi
permukaannya, dan kemiringannya mencapai sekitar 60 derajat. Puncak
Jabal Nur setinggi sekitar 200 meter dengan bentuk puncak yang
tajam, dan diperlukan sekitar setengah jam untuk mendekatinya.
Dari Puncak Jabal Nur, Pengunjung dapat
menikmati pemandangan indah Kota Makkah dari ketinggian, termasuk Masjidil
Haram yang terlihat jelas tanpa ada gangguan dari gedung-gedung tinggi.
Untuk mengunjungi Jabal Nur, perjalanan harus dilakukan ke arah utara dari Kota
Makkah, dengan jarak sekitar 5 km dari Masjidil Haram.
Nama Jabal Nur berasal dari arti "Gunung yang Bercahaya". Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sering mengunjungi Jabal Nur, terutama di dalam Gua Hira, tempat beliau menyendiri dan merenungkan dari keramaian Kota Makkah.
Gua Hira adalah
tempat di mana Malaikat Jibril datang kepada Nabi Muhammad SAW, menyampaikan wahyu pertama dari Allah SWT. Setelah
wahyu pertama turun, melalui serangkaian peristiwa panjang, Muhammad diangkat
sebagai nabi dan rasul hingga Peristiwa Isra dan Mi’raj.
Wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW di Gua Hira menjadi titik awal Cahaya Islam yang terus bersinar hingga saat ini. Beliau, dengan wahyu-Nya, mampu mengatasi kegelapan dan kesesatan yang melanda bumi pada masa itu dan bahkan hingga akhir zaman. Pemilihan nama Jabal Nur atau Gunung Cahaya untuk tempat yang biasa digunakan Rasulullah SAW untuk merenung dan menerima wahyu tersebut. Tidaklah mengherankan mengingat peran vital Gua Hira dalam Sejarah Islam !
Alasan Rasulullah memilih berkhalwat di Gua
Hira, Jabal Nur, dapat dipahami dari kecenderungannya sejak kecil untuk
menyendiri. Beliau tidak suka bergaul ramai - ramai dan hal ini
berlanjut hingga dewasa. Saat mencapai usia 40 tahun, keinginan Rasulullah
untuk menjauh dari keramaian semakin kuat, dan Gua Hira di Jabal Nur
menjadi tempat ideal untuk berkhalwat.
Akses ke Gua Hira memerlukan perjalanan
mendaki gunung selama sekitar satu jam. Gua tersebut mampu menampung empat
hingga lima orang. Memiliki kondisi gelap karena sedikit cahaya matahari yang
dapat masuk. Dengan tinggi yang sebatas berdiri, jika tidak ada bangunan tinggi
di Masjidil Haram, Pengunjung dapat melihat Ka’bah
dari mulut gua bagian belakang.
Penamaan
Sejak Nabi Muhammad SAW menyatakan bahwa dirinya menerima wahyu pertama berupa surah pertama dalam Al Quran, gunung ini dinamakan "Jabal-al-Nur". "Jabal" dalam Bahasa Arab berarti gunung dan "Nuur" atau "Nur" berarti cahaya atau penerangan.
Sejak
saat itu, nama Jabal an-Nur atau Jabal Nur menjadi nama untuk gunung itu hingga
sekarang. Diketahui peristiwa itu terjadi pada Senin malam pada tanggal 21
Ramadhan atau 10 Agustus 610 M. Atau pada saat Nabi Muhammad SAW berusia 40
tahun, 6 bulan dan 12 hari.
Link :
https://id.wikipedia.org/wiki/Jabal_an-Nur
Dan Perjalanan
Kami berlanjut ke Jabal Tsur …
At Jabal Tsur
Perjalanan Kami berlanjut untuk mengunjungi Jabal
Tsur, yang juga merupakan Gunung, dan Lokasinya juga tidak terlalu
dari Jabal Nur.
Ya !
Wilayah Pegunungan, dan Gurun banyak dijumpai di Daerah Makkah. Tak seperti Madinah,
yang lebih subur, Kota Makkah memang terlihat lebih tandus, dan kering
mengikuti Pola Iklim Gurun. Itulah sebabnya di Sepanjang Perjalanan,
jarang ditemui Wilayah Perkebunan terutama Kurma seperti di Madinah. Kalupun
ada harus naik sedikit ke Kota Thaif, yang beriklim sejuk, dan sama -
sama berada di Provinsi Makkah selain Kota Makkah, dan Jeddah.
Itulah sebabnya pada Masa Peralihan dari Musim Panas ke Dingin, Vegetasi Tumbuhan, yang tadinya merupakan Hamparan Gurun, yang luas, perlahan tumbuh menghijau, namun saat Musim Panas tiba, Tumbuhan itu kembali mengering.
Jadi jika Kamu melihat Hamparan Vegetasi, yang tumbuh subur di Gurun itu merupakan Gejala Alam (Fenomena) Tahunan akibat curah hujan, yang tinggi. Namun memang akhir - akhir ini, Wilayah Kota Makkah lebih subur dibandingkan Beberapa Tahun, yang lalu, dan Beberapa Wilayah di Arab Saudi malah turun salju ketika musim dingin. Jika ini dikaitkan dengan Tanda - Tanda Kiamat, yang mana Wilayah Makkah tumbuh menghijau “Hanya Allah SWT, yang mengetahui kebenaran yang sesungguhnya - Wallahu A'lam Bishawab !”
Menurut Wikipedia
:
Jabal Tsur (bahasa
Arab: جبل ثور) (Gunung Banteng) adalah nama sebuah gunung di Arab
Saudi, terletak di bagian bawah Makkah di sebelah selatan distrik Al-Misfalah.
Tinggi gunung adalah 1.405 m (4.610 kaki).
Hampir sama dengan Jabal Nur, yang
mempunyai Gua Hira, Gunung Tsur juga terkenal karena menyimpan
sebuah Gua yang dikenal sebagai Ghar al-Thawr (Gua Banteng)
Di mana Nabi Muhammad SAW dan rekannya Abu Bakar berlindung dari Orang
Quraisy, saat migrasi ke Madinah. Bagi kebanyakan Umat Islam, gua
tersebut memiliki makna religius, dan oleh karenanya banyak dikunjungi oleh Peziarah
dan Turis.
Selama Hijrah, Nabi Muhammad SAW dan Abu Bakar
berlindung di gua ini, dengan bantuan keluarga dan budak Abu Bakar. Ketika Orang
Quraish datang untuk mencarinya, Abu Bakar mengatakan kepada Nabi Muhammad
bahwa mereka hanyalah dua orang, tetapi Nabi Muhammad meyakinkannya dengan
mengatakan, "Abu Bakar, kira-kira dua, yang ketiga adalah Allah !"
Ketika orang Quraisy sampai di gua, mereka berpikir bahwa tidak ada yang bisa
pergi ke gua dengan jaring laba - laba yang tersebar di pintu masuk gua
dan burung - burung bersarang di dekat sana.
Link :
https://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_Tsur
Kami cukup
lama di Tempat Ini. Melihat Gunug Tsur, yang terdiri dari 2
Gunung itu, membuat Kami cukup takjub akan Bukti Kebesaran Allah SWT.
Hingga Akhirnya keindahan dari Gunung Tsur, membuat Kami tak kuasa untuk dapat mengabadikan
Moment di Tempat Ini.
Alamat :
Makkah - Arab Saudi
At Arafah - Jabal Rahmah
Kini Kami
tiba di Arafah. Sebuah Tempat, yang menjadi Salah Satu Rukun Haji,
yaitu Wukuf. Namun ketika itu, Kami tidak sampai mendekati Jabal
Rahmah (Bukit Kasih Sayang), yang menjadi Tempat Sejumlah
Peristiwa termasuk bertemunya Adam & Hawa.
Ya !
Kami hanya berada di Plataran Arafah saja,
dan tidak terlalu mendekati Arafah apalagi Jabal Rahmah. Terlebih Beberapa
Tahun Belakangan Ini, Otoritas Setempat memang sengaja menutup Jabal Rahmah
bahkan saat Musim Haji sekalipun.
Aksi Perusakan (Vandalisme) dengan mencorat - coret tembok, hingga membuang sesuatu, yang termasuk dalam Kategori Bid’ah - Perbuatan Syirik
menjadi Alasannya. Selain itu Fenomena Tumbuhnya Vegetasi, yang berupa
lumut, dan bebatuan diatasnya, serta berakibat licin, juga menjadi Alasan kenapa
Monumen Cinta Nabi Adam As & Siti Hawa ini ditutup. Entah sampai
kapan penutupanya. Akan tetapi Akses menuju Bukit Kasih Sayang saat itu memang diberi pembatas.
Walhasil, Kami hanya dapat berfoto dari kejahuan dengan Jabal Rahmah sebagai Latar Belakang (Background)nya saja.
Menurut Wikipedia
:
Arafah adalah
daerah terbuka dan luas di sebelah timur luar Kota Suci Umat Islam di Makkah,
Arab Saudi. Di padang yang luas ini, pada satu hari (siang hari) tanggal 9
Zulhijah pada penanggalan Hijriah lebih dari Dua Juta Umat Islam
dari berbagai pelosok dunia berkumpul untuk melaksanakan puncak ibadah haji,
yaitu : Ibadah Wukuf.
Ada beberapa Tempat Utama di Arafah
yang selalu dijadikan Kunjungan Jamaah Haji :
A. Jabal Rahmah
Sebuah Bukit Kasih Sayang, yang menjadi Tempat Sejumlah Peristiwa :
* Bertemunya Kembali Nabi Adam As &
Siti Hawa di Bukit Kasih Sayang,
yang
mana terdapat Penanda Sebuah Monumen Cinta Adam & Hawa.
* Di Jabal Rahmah, Nabi Ibrahim diuji cintanya, untuk
melaksanakan ketentuan Allah SWT mengorbankan anak lelaki yang sangat lama
dirindukan kelahirannya. Di bukit itu, Ia yakin bahwa mimpi yang ia alami tiga
kali berturut-turut tersebut benar-benar merupakan perintah Allah SWT.
Pengorbanan luar biasa inilah yang membuat Leluhur Para Nabi ini mendapat gelar
Khalilullah atau Kekasih Allah SWT.
* Menjadi tempat mengabarkan Kesempurnaan Islam, dengan turunnya wahyu terakhir serta sekaligus petunjuk awal akan kewafatan Baginda Rasul, Nabi Muhammad SAW
.
Ulama bernama Syekh M Ali
As-Shabuni menyebutkan bahwa riwayat paling shahih dari semua pandangan ulama
adalah Surat Al-Baqarah ayat 281. Surat Al-Baqarah ayat 281 turun pada tahun 11
H, 9 hari sebelum Rasulullah SAW wafat (pada malam Senin, Rabiul Awwal 11 H/632
M). Surat Al-Baqarah ayat 281 turun pada hari-hari menjelang wafat Rasulullah
SAW. (As-Shabuni, 2016: 17). Dengan turunnya Surat Al-Baqarah ayat 281 itu,
wahyu terputus. Sekaligus menandai “selesainya” hubungan langit dan bumi.
Rasulullah SAW wafat setelah menunaikan amanah, menyampaikan risalah, dan
membimbing manusia ke jalan Allah SWT. (As-Shabuni, 2016: 17).
Risalah yang diemban Rasulullah
tersebut sudah disampaikan dengan jelas. Syariatnya sangat lengkap. Jika
manusia mengalami masalah apapun dalam hidupnya, Allah SWT sudah memberikan pedoman
dalam menjalaninya. Maka, hendaknya semua manusia menjalankan Syariat Islam
dengan penuh ketaatan.
B. Masjid
Namira
Masjid yang terletak di perbatasan antara Al-Haram dan Arafah, tepatnya di arah barat Jabal Rahmah (Bukit Arafah). Masjid dua lantai yang memiliki luas 124.000 m2 ini mampu menampung jamaah hingga 300.000 Orang. Pasca perluasan, sebagian masjid ini berada di luar kawasan Arafah, sehingga diberikan tanda informasi dan pengumuman tentang perbatasannya agar jamaah haji tetap berada di Lingkungan Arafah. Pada musim haji setiap tahunnya Mufti Arab Saudi akan memberikan khutbah Arafah dihadapan jamaah haji di Masjid ini.
Kondisi Arafah, yang cukup panas ketika itu, karena di sepanjang, yang Kami lihat hanya berupa Padang Pasir, dan Gurun, membuat Beberapa Penjual menjajakan Barang Dagangannya, entah itu Makanan maupun Minuman, hingga Baju Muslim (Gamis & Koko). Mungkin maksudnya sebagai Souvenir atau Oleh - Oleh atau bahkan tidak membuat bete ketika mendekati Arafah, yang terbilang agak jauh dari Lokasi Kami di Plataran Parkir Arafah. Entahlah jika saat Musim Ibadah Haji, apakah Para Penjual ini tetap ada ? Mengingat Pastinya ketika Wukuf, Para Jamaah Haji seluruh dunia akan tumplek rueg di Tempat Ini.
Mungkin Padang Arafah menjadi Gambaran
Kecil ketika Umat Muslim di Seluruh Dunia dikumpulkan dari Zaman Nabi Adam As
hingga Nabi Muhammad SAW di Padang Yaumul Mahsyar pada Hari Kiamat sebagai Hari Perhitungan (Hisab) Mereka. Apakah Mereka masuk Neraka atau Surga, Wallahu A'lam Bishawab ...
Link :
https://id.wikipedia.org/wiki/Arafah
https://id.wikipedia.org/wiki/Jabal_Rahmah
https://id.wikipedia.org/wiki/Masjid_Al-Namirah
https://kumparan.com/berita-hari-ini/3-peristiwa-penting-yang-terjadi-di-jabal-rahmah-1zO5yOwTYE7/full
https://www.nu.or.id/internasional/jabal-rahmah-penanda-cinta-dan-kasih-sayang-para-utusan-allah-2x404
Alamat :
Makkah - Arab Saudi
Miqat At Masjid Ji’Ronah
Setelah Kami
mengunjungi Beberapa Tempat, yang menjadi Saksi Sejarah bagi Perkembangan Islam
di Tanah Suci melalui Program City Tour, kini waktunya Kami mengambil Niat melaksanakan Umroh Kedua untuk Membadalkan Almarhumah
- Almarhum, Eyang Kami “Soelastri Binti Djajasoekarta”, dan Bapak
Kami “Soerati Moersam Bin Gunowidjojo”. Batas Waktu atau Tempat
Pengambilan Niat itu berada di Masjid Ji’Ronah, yang mana sekaligus Kami melakukan Ibadah Shalat
Sunah 2 Rakaat di Tempat Ini.
Untuk Jamaah
Indonesia, pelaksanaan Miqat bagi Jamaah Haji
& Umroh, yang mendarat di Jeddah, atau pada saat di Kota Makkah dan
menunaikan Ibadah Umroh & Haji :
1) Masjid
Hudaibiyah
2) Masjid
Tan’im (Masjid Aisyah)
3) Masjid
Ji’ronah
Mengapa Pihak Tour & Travel
mengambil Tempat Pelaksanaan Niat (Miqat) untuk Ibadah Haji
& Umroh di Masjid Ji’Ronah ? Karena Masjid Ji’ronah
menjadi Tempat Miqat yang paling afdhal disebabkan Tempat Ini
menjadi Tanda Batas Tanah Haram.
Dahulu Rasulullah
pernah bermukim di sini selama 13 hari, kemudian bermiqat untuk melakukan umrah
beliau yang ketiga kali di kampung ini. Tempat di mana Rasulullah S.A.W.
berihram kemudian dibangun Masjid Ji’ronah.
Selain itu Masjid Ji’ronah juga mempunyai Sebuah Sumur - Sumber Mata Air, yang dapat menyembuhkan Berbagai Penyakit, Di bawah 1 Kualitasnya dari Air Zam - Zam. Setelah Nabi Muhammad SAW beserta Para Sahabatnya kehausan usai menjalani Perang Hunain, lalu dipukullah oleh Baginda Rasul tongkatnya ke Bumi, dan keluarlah Air serta dalam kurun waktu berikutnya menjadi Sumur - Sumber Mata Air Ji’ Ronah.
Namun sayang demi menghindari Praktek Bid’ah,
dan Perbuatan Syirik, yang mana airnya digunakan bahkan dibawa pulang
oleh Para Jamaah Haji maupun Umroh karena menganggap obat dan
bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit, oleh Pemerintah Kerajaan Arab
Saudi, Sumur ini ditutup.
Hal ini menjadi maklum !
Karena Mayoritas Penganut Ajaran
Islam di Arab Saudi adalah Paham Wahhabi, yang bersumber
kepada Al Quran, dan Hadist Shahih. Dan Segala amal perbuatan
yang tidak pernah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW
maupun oleh Para Sahabat-Nya secara mutlak maka dinamakan Bid`ah,
melanggar ketentuan bahkan dikategorikan Sebagai Perbuatan Syirik.
Sehingga Otoritas Setempat menutup Sumur, dan Mata Air tersebut dengan dalil
Bid’ah meski mungkin secara medis ditemukan khasiatnya dari Sumur
Tersebut.
Untuk itulah tinggal Kita saja, yang bijak
dalam menyikapinya. Ketika Muthawif Kami, Ustadz Ben Ally
memberitahukan Air dari Masjid Ji’Ronah boleh dibawa pulang, dan dapat
menyembuhkan Penyakit, ya Kami mengikutinya. Terlebih, Kami, yang ketika itu
memang kehausan, Air dari Masjid Ji’Ronah ini dapat dipergunakan oleh Kami.
Sebab jika Air Minum, yang berada di Rumah pun, dan Kita minta kesembuhan
kepada Allah SWT melalui air yang Kita minum itu, pastinya juga akan
menjadi manfaat bukan ? Jadi tergantung dari cara pandang masing - masing Para
Jamaah saja.
Alamat :
Al Ju'ranah 24621, Arab Saudi
Setelah
mengambil Miqat dan melaksanakan Shalat Sunah 2 Rakaat di Masjid Ji’Ronah,
Rombongan Kami di Bus 26, bersiap kembali menuju ke Hotel. Di mana sebelumnya Kami diberi
waktu 1 jam an di Kamar Hotel untuk Bersiap melaksanakan Umroh Kedua maupun
Badal Umroh di Pukul 11.00 Waktu Arab Saudi (WAS)
Dalam Perjalanan Kembali ke Hotel,
Kami melewati :
1. Muzdalifah
Menurut Wikipedia
:
Muzdalifah (Arab: مزدلفة) adalah Daerah Terbuka di antara
Makkah dan Mina di Arab Saudi yang merupakan tempat Jamaah Haji diperintahkan
untuk singgah dan bermalam setelah bertolak dari Arafah. Muzdalifah
terletak di antara Ma’zamain (dua jalan yang memisahkan dua gunung yang saling
berhadapan) Arafah dan Lembah Muhassir. Luas Muzdalifah adalah sekitar 12,25
km², di sana terdapat rambu - rambu pembatas yang menentukan batas awal dan akhir
Muzdalifah.
Jamaah Haji setelah melaksanakan wukuf di
Arafah bergerak menuju Muzdalifah saat setelah terbenamnya matahari (waktu
Maghrib). Di Muzdalifah, Jamaah Haji melaksanakan Salat Maghrib dan Isya secara
digabungkan dan disingkat (jamak qashar) dan bermalam (mabit) di sana
hingga waktu fajar. Di Muzdalifah, Jamaah Haji mengumpulkan batu kerikil yang
akan digunakan untuk melempar Jumrah.
Bermalam (mabit) di Muzdalifah hukumnya wajib
dalam Haji. Maka siapa saja yang meninggalkannya diharuskan untuk membayar Dam.
Dianjurkan untuk mengikuti jejak Nabi Muhammad SAW; bermalam hingga
memasuki waktu Salat Subuh, kemudian berhenti hingga fajar menguning. Namun
bagi orang - orang yang lemah, seperti Kaum Wanita, Para Orang Tua dan yang
seperti Mereka, boleh meninggalkan Muzdalifah setelah lewat tengah malam. Setelah
Salat Subuh, Jamaah Haji berangkat menuju ke Mina.
Link :
https://id.wikipedia.org/wiki/Muzdalifah
2. Mina
Menurut Wikipedia :
Mina (Arab: مينا)
adalah sebuah Lembah di Padang Pasir yang terletak sekitar 5 kilometer sebelah
Timur Kota Makkah, Arab Saudi. Ia terletak di antara Makkah dan Muzdalifah.
Mina mendapat julukan Kota Tenda (Tented City), karena berisi tenda
- tenda untuk Jutaan Jamaah Haji Seluruh Dunia. Tenda - tenda itu tetap
berdiri meski musim Haji tidak berlangsung. Mina paling dikenal sebagai tempat
dilaksanakannya kegiatan lempar jumrah dalam ibadah haji
Mina didatangi oleh jamaah haji pada tanggal 8
Dzulhijah atau sehari sebelum wukuf di Arafah. Jamaah haji
tinggal di sini sehari semalam sehingga dapat melakukan salat Dzuhur, Ashar,
Maghrib, Isya dan Subuh. Kemudian setelah sholat Subuh tanggal 9 Dzulhijah,
Jamaah Haji berangkat kembali ke Arafah.
Jamaah Haji datang lagi ke Mina setelah
selesai melaksanakan wukuf di Arafah. Jamaah haji ke Mina lagi karena para
jamaah haji akan melempar Jumrah. Tempat atau lokasi melempar jumrah ada 3
yaitu Jumrah Aqabah, Jumrah Wusta dan Jumrah Ula. Di Mina,
Jamaah Haji wajib melaksanakan mabit (bermalam) yaitu
malam tanggal 11,12 Dzulhijah bagi jamaah haji yang melaksanakan Nafar Awal
atau malam tanggal 11,12,13 dzulhijah bagi jamaah yang melaksanakan Nafar
Tsani.
Mina juga merupakan Lokasi Penyembelihan Binatang
Kurban. Di Mina ada Masjid Khaif, merupakan masjid di mana Nabi
Muhammad SAW melakukan salat dan khutbah ketika berada di Mina saat
melaksanakan Ibadah Haji.
Kata Mina secara bahasa berarti tumpahan darah hewan yang disembelih. Nama ini sesuai dengan Mina sebagai Tempat Penyembelihan Hewan Ternak, yang berlangsung di setiap tahun. Hewan yang disembelih antara lain unta, sapi dan kambing.
Mina merupakan sebuah Kota yang berbentuk Lembah, dan di Kawasan Padang Pasir. Mina juga disebut Kota Tenda “Tent City” sebab saking banyaknya Tenda, dan luasnya wilayah, yang dipergunakan untuk Tenda Jamaah Haji di Seluruh Dunia. Lokasi Mina berada sejauh 5 km dari Kota Makkah. Wilayah Mina dibatasi oleh Jumrah Aqabah di bagian barat. Batas ini diapit oleh dua gunung. Sementara di bagian timur, batas wilayah Mina hingga ke Wadi Muhassir. Luas Wilayah Mina adalah 7,8 km2. Namun karena sebagian wilayahnya merupakan pegunungan batu, maka yang dapat dihuni hanya seluas 4,8 km2
Mina merupakan salah satu daerah pelaksanaan haji. Mina merupakan tempat yang disunahkan untuk didatangi pada Hari Tarwiyah (Hari Kedelapan Dzulhijjah) oleh Jamaah Haji. Para Jamaah Haji juga disunahkan untuk menginap di Mina. Sunah ini diketahui dari hadis yang diriwayatkan oleh Jabir bin Abdullah. Keterangan dari hadis ini ialah bahwa Nabi Muhammad SAW berangkat ke Mina kemudian melakukan ihram haji. Setelah itu, shalat lima waktu mulai dari shalat zuhur hingga shalat isya' dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW di Mina. Nabi Muhammad masih berdiam di Mina hingga matahari terbit.
Setelah Jamaah
Haji melaksanakan Wukuf di Arafah, Para Jamaah menuju ke Muzdalifah
ketika matahari terbenam dan kembali ke Mina saat matahari terbit. Jamaah
kemudian mulai melontar jumrah di Mina selama 3 hari berikutnya.
Pemerintah Arab Saudi telah menerapkan Sistem Transportasi dari Arafah ke Muzdalifah dan ke Mina. Sistem ini disebut Taraddudy dan mulai diujicoba pada tahun 2002 kepada Jamaah Haji asal Turki.
Jamaah haji diantar menggunakan bus dari Arafah ke Muzdalifah. Dari Muzdalifah, bus lain mengantar Jamaah Haji hingga turun di Mina. Sementara bus yang mengantar dari Arafah ke Muzdalifah kembali ke Arafah untuk membawa lagi Jamaah Haji yang lain ke Mudzalifah. Bus yang lain pun kemudian mengantar Jamaah Haji ini hingga turun ke Mina. Tiap Pengantaran Jamaah Haji dibatasi hanya sebanyak 50 Jamaah Haji.
Jamaah haji menginap di Mina selama 3 malam yaitu malam tanggal 11, 12 dan 13 Zulhijah. Lama waktu bermalam di Mina ini tiap harinya paling sebentar selama 6 jam. Batas - batas penginapan di Mina telah ditentukan oleh Pemerintah Arab Saudi dengan persetujuan Para Ulamanya. Perkemahan untuk Jamaah haji di Mina telah dilengkapi dengan fasilitas penyejuk udara. Selain di tenda-tendah Jamaah Haji, penyejuk udara juga dipasang di dalam masjid - masjid dan rumah - rumah penginapan di Mina. Dibandingkan dengan tenda-tenda di Arafah, tenda - tenda di Mina dipasang semi - permanen.
Pada Tanggal
2 Juli 1990, Sebuah Peristiwa terjadi saat Ibadah Haji di Mina.
Di mana 1.426 orang tewas akibat terinjak - injak dan gangguan pernapasan dalam
sebuah terowongan di dekat Makkah. Peristiwa Terowongan Mina tersebut
merupakan Tragedi Haji dengan korban tewas tertinggi pada Zaman Modern. Beberapa
Korban tewas berasal dari Malaysia, Indonesia dan Pakistan
Link :
https://id.wikipedia.org/wiki/Mina,_Arab_Saudi
Ini waktunya Kami jalan - jalan !
Meski kebanyakan waktu Kami dipergunakan untuk
beribadah, namun bukan berarti Kami tidak mempunyai waktu bersantai untuk
sekedar melihat Pusat Perbelanjaan (Mall) sembari berbelanja oleh
- oleh di Kota Makkah. Terlebih ketika di Kota Madinah, Kami
tidak sempat berbelanja oleh - oleh. Jadi disela pulang beribadah dari Masjidil
Haram, Kami sempatkan untuk berburu oleh - oleh.
Beberapa Pusat Perbelanjaan (Mall) Loaksinya
memang dekat dengan Makkah Hotel & Tower, Tempat Kami menginap.
Bahkan pintu keluar hotel pun terdapat Mall, yang menyatu dengan Hotel. Jika
tidak salah bernama Bin Dawood Shopping Centre Ex Hilton Hotel & Tower
Shopping Centre, yang sekarang bernama Makkah Hotel & Tower.
Tidak jauh dari Mall ini terdapat Abraj Al Bait Shopping Centre, yang
juga terintegrasi dengan Makkah Hotel & Tower Shopping Centre.
Lokasinya berada di Zam - Zam Tower
Complex, Sebuah Kompleks, yang terdiri dari Beberapa Menara, yang cukup
menjulang tinggi, dan Sebuah Menara Landmark Kebanggannya, yaitu : Menara
Abraj Al Bait atau dikenal sebagai The Royal Clock Tower.
Jadi sebenarnya Kami tidak perlu jauh - jauh untuk berbelanja kebutuhan oleh - oleh maupun sekedar mengeksplorasi Pusat Perbelanjaan (Mall) saat berada di Kota Makkah.
At
Bin Dawood Shopping Centre
Pusat Perbelanjaan (Mall) ini, Lokasinya berada di bawah Makkah Hotel & Tower Ex Hilton Hotel & Tower. Sebuah Pusat Perbelanjaan (Mall), yang juga juga sering disebut dengan Bin Dawood Shopping Centre, sebab sebagai Penyewa (Tenant) - Retail Super Store, Bin Dawood menempati Ruang cukup besar di dalam Mall Ini.
Pusat Perbelanjaan Ini meski terbilang menempati bangunan tua di sekitar Tahun 80 - 90an namun cukup Premium. Terlebih material pada bangunannya, yang berlantai marmer menunjukkan Kemewahan (Luxury) pada Masa nya. Dan hingga kini menjadi Salah Satu Pusat Perbelanjaan (Mall) Favorit bagi Para Jamaah, yang ingin berburu, dan berbelanja oleh - oleh.
Mall ini dahulunya merupakan Pusat Perbelanjaan, yang dikelolah oleh Hilton Hotel Tower, sebelum akhirnya Hilton Hotel berpindah, dan menempati Bangunan Barunya di Kawasan Jabal Omar. Jadi kebayang kan bagaimana mewah (luxurious) nya Mall ini pada masanya ditambah lagi mengusung Konsep Superblock, yang mana diatasnya terdapat Hotel Mewah *****. Jika Kamu melihat Beberapa Selebrita Indonesia memposting Eskalator Viral saat berada di Makkah dalam rangka menunaikan Ibadah Umroh & Haji, ya ada di Mall Ini !
Sekarang saja, meski Bangunannya sudah tampak tua, namun tetap menunjukkan kesan mewah. Kini, Pusat Perbelanjaan (Mall) Ini dikelolah oleh Makkah Construction and Development Company (MCDC) dengan Nama Makkah Hotel & Tower Shopping Centre atau lebih dikenal dengan Bin Dawood Shopping Centre - Makkah.
Penyewa (Tenant)
seperti : Baskin - Robbins, KFC, Carrefour, Retail Super Store Bin Dawood, La Beaute ada di
Mall Ini.
Alamat :
Ibrahim Al Khalil St, P.O. Box 844 Makkah - Kingdom Of Saudi Arabia
At Abraj Al Bait -
The Clocks Towers Shopping
Center
Kami juga sempat mengunjungi Abraj Al Bait
Shopping Center, yang lokasinya memang tidak begitu jauh dari Makkah
Hotel & Towers, Tempat Kami menginap. Bahkan bisa dibilang Pusat
Perbelanjaan (Mall) ini terintegrasi dengan Makkah Hotel &
Towers Shopping Centre atau biasa dikenal dengan Bin Dawood Shopping Centre,
Sebuah Pusat Perbelanjaan, yang terletak di bawah Makkah Hotel & Towers
a.k.a Hilton & Towers, Tempat Kami menginap. Kedua Mall, yang lokasinya
sama - sama berada di Tempat Bergengsi (Prestigious), yang mana
tepat di Plataran Masjidil Haram.
Karena begitu dekatnya Lokasi Kedua Mall ini dengan Masjidil Haram, wajar jika Abraj Al Bait menjadi Salah Satu Bangunan Termahal di Dunia, dan menempati Posisi Kedua setelah Masjidil Haram, yang sama - sama berada di Kota Makkah dengan Nilai Investasi USD 16 miliar atau setara dengan Rp 243 Triliun. Namun Kami belum dapat menginformasikan apakah Makkah Hotel & Tower - Bin Dawood Shopping Centre juga termasuk ke dalam Salah Satu Bangunan Termahal di Dunia ? Meskipun tidak termasuk ke dalam 10 Besar Bangunan Termahal di Dunia.
Abraj Al Bait atau dikenal The Clock Towers Shopping Center berada di Dalam Kompleks Zam - Zam Tower dengan 7 Menara Hotel seperti : Al Marwah Rayhaan By Rotana, MovenPick Hotel - Hajar Tower, Swissotel Makkah, Pullman Zam - Zam Makkah, Raffless Palace Makkah, Swissotel Al Maqam dan Fairmont Hotel, yang berada di The Royal Clocks Towers sebagai Pusatnya.
Hampir
seluruh Hotel, yang berada di Kompleks Zam - Zam Towers dikelolah
oleh Grup Accor, kecuali Al Marwah Rayhaan Hotel, yang dikelolah
oleh Rotana. Selain Hotel, Condominum Hotel (Condotel) & Apartments,
yang juga berada di Komples Ini, tentunya Sebuah Pusat Perbelanjaan (Mall)
Mewah, dan Terbesar di Makkah, Abraj Al Bait - The Clock Towers Shopping Center ada di bawahnya.
Menurut Wikipedia :
Menara Abraj Al Bait - Kompleks Zam - Zam adalah Sebuah Kompleks bangunan yang terletak di Kota Makkah, Arab
Saudi. Kompleks bangunan ini dirancang oleh Para Arsitek dari Dar
Al - Handasah Architects dan pelaksanaan pembangunannya dilakukan oleh Saudi
Binladin Group. Lokasi menara ini berada di Plataran Masjidil Haram,
salah satu Masjid Suci Umat Islam.
Kompleks Abraj Al Bait dibangun untuk
menampung para Jamaah Haji yang semakin banyak datang ke Makkah untuk menunaikan
ibadah haji. Bisnis Perhotelan yang semakin lama menjadi berkembang di kota ini
juga tak terlepas dari banyaknya Jamaah Haji ini. Selain itu, Menara Abraj Al
Bait ini juga dirancang untuk mampu menampung sampai dengan 10.000 orang.
Di kompleks ini terdapat tujuh bagian dengan Satu
Menara yang dinamakan Hotel Tower atau biasa dikenal dengan The Royal Clock
Towers. Memiliki ketinggian di atas 6 menara lainnya yang diperkhususkan
untuk apartemen (tinggi menara hotel adalah 601 m). Hotel Tower dijadikan
hotel berbintang tujuh. Bangunan di bawah tujuh menara ini diisi dengan 5
lantai pusat perbelanjaan, ruang konferensi, dan fasilitas - fasilitas yang
lain (termasuk ruang beribadah yang sanggup menampung hingga 10.000 orang)
Pembangunan Kompleks Menara Abraj Al Bait ini dimulai pada tahun 2004. Arsitektur bangunannya dibuat oleh Dar Al -
Handasah Architechs. Pembangunan selesai pada tahun 2012. Proses
pembangunan dilakukan secara bertahap. Menara Terakhir yang diselesaikan
adalah Menara Maqam. Biaya pembangunan Kompleks ini senilai USD
16 miliar atau setara dengan Rp 243 Triliun. Pembukaan kompleks
bangunan ini dilaksanakan pada Tahun 2012.
Pada awalnya, menara tertinggi di Kompleks ini, yakni Hotel Tower - The Royal Clock Towers direncanakan memiliki tinggi 485 meter pada Tahun 2006. Pada Tahun 2009, diumumkan bahwa Hotel Tower akan dibangun hingga mencapai ketinggian 601 meter.
Bangunan yang paling tinggi di Kompleks Zam - Zam (Hotel Tower - The Royal Clocks Tower) menjadi struktur tertinggi di Arab Saudi dan kedua di Dunia setelah Burj Dubai di Dubai, Uni Emirat Arab, terhitung pada Tahun 2011 (bertepatan dengan selesainya bagian menara Hotel Tower). Kini sebagai Gedung Tertinggi keempat di Dunia, setelah Burj Dubai, Merdeka 118, dan Menara Shanghai.
Dengan luas area lantai sebesar 1.500.000
m2, bangunan ini merupakan bangunan dengan area lantai yang paling luas di
Dunia pada saat bangunan ini selesai dibangun. Pada Juli 2013, rekor
ini pecah bertepatan dengan selesainya New Century Global Centre,
suatu bangunan multifungsi yang ada di Chengdu, China.
Di Hotel Tower, diletakkan sebuah jam pada setiap sisi dari Hotel Tower. Jam ini memiliki panjang dan lebar 80 meter. Ke Empat jam ini dipasang pada ketinggian 530 meter, sehingga menjadikan jam ini sebagai yang terbesar, sekaligus tertinggi (berdasarkan letaknya) di Dunia.
Sebuah Pusat Perbelanjaan (Mall) The Clocks Towers Shopping Centre - Abraj Al Bait turut hadir di Kompleks Zam - Zam ini. The Clocks Towers Shopping Centre menjadi Pusat Perbelanjaan Terluas di Kota Makkah dengan lebih 600 Toko Retail (Retail Store), yang meliputi Ruang Pojok Makanan (Food Court), Kedai Kopi (Coffee Shop), hingga Kantor Penukaran Uang (Money Exchange Office).
Adapun Penyewa
(Tenant) seperti : Abraj Hypermarket, Abraj Avenue, Bin Dawood,
Aldo, Rado, hingga Foot Locker, menjadi Pilihan Tempat Terbaik untuk berbelanja.
Link :
https://id.wikipedia.org/wiki/Menara_Abraj_Al_Bait
https://tctshoppingcenter.com/directory/
Alamat :
Ajyad St, Clock Towers Complex, Makkah 24231,
Arab Saudi
Saat melakukan Perjalanan Religi ke Tanah Suci bukan berarti Kami tidak melakukan Hal Lainnya. Meski Perjalanan Terindah kali ini bukan sekedar Perjalanan Wisata Biasa melainkan Sebuah Perjalanan Religi, yang hampir kebanyakaan waktunya dipergunakan untuk beribadah, namun selama 9 Hari, Kami melakukan Perjalanan Umroh di Tanah Suci, adakalanya Kami juga menelusuri Beberapa Tempat, baik itu melihat Peradaban Manusia Modern lewat Pusat Perbelanjaan (Mall) Terbaik hingga sekedar incip - incip Kuliner sama seperti saat Kami melakukan Perjalanan Terindah di Beberapa Tempat baik itu di dalam maupun luar negeri.
Ya !
Incip - Incip kali ini, memanglah tidak terlalu banyak. Kami pun lebih senang membawa pulang makanan yang Kami beli untuk di makan di Kamar Hotel. Terlebih Kebanyakan Resto/ Tempat Makan baik di Kota Madinah maupun Makkah, memang lebih banyak menawaran sistem ambil bawa pulang (Take Away) dibandingkan harus makan di tempat (Dine In). Dan Kita pun harus antri di Kasir hingga masuk ke daftar tunggu (Waiting List) ambil makanan.
Meksi berada di Mall gede atau termewah sekalipun,
sepertinya memang jarang, yang menawarkan Sistem Dine In. Food Court ada,
Tempat Makan ada, Kafe pun ada, namun sekali lagi Jumlah Bangkunya terlihat sedikit, dan memang memaksa Para Pembeli, yang notabenenya kebanyakan Para
Jamaah harus ambil makanan tanpa makan di Tempat (Dine In). Mungkin maksudnya Kami sebagai Pembeli, yang kebanyakan Para Jamaah agar lebih fokus beribadah
ketimbang nongkrong asyik cantik di Resto maupun Kafe, yang ditawarkan oleh
Beberapa Mall tadi.
Tapi ini
beda cerita, jika Kamu makan saat Sarapan (Breakfast) di Hotel atau mungkin
makan di Beberapa Resto yang terdapat di dalam Hotel. Walaupun sama - sama
makan, namun tujuannya bukan nongkrong cantik & asyik kali ya … Itulah
sebabnya mau di Starbucks sekalipun, yang formatnya Kedai Kopi
buat Nongkrong, jumlah kursinya memang cukup dibilang terbatas.
Rata - rata Kuliner, yang Kami coba incip pada umumnya bernuansa Ayam Goreng !
Mulai dari Kami dibuat penasaran dari Rasa Ayam Al Baik - Ayam Goreng Favorit Para Jamaah Indonesia, lalu Kami mencoba Pesaing (Competitornya) Al Farooj, hingga Ayam Goreng KFC, yang rasanya juga beda …
Mungkin pake Ayam Arab kali ya ? Yang terlihat memang lebih gemuk, dan berbulu tebal sehingga mempengaruhi Kualitas Dagingnya. Selain itu Kami juga mencoba Pizza, Aneka Juice, Kurma, Buah”an Kering, hingga Coklat.
1. Incip Ayam KFC Made In Makkah
Ini Penjelajahan Kami dalam
mencari Makan Enak … walaupun memang terlihat biasa, dan hanya Sebuah
Ayam Goreng KFC, Sebuah Resto Cepat Saji - Franchise Asal Amerika Serikat, yang cabangnya secara Global ada di lebih dari 150 Negara.
Ya !
Beberapa Kali ketika menjelajah ke Negara Lain, Kami terkadang tak lupa untuk mencoba Ayam Cepat Saji ini. Selain alasan dagingnya, yang terkadang punya tekstur berbeda, Rasa (taste)nya yang lain juga jadi Jawabannya. Alasan Kepraktisan, dan Kehalalan Makanan, Kami pikir Resto Cepat Saji Ini, punya Hal itu. Terlebih Kami, yang memang berencana untuk mencoba Ayam AlBaik semenjak dari Madinah, ketika di Makkah jadi membeli Ayam Cepat Saji ini terlebih dahulu disebabkan Lokasinya, yang memang dekat dengan Hotel dari Tempat Kami menginap, sedangkan Ayam Goreng Albaik, memang agak jauh, dan terletak di Kawasan Jabal Omar, Beberapa Km dari Hotel.
Hasilnya jadilah Kami membeli Ayam Goreng KFC
sebagai Rasa Penasaran Kami.
Ternyata benar ! Ketika Kami mencoba Ayam Goreng ini Kesan Original, yang tidak terlalu garing, yang mana Kulitnya dapat terkelupas dengan sempurna menjadi Jawabannya. Sepertinya Ayam Goreng, yang dimasak memang tidak terlalu matang (overcooked) sehingga menimbulkan kesan gosong, dan Ini yang membuat Kami suka. Tidak pedas, dan kesan Original Crispynya dapet.
Kami ambil Harga Paket Menu ketika itu sekitar
30 SAR atau Rp. 120.000,- sudah dapat 4 Ayam Goreng, Kentang, dan Bun sebagai
pengganti Nasi ditambah 1 Botol Besar Pepsi Cola. Sebuah Harga, yang masih
masuk diakal (Make Sense) untuk Sebuah Ayam Goreng KFC, dan Kami pikir harganya
hampir sama dengan Harga Menu Paket di Indonesia.
For Your Information (FYI),… rata” memang saat Kami membeli Menu
Paket Ayam Goreng saat berada di Arab Saudi menggunakan Roti Bun sebagai
Pengganti Nasi. Roti Bun, yang diberi sentuhan Mentega ini, dan menjadi
Bahan Dasar bagi Burger, kini melengkapi Menu Makan Ayam Goreng Kami. Dan Kami
cukup puas dengan Rasa, dan Tekstur Ayam Goreng KFC Ini. Terlebih Kami juga
masih dapat Coleslaw Salad, Sajian Mayonaise, yang berpadu dengan Kol,
dan Wortel.
Namun, yang
menjadi pertanyaan, mengapa Resto KFC sepadat itu, tidak
menyediakan Kursi Resto, dan Para Pembeli hanya diperkenakan untuk membawa
pulang (Take Away), ketika Menu, yang dipesan selesai dibayarkan serta
menunggu antrian ?
Alamat :
Haram Area Makkah -
Makkah Hotel & Towers Shopping Mall
2.
Incip Ayam Goreng Broast AlFarooj
Perjuangan Kami demi mencari Ayam
Goreng Albaik berlanjut !
Namun lagi
- lagi, Kami mendapati Ayam Goreng, yang berbeda Nama dari Albaik,
walaupun begitu tetap terjamin dari Segi Kualitas Rasa (Taste)nya. Lokasinya berada di
Area Belakang Makkah Hotel & Towers, Tempat Kami menginap, dan masih berada
di Jalan Ibrahim Al Khalil, yang terkenal Panjang itu.
Agak sedikit jauh berjalan, dan Kami menemukan
Ayam Goreng Cepat Saji ini, yang katanya telah berdiri sejak Tahun 1994
di Sharjah, Uni Emirat Arab. Ditemukan oleh Keluarga Lebanon,
30 Tahun Lalu, dan kini telah mempunyai Puluhan Cabang di Seluruh Dunia
termasuk Arab Saudi, Oman, dan Lebanon.
Meski tak sepopuler, dan selama Ayam Goreng Albaik, yang memang Made In Saudi, dan telah berdiri 50 Tahun Lalu (Tahun 1974), Namun Rasa Ayam Goreng Broast AlFarooj, yang menggunakan mesin goreng bertekanan tinggi, memang menghasilkan Daging Ayam, yang empuk, dan Hasil Kulit, yang juga tidak terlalu garing, seperti Teknik dalam memanggang, akan tetapi digoreng. Kami pikir tidak kalah dalam Soal Cita Rasa ...
Dan Jujurly, hampir Semua Ayam Goreng
di Arab Saudi itu Enak ! Mempunyai Cita Rasa sedikit gurih dengan Taburan Daun
Bawang, dan Tekstur Daging, yang empuk, dan sedikit bertulang lunak atau
mungkin boneless (tanpa tulang).
Soal Harga, Kami pikir ini yang termurah.
Ketika itu Kami pesan Menu dengan Harga Sekitar 18 SAR atau Rp. 72.000,- sudah
dapat 4 Ayam Goreng, Kentang Goreng (French Fries), dan Bun sebagai Pengganti
Nasi. Serta Sauce Mayonaise, dan Sambal. Kami pikir ini yang terbaik dari Segi
Rasa, dan Harga !
Namun lagi - lagi, Meski Berdiri Sendiri
(Stand Alone) Layaknya Restauran dengan Bangunan Gede, tapi tetap saja hanya
menyediakan sedikit kursi untuk makan di Tempat (Dine In), dan memaksa Kami untuk
mengikuti Sistem Take Away (Ambil Bawa Pulang Makanan). Padahal Ketika itu
antriannya cukup panjang !
Alamat :
6245 Ibrahim Al Khalil,
Al Hajlah, 3872, Makkah 24231, Saudi Arabia
3. Incip Ayam Goreng Albaik
Finally,
Perjuangan Kami tidak sia - sia demi menemukan Ayam Goreng AlBaik, yang
menjadi Favorit Para Jamaah Haji & Umroh Indonesia. Meski Kami mencoba
incip Ayam Goreng ini ketika berada di Ruko Mall Balad - Jeddah,
yang mana di atasnya terdapat Sebuah Rumah Makan Wong Solo saat
perjalanan ke Bandara King Abdul Azis, Jeddah menuju pulang ke Tanah
Air, namun Kami cukup bersyukur, akhirnya dapat menemukan sekaligus menikmati Ayam Goreng Ini.
Ya !
Resto Albaik, yang Lokasinya agak jauh dari Makkah Hotel
& Towers, Tempat Kami menginap (di Sekitar Kawasan Jabal Omar),
menjadi Alasan mengapa Kami belum sempat incip Menu Ayam Gorengnya, yang memang
sangat happening di Kalangan Para Pecinta Ayam, khususnya Para
Jamaah Haji & Umroh.
Begitupula saat berada di Kota Madinah, yang
mana lokasinya harus ditempuh dengan Perjalanan menggunakan Taksi dari Al Anwar
MovenPick Madinah, Tempat Kami menginap.
Kalaupun ada ketika itu, Resto Albaik hanya
menawarkan Menu Nugget Ayam, dan Burger tanpa Sajian Menu Ayam Gorengnya di
dekat Mall Tempat Kami menginap.
Sebenarnya
Konsepnya sama !
Memasak Ayam Goreng dengan Teknik Broast, yaitu menggoreng dengan menggunakan Suhu Berkekuatan Tinggi, sehingga Daging Ayam tampak lebih lunak, dan terkadang tanpa tulang (boneless), hingga Kulitnya yang mudah terkelupas, namun tidak terlalu matang bahkan terlihat gosong (Overcooked). Sekilas mirip Ayam Panggang, namun dengan Proses digoreng, dan mempunyai Tampilan, yang lebih maksimal.
Jika Kedua Ayam Goreng sebelumnya baik KFC, dan Broast AlFarooj mempunyai Rasa, yang tidak terlalu gurih, meski ditaburi Daun Bawang, namun tidak demikian dengan Ayam AlBaik, yang cenderung lebih Gurih (Tasty), dan Pedas (Spicy). Jadi memang harus agak sedikit berhati - hati dalam memakannya bagi yang kurang terbiasa dengan Rasa Itu. Air Mineral bisa jadi Teman Kamu saat makan Ayam Goreng Al Baik Ini.
Ketika itu Kami memesan Menu dengan 4 Ayam, 1 Kentang dan Tambahan Sauce Mayonaise + Sambal dengan Harga Sekitar SAR 30 atau Rp. 120.000,- , yang mana Kami pikir memang lebih mahal dari Pesaing (Competitornya) Broast AlFarooj.
Mungkin karena
Made In Arab Saudi, yang mana Ayam Goreng AlBaik berdiri di Tahun 1974 atau 50 Tahun
Lalu, dan memang Viral bagi Para Jamaah Haji & Umroh,
seakan menjadi Identitas (Trademark) Tersendiri, jika
kesana kalau belum coba incip Ayam Goreng AlBaik, maka Ibadah Umroh maupun
Hajinya terasa belum sah (afdol), he … he .. he …, jadi wajar jika
mempunyai Harga, yang lebih mahal dua kali lipat dari Saudaranya Broast
AlFarooj, namun tetap saja dicari.
Saat ini Resto AlBaik, yang pertama
kali didirikan di Jeddah pada Tahun 1974 telah mempuyai cabang
lebih dari 154 Outlet, yang tersebar bukan hanya di Arab Saudi saja melainkan
Bahrain, Qatar, Uni Emirat maupun Indonesia.
Alamat :
Ruko Mall Balad - Jeddah
Baishin Branch, Al - Balad, Jeddah 22233,
Saudi Arabia
Bukan hanya Ayam Goreng
Made In Arab Saudi, yang menjadi Perburuan Incip Kami selama melakukan
Perjalanan Umroh ke Tanah Suci melainkan juga Beberapa Makanan Lain, seperti Pizza
contohnya.
Saat itu, Kami memang melewati Sebuah Mall, ketika menuju Hotel Tempat Kami menginap ! Makkah Hotel & Towers memang terintegrasi dengan Pusat Perbelanjaan (Mall), sehingga nama Makkah Hotel & Towers Shopping Mall juga melekat pada Pusat Perbelanjaannya. Dahulu Pusat Perbelanjaan bernama Hilton Hotel & Towers Shopping Centre karena memang Bekas (Ex) Hilton Hotel.
Pusat Perbelanjaan Ini, biasa juga dikenal dengan Bin Dawood Shopping Centre, karena sebagai Penyewa (Tenant), Retail Superstore ini menempati Area, yang cukup luas di Mall ini. Dan ini adalah Alasan mengapa Mall ini, meski Nampak tua pada bangunannya, namun tetap Premium, dan diminati oleh Para Pengunjung, karena selain Lokasinya terdapat Retail Superstore Bin Dawood, yang menyuplai Kebutuhan Belanja Para Jamaah, terlebih juga terintegrasi dengan Hotel ***** serta Lokasinya, yang dekat dengan Plataran Masjidil Haram. Selain itu Mall ini juga diisi oleh Beberapa Penyewa (Tenant) Makanan. Dan Kami menemukan Sebuah Kedai Pizza, yang berada di pojok Mall Ini dekat Pintu Masuk menuju Lobby dari Makkah Hotel & Tower, Tempat Kami menginap.
Pizzas Of Eight adalah Nama Kedai Pizza, yang
ketika itu memang sempat Kami bicarakan. Terlebih, Kami (Saya, Istri, dan Kakak
Perempuan) selalu mencium Aroma, yang memang harum ketika Koki (Chef) nya
sedang membuat Pizza pesanan Pembeli. Agak laen aja Penciumannya
kali ini ! Dan ini, yang membuat Istri tidak tahan untuk segera membelinya,
meski sekali lagi, tetap dibawa pulang, dan makan di Kamar Hotel, karena memang
tidak tersedianya bangku untuk makan di Tempat (Dine In).
Dan ternyata benar setelah dibawa pulang Isi Topping, yang cukup banyak, dan Roti yang tidak begitu tebal atau terasa ringan (light), menjadi Penanda bahwa Pizza ini Uenak !!!
Biasanya Saya (Penulis) ketika memakan Pizza di Indonesia seringkali bermasalah pada Perut terutama Asam Lambung sehingga menimbulkan Penyakit Maag. Entah itu pada Bagian Roti maupun Bumbunya. Walaupun sekali lagi, Pizzanya berasal dari Beberapa Resto Franchise Terkenal. Namun Pizza, yang dibeli kali ini nampak beda. Itulah yang menyebabkan Saya memberanikan diri untuk makan Pizza ini agak banyak, ya sekitar 3 Slice mungkin.
Disebut Pizzas Of Eight, mungkin memang terdapat 8 Slice Potongan Besar dalam Satu Pizza. Namun apakah Kedai Pizza ini termasuk Jaringan Franchise atau tidak, entahlah ? Jelasnya Isi Topping Pizza yang berpadu dengan Beef, Mushroom, Paprika, dan Keju Melting, mengiringi makan nikmat Kami saat itu.
Harga Pizza berkisar 60 SAR atau Rp. 240.000,- . Walaupun terbilang agak sedikit mahal, namun untuk Ukuran (Size) Seguede Bagong, Kami pikir cukup Worth It !
Alamat :
Makkah Hotel & Towers - Bin Dawood
Shopping Mall
Ibrahim Al
Khalil - Al Hajlah, Makkah 24231, Saudi Arabia
Selain Ayam Goreng, dan Pizza, yang menjadi incip - incip tipis dalam Penjelajahan Kuliner Kami, Juice juga menjadi Minuman Wajib, yang harus Kami beli selama melakukan Perjalanan Umroh di Tanah Suci.
Beberapa Kerabat di Tanah Air, memang menyarankan untuk membeli minuman sehat ini.
“Jangan Lupa untuk membeli Segelas Juice, selepas melakukan Ibadah Shalat Fardhu Berjamaah, Kalian dapat membelinya Segelas !” Ucap Mbak Rini, Kakak Perempuan Kami di Sidoarjo.
Ya !
Kota Makkah, meski berikilim gurun serta terkesan gersang, dan suhu, yang sangat panas, akan tetapi mengapa begitu Banyak sekali Buah”an, yang dijual, seperti Delima, Stroberi, Jeruk, Apel, Apricot, Peach, Anggur nampak sangat segar (fresh), dan dijual lebih murah dibandingkan saat di Indonesia ? Entahlah apakah diimpor dari Negara - Negara di Sekitar Timur Tengah, seperti Uni Emirat Arab, namun yang jelas nampak bagus, dan terlihat segar.
Daerah Thaif, yang berada di Perbukitan dan masih terletak di Provinsi
Makkah memang menjadi Surganya Buah, Sayur, hingga Bunga. Bukan hanya Buah
Kurma saja, yang dibudidayakan, namun Buah Lainnya seperti Delima, Cherry, Stroberi,
Anggur, Peach, Apel, Jeruk, hingga Aprikot juga banyak ditanam oleh Para Petani.
Itulah sebabnya Pasar Al Kakiyyah, yang
berada di Kota Makkah ini selalu dipenuhi oleh Buah”an baik dari dalam,
dan luar negeri. Dan Daerah Thaif maupun Qasim menjadi Penyumbang
Terbesar Komoditi Aneka Buah, Sayur, dan Bunga bagi Pasar Ini.
Allah ﷻ memudahkan adanya buah-buahan di
Makkah. Kota Makkah Al Mukarramah menjadi di antara permukaan bumi yang
dianugerahkan keutamaan baginya. Allah SWT berfirman :
"... Bukankah Kami telah meneguhkan
kedudukan mereka dalam tanah haram (tanah suci) yang aman, yang didatangkan ke tempat
itu buah-buahan dari segala macam (tumbuh-tumbuhan) sebagai rezeki (bagimu)
dari sisi Kami ? Tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui" (QS Al-Qashas
ayat 57).
Ibnu Katsir
menjelaskan ayat ini dengan berkata,
"Inilah kebaikan Allah Ta'ala: kedermawanan,
kasih sayang, dan keberkahan-Nya, yaitu di tanah haram Makkah tidak ada pohon
yang tumbuh, tetapi didatangkan buah-buahan ke Kota Makkah dari sekeliling Kota
Makkah sebagai bentuk pengabulan doanya Ibrahim Alaihissallam, sang kekasih
Allah" (Tafsir Ibnu Katsir).
Link :
https://visual.republika.co.id/berita/rvtygn314/rahasia-buah-dan-sayuran-segar-yang-melimpah-di-makkah
Untuk itulah
mumpung lagi di Tanah Suci, nggak ada salahnya Kami membeli Aneka Juice,
baik yang dibuat secara langsung maupun dalam Kemasan Botolan.
Harganya Relatif !
Untuk Kemasan Botolan memang lebih murah dengan Ukuran Kecil - Sedang seharga 1 - 2 SAR atau Rp. 4.000,- R. 8.000,- , yang biasa Kami temui di Supermarket. Namun saat Kami membeli dengan mengolah secara langsung dalam 1 Gelas, terlebih jika menggunakan 2 Varian Buah, Harganya bisa sekitar 10 - 20 SAR atau Rp. 40.000,- - Rp. 80.000,-. Memang cukup mahal, akan tetapi Sajian Buah Alami itu, yang umumnya terdiri dari Delima, Stroberi, Jeruk, Anggur, Peach, Apel, hingga Aprikot, memang punya ukuran, yang Seguede Bagong, dan pastinya menggoda rasa !
Kapan lagi, minum Juice yang fresh, dan
seuenak ini ? !!!
Alamat :
Makkah Hotel & Towers - Bin Dawood
Shopping Mall
Ibrahim Al Khalil - Al Hajlah, Makkah 24231, Saudi Arabia
Umroh
Dan Sebuah Perjalanan Religi Kami …
Perjalanan Umroh kali ini, memang bukanlah
Sebuah Perjalanan Wisata Biasa ! ...
Banyak Pelajaran, dan Hal - Hal, yang tidak
Kami temukan di Tempat Sebelumya saat Kami melakukan Perjalanan Terindah baik
di dalam maupun di luar negeri.
Dari Tempat Ini, Kami belajar tentang Sebuah
Arti Kesabaran dan juga Keikhlasan. Terlebih di saat Hari Terakhir
Kami di Kota Makkah, Kami mendapat Berita tentang Kepulangan Ibu Kami, “Hj Siti
Banoen Binti Soemoedihardjo”. Inilah, yang membuat Kami (Terutama Istri), dibuat kaget bukan kepalang,
terlebih ketika itu, Kami hanya mendapat Kabar bahwa Beliau sedang tidak
enak badan, dan bukan menderita Sakit, yang lama berkepanjangan, kecuali Penyakit
Demensia (Pikun, yang cukup parah), yang telah lama diderita dikarenakan
Faktor Usia, yang sudah 95 Tahun. Selebihnya secara fisik, Beliau bisa
dikatakan sehat. Kondisi inilah, yang membuat Kami kaget (shocked) tentang Berita
Kepulangan Ibu.
Untung saja Muthawif Kami, Ustadz Ben Ally memberikan penjelasan kepada Kami :
“Bahwa justru inilah moment,
yang ditunggu. Ketika Seorang Anak sedang menunaikan Ibadah di Tanah
Suci baik Umroh maupun Haji sedangkan Orangtua wafat di Tanah Air, dan
ketika itu Seorang Anak mendoakan dengan sungguh - sungguh terhadap Ibunya,
yang wafat, Insya Allah Almarhumah Ibu Hj Siti Banoen, husnul
khatimah (berakhir dengan baik). Sebab Doanya langsung cepat sampai dengan Pahala, yang juga dilipatgandakan berpuluh bahkan beratus kali
lipat”; Kata Ustadz Ben Ally.
Untuk itulah Saya, dan terutama Istri sebagai Anak Kandung berdoa dengan bersungguh - sungguh agar Almarhumah Ibu dapat diampuni Segala Salah (Khilaf), dan juga Dosanya semasa Beliau hidup. Harapan Kami sebagai Anak + Mantu, Doanya dapat dikabulkan oleh Allah SWT, aamiin allahumma aamiin !
Dengan rasa yang bercampur aduk, Kami akhirnya masih dapat melakukan Perjalanan Religi Malam untuk dapat melihat Ka’bah lebih dekat, dan menyentuh Beberapa Bagiannya, hingga dilanjutkan dengan Tawaf Wada, Sebuah Tawaf Perpisahan sambil menunggu Shalat Subuh, tepat di depan Ka’bah.
1. Perjalanan Religi Malam Kami.
Perjalanan Religi Kami dimulai
dari Perjalanan Malam saat Malam Terakhir Kami di Kota Makkah.
Sebuah Perjalanan di mana Kami berusaha untuk lebih dekat dengan Ka’bah, yang
menjadi Baitullah (Rumah Allah).
Sebenarnya pada Malam Hari Sebelumnya,
Perjalanan Malam untuk dapat menyentuh Bagian Ka’bah telah dilakukan oleh
Rombongan Kami, namun ada Beberapa Orang, yang akhirnya memutuskan untuk
melakukan Perjalanan Malam ini, pada Malam di Hari Berikutnya disebabkan masih
terlihat capek setelah melalukan Badal (Umroh Kedua) termasuk Kami saat itu.
Akhirnya diputuskan pada Malam Hari Berikutnya
5 Orang, termasuk Saya, Istri, Kakak Perempuan, dan 2 Orang dari Rombongan Kami
melakukan Perjalanan Wisata Malam untuk melihat lebih dekat, dan mencoba
menyentuh bagian dari Ka’bah Ini.
Dengan Keadaan Sedih selepas Berita Kepergian Ibu Kami, Saya & Istri memutuskan untuk tetap melanjutkan Perjalanan Wisata Malam Ini sekaligus meminta Doa sebaik - baiknya, serta tidak lupa untuk memanjatkan Doa terhadap Almarhumah Ibu Kami, Hj. Siti Banoen Binti Soemoediharjo agar beliau dapat diterima di Sisi Allah SWT serta meninggal dalam akhir, yang baik (Husnul Khatimah), aamiin allahumma aamiin !
Tepat di Pukul 8 Malam Waktu Arab Saudi (WAS), Hari Rabu - Tanggal 22 November 2023, Kami menuju Ka’bah untuk dapat melanjutkan Perjalanan Wisata Religi Malam.
Lebih dekat
dengan Ka’bah itulah yang Kami lakukan. Mengapa Perjalanan Religi ini harus
dilakukan pada Malam Hari saat mendekati Ka’bah pasti menjadi Alasan tersendiri
bagi Muthawif Kami, Ustadz Ben Ally.
Ya !
Pada Malam Hari mungkin tidak terlalu Banyak
Jamaah, yang melakukannya untuk mendekati Ka’bah. Walaupun pada kenyataannya
banyak juga. Terlebih di Bulan November saat itu sudah memasuki Peak Season
(Musim Puncak Liburan).
Anggapan (Asumsi) Jumlah Jamaah pada Malam Hari untuk dapat mendekati atau menyentuh Ka’bah lebih
sedikit dibandingkan pada Siang Hari mungkin ada benarnya, walaupun tidak 100%
benar. Karena pada Kenyataannya Puluhan Ribu Orang tetap memadati Ka’bah baik
yang sedang melakukan Tawaf dan atau mungkin melakukan Perjalanan Religi seperti
Kami.
Untuk itulah Perjalanan Religi untuk dapat
melihat lebih dekat sekaligus menyentuh Ka’bah disebut Perjalanan Religi
Malam, karena memang dilaukan pada Malam Hari.
Dengan hati
- hati, dan sesuai dengan Perintah (Instruksi) Muthawif, Kami berusaha
untuk melewati Kerumunan Para Jamaah dan mendekati Ka’bah.
Seperti Pola Zigzag, saat Kami menembus
Barisan Para Jamaah Umroh baik yang sedang melakukan Ibadah Tawaf maupun
mencoba mendekati Ka’bah secara perlahan, sama persis dengan Kami yang
melakukan Perjalanan Religi Malam itu.
Finally, walaupun dengan susah payah, dan
keadaan sedih akibat kepergian Almarhumah Ibu di Tanah Air, Kami dapat
mendekati Ka’bah, dan menyentuhnya lebih dekat.
Hampir semua
bagian - bagian Ka’bah, Alhamdulillah, Kami dapat menyentuhnya. Yang Kami lakukan hanya berdoa, hingga menangis melihat betapa besarnya bukti kekuasaan Allah SWT lewat Ka’bah, yang menjadi
Kiblat bagi Seluruh Umat Muslim di Dunia.
Mulai dari Maqam Ibrahim, yang menjadi
Pijakan Kaki Nabi Ibrahim As saat membangun Ka’bah untuk pertama kalinya, Rukun
Hajar Aswad, Rukun Yamani, Rukun Syam, Rukun Iraqi, Multazam, hingga Pintu
Ka’bah, Kami berhasil mendekati, mencium, hingga berdoa di Tempat Ini.
Menangis sekuat tenagalah Kami ! Meminta ampunan, pengharapan bagi Sebuah Kehidupan, yang lebih baik bagi Saya, dan Istri, dan yang terpenting mendoakan Kedua Orangtua, Eyang, baik yang masih hidup maupun telah meninggal dunia. Terkhusus bagi Almarhumah Ibu Kami, Hj. Siti Banoen Binti Soemoedihardjo, yang wafat di Hari Itu agar diampuni segala dosa - dosanya, dan dibukakan pintu surga, yang seluas - luasnya, serta Insya Allah meninggal dalam keadaan baik (Husnul Khatimah), aamiin allahumma aamiin !
Bagian, yang tidak dapat Kami sentuh mungkin adalah Hajar Aswad, yang memang letaknya tinggi, dan Kami juga tidak dapat mendekati maupun menunaikan Ibadah Shalat 2 Rakaat di Hijir Ismail disebabkan hanya Orang - Orang Tertentu saja, yang mempunyai Akses Masuk ke Tempat Ini. Terlebih Penjagaan Para Tentara Arab (Askar) juga terlihat ketat di Kedua Tempat Ini.
Sedangkan Shalat di dalam Ka’bah juga tidak diperbolehkan bagi Orang Biasa Kebanyakan seperti Kami. Hanya Raja, dan Kepala Negara, yang mungkin dapat Shalat di dalam Ka’bah. Beberapa Kepala Negara Republik Indonesia (R.I), yang pernah Shalat di dalam Ka’bah adalah Presiden Soeharto, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dan Joko Widodo (Jokowi).
Ka’bah sendiri merupakan bangunan
berbentuk Kubus dari susunan batu yang di setiap titiknya memiliki makna. Bukan
hanya sekadar bangunan yang bisa dikunjungi, Ka’bah merupakan arah
kiblat bagi setiap umat muslim di seluruh dunia.
Sama seperti bangunan lainnya, terdapat Bagian
Ka'bah yang meliputi:
1. Hajar Aswad
Dari sekian banyak bagian-bagian Ka’bah, Hajar
Aswad menjadi yang paling dikenal oleh umat muslim. Dalam sebuah Hadits Riwayat
Tirmidzi, Hajar Aswad sejatinya merupakan batu dari surga memiliki warna
putih bersih. Dikarenakan banyaknya dosa - dosa manusia, batu tersebut berubah
warna menjadi hitam.
“Hajar Aswad turun dari surga padahal batu
tersebut begitu putih lebih putih daripada susu. Dosa manusialah yang
membuat batu tersebut menjadi hitam” (HR at-Tirmidzi No.877).
Hajar Aswad awalnya juga merupakan sebongkah
batu besar dengan ukuran kurang lebih 30 cm. Namun, beberapa peristiwa yang
terjadi pada zaman itu membuat Hajar Aswad kini hanya berupa pecahan kecil batu
bulat lonjong sebesar biji kurma.
Saat berkunjung ke Masjidil Haram, Sahabat
dianjurkan untuk mencium atau menyentuh batu yang terletak di sisi selatan
Ka’bah ini. Bila tidak memungkinkan, ulama memberi solusi dengan mengusapkan
benda seperti tongkat untuk kemudian dicium sebagai gantinya.
2. Pintu Ka’bah
Pintu Ka’bah terletak di sebelah timur laut
dengan ketinggian dari atas lantai adalah 2 meter. Pintu yang saat ini dapat
Sahabat jumpai merupakan hadiah dari Khalid bin Abdul Aziz, Raja Arab
Saudi.
Bagian-bagian Ka’bah yang satu ini terbuat
dari emas murni sebanyak 280 kilogram dan menelan biaya lebih dari 13 juta
riyal Arab Saudi. Pintu Ka’bah sudah banyak mengalami perubahan dari segi
bentuk maupun bahan baku pembuatannya.
3. Multazam
Bagian-bagian Ka’bah ini terletak di antara
Hajar Aswad dan pintu Ka’bah dengan jarak kurang lebih 2 meter. Multazam
menjadi salah satu tempat yang paling mustajab untuk berdoa.
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW dalam
hadits yang diriwayatkan Al Baihaqi dari Ibnu Abbas menyatakan, ''Antara
Rukun Aswad (sudut tempat terdapatnya Hajar Aswad) dan pintu
Ka'bah disebut Multazam. Tidak ada orang yang minta sesuatu di Multazam
melainkan Allah mengabulkan permintaan itu"
Sahabat disunahkan untuk berdoa sambil menempelkan
kedua tangan, dada, serta pipi ke arah Multazam. Tidak lupa dengan niat tulus
dalam berdoa dan beribadah dengan khusyu’ selama di tanah suci agar doa-doa
yang dipanjatkan bisa terkabulkan.
4. Syazarwan
Syazarwan merupakan bagian-bagian Ka’bah
berupa tembok dari batu marmer yang bentuknya melengkung mengelilingi
bagian-bagian Ka’bah sisi bawah di sepanjang area tawaf. Fungsi Bagian Ka’bah
yang satu ini yaitu sebagai penguat dan pelindung Ka’bah.
5. Kiswah
Kiswah merupakan penutup bagian - bagian
Ka’bah lainnya yang berupa kain berwarna hitam yang dihiasi kaligrafi berwarna
kuning emas. Masyarakat Arab Saudi menggunakan kain berbahan baku sutra asli
dan menyulam benang emas murni untuk dijadikan kiswah.
Kata kiswah dalam bahasa Arab berarti penutup,
yaitu alat untuk menutupi Ka'bah dari debu dan kotoran yang ada di sekitarnya.
Kiswah berukuran 14 meter dengan tinggi 47 meter serta panjang dan beratnya
mencapai 650 kg.
6. Maqam Ibrahim
Meskipun
bernama Maqam Ibrahim, bagian-bagian Ka’bah ini sebenarnya merupakan tempat
telapak kaki Nabi Ibrahim berpijak ketika membangun Ka'bah untuk
pertama kalinya.
Bekas kedua telapak kaki Nabi Ibrahim tersebut
memiliki panjang 27 cm dan lebar 14 cm dengan kedalaman 10 cm. Amalan yang
dianjurkan ketika Sahabat berkunjung ke tanah suci salah satunya yaitu salat
di sisi belakang Maqam Ibrahim.
7. Hijir Ismail
Berdasarkan Sejarahnya, Bagian Ka’bah ini merupakan tempat tinggal Nabi Ismail.
Hijir Ismail berada di sisi utara Ka’bah, tepatnya di antara Rukun Syami dan
juga Rukun Iraqi. Bentuknya setengah lingkaran dengan tinggi temboknya sekitar
3,11 meter dan termasuk bangunan suci bagi umat muslim.
Saat berada di Hijir Ismail, Sahabat
dianjurkan untuk menunaikan shalat dua rakaat dengan mengenakan ihram dan
menghadap ke arah Mizab Ar - Rahman. Menunaikan shalat di Hijir
Ismail diyakini sama seperti shalat di dalam Ka’bah.
Selain menunaikan shalat, amalan mustajab lain yang bisa dilakukan di bagian Ka’bah
ini yaitu berdoa dan menyampaikan hajat kepada Allah SWT.
8. Mizab Ar - Rahman
Mizab Ar - Rahman adalah sebuah talang air
yang letaknya berada tepat di atas Hijir Ismail. Saat berada di Bagian Ka’bah
tersebut, Sahabat dianjurkan untuk berdoa dengan menghadap ke arah Mizab.
Talang air ini dibuat untuk membuang genangan
air dari atap bila sewaktu - waktu terjadi hujan atau Ka’bah sedang
dibersihkan. Mizab Ar - Rahman juga disebut pancuran emas karena terbuat
dari tembaga yang dilapisi dengan emas.
9. Rukun Hajar Aswad
Rukun Hajar Aswad adalah Bagian Ka'bah yang
ditempelkan Hajar Aswad di sudutnya. Para jamaah haji atau umroh memulai dan
mengakhiri tawaf dari sudut yang tingginya 11,88 meter ini.
Dibandingkan dengan sudut Ka'bah lainnya,
rukun Hajar Aswad ini bisa disebut sebagai sudut penting yang dimuliakan oleh
Allah SWT. Jamaah yang sedang tawaf bisa memperoleh pahala lebih banyak dengan
mencium, memegang, atau sekadar melambaikan tangan sebagai isyarat ke arah
Hajar Aswad.
10. Rukun Yamani
Rukun Yamani memiliki tinggi 10,25 meter yang
terletak di sisi sebelah barat daya Ka’bah, tepatnya sebelum Hajar Aswad dari
arah dilakukannya tawaf. Bagian Ka’bah ini dinamakan rukun Yamani lantaran
berada di arah Yaman.
Ketika berada di rukun Yamani, Sahabat
dianjurkan untuk mengusapnya. Perlu diingat bahwa tidak ada syariat untuk
mencium, mengarahkan tangan, ataupun mengusapkan tangan ke wajah usai
mengusapnya.
11. Rukun Syami
Bagian Ka’bah
ini dinamakan rukun Syami karena menghadap ke arah barat laut atau Negeri Syam.
Rukun ini juga dinamakan sebagai Rukun Maghribi yang artinya arah barat
karena posisinya mengarah ke barat.
Mengenai
keutamaan rukun Syami, setiap umat muslim dianjurkan berdoa ketika posisi tawaf
telah berada di depan rukun ini. Rukun Syami merupakan sudut tertinggi
yang mencapai 12,15 meter.
12. Rukun Iraqi
Bagian Ka’bah yang terakhir ini terletak di
sisi utara Ka’bah. Jika ditarik garis lurus, maka akan mengarah ke Negeri Iraq.
Menariknya, rukun Iraqi merupakan salah satu sudut yang pernah mengalami
pergeseran dan sedikit pengurangan panjang sisi karena keterbatasan dana pada
masa Quraisy.
Rukun Iraqi tidak memiliki keutamaan khusus
dan tidak disunnahkan pula untuk memegangnya saat tawaf. Itulah alasan mengapa Bagian
Ka’bah dengan tinggi 9,92 meter ini selalu tertutupi oleh selimut Ka’bah.
Link :
https://www.adira.co.id/detail_berita/metalink/inilah-12-bagian-bagian-kabah-yang-wajib-diketahui
2. Tawaf Wada - Sebuah Tawaf
Perpisahan.
Setelah melakukan Perjalanan Religi Malam, ini saatnya Kami melakukan Tawaf Wada. Sebuah Tawaf Perpisahan, yang hukumnya wajib dilakukan oleh Para Jamaah Umroh & Haji sebelum meninggalkan Makkah dan kembali ke Negaranya masing - masing. Walaupun demikian Para Jamaah Umroh maupun Haji tidak diharuskan membayar Denda/ Dam apabila Tawaf Wada tidak dikerjakan.
Tawaf Wada juga dapat dimaknai sebagai Bentuk Penghormatan Terakhir kepada Baitullah (Ka'bah), yang menjadi Bait Allah (Arab: بَيْت ٱللَّٰه, lit. 'Rumah Allah' ) serta merupakan kiblat (Arab: قِبْلَة , arah hadap) untuk Umat Muslim di seluruh dunia saat mendirikan Shalat.
Sekitar 10
Malam Perjalanan Wisata Religi Malam Kami demi melihat, dan menyentuh Ka’bah
lebih dekat telah selesai. Dan Kami masih punya Waktu Istrihat kurang lebih 3 -
4 Jam sebelum memulai Tawaf Wada di Pukul 2 Dini Hari Waktu Arab Saudi (WAS). Rencananya selepas
Tawaf Wada, langsung dilanjutkan dengan Ibadah Shalat Subuh tepat di depan Ka’bah.
Dengan Kondisi Berduka, yang mendalam selepas
Kepergian Almarhumah Ibu, Kami tetap melakukan Ibadah Tawaf Wada sebagai Bentuk
Penghormatan Terakhir kepada Baitullah (Ka’bah), yang menjadi Rumah (Bait)
Allah SWT.
Ketika
mengitari Ka’bah sebanyak 7 Kali, Rasa Sedih, Haru, dan Syukur bercampur aduk
dalam Hati Saya (Penulis), dan Istri …
Dalam Batin Kami ;
“Insya Allah Kami dipertemukan kembali untuk menunaikan Ibadah di Tanah Suci baik Haji maupun Umroh, dan dalam Kondisi yang lebih baik dari Hari ini.
Tak lupa Kami selalu memanjatkan Doa agar Keluarga Kecil Kami, yang telah terbentuk selama 12 Tahun ini selalu diberi Rahmat, Keselamatan maupun Keberkahan. Menjadi Keluarga Sakinah, Mawadah, dan Warohmah (Samawa) seperti Keinginan Kami ketika mengucapkan Ijab & Qabul pada Hari Pernikahan Kami di 12 Tahun Lalu.
Bukan hanya itu saja ! Menjadi Orang, yang bisa bermanfaat bagi Orang Sekitar, dan selalu diberikan Rahmat, dan Keberkahan dari Setiap Usaha, yang Saya, dan Istri lakukan juga menjadi Doa Kami.
Tak lupa berdoa, dan
berusaha untuk membahagiakan Kedua Orangtua, serta Insya Allah Kami
dapat dipertemukan kembali dengan Ka’bah untuk lebih dekat kepada Sang Pencipta,
Allah SWT, Aamiin Allahumma Aamiin !”
Setelah melakukan Tawaf
Wada sebanyak 7 Putaran, Kami melakukan Shalat 2 Rakaat, yang posisinya
tepat di Belakang Maqam Ibrahim, dan dilanjutkan dengan Shalat Subuh.
Inilah Waktu di mana Saya (Penulis) cukup
mengalami Hal Spritual, yang cukup mendalam.
Dengan Keadaan Fisik yang memang kurang fit,
dan Rasa Berduka, yang cukup mendalam selepas Kepergian Almarhumah Ibu Kami,
Sambil menunggu Waktu Subuh Saya (Penulis) menyempatkan untuk membaca Surat
Yasin, dan dilanjutkan dengan Tahlil & Doa.
Ketika itu Saya mendapatkan Kursi Lipat, yang
memang tersedia di Sekitar Ka’bah. Karena Kondisi Fisik, yang memang kurang
fit, terpaksa Saya menggunakannya. Terlebih ketika itu cuaca memang teramat
dingin.
Namun apa boleh dikata Rombongan Jamaah Wanita asal Turki, yang terkenal mempunyai Perawakan, yang cukup besar, dan sedikit watak yang agak keras kepala meminta Kursi, yang Saya gunakan secara paksa. Padahal sudah Saya jelaskan bahwa Saya sedang tidak enak badan (sedang sakit), akan tetapi tetap saja Wanita itu menyerobotnya. Dan apa boleh buat Saya akhirnya menyerahkan Kursi. Dan Saya pikir lebih baik mengalah daripada harus bersihtegang dengan Wanita, yang mungkin notabenenya Emak” … Pikir Sendiri deh Selain Kucing Oren, Emak” juga jadi Ras Terkuat di Muka Bumi Ini, he .. he .. he ..
Lalu menempilah Saya ke Tempat, yang agak sedikit jauh dari Ka’bah.
Dari Tempat
inilah, entah kenapa ketika Saya membaca Surat Yasin, Tahlil, dan Doa,
Rasa Melow itu benar” terbawa perasaan (Baper)
banget saat itu ! Terlebih Entah Siapa, ada yang mencium Kepala Saya 2 Kali,
ketika Saya membaca Surat Yasin … maka makin berlinanglah air mata
Saya sekuat”nya …
Memang ketika itu ada Jamaah dari Negara Lain,
tepat disebelah mengamati Saya dalam membaca Surat Yasin, yang
mungkin masih terbata - bata, kurang bagus secara Tajwid
saat membacanya. Namun ketika Jamaah itu pergi seperti ada yang mencium 2 Kali
Kepala Saya.
Apakah itu Salam Perpisahan atau Lainnya
entahlah, namun cukup membuat merinding Hati Saya, hingga Air Mata, yang keluar
membasahi Pipi tak terbendung lagi jumlahnya di Sepanjang Saya membacanya. Bukan
hanya tentang Kepergian Almarhumah Ibu Kami, namun Pengalaman Spritual, yang tidak dapat
Saya jelaskan.
Tak terasa sudah memasuki Shalat Subuh di Pukul 05.30 Waktu Arab Saudi (WAS) ketika itu. Moment untuk meninggalkan Tanah Suci semakin dekat. Para Tentara Arab (Askar) mempersilahkan Para Jamaah Pria untuk maju pada Shaf Depan, dan inilah Sebuah Kesempatan, yang mungkin Sekali Seumur Hidup bagi Saya (Penulis) dapat Shalat Subuh menghadap secara langsung, dan Ka’bah tepat berada di depannya.
Nikmat apalagi, yang dapat Kami dustakan ?
Semuanya seperti mengalami Proses Metamorfosis, yang Insya Allah
berusaha untuk menjadi Pribadi, yang lebih baik lagi dari Waktu ke Waktu, Aamiin Allahumma
Aamiin !
Alamat :
Al Haram, Makkah 24231, Arab Saudi
4. Kepulangan Kami
Ini saatnya Kami
pulang !
Tepat di Hari
Kamis, Tanggal 23 November 2023, Kami bergegas untuk meninggalkan Kota Makkah menuju Tanah Air.
Pukul 10 Pagi, Para Jamaah Umroh - NRA Tour
And Travel harus sudah siap berkumpul di Lobby Makkah Hotel & Towers
Ex Hilton Hotel. Di mana Barang Bawaan termasuk Koper harus sudah
dikeluarkan dari Kamar masing - masing sekitar Pukul 8 Pagi.
Ya !
Kami memang tidak terlalu punya waktu. Sepulang
dari Tawaf Wada dan dilanjutkan dengan Ibadah Shalat Subuh. Sekitar Pukul 6 Pagi, Kami langsung bergegas
mempersiapkan segalanya, termasuk Mandi. Dan untungnya Pakaian, dan
Perlengkapan termasuk Oleh - Oleh telah Kami persiapkan ke dalam Koper
sebelumnya. Walau tak seperti biasanya, Pakaian, yang dimasukkan oleh Istri agak terlihat kurang rapih.
Mungkin Kabar Berita Duka tentang Wafatnya
Ibu, membuat Kami (Saya, dan Istri) menjadi tak fokus dalam menata Pakaian
maupun oleh - oleh untuk dimasukkan ke dalam Koper. Terlebih, Kami memang tidak
punya waktu untuk menatanya bersamaan dengan Berita Duka Wafatnya Ibu.
Kami memasukkan Koper itu di Pukul 6 Sore pada
Hari Sebelumnya. Sedangkan Pukul 8 Malam sudah dilanjutkan dengan Perjalanan
Religi Malam untuk dapat mendekati, dan menyentuh Ka’bah.
Walaupun demikian semua sudah cukup untuk dipersiapkan.
Selepas Kami mandi di Keesokan Harinya, hanya Pakaian Ihram sehabis Tawaf Wada, dan Perlengkapan Mandi, yang tinggal dimasukkan ke dalam Koper. Sisanya menunggu Wrappingan Koper berisi oleh - oleh, yang dibantu oleh Muthawif Kami, Ustadz Ben Ally, dan Sidki Maulana.
Seperti
biasanya, Kami menyempatkan untuk Sarapan (Breakfast)
sebelum Para Jamaah diharuskan berkumpul di Lobby Hotel sekitar
Pukul 10 Pagi.
Ya !
Hitung - hitung Kami mengisi perut walau tak
banyak. Tak seperti saat berada di Kota Madinah, yang mana Hotel Tempat Kami
menginap, menyediakan Menu Sarapan Ala Indonesia. Dan seperti ada Ruang
Tersendiri bagi Para Jamaah Umroh NRA Tour & Travel, selama di Kota Makkah,
Menu Makanan Hotelnya agak sedikit membosankan, dan cenderung berlemak. Di mana
Masakan Ala Arab, yang khas dengan Daging - Dagingan menjadi Menu Utama.
Dan tepat di Pukul 10 Pagi, Kami bergegas
meninggalkan Hotel, dan menuju Bandara Jeddah, King Abdulaziz
International Airport. Namun sebelumnya, Kami berhenti dahulu untuk
makan siang (lunch) di Rumah Wong Solo, yang berada di Kompleks Pertokoan, dan Pusat
Perbelanjaan (Mall) Balad.
Memasuki Kota Jeddah, suasana panas dengan terik matahari, yang cukup menyengat nampak terasa. Tak seperti Kota Madinah, dan Mekkah, Jeddah yang sama - sama berada di Provinsi Makkah bersama dengan Kota Makkah memang dikenal mempunyai cuaca panas, yang cukup ekstrim. Mungkin juga karena Lokasinya, yang dekat dengan Laut dan dikenal sebagai Salah Satu Kota Pelabuhan Terpenting di Arab Saudi, membuat Suhu di Sekitar Kota terasa panas.
Jika di Kota Madinah, dan Makkah, Kami tidak merasakan keringat pada baju, namun lain cerita dengan Kota Jeddah, yang mana cuaca panas ketika itu, membuat Sekujur Tubuh berkeringat, dan membasahi baju.
Perjalanan
dari Kota Makkah menuju Kota Jeddah kurang lebih 1.5 Jam. Jadi Sekitar Pukul ½
12 Siang, Kami tiba untuk Makan Siang (Lunch) di Rumah Makan Wong Solo,
yang mana terletak di Kawasan Pertokoan, dan Pusat Perbelanjaan (Mall)
Balad.
Membayangkan Rumah Makan Wong Solo di Jeddah nampak berbeda dengan, yang ada di Indonesia. Kondisi, yang agak tersembunyi, yang mana Kami harus menyelusuri Toko, membuat Kami sedikit bertanya, mengapa Toko maupun Rumah Makannya nampak terlihat kurang terawat, dan kuno.
Dan ini pun
juga terjadi pada Pusat Perbelanjaan (Mall) Corniche - Balad
Shopping Centre. Meski Pusat Perbelanjaan (Mall) ini, mempunyai Area, yang
cukup luas, namun tetap saja kuno, dan nampak kurang terawat.
Padahal jika dipikir - pikir, Jeddah
merupakan Kota Terbesar dan Metropolitan, yang berada di Provinsi
Makkah. Sebagai Kota Metropolitan seharusnya Kemajuan Teknologi, dan
Modernisasi termasuk dalam urusan merenovasi Sebuah Pusat Perbelanjaan (Mall) harus dilakukan. Namun
tidak demikian dengan Mall Balad. Pusat Perbelajaan ini nampak terlihat kuno.
Entah mengapa hampir Setiap Agent Tour And
Travel dari Indonesia mereferensikan untuk berhenti di
Kawasan Balad dalam Daftar Rencana Perjalanan (Itinerary) Haji
& Umroh Mereka. Apakah karena ada Rumah Makan Wong Solo ? Entahlah !
Namun, yang jelas Kami makan siang (lunch) dengan Menu Prasmanan, yang disediakan
oleh Pihak Tour & Travel, ya di Tempat Ini, kecuali Menu Bakso.
Bagi Para Jamaah, yang rindu akan Menu Bakso, harus membayar
sekitar 30 SAR atau 120 Ribu Rupiah.
Alamat :
Al-Balad, Jeddah 22233, Saudi Arabia
At King Abdulaziz International Airport
Tepat Pukul 2 Siang Waktu Arab Saudi (WAS), selepas makan siang (lunch), dan Shalat Dzuhur - Ashar (Jamak Taqdim) di Rumah Makan Wong Solo - Mall Balad, Kami menuju Bandara Internasional King Abdulaziz - Jeddah. Waktu Tempuh untuk menuju Bandara tidak begitu lama, kira - kira 30 Menitan, karena letaknya yang sama - sama berada di Kota Jeddah.
Melihat Kota
Jeddah tak ubahnya seperti Kota Metropolitan. Meski berada sama -
sama di Provinsi Makkah, namun Orang Non Muslim (Nonis)
dapat tinggal di Kota Terbesar di Provinsi Makkah Ini. Beberapa Kali bahkan Kami menjumpai Turis Asing tanpa menggunakan Hijab dapat bebas wara - wari di
Sekitaran Mall Balad. Ini menunjukkan bahwa Akulturasi Agama & Budaya
benar terjadi. Layaknya Kota Metropolitan di Belahan Dunia Lainnya.
Tak seperti Kota Makkah, dan Madinah
yang merupakan Tanah, dan Kota Suci bagi Umat Islam, di Jeddah
memang tak mengharuskan penggunaan hijab, bahkan bagi Wanita Arab Pribumi
sekalipun dapat dengan bebas melepaskan hijabnya di Tempat Keramaian/ Umum di
Kota selain Madinah, dan Makkah.
Hal ini sesuai
dengan Kebijakan, yang dibuat oleh Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed
Bin Salman, yang juga sebagai Perdana Menteri & Penguasa De Facto
Arab Saudi.
Jika di Makkah, dan Madinah Wanita Non Islam (Nonis), yang diperbolehkan memasuki Kota Suci harus menggunakan hijab sebagai bentuk penghormatan terhadap Allah SWT, namun tak demikian saat berada selain di Kedua Kota Itu (Makkah & Madinah).
Seperti saat di Kota Jeddah, dan Riyadh, Wanita Arab Pribumi sekalipun, yang notabenenya Muslim dapat melepaskan hijabnya. Wanita Muslim saja dapat melepaskan hijab saat berada di Luar Kota selain Madinah, dan Makkah apalagi Wanita Non Muslim (Nonis).
Finally, Kami sampai di Bandara Internasional King AbdulAziz - Jeddah pada Pukul 14.30 Waktu Arab Saudi (WAS). Cukup lama Kami berada di Bandara Ini, yang menurut Mbak Yanthi, Kakak Perempuan Kami;
“Sepertinya memang untuk Maskapai Garuda Indonesia mempunyai Ruang Tersendiri, yang terpisah dengan Maspakai Penerbangan Internasional Lainnya, yang juga membuka Penerbangan bagi Jamaah Haji & Umroh”
Cuaca sangat panas menyengat ketika itu,
ditambah Kondisi Kami, yang kurang fit baik dari Keadaan Capek, dan Kondisi
Emosional selepas Wafatnya Ibu di Tanah Air, membuat Kami menjadi setengah
tak berdaya. Terlebih Pesawat baru tinggal landas (take off) dari Jeddah -
Arab Saudi menuju Bandara Internasional Soekarno Hatta, Indonesia
pada Pukul 8 Malam Waktu Arab Saudi (WAS). Dan dapat dipastikan Kami akan
menunggu dalam waktu sekitar 6 Jam - an.
Sekitar Pukul 3.30 Siang Waktu Arab Saudi (WAS), Kami meninggalkan Ruang Tunggu Luar Bandara King AbdulAziz, yang cukup panas ketika itu. Sambil menunggu Rombongan Jamaah dari Bus Lain, dan juga Koper Para Jamaah, akhirnya lebih dari 1 Jam-an, Kami menuju Pemeriksaan Bagasi, dan Barang. Apa saja, yang ingin dimasukkan ke dalam Bagasi Pesawat, dan mana yang di bawa saat berada di Pesawat sudah lengkap semua.
Melihat Bandara
Internasional King AbdulAziz - Jeddah, kesan biasa, dan sederhana nampak
jelas. Hal ini mungkin berbeda, ketika Kami coba membandingkan dengan Bandara - Bandara, yang ada di Indonesia, seperti : Terminal 3 Bandara Internasional
Soekarno Hatta, hingga Bandara Internasional Dhoho Kediri Sekalipun. Punya kesan Mewah (Luxurious), dan Nyaman memang lebih dimiliki oleh Banyak Bandara
Internasional, yang ada di Indonesia.
Bayangkan untuk duduk beristirahat pun cukup
dibuat tak nyaman dengan Deretan Bangku Besi Khas RS, yang terasa sedikit dingin untuk dibuat istirahat sambil menunggu Pesawat Landing (tiba).
Boro - Boro Kamu temui Kursi Pijat Gratis seperti di Bandara Internasional
Soekarno Hatta. Di Bandara King Abdulaziz, Kamu tidak akan temui.
Sisi Uniknya lagi, Toiletnya masih
menggunakan Klostet Jongkok bukan Duduk. Walau sekali lagi, Kita sedang
membicarakan Bandara Internasional, yang menjadi Salah Satu Bandara
Tersibuk di Dunia, khususnya untuk Umroh, dan Haji.
Kesan Agak laen, dan Pembicaraan sebagai Bandara Internasional,
sepertinya memang nggak dimiliki oleh Bandara KingAbdulAziz - Jeddah.
Namun Kata Kakak Perempuan Kami;
“Kemungkinan memang dipisahkan dari Bandara Internasional King AdulAziz Induk (Utamanya)”
Hal ini terjadi,
ketika Kakak Perempuan Kami menyadari waktu ingin membeli oleh - oleh Parfum
kenapa tidak banyak Toko, yang menjual. Bahkan Toko Parfum Langganan Kakak
ketika Haji & Umroh Beberapa Waktu lalu, juga tidak ada. Entah berada di
Ruang atau Terminal Khusus Jamaah Haji & Umroh bagi Maskapai Penerbangan
Garuda Indonesia entahlah, namun yang jelas Kata Kakak Perempuan Kami memang
nampak berbeda ! Waktu Boarding,
yang cukup membosankan, dan tak nyaman, ditambah Kondisi Kami, yang kurang fit,
dan sedang berduka, bercampur aduk menjadi Satu.
Akhirnya
Kami diperbolehkan untuk memasuki Pesawat Garuda Indonesia ketika
Pesawat mendarat (landing) di Bandara King AbdulAziz Jeddah pada Pukul 7
Malam sebelum akhirnya Pesawat tinggal landas (take off) menuju Bandara
Internasional Soekarno Hatta - Indonesia di Pukul 8 Malam Waktu Arab Saudi
(WAS).
Alamat :
King Abdulaziz International Airport, Jeddah Arab Saudi
Tiba di Tanah Air
Di sepanjang
Perjalanan Pulang selama kurang lebih 10 Jam menuju Indonesia, Kami cukup
tertidur pulas di Pesawat Garuda Indonesia, yang membawa Kami. Alhamdulillah, Kursi yang Kami tempati berada di Bangku paling belakang. Meski dekat
dengan Toilet, namun Kami pikir tidak ada masalah. Terlebih rata- rata Toilet di
Pesawat apalagi Maskapai Penerbangan Sekelas Garuda Indonesia, pasti terlihat aware dalam menjaga kebersihannya.
Maklum Kursi di Kelas Ekonomi memang terlihat agak susah untuk berselonjor. Apalagi formasinya yang memang 3 Bangku, dan Kami berada di Bagian Pojok Pesawat dekat dengan Jendela bukan bagian Tengah. Meski Kursi Ekonomi Garuda Indonesia cukup terkenal luas, dan nyaman, namun tetap saja untuk Kursi Ekonomi ya memang agak kurang nyaman, jika dipake untuk penerbangan selama kurang lebih 10 Jam.
Beruntungnya Kami berada di Kursi paling belakang, yang mana Kami dapat menyetel (mensetting) Kursi hingga agak ke belakang. Ini sangat membantu badan Kami, yang mulai kurang fit, dan terserang sakit tenggorokan, akibat menunggu terlalu lama di bagian luar Terminal Jeddah dengan Cuaca Panas, yang cukup menyengat kala itu.
Hanya dua kali Kami terbangun saat makan malam di Pukul 10 Malam, dan saat
Sarapan (Breakfast) sekitar Pukul 5 Pagi sebelum Pesawat landing (mendarat) di
Bandara Internasional Soekarno Hatta pada Pukul 8 WIB (Karena adanya Perbedaan
Selisih Waktu 3 Jam, yang mana di Indonesia lebih dahulu).
Badan mulai kembali fit, dan sakit tenggorokan pun hilang. Di mana sebelum tidur, tak lupa Kami meminum Obat, Vitamin - Suplemen sebagai Penguat Stamina, dan Pencegahan Dini (Immune Booster).
Terlebih sesampainya di Tanah Air, Kami harus melanjutkan Perjalanan ke
Surabaya untuk Ziarah ke Makam Almarhumah Ibu Kami, “Hj Siti Banoen
Binti Soemoedihardjo”, bertemu dengan Keluarga sekaligus mengikuti Acara Yasinan,
dan Tahlil yang sudah dimulai 2 Hari, yang lalu.
Dan tibalah Kami di Bandara Internasional Soekarno Hatta, tepat di Pukul 08.00 WIB (Waktu Indonesia Barat). Kami mengecek Berbagai Keperluan termasuk Koper, dan Pembagian 10 Liter Air Zam - Zam dalam Bentuk 5 Liter/ Botol oleh NRA Tour & Travel selaku Pihak Travel Umroh Kami. Dan sesudahnya, Kami berpisah dengan Mbak Yanthi, Kakak Perempuan Kami, lalu Saya (Penulis), dan Istri melanjutkan Perjalanan menuju Surabaya.
Banyak Peristiwa, yang Kami alami dalam
melakukan Perjalanan Terindah Kali ini. Sebuah Perjalanan Religi, yang sudah
dari Beberapa Waktu Lalu Kami nanti, dan rencanakan …
Terlebih bagi Kami melakukan Perjalanan Umroh ke Tanah Suci bukan hanya sekedar mampu secara Materi, namun disana juga membutuhkan Energi & Fisik, yang kuat serta terpenting memang ada Panggilan ke Tanah Suci. Karena Banyak Orang Muslim, yang mungkin mampu baik secara materi, dan fisik, akan tetapi jika belum ada Niatan serta Panggilan dari Allah SWT, ya tetap saja tidak dilakukannya.
Namun bagi Kami, yang mungkin memperoleh biaya
itu dengan cara menabung Beberapa Waktu, menjadi Sesuatu Hadiah, yang luar
biasa. Minimal sekali seumur hidup ke Tanah Suci, dan Insya Allah jika ada
kesempatan lagi, Kami akan mengulang, dan merecharge kembali Energi untuk
melakukan Ibadah ke Tanah Suci baik Haji maupun Umroh, bahkan hingga ke Masjidil Aqsa
di Palestina, Aamiin Allahumma Aamiin !
Sebab Kami yakini :
Apabila Seorang Muslim sudah mau,
Maka Allah SWT bukakan jalan baginya
Bila Allah SWT sudah membukakan jalan,
Tiada Manusia Satupun dapat
menghalanginya !
Dan tak
henti - hentinya, Kami mengucapkan Rasa Syukur kepada Allah
SWT, dan Sebagai Pengingat Kado Ulang Tahun Pernikahan Kami, yang ke
- 12 Tahun di 6 Januari 2024 lalu.
12 Tahun Perjalanan dalam Pernikahan Kami,
bukan Perjalanan, yang singkat ... berjanji untuk Sehidup & Semati di 6
Januari 2012 ...
Sudah banyak Duka & Suka yang Kami lalui
bersama.
Insya Allah dipertambahan Usia Pernikahan,
Kami dapat saling menguatkan Satu Sama Lain, saling mengingatkan jika ada
Kesalahan, Berkah, bisa lebih bermanfaat bagi Orang" Sekitar, serta
terpenting dapat menjadi Keluarga yang Samawa ...
Aamiin Allahumma Aamiin🤗
Finally, Kami tiba juga di Bandara
International Juanda Surabaya, pada Pukul 20.00 Malam … Di
mana Kami langsung mengunjungi Makam Almarhumah Ibu Kami “Hj Siti Banoen Binti
Soemoedihardjo” pada Malam Itu juga, dan Ke Esokan Harinya hingga menjelang
Kepulangan Kami ke Kota Madiun.
Perjalanan Umroh ini, merupakan Perjalanan Pertama sekaligus Perjalanan Terindah,
yang paling diingat oleh Kami ....
Bukan hanya Kami menjadi Tamu Allah SWT, yang dirahmati & dimudahkan,
akan tetapi Wafatnya Ibu Kami
"Hj Siti Banoen Binti Soemodihardjo
Di Tgl 22 November 2023, 1 Hari sebelum Kembalinya Kami ke Tanah Air di Tgl 23 November 2023,
menjadi Hal, yang tidak pernah terlupa ...
Kami yang merasa takut sesampainya di sana akan banyak hambatan mulai dari Fisik, hingga Hal" Lain,
ternyata Allah
SWT mudahkan saat Kami menjalankan Ibadah Umroh.
Hotelnya dekat saat di Madinah, dan Makkah.
Di
mana saat itu Kami menginap di MovenPick Madinah, yang dekat dengan Gate
326 - 328 searah dengan Rooftop Masjid Nabawi, dan di Hilton Makkah Hotel, yang searah
dengan Gate 84, yang mana keluar Hotel langsung menuju plataran Masjidil Haram.
Lokasinya juga dekat dengan Pusat Perbelanjaan.
Di Sepanjang Umroh, ternyata Allah SWT, sangat sayang kepada Hambanya.
Saya sendiri seringkali diberikan kurma oleh Jamaah saat menunaikan Ibadah Shalat 5 Waktu, hingga menunaikan Shalat Tahajud. Bahkan ketika Saya cukur rambut juga dibayari oleh Ustadz Sidki Maulana,
Muthawif dalam Group .
Allah SWT maha sayang, ketika Hambahnya berserah, dan pasrah ... dan itu yang hanya bisa Kami lakukan.
Kepergian Ibu, setelah Kami melakukan Serangkaian Ibadah. Tepat saat Kami ingin melakukan Tawaf Wadah - Sebuah Tawaf Perpisahan. Di sanalah Saya menangis luar biasa ketika membaca Yasin, Tahlil, dan Doa saat menunggu Shalat Subuh. Seperti ada yang mencium Saya 2 kali. Entah itu Jamaah atau Siapa "Wallahualam Bissawab"
Dari Umroh ini Kami belajar tentang Arti Sebuah Keikhlasan. Kami memang biasa mensedekahkan kepada Para Petugas Kebersihan di sana saat Selesai Shalat Subuh, dan itu dengan Ikhlasnya Kami berikan 5 hingga 10 Riyal/ Orang untuk Beberapa Petugas Kebersihan yang Kami temui. Ternyata itu berdampak kepada Proses Pemakaman Ibu di Tanah Air, di mana Kata Kakak; "Mulai dari Ambulance, Kain Kafan, hingga Tempat Pemakaman semua sudah ada yang urus, dan Keluarga sama sekali tidak mengeluarkan uang sepersepun"...
Hingga sampai 100 Hari Acaranya Ibu masih tertutup dengan Uang Duka, yang jumlahnya lebih dari cukup.
Ternyata Allah SWT memudahkan Jalannya Ibu
saat meninggal. Insya Allah Ibu ... Husnul Khatimah, Aamiin
Allahumma Aamiin🤗
- Penulis -
BacaPerjalananKami -LovelyTravel !
Kembali : ARTIKEL