indonesaEnglish



Jumat, 10 Mei 2024

Lovely Travel Umroh Madinah - Makkah Dan Sebuah Perjalanan Religi Yang Di Nanti

Jumat, 10 Mei 2024

CONTRIBUTOR
PANGKI PANGLUAR 

Lovely Travel

Umroh Madinah - Makkah
Dan Sebuah Perjalanan Religi
Yang Di Nanti

Apabila Seorang Muslim sudah mau,

Maka Allah SWT bukakan jalan baginya ...

Bila Allah SWT sudah membukakan jalan,

Tiada Manusia Satupun dapat menghalanginya !

- Penulis -



Pergi ke Baitullah (Rumah Allah SWT) merupakan impian bagi Setiap Muslim untuk dapat melaksanakan Salah Satu Perintah, dan memenuhi Panggilan-Nya. Dari Tempat inilah Kami dapat menangis, dan berkeluh kesah atas dosa - dosa, yang telah Kami perbuat baik sengaja maupun tidak selama hidup di dunia. 


Sebagai Tamu Allah, Kami cukup bersyukur dapat menunaikan Ibadah Umroh di Bulan November 2023 lalu. Walau Kami belum diberi kesempatan untuk dapat melaksanakan Rukun Islam ke Lima, yaitu : menunaikan Ibadah Haji, namun Kepergian kali ini, sangat dinanti oleh Kami. Setidaknya Kami sebagai Umat Muslim, sekali seumur hidup pernah menginjakkan kaki di Tanah Suci “Alhamdulillah wa syukurillah !” 

 





















Berikut Kami Hadirkan
Lovely Travel -
Umroh Madinah - Makkah
Dan Sebuah Perjalanan Religi
Yang Di Nanti

1. Persiapan Kami


Via : https://blog.travelsys.co.id

Ada 3 Tempat Suci bagi Umat Muslim di Seluruh Dunia, yang wajib dikunjungi apabila Ia mampu yaitu :  


At Masjidil Aqsa 
Via : https://www.nabawimulia.co.id
 

1. Masjidil Haram, yang berada di Kota Makkah. Di Tempat ini terdapat Ka’bah, yang menjadi Kiblat bagi Umat Muslim dalam menjalankan Ibadah Shalat 5 Waktu, maupun Shalat Sunah. Ka’bah sering juga disebut Baitullah (Rumah Allah), di mana sebagai Tempat Pelaksanaan dari Ibadah Umroh maupun Haji. Saking sucinya Tempat ini, ada Beberapa Aturan, yang wajib dipatuhi oleh Para Jamaah saat melaksanakan Tawaf dengan memakai Pakaian Ihram. Seperti tidak boleh menggunakan wangi - wangian, mencukur rambut, hingga mencaci maki walau hanya dalam hati. Kota Makkah sendiri dikenal dengan nama Makkah Al Mukarrahmah. Makkah Al Mukarramah artinya: Kota Suci & Mulia, yang diberkahi oleh Allah SWT


 

2. Masjid Nabawi, yang berada di Kota Madinah. Merupakan Masjid, yang juga wajib dikunjungi bagi Umat Muslim apabila Ia mampu melaksanakannya. Meski tidak termasuk syarat wajib dari Pelaksanaan Ibadah Umroh, dan Haji, akan tetapi melaksanakan Amalan Sunnah dengan mengunjungi Makam Baginda Rasulullah, Nabi Muhammad SAW, yang terletak di Raudhah - Sebelah Tenggara Masjid Nabawi, hingga Shalat di Masjid Nabawi, Allah SWT akan menggandakan Pahalanya hingga berkali lipat. Jika shalat berjamaah di Masjidil Haram bernilai lebih utama 100.000 kali lipat dibandingkan sholat di Masjid lainnya, maka sholat di Masjid Nabawi bernilai 1.000 kali lipat dibandingkan Masjid lainnya. Kota Madinah sendiri mendapat julukan Madinah Al Munawwarah yang berarti terang benderang/ Kota, yang bercahaya. Madinah disebutkan sebagai lokasi yang paling aman saat hari akhir. Bahkan, Dajjal tidak bisa masuk ke Kota Suci ini. Nabi Muhammad SAW banyak mendoakan Madinah, sehingga Kota ini memiliki banyak berkah, sama seperti Kota Makkah.



3. Masjidil Aqsa dikenal dengan nama Baitul Maqdis atau Baitul Muqaddas (Rumah Suci), yang berada di Kota Lama Yerussalem, Palestina. Menjadi Tempat Kiblat Pertama bagi Umat Muslim untuk melaksanakan Shalat Wajib. Tempat ini juga menjadi Peristiwa Isra Mi’raj dalam Serangkaian Perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram menuju Masjidil Aqsa, dan berhenti di Langit ke Tujuh (Sidratul Muntaha) untuk menjalankan Perintah Shalat Wajib 5 Waktu. Perjalanan itu dilakukan oleh Baginda Rasullulah SAW dalam waktu semalam menggunakan Buraq. Di mana di Sekitar Area Masjidil Aqsa terdapat Dome Of The Rock, yang menjadi Saksi Bisu Peristiwa Isra Mi’raj. Pahala Shalat di Masjidil Aqsa adalah 500 Kali lipat dibandingkan dengan Shalat di Masjid lainnya.


 

Kota Lama Yerussalem sendiri diberi gelar Al Quds berarti Tempat/ Tanah, yang suci. Kota  Lama Yerussalem juga menjadi Tempat/ Tanah Suci bagi 3 Agama, yaitu : Islam, Kristen, dan Yahudi.


 

Jadi jika Kamu sebagai Umat Muslim apabila dirasa mampu secara lahir & batin, baik dari Segi Kesehatan, maupun Keuangan, alangkah baiknya Kamu dapat mengunjungi ke Tiga Tempat Suci tersebut minimal sekali seumur hidup. Syukur - Syukur dapat menunaikan Rukun Islam Ke Lima, yaitu Naik Haji, Aamiin Allahumma Aamiin !


 

Itulah juga, yang dilakukan oleh Kami. Walaupun Kami belum diberi kesempatan untuk dapat melaksanakan Ibadah Haji, tapi dengan kepergian menjalankan Ibadah Umroh ini merupakan Perjalanan Religi, yang sangat dinanti oleh Kami. Bahkan Kami melakukan segala persiapan itu Setahun Sebelumnya. Mulai dari menabung, hingga menjaga Kesehatan Fisik agar tetap prima ketika Pelaksanaan Ibadah Umroh nantinya.



Pandemi Corona (Covid - 19), yang terjadi hampir 3 Tahun di Beberapa Waktu Lalu, menjadi Alasan bagi Kami untuk tidak melakukan Perjalanan ke Luar Negeri. Malas saja dengan Segala Persyaratannya. Mulai dari Vaksin Berbeda untuk di Beberapa Negara, hingga proses Karantina sesampainya di Indonesia. Kalupun ada Waktu berpergian baik Berdua maupun dengan Keluarga, Ya ! Di Sekitaran Pulau Jawa saja. Kalau tidak ke Surabaya, Solo, Semarang, maksimal Yogyakarta



Untuk itulah ketika Pandemi Corona (Covid - 19) dinyatakan sebagai Endemi, Kami memberanikan diri untuk membuat Paspor Baru lagi (Kali ini Paspor Elektronik), ketika Paspor Lama Kami telah habis. Dan Perjalanan Umroh Kali ini, merupakan Perjalanan Religi sekaligus Perjalanan Terindah Pertama Kami lagi setelah Pandemi. Doakan Kami ya Guys agar dapat melakukan Perjalanan Terindah Lainnya agar dapat melihat Indonesia maupun Belahan Negara Lainnya dari Sisi Berbeda, he … he … he… 



Tabungan Haji Mandiri Syariah sekarang menjadi Tabungan Haji Bank Syariah Indonesia (BSI)
Via : https://perjalananumroh.com

 

Sebenarnya Kami telah mendaftar Ibadah Haji Reguler sejak 7 Tahun Lalu, namun Estimasi Keberangkatan hingga 14 Tahun lagi, yang berarti Usia Kami (Baik Sy, dan Istri) bisa dianggap akan lebih sulit secara fisik dari kondisi umur, yang ada, Finally Kami memutuskan untuk melaksanakan Ibadah Umroh terlebih dahulu.


 

Ya !


 

Maunya Kami langsung ikut Program Haji Furoda (Pecepatan) di mana Tahun itu juga dapat berangkat. Namun apa daya, mengingat Biaya Ongkos Haji Furoda sangat mahal sekitar 250 Juta, bahkan ada Biro Haji, yang mematok biaya hingga 500 Juta/ Orang, sehingga Hal itu belum mampu Kami laksanakan. 



Terlebih jika menggunakan ONH Plus walaupun lebih murah, namun harus menuggu 5 - 7 Tahun. Akan sedikit sama dengan Jadwal Kepergian Kami menggunakan Haji Reguler, yang telah didaftarkan 7 Tahun Lalu. Estimasinya sekitar 7 Tahun Lagi dari 14 Tahun Waktu Tunggu, dan Insya Allah Kami bisa berangkat. Ya itupun bisa dimajukan mengingat Kondisi Covid kemarin, sepertinya juga Banyak Calon Jamaah Haji bersamaan dengan Tahun Kami daftar wafat karena Covid. Jadi Kami berharap waktu keberangkatan Haji bisa lebih maju lagi, Amin Ya Rabbal Alamin ! 


 

Untuk itulah Kami memutuskan untuk melaksanakan Ibadah Umroh, tepat di Bulan November Tahun 2023 Lalu. Minimal Sekali Seumur Hidup Kami bertekad untuk dapat melaksanakan Ibadah di Tanah Suci & Hitung - hitung juga sebagai Persiapan Fisik dalam melaksanakan Ibadah Haji nantinya. Ya Syukur - Syukur, kalau diberi kesempatan Kami akan datang Kembali ke Tanah Suci untuk melaksanakan Ibadah Haji maupun Umroh. Amin Ya Rabbal Alamin !


 

Untuk itulah sejak Tahun 2022 Lalu, Ketika Segala Hutang Cicilan dan tetek bengeknya tahap demi tahap mulai lunas, Kami berusaha mengumpulkan rupiah demi rupiah tanpa mengambil Tabungan Inti Kami agar dapat melaksanakan Ibadah Umroh di Tahun 2023. Ketika itu Kami masih belum punya Gambaran mau kapan perginya, dan dengan Agen Travel apa ? Terlebih yang ada dibenak Kami, hanya mengumpulkan uang agar dapat pergi beribadah Umroh berikut dengan Biaya Hidup (Living Cost) nya selama di sana.


 

Di Pertengahan Tahun 2023, Wacana mengenai Kepergian Kami semakin terpampang nyata. Ketika Kakak Perempuan mengajak untuk Umroh Bareng. Waktu itu sebenarnya mau ngajak Mama sekalian, namun mengingat Saya, dan Istri belum tahu medannya seperti apa, dan Kondisi Saya (Penulis) sendiri, yang sering kencing, dan punya bawaan Penyakit Asma, Saya Pribadi agak takut untuk membawa Orangtua. Lagipula Mama sudah dua kali ke tanah suci baik Umroh maupun Haji, Kakak pun juga demikian sudah bolak - balik ke Tanah Suci. Hanya Saya, dan Istri, yang belum sempat sama sekali ke Tanah Suci ketika itu. Akhirnya Kami memutuskan untuk pergi bertiga.


 

Lalu darimana perginya ?


 

Kami melihat di Beberapa Agent Travel Madiun untuk kepergian Umroh di Bulan Agustus - Desember berkisar 39 Juta. Itupun untuk Bulan November - Desember, karena Peak Season harganya mencapai 49 Juta/ Orang dengan Kondisi 3 Orang dalam 1 Kamar. Bagi Kami harganya cukup kemahalan, terlebih Hotel yang ditawarkan Standar ***/ **** yang otomatis semakin jauh dari Masjidil Haram maupun Masjid Nabawi. 



Lalu Kakak memberikan masukan tentang Perjalanan Umroh, yang enak sekaligus ini juga bisa jadi Tips dalam memilih Agent Travel Terbaik. Karena memang Ibadah Umroh juga berkaitan dengan Ibadah Fisik. Terlebih Kami cukup meminimalisir Harinya, karena jatah cuti kantor, jadi harus pinter & teliti dalam memilih Paket, yang ditawarkan oleh Agent Travel Umroh - Haji Terpercaya & Berkualitas.



Paket Tour, yang ditawarkan dari AGENT Travel Umroh - Haji Terpercaya "NRA"
Via : Instagram I NraGroupOfficial


 

Adapun Tips dalam memilih Perjalanan Umroh, yang menyenangkan :


 

1. Pilih Agen Travel Umroh, yang terpercaya.

Hal ini sangat penting. Karena berhubungan nantinya dengan Proses Keberangkatan, saat menunaikan Ibadah Umroh (Di Makkah & Madinah), hingga Proses Kepulangan. 



Biasanya Agen Travel akan menawarkan Paket Perjalanan Umroh dengan Harga, yang sesuai. Jadi jika Paket Perjalanan Kamu terlalu murah dengan Fasilitas, yang ditawarkan terlalu tinggi (tidak Apple to Apple) semisal Fasilitas Hotel *****, Penerbangan Garuda & Saudi Arabia, namun Harganya di bawah 25 Juta untuk Kondisi saat ini, patut untuk dicurigai. Sebab biaya Ibadah Umroh, meski tidak ada Pembatasan Kuota seperti Haji, namun tetap saja mengikuti Kurs Dolar maupun Saudi Riyal. Jadi jika mengikuti Kurs Dolar maupun Saudi Riyal, yang nilai mata uangnya naik, jika ingin mendapati Fasilitas, yang baik ya berkisar di atas 35 Juta Rupiah. Selain itu pilih Agen Travel Umroh, yang memang sudah Banyak Jamaahnya, yang ikut, dan mempercayakan kepada Agen Travelnya sebagai Agent Perjalanan Umroh & Haji Terbaik & Terpercaya.


 

Kebetulan Kami pilih Agent Travel NRA Group, yang membawahi 4 Biro Travel Haji & Umroh seperti NRA, MKU, Aruna, maupun BSA. Agen Travel ini sudah lama berdiri, dan Insya Allah terpercaya. NRA juga menjadi Rekanan dari Berbagai Instansi Pemerintah/ Swasta. Banyak Jamaah dari Instansi tersebut memakai NRA sebagai Biro Perjalanan Terbaiknya, seperti Bank Indonesia & Muamalat.


 

2. Saat memilih Paket Perjalanan, pilih :



* Penerbangan dari Maskapai Luar Negeri, seperti (Saudi Arabia Airlines, Qatar Airways, Emirates Airlines, Oman Air) atau minimal Maskapai Dalam Negeri (Garuda Indonesia). 



Hal ini berhubungan dengan Kenyamanan saat Kamu melakukan penerbangan ke (Madinah/ Jeddah). Mengingat waktunya lebih dari 9 Jam, jadi cukup terasa lelah, jika Kamu memilih Maskapai Penerbangan di luar itu. Semisal ada Beberapa Kursi di Kelas Ekonomi (Standar Paket Umroh) pada Maskapai Penerbangan, yang cukup sempit dan tidak terlalu leluasa untuk duduk. Walaupun memang pada umumnya Kelas Ekonomi akan berbeda dengan Kelas Bisnis, namun jika menggunakan Beberapa Maskapai Penerbangan dari Luar Negeri, yang disebut diatas atau minimal Garuda Indonesia, Kursi di Kelas Ekonomi itu masih terasa agak leluasa, sehingga Kita dapat beristirahat selama di Penerbangan. Selain itu Faktor Keselamatan selama Penerbangan juga menjadi Prioritas.


 

* Jika Tujuan Pertama saat tiba di Arab Saudi adalah Madinah, pilih Bandara Internasional Kedatangannya Prince Mohammad bin Abdulaziz di Madinah, jangan Jeddah. Namun jika Tujuan Pertama adalah Makkah, pilih Bandara Kedatangannya King Abdulaziz di Jeddah



Hal ini dikarenakan Perjalanan dari Bandara King Abdulaziz - Jeddah ke Madinah membutuhkan waktu, yang cukup lama sekitar 5 - 6 Jam Perjalanan dibandingkan Kamu landing di Bandara Prince Mohammad bin Abdulaziz - Madinah, yang hanya membutuhkan Waktu ½ - 1 Jam Perjalanan menuju Area Hotel sekitar Masjid Nabawi. 



Jadi dengan waktu yang sebentar hingga sampai di Hotel Tujuan, diharapkan dapat menjadi energi bagi Para Jamaah agar tetap bugar dalam menjalankan Kegiatan Ibadah di Masjid Nabawi - Madinah. 



Beda Hal, jika Kamu langsung menuju Makkah untuk melaksanakan Ibadah Umroh terlebih dahulu, Para Jamaah memang harus landing di Bandara King Abdulaziz, yang dapat ditempuh 1 - 1.5 Jam Perjalanan menuju Makkah. Kenapa harus Bandara Jeddah, sebab Makkah tidak mempunyai Bandara Internasional, yang menampung Para Jamaah.


 

* Pilih Kelas Hotel ***** atau minimal ****



Mengapa harus memilih Kelas Hotel *5/ minimal*4 ?



- Hal ini biasanya berhubungan dengan Lokasi. Semakin Tinggi Kelas Hotel, pada umumnya semakin dekat dengan Lokasi Ibadah, baik di Masjid Nabawi maupun Masjidil Haram. Jadi Kamu tidak perlu jauh - jauh saat mau shalat di Masjid Nabawi maupun Masjidil Haram. Lagipula saat Kamu melaksanakan Ibadah di Tanah Suci, yang dituju pastinya bisa Shalat di Kedua Masjid itu bukan ?



- Bukan hanya itu, Hotel dengan Kelas ***** biasanya juga dekat dengan Pusat Perbelanjaan, karena memang benar - benar di Pusat Lokasi Ibadah. Bahkan 2 Hotel Kami menginap baik di MovenPick Madinah maupun Makkah Hotel Tower a.k.a Hilton Hotel tepat dibawahnya juga terdapat Pusat Perbelanjaan (Mall), yaitu Anwar Al Madinah, dan Bin Dawood Shopping Centre - Hilton, Makkah.



- Pentingnya lagi memilih Hotel dengan standar ***** / minimal **** yaitu mengenai Soal Kebersihan. Percaya atau enggak rata - rata Hotel di Madinah maupun Makkah, jika bukan ****/ ***** agak kurang dari Soal Kebersihan. Hal ini mungkin dianggap wajar, karena Hotel - Hotel di Madinah maupun Makkah, memang menampung Jutaan Jamaah baik saat melakukan Ibadah Umroh maupun Haji. 



Mereka seakan tidak ada matinya memadati Hotel demi Hotel, yang ada di Madinah maupun Mekkah, dan ini yang membuat Petugas Kebersihan Kamar Hotel (Housekeeper) seringkali kewalahan mengatasi Jumlah Pengnjung yang menginap di Hotel tersebut. Jadi enggak heran Hotel - Hotel, yang mempunyai Standar **** ke bawah, agak kurang dari Soal kebersihan. Bahkan beberapa Hotel ****/ ***** juga kewalahan dalam mengatasi kebersihan bagi Hotelnya.


 

Pilih Standar Perjalanan dari Madinah - Makkah atau sebaliknya menggunakan Bis. Menurut Hemat Kami ini lebih baik. 



Sebenarnya Beberapa Program Paket yang dikeluarkan oleh Agen Travel ada yang menyertakan Pilihan (Option) menggunakan Kereta Cepat (Haramain Express) dalam melakukan Perjalanan dari Madinah ke Makkah atau sebaliknya. Namun ini menjadi tidak efektif, jika 1 Kloter Pemberangkatan tersebut hanya Beberapa Rombongan, yang menggunakan Kereta Cepat sedangkan yang lainnya tidak. 



Hal ini kejadian pada Kloter Kami di mana waktu itu memberangkatkan 100 Orang Jamaah. Di mana 1 Rombongan dari Bank Indonesia kurang lebih 40 Orang menggunakan Kereta Cepat Haramain dari Madinah ke Makkah. 



Maksudnya baik agar lebih cepat sampai di Hotel, dan dapat melakukan Ibadah Umroh lebih dahulu. Akan tetapi apa daya, ketika sampai di Lokasi, Rombongan Para Jamaah tadi ternyata belum dapat melakukan chek in Hotel, jika Rombongan dalam 1 Kloter belum tiba semua, sedangkan Lokasi Sekitaran Ka’bah saat itu sedang ditutup untuk proses pembersihan, jadi belum dapat melakukan Ibadah Tawaf. 



Walhasil Para Jamaah yang menggunakan Kereta Cepat tadi harus menunggu 2.5 Jam-an, dan bebarengan dengan Rombongan Kami, yang menggunakan Bis. Bayangkan saja sudah memakai Ihram dari Perjalanan Madinah ke Mekkah harus menunggu lagi 3 Jam.


 

Waktu yang ditempuh menggunakan Kereta Cepat memang lebih singkat sekitar 2.5 Jam dibandingkan dengan Perjalanan menggunakan Bis 5 - 6 Jam. Namun apabila dalam 1 Kloter ternyata ada yang menggunakan Bis, bahkan jumlahnya lebih besar, Kami sarankan menggunakan Bis. 



Sekali lagi, walaupun maksudnya baik agar Perjalanan lebih cepat, dan tetap fit saat menjalankan Ibadah Umroh, namun apa daya, terkadang Ekspetasi tidak sesuai dengan Realita. 



Terlebih menggunakan Kereta Cepat ternyata juga dikenakan biaya lebih. Untuk Kereta Cepat Kelas Bisnis sekitar 1.3 - 1.9 Juta/ Orang sedangkan untuk Kelas Ekonomi sekitar 400 - 600 rb/ Orang, tergantung Waktu Keberangkatan.


 

Jika Kamu mengambil Paket Umroh dengan Hari yang singkat semisal 9 Hari, jangan Semua Program City Tour diikuti ! 



Jadi Para Jamaah sebaiknya memilih Program City Tour mana, yang dapat diikuti atau tidak, terutama Program, yang dilakukan dengan berjalan kaki sebaiknya tidak diikuti. Ya ! Kalau kondisinya lagi fit memang tidak masalah, namun jika tidak, sebaiknya memang harus memilih. 



Sebenarnya Kami mau mengikuti Program City Tour saat di Kota Makkah untuk mengunjungi Tempat - Tempat Bersejarah itu. Terlebih mumpung di sana, sekali seumur hidup ! Namun apa daya terkadang Asam Urat, hingga pegel - pegel dapat mengalahkan Kemauan Kami, he .. he .. he ... . 



Hal ini sama persis seperti yang dialami oleh Kami ketika itu. Kami mengambil Paket Umroh 9 Hari. Saat di Raudhah, Istri terpaksa harus dua kali mengulang agar bisa Shalat di Rumah Nabi ini, lalu dilanjutkan Perjalanan dari Madinah ke Makkah dan melaksanakan Ibadah Umroh pada malam harinya. Belum lagi Lusa, Kami juga membadalkan Umroh untuk Bapak, dan Eyang, berasa banget capeknya !



Dan Kami lebih baik memilih untuk melakukan City Tour terutama menggunakan bis dibandingkan dengan jalan kaki. Dan yang paling utama, Kami lebih memilih untuk Ibadah Shalat di Masjidil Haram di mana keutamaan pahalanya 100.000 kali lipat. Ya ! Sebenarnya Kami ingin melakukan semua, namun apa daya, terkadang Kondisi Fisik kurang memadai … he .. he … he.. !


 

Untuk itu memilih Paket Perjalanan Umroh dengan berbagai Fasilitas dan Kemudahan seperti di atas, maka diperlukan biaya Umroh, yang pastinya tidak sedikit, dan lebih mahal. Menurut Hemat Kami, minimal di atas 30 Juta Rupiah, baru Para Jamaah dapat merasakan Ibadah Umroh, yang dirasa lebih layak, dan mengasyikan. Sebab menjalankan Ibadah Umroh, juga berkaitan dengan Kemampuan Lahir & Batin termasuk Kondisi Fisik, yang prima.

 

 

Back To The Topic !


 

Finally, setelah melihat Beberapa Referensi yang ada, Kami memutuskan untuk memilih NRA Tour & Travel Jakarta sebagai Teman Perjalanan Kami dalam melakukan Ibadah Umroh. Agen Perjalanan ini didapat setelah Kami mencari Beberapa Referensi Tour & Travel baik di Instagram maupun Website, dan Keputusan Kami bulat setelah Kakak Perempuan, yang berada di Jakarta memilih Biro Travel Ini, saat melihat langsung Tempat Agen Tour - Travel NRA, yang berada di Daerah Tegal Parang - Mampang, Jakarta


Agen Tour and Travel ini atas Referensi dari Keponakan Kami, Niken Puri Astuti. Di mana 3 Tahun Lalu, Ia pergi bersama Mamanya dan cukup puas dengan pelayanan, yang diberikan oleh NRA selaku Biro Perjalanan Haji & Umroh Terbaik.


 

Tentang NRA  



Via :  https://www.nra-tour.co.id

 



NRA Tour & Travel (Nur Rima Al - Waali) adalah Biro Perjalanan Umroh, dan Haji Khusus di bawah NRA Group. NRA Group sendiri membawahi Beberapa Tour And Travel, seperti : NRA Tour & Travel, MKU, Aruna, dan BSA.


 

Didirikan sejak Tahun 2000, selama 23 Tahun NRA Group telah mendapatkan reputasi sebagai Biro Perjalanan Haji & Umroh Terpercaya dan Terbesar di Indonesia. 



Penghargaan itu dapat dilihat ketika Kami memasuki Kantor Pusatnya di Jalan Mampang Prapatan Raya No 47 E Tegal Parang, Jakarta Selatan. Beberapa Penghargaan dari dalam, dan luar Negeri diterima oleh NRA sebagai Apresiasi Bagi Biro Perjalanan Terbaik Ini. NRA juga menjadi Rekanan Jasa (Vendor) bagi Sejumlah Instansi baik Swasta maupun Pemerintah, yang ingin memakai Jasa NRA sebagai Biro Perjalanan Umroh maupun Haji Plus Terbaiknya. Sebut saja Bank Muamalat, dan Bank Indonesia, yang ketika itu bergabung di Kloter Kami.


 

Mungkin ini adalah Satu - Satunya Biro Perjalanan, yang memberangkatkan Jamaah Umroh dalam Jumlah Besar untuk 1 Kloternya (100 Orang),” Kata Kakak Perempuan Kami, Mbak Yanti.


 

Sebelumnya Kakak tidak pernah merasakan seperti ini, meski sudah bolak - balik melaksanakan Ibadah Umroh & Haji menggunakan Agen Travel Lainnya, namun tidak pernah sampai memberangkatkan dalam Jumlah 100 Orang Jamaah Umroh.


 

Ketika Kami browsing, selain Kantor Pusatnya, yang terletak di Mampang - Jakarta Selatan, NRA juga mempunyai Perwakilan, yang tersebar di Ibukota Propinsi Indonesia, seperti : Samarinda, Makasar, Bandung, Surabaya, Mataram, Lampung, Palembang, Pekanbaru, maupun Denpasar - Bali. Beberapa Kotamadya, maupun Kabupaten juga menjadi Cabang bagi Biro Perjalanan Umroh & Haji Ini. Sebut saja : Balikpapan, Malang, Magetan, Cirebon, Sukabumi, Purwokerto, hingga Tembagapura. 



Hal ini yang membuat Kami yakin, bahwa NRA Group melalui NRA Tour And Travel merupakan Biro Perjalanan Haji & Umroh, yang bukan kaleng - kaleng. Dan semakin diperjelas saat Pertemuan Persiapan (Briefing) sebelum Keberangkatan Umroh. Kami bertemu dengan Beberapa Orang Bank Indonesia, yang berasal dari Propinsi Lainnya, bukan hanya Bank Indonesia Pusat, dan Mereka mendaftar melalui Perwakilan NRA di Daerah Domisili Mereka masing - masing. 



Mengapa harus NRA ? Mungkin Jawabannya adalah agar mudah koordinasinya, sebab NRA tersebar di Beberapa Daerah Indonesia. 



Brosur Promo Milad 23 Th - NRA  
Via : https://www.whatsapp.com



Sambil melihat Penghargaan, yang diraih oleh NRA Group dari Beberapa Rekanan Hotel di Madinah - Makkah, seperti : MovenPick maupun Makkah Hotel Ex Hilton Hotel di Kantor Pusatnya, Mampang - Jakarta Selatan, Finally, tepat di Tanggal 3 Oktober 2023, Kami melakukan Peluanasan Biaya, yang mana sebelumnya Kami melakukan Pembayaran Uang Muka (DP) terlebih dahulu sebesar Rp. 10.000.000,-/ Orang.


 

Dengan Total Pembayaran untuk Program Milad 23 Tahun NRA keberangkatan di Tanggal 16 November 2023, sebesar : Rp. 33.450.000,- / Orang, yang mana :


 

* Untuk Kamar 3 Orang : Rp. 31. 950.000,- / Orang

* Untuk Handling + Perlengkapan : 1.500.000,- / Orang


 

Program 09 Hari Umroh - Milad NRA Ke 23 Tahun ini sangat membantu Kami. Di mana, jika Kami membandingkan denga Biro Perjalanan Travel Umroh Lainnya saat itu, Kami mendapatkan Harga, yang cukup Terjangkau (Affordable) dengan Fasilitas, yang benar - benar baik, seperti :


 

* Hotel ***** di MovenPick Madinah, dan Makkah Hotel a.k.a Hilton Hotel di Makkah, yang dekat dengan Pusat Ibadah Masjid Nabawi, dan Masjidil Haram.

* Penerbangan Garuda Indonesia, dan Landing Madinah

Itupun sudah termasuk dengan Asuransi Perjalanan.


 

Alhamdulillah wa syukurillah, akhirnya Kami dapat beribadah dengan Harga Terjangkau, Fasilitas baik, dan apa yang Kami cita - citakan untuk dapat pergi ke tanah suci, 1 Tahap telah selesai, Alhamdulillahi Rabbil 'Alamin


 

2. Kepergian Kami




Tepat di Hari Minggu, Tanggal 12 November 2023, Kami meninggalkan Kediaman Kami di Kota Madiun menuju Jakarta. 


Ya ! 


Rencananya Kami memang menginap di Rumah Kakak 4 Hari sebelum Kepergian Kami untuk menjalankan Ibadah Umroh di Tanggal 16 November 2023 nanti. Terlebih Istri masih ada Keperluan Kantor di Jakarta, hingga 1 Hari sebelum Briefing, dan Penyerahan Koper unuk Keperluan Umroh di Tanggal 15 November 2023. Lagipula untuk menghemat Kondisi Fisik juga agar tidak terlalu capek, dan Jetlag saat menjalankan Ibadah Umroh nantinya. Jadi dapat beristirahat di Rumah Kakak terlebih dahulu. Sebab Ibadah Umroh juga merupakan Ibadah Fisik. Di mana Kondisi Kesehatan memang harus prima !   


Kalau biasanya Kami menggunakan Kereta Api saat ke Jakarta, namun kali ini Kami lebih memilih (prefer) untuk menggunakan Kendaraan Dinas, karena Banyaknya Barang Bawaan Koper untuk Keperluan Umroh, dan 1 Koper saat Kami menginap di Rumah Kakak. 


Melewati Tol Trans Jawa dari Madiun menuju Jakarta, yang biasanya dapat ditempuh 7 - 8 Jam, namun saat itu Perjalanan Kami cukup lama, hingga sampai Jakarta. Di mana Kami berangkat Pukul 7 Pagi dari Madiun, dan Baru Keluar dari Exit Tol BSD di pukul 7 Malam (Sekitar 12 Jam), dikarenakan ada Perbaikan Jalan di Ruas Tol Palimanan, yang cukup Panjang. Terlebih ketika itu Hari Minggu, Lalu Lintas Kendaraan menuju Jakarta juga cukup padat (crowded). Hampir 3 Jam, Kami harus bergulat dengan Kemacetan. 


Tak banyak, yang Kami lakukan saat di Jakarta selain bertemu dengan Para Kakak, istilahnya pamitan. Karena Ibadah Umroh maupun Haji juga merupakan Ibadah Sakral di mana Para Jamaah harus dapat mempersiapkan secara Lahir & Batin, dan Keluarga, yang ditinggalkan juga harus siap. Karena wafatnya Para Jamaah saat menjalankan Ibadah Umroh maupun Haji di Tanah Suci, dihitung Mati Syahid, sama seperti Para Syuhada, yang mati di Medan Perang. Meski dalilnya Sunah. 


Imam al - Ghazali mengutip riwayat Al-Hasan yang mengatakan, "Barang siapa meninggal tepat sesudah Ramadan, perang atau haji, niscaya meninggal sebagai syahid." Ibnu al-Jauzi turut meriwayatkan dari al-Hasan al-Bashri dengan redaksi serupa. Hanya saja dalam riwayatnya, Al-Hasan berkata, "Sesudah umrah, haji, atau perang."

 

Link :

https://www.detik.com/hikmah/haji-dan-umrah/d-6805404/3-keutamaan-orang-yang-meninggal-saat-ibadah-haji





Sebab Jutaan Orang dari Belahan Dunia akan berkumpul saat menjalankan Ibadah Umroh maupun Haji. Jadi Kita sebagai Umat Muslim harus Ikhlas untuk menjalankan Ibadah sepenuhnya kepada Allah SWT saat di Tanah Suci, termasuk kerelaan bagi Keluarga, yang ditinggalkan saat Jamaah wafat di Tanah Suci. 


Untuk itu, pentingnya minta maaf kepada Orangtua, mendatangi Rumah Para Kakak, maupun Kerabat, dan bermaafan sebelum menjalankan Ibadah Umroh maupun Haji sangat penting, karena taruhannya juga nyawa saat menjalankan Ibadah di Tanah Suci. 


Berkumpul dengan Jutaaan Orang di Seluruh Dunia, berdesak - desakan, di mana Kami belum tentu balik ke Tanah Air, dan wafat di sana. Untuk itu selain Kerelaan melepaskan HalKeduniawian (Hedonisme), Kondisi Fisik juga menjadi Hal Utama agar Ibadah Umroh dapat dilaksanakan secara maksimal. 


Dan yang menjadi Catatan, Ibadah Umroh pun sama beratnya seperti menunaikan Ibadah Haji. Walau tak seberat Ibadah Haji, namun dengan padatnya lalu lintas (traffic) Orang, yang menjalankan Ibadah, juga menjadi Faktor Pendukung mengapa Kita harus mempersiapkan Kesehatan Fisik, selain materi untuk biaya hidup (living cost) di sana tentunya … 


At Seasonal Taste - The West In Jakarta
 

Selepas Acara Briefing, dan Penyerahan Koper untuk keperluan Umroh, malam sehari sebelumnya, Kami sempat merayakan Ulang Tahun Keponakan “Raditya Fahritama” di Seasonal Tastes At The Westin Jakarta. Hitung - hitung sebagai Immune Booster sebagai Amunisi untuk menjalankan Ibadah Umroh di Ke Esokan Harinya, Kamis, Tanggal 16 November 2023. 


At Soekarno Hatta


At Terminal III Soekarno Hatta International Airport - Tangerang



Kamis, Tanggal 16 November 2023, Jam 04.30 Pagi selepas Shalat Subuh, Kami Bersiap untuk menuju Bandara Soekarno Hatta di Tangerang. 


Perjalanan dari Rumah Kakak ke Bandara Soekarno Hatta, jika Jam Kantor membutuhkan waktu sekitar 3 Jam an, bahkan lebih jika tejadi kemacetan, yang terkadang tidak dapat diprediksi. Walaupun menggunakan Tol BSD, akan tetapi Kami tidak mau mengamabil resiko, lebih baik datang lebih awal, terhadap Situasi Kemacetan Jakarta, yang tidak menentu. 


Terlebih terlalu Banyak Pembangunan Jalan Tol di Jakarta, yang menyebabkan Beberapa Kali, Kami tersesat menggunakan Google Maps, seperti saat menuju Mampang, Tempat yang menjadi Kantor NRA untuk briefing, dan pengumpulan barang. Di mana Kami seharusnya dapat keluar di Pintu Tol Cilandak, malah dibelokan menuju Tol Andara - Cinere, begitupula saat menuju Bandara Soekarno Hatta dari Tol BSD, ada 2 Lokasi, yang jaraknya agak jauh, namun karena Saya (Penulis) Orang Madiun, yang sudah tidak lagi tinggal di Jakarta, lebih baik menggunakan Jalur, yang lama untuk menuju Bandara Soekarno Hatta. Walaupun kata Keponakan melewati Jalur Baru menuju Bandara Soekarno Hata, memang lebih dekat. Secara dari Jarak saja memang lebih dekat !



Sesuai dengan Rencana Perjalanan (Itinerary), yang dibagikan, di mana Kami harus kumpul di Bandara 3 Jam sebelum Pesawat lepas landas (take off) di Pukul 10.00 WIB, Akhirnya Kami sampai juga di Terminal III Keberangkatan Bandara Internasional Soekarno Hatta tepat pada Pukul 07.00 WIB. Sesuai Estimasi, 3 Jam sebelumnya, Kami dapat sampai di Bandara, jika selepas Shalat Subuh, Kami berangkat menuju Bandara Soekarno Hatta. 


Menurut Itinerary, yang dibagikan, Pimpinan Rombongan (Muthawif) Kami adalah Ustadz Sidki Maulana, dan nanti sesampainya di Madinah maupun Makkah, Kami dipandu oleh Ustadz Ben Ali


Sambil menunggu Keberangkatan Pesawat, Para Jamaah menunggu di depan Sate Senayan. Para Jamaah juga banyak yang berkumpul dengan Keluarganya sebelum Keberangkatan Umroh, begitu juga dengan Kami, yang menyempatkan untuk bertemu dengan Kakak, dan Keponakan sambil menunggu waktu boarding. 


Seperti biasanya Pintu (Gate) Pesawat, yang cukup jauh, membuat Kami harus memakai Mobil Golf agar dapat menghemat waktu, dan sampai di Tujuan. 


Tepat di Pukul 10.00 WIB, Kami meninggalkan Indonesia menuju Madinah.

 


Terbang Bersama Garuda Indonesia


Via : https://www.garuda-indonesia.com


Pukul 10.00 WIB, Pesawat Garuda Indonesia, yang Kami naiki lepas landas (take off) menuju Madinah


Perjalanan, yang Kami tempuh kali ini sekitar 10 Jam. Namun sebagai Informasi Tambahan Waktu di Indonesia dengan menggunakan Waktu Indonesia Barat (WIB) lebih cepat 4 Jam dari Waktu di Arab Saudi (WAS). Jadi jika Pesawat Mendarat (Landing) menggunakan Waktu Indonesia Barat (WIB) adalah Pukul 7 Malam (19.00 WIB), maka di Madinah, Pesawat landing di Bandara Prince Mohammad bin Abdulaziz sekitar pukul 3 Sore Waktu Arab Saudi (WAS) - Madinah. 


Menu Makan Layak !
At Garuda Indonesia Penerbangan Umroh Jakarta - Arab Saudi


 

Sebenarnya sudah beberapa kali terbang menggunakan Pesawat Garuda Indonesia. Namun tidak seperti Penerbangan ke Beberapa Daerah di Indonesia dengan Pesawat Garuda, Penerbangan kali ini sungguh sangat berkesan. 


Selain mendapatkan jatah makan 2 kali, dan Space Kursi, yang cukup luas meski berada di Kelas Ekonomi, Crew Cabin juga sigap memberikan Informasi tentang Waktu Shalat. Ketika dalam Perjalanan baik menuju Jakarta - Madinah, hingga pulang dari Jeddah - Jakarta semua diawali dengan Bacaan Doa Berpergian. Sehingga Kita selalu diingatkan agar selalu dekat dengan Allah SWT, sebagai Sang Maha Pencipta. 


Inilah yang tidak Kami temui ketika Kami menggunakan Maskapai ini saat berpergian ke Beberapa Daerah di Indonesia. Mungkin begitu Sakralnya Perjalanan yang membawa Jamaah Umroh, dan Waktu Perjalanan yang lebih lama (Sekitar 10 Jam), membuat Kami sebagai Penumpang merasakan atmosphere berbeda dari Maskapai Penerbangan Ini. Sepertinya memang dikhususkan karena Penerbangan ini menuju Arab Saudi, dan membawa Jamaah Umroh sehingga ada Bacaan Doa, hingga Kumandang Adzan, ketika waktu Shalat dimulai.

 




Sebagai Maskapai Penerbangan Plat Merah, Garuda Indonesia memang memiliki Standar, yang tinggi dari Soal Keselamatan, Pelayanan, dan Kenyamanan. Meski didera oleh Segala Permasalahan Korupsi, hingga Ancaman Kebangkrutan, namun nyatanya Maskapai Premium ini tetap masih dapat berjalan dengan baik, dan di Tahun 2023 kembali memenangkan Penghargaan Awak Kabin Terbaik Dunia di World Airline Awards 2023 Versi SkyTrax. Penghargaan ini merupakan yang keenam kalinya diraih oleh Garuda Indonesia dalam Kategori ini. Dan Kami rasa NRA Tour & Travel, tidak pernah salah memilih Maskapai Garuda Indonesia sebagai Salah Satu Teman Perjalanan Umroh & Haji Terbaik.

 

Sambil menunggu Pesawat mendarat (landing) Kami juga melewati Gurun, yang dapat dilihat dari kejahuan … 


3. Perjalanan Religi Kami …



 

Madinah, dan Makkah merupakan 2 dari 3 Kota Suci Agama Islam, yang menjadi dambaan bagi Setiap Umat Muslim untuk dapat mengunjunginya. 


Ya


Setidaknya 1 Kali Seumur Hidup, Kita sebagai Umat Muslim mendambakan untuk dapat ke Baitullah (Rumah Allah SWT) di Makkah, dan mengunjungi Makam Rasulullah SAW di Madinah.

 

Hal ini pula, yang juga dirasakan oleh Kami ! 


Sebagai Insan Manusia, Kami butuh untuk menghadap Allah SWT, meminta maaf atas segala kesalahaan yang telah Kami perbuat di dunia, memanjatkan doa, hingga suatu saat dapat diberikan kesempatan untuk pergi ke tanah suci demi menunaikan Ibadah Haji, dan Umroh lagi, Aamiin Allahumma Aamiin.


Ketika Pandemi (Covid - 19), Kami lebih sering menghabiskan Waktu di Kota Madiun
At Pahlawan Street Centre (PSC) - Kota Madiun

 

Perjalanan Umroh kali ini merupakan Perjalanan, yang sangat dinanti oleh Kami. Terlebih ketika Pandemi Corona (Covid - 19) melanda Indonesia, Kami memang belum sempat untuk berpergian ke Luar Negeri Kembali. Kalaupun ada hanya sebatas berpergian ke Kota - Kota di Pulau Jawa, seperti : Malang, Surabaya, Solo, Semarang, Yogyakarta, Bandung maupun Jakarta. Atau paling tidak Kami, yang berdomisili di Kota Madiun lebih sering menghabiskan waktu di sekitar Kota saja. Selebihnya Kami menyisihkan uang demi uang agar dapat terkumpul untuk Perjalanan Umroh nantinya.


Niatan itupun Kami lakukan sejak Pertengahan Tahun 2022. Pokoknya Tahun Depan 2023, Kami pergi Umroh. Hal itu selalu terlintas dalam pikiran Saya, dan Istri, bahkan sering terucap. 


Bukan hanya itu mencari Informasi tentang Umroh pun sering Kami lakukan. Mendatangi Agen Travel baik di Kota Domisili maupun Kota Lainnya, hingga hampir tiap hari membuka Informasi tentang Travel Umroh di Sosial Media, menjadi Salah Satu Rutinitas Kami sebelum tidur. 


Membicarakan Hal - Hal tentang Umroh, mungkin adalah Salah Satu Cara agar Niatan Kami dikabulkan oleh Allah SWT, tentunya sambil berIkhtiar mengumpulkan Biaya Umroh termasuk Biaya Hidup (Living Cost) selama di sana.


https://www.gomadiun.thecolourofindonesia.com/
(Termasuk Brosur tentang Paket Umroh),
Sering Kami lakukan sejak 12 Tahun Lalu.
Via : http://www.adamlodie.com



Ya !


Mengumpulkan Brosur mulai dari Perumahan, Mobil atau lainnya, yang mungkin tidak serta merta Kami dapati dengan mudah, dan harus ada Pengorbanan di dalamnya, memang menjadi Salah Satu Kebiasaan Kami. Siapa tahu Niatan Baik itu dikabulkan oleh Allah SWT. Asalkan Tujuanya baik, dan berkah bagi Kami, Aamiin Allahumma Aamiin


Hal ini pula, yang Kami terapkan sejak Setahun Lalu, mengumpulkan Brosur, dan mencari Informasi seputar Umroh. Harapannya agar Doa Kami dapat dikabulkan oleh Allah SWT untuk dapat mengunjungi Tanah Suci. Menjadi Tamu Allah, yang dikasihi saat menghadap padanya. Dan sekali lagi, tentunya Ikhtiar itu juga harus dibarengi dengan mengumpulkan uang demi uang agar dapat beribadah di Tanah Suci, nantinya


Hingga akhir tahun 2023, Alhamdullilah Kami dapat beribadah ke Tanah Suci. Perjalanan Terindah Kali ini merupakan Sebuah Perjalanan Religi, yang telah lama dinanti oleh Kami ! 

 

Apabila Seorang Muslim sudah mau,

Maka Allah SWT bukakan jalan baginya

Bila Allah SWT sudah membukakan jalan,

Tiada Manusia Satupun dapat menghalanginya !

- Penulis –

 

 

1. Tiba di Madinah



Madinah menjadi Kota Pertama, yang Kami tuju dalam mengikuti serangkaian Ibadah Umroh. Meski tidak termasuk Syarat Wajib dari Pelaksanaan Ibadah Umroh, yang berada di Kota Makkah, namun melaksanakan Ibadah Sunnah dengan Shalat di Masjid Nabawi, hingga mengunjungi Raudhah, Sebuah Tempat, yang dipergunakan oleh Nabi Muhammad SAW untuk berdakwah, sekaligus menjadi Rumah & Peristirahatan Rasulullah SAW, pahalanya juga berkali lipat, dan menjadi Tempat Doa, yang mustajab.


Belum lagi mengunjungi Masjid Quba di Madinah, Masjid Pertama, yang dibangun oleh Nabi Muhammad SAW, juga mendapatkan pahala, yang besar. Menurut Muthawif, yang memimpin Rombongan Kami di Bus 26, Ustadz Ben Ali


Barangsiapa yang datang ke Masjid Quba kemudian sudah berwudhu di rumah lalu melakukan salat sunnah 2 rakaat pahalanya seperti menunaikan Ibadah Umrah,”

 

Sedangkan Masjid Nabawi merupakan 1 dari 3 Tempat Suci, yang diutamakan oleh Agama Islam. Di mana keutamaan dengan Shalat di Masjid Nabawi terutama dengan berjamaah, pahalanya 1.000 kali lipat dibandingkan Shalat di Masjid Lainnya. Inilah mengapa ketika melakukan Serangkaian Ibadah Umroh, Kota Madinah selalu disertakan.


Menjalankan Ibadah Sunnah di Madinah, terutama dengan Shalat di Masjid Nabawi, dan mengunjungi Raudhah, yang menjadi Tempat berdakwah sekaligus Makam Nabi Muhammad SAW menjadi Alasan kenapa Kota Ini juga sangat penting untuk dikunjungi oleh Umat Muslim di Seluruh Dunia.


Kota Madinah.
 al-Madīnah al-Munawwarah “Kota Yang bercahaya/ Cemerlang"



Kota Madinah yang mempunyai Nama Kepanjangan al-Madīnah al-MunawwarahKota Yang bercahaya/ Cemerlang  memang diciptakan sebagai Kota paling nyaman, dan aman di Dunia hingga akhir zaman. Bahkan diceritakan Dajjal tidak dapat masuk ke Kota Suci Ini, sama seperti halnya Kota Makkah. 


Saking cintanya Rasullulah SAW terhadap Kota Madinah, Beliau sering memohon dan memanjatkan doa untuk keberkahan, dan kesejahteraan Penduduk di Kota, yang dahulu Bernama Yastrib. Bahkan Kemuliaan Kota ini, yang diberikan oleh Allah SWT sama besarnya  dengan Kota Makkah. Kedua Kota baik Madinah, dan Makkah berada di Sebelah Barat Laut Arab Saudi, dan dikenal sebagai Tempat Terletaknya Dua Kota Suci bagi Umat Islam, Makkah & Madinah (Hijaz).  



 

Menurut Sejarahnya :

 

Madinah adalah Tempat Tujuan Nabi Muhammad untuk melakukan Hijrah dari Makkah, dan secara berangsur berubah menjadi Ibu Kota Kekaisaran Muslim, dengan Pemimpin Pertama Langsung oleh Nabi Muhammad SAW, kemudian dilanjutkan oleh Khulafaur Rasyidin, Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali Bin Abi Thalib. 


Kota ini menjadi pusat kekuatan Islam selama berabad - abad dalam Komunitas Muslim. Madinah adalah tempat bagi tiga masjid tertua yang pernah dibangun, yaitu Masjid Quba, Masjid Nabawi, dan Masjid Qiblatain ("Masjid Dua Kiblat"). 


Umat Muslim percaya bahwa penyelesaian dari serangkaian penurunan surah alquran diterima Nabi Muhammad di Madinah, yang dikenal seperti kota Makkah. 


Non - Muslim (Nonis) tidak diperkenankan memasuki Wilayah Suci Madinah berdasarkan Aturan Pemerintah Arab Saudi. Larangan masuk ke Makkah dan Madinah, bukan hanya dibuat oleh Otoritas Politik atau Manusia manapun, akan tetapi langsung turun dari Allah SWT yang memberikan Perintah - Nya dalam Surat At-Taubah ayat ke - 28.

 

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِنَّمَا ٱلْمُشْرِكُونَ نَجَسٌ فَلَا يَقْرَبُوا۟ ٱلْمَسْجِدَ ٱلْحَرَامَ بَعْدَ عَامِهِمْ هَٰذَا ۚ وَإِنْ خِفْتُمْ عَيْلَةً فَسَوْفَ يُغْنِيكُمُ ٱللَّهُ مِن فَضْلِهِۦٓ إِن شَآءَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ حَكِيمٌ

 

Artinya: Hai Orang - Orang Beriman, sesungguhnya orang - orang yang musyrik itu najis, maka janganlah mereka mendekati Masjidil Haram sesudah tahun ini. Dan jika kamu khawatir menjadi miskin, maka Allah nanti akan memberimu kekayaan kepadamu dari karunia-Nya, jika Dia menghendaki. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

 

Maka, mengacu pada perintah tersebut larangan masuk Makkah dan Madinah mutlak tidak bisa diganggu gugat. Sedangkan alasan lebih normatif dikeluarkan pemerintah Riyadh bahwa pelarangan dilakukan sebagai cara meningkatkan keamanan dan spiritualitas ibadah. Jika Makkah dan Madinah menjadi area bebas masuk dan dijadikan tempat wisata, maka dikhawatirkan juga memicu ketidakkondusifan. Ini akan mengganggu kesungguhan dalam beribadah atau bahkan ibadah haji dan umrah.

 

Namun belakangan ini Otoritas Kerajaan Arab Saudi mengizinkan Orang Non Muslim (Nonis) dapat memasuki Kota Madinah. Hanya saja dengan Syarat, dan Izin Tertentu. Kecuali Kota Makkah, yang tidak diperbolehkan sama sekali dimasuki oleh Orang Non Muslim (Nonis).

 

Link :

https://id.wikipedia.org/wiki/Madinah#:~:text=Madinah%20(%2Fm%C9%99%CB%88d,Provinsi%20Madinah%20di%20Arab%20Saudi.

 

https://www.cnbcindonesia.com/syariah/20230511105912-29-436488/ini-alasan-non-muslim-dilarang-ke-makkah-bukan-diskriminasi

 

Sama halnya dengan Makkah, ketika Kami memasuki Kota Madinah terasa nyaman, dan sejuk. Suasana (Atmosphere) nya nampak berbeda. Di mana Kami seolah menjadi Orang Baik, yang rajin ke Masjid Nabawi untuk Shalat, dan Aktivitas Utamanya pasti Ibadah. 


Ya ! 


Jutaan Umat Muslim dari Dunia, yang berkumpul untuk melaksanakan Shalat di Masjid Nabawi membuat Kami sebagai Insan Manusia, wajib melepaskan HalKeduniawian (Hedonisme), dan hanya fokus untuk beribadah menghadap Allah SWT sebagai Sang Maha Pencipta. Vibesnya memang jauh berbeda saat Kami liburan di Beberapa Negara Lainnya, dibandingkan saat Kami menjalankan Ibadah Umroh baik di Kota Madinah Maupun Makkah.  

 

At Prince Mohammad Bin Abdulaziz

International Airport


At Prince Mohammad Bin Abdulaziz International Airport - Madinah
 

Tepat di Pukul 4 Sore Waktu Arab Saudi (WAS), Kami sampai di Bandara Prince Mohammad Bin Abdulaziz International Airport - Madinah. Bandara ini menjadi Satu - Satunya Bandara Internasional, yang berada di Wilayah Hijaz (Wilayah 2 Kota Suci “Madinah & Makkah, di Barat Laut Jazirah Arab Saudi”).   

 

Jika Makkah sebagai Kota Suci, memang tidak diperbolehkan Pesawat Terbang melintasi Ka’bah, yang merupakan Rumah Allah (Baitullah). Selain alasan Agama, yang mana Non Muslim tidak diizinkan melintasi Ka’bah, Makkah juga sebagai Kota Suci mempunyai medan magnet, yang kuat sehingga dapat membahayakan Penerbangan. 


Namun tak demikian dengan Kota Madinah, yang merupakan Kota Suci. Otoritas Kerajaan Arab Saudi masih mengizinkan adanya Penerbangan Internasional di Kota Madinah, yang hanya dikhususkan untuk Kedatangan, dan Keberangkataan Para Jamaah Umroh, dan Haji.





Menurut Wikipedia :

 

Bandar Udara Internasional Pangeran Muhammad bin Abdul Aziz terletak di Madinah, Arab Saudi, Pembangunannya selesai pada tahun 1974. Pembukaan Bandar Udara Internasional Pangeran Muhammad bin Abdul Aziz juga dilakukan pada tahun 1974. 


Bandar Udara Internasional Pangeran Muhammad bin Abdul Aziz menjadi salah satu bandar udara di Hijaz selain Bandar Udara Internasional Raja Abdul Aziz di Jeddah. Selain itu, Bandar Udara Internasional Pangeran Muhammad bin Abdul Aziz merupakan Salah Satu Bandar Udara Internasional yang utama di Arab Saudi. 


Tujuan pembangunannya adalah memberikan fasilitas bagi Para Pengunjung, terutama Para Jamaah Umroh, dan Haji yang datang ke Madinah dengan jumlahnya terus bertambah.

 

Link :

https://id.wikipedia.org/wiki/Bandar_Udara_Internasional_Pangeran_Mohammad_bin_Abdul_Aziz

 

 

Meski tidak terlalu besar sebagai Bandara Internasional, namun kesan bersih, dan nyaman selayaknya Bandara Internasional dimiliki oleh Bandara Prince Mohammad bin Abdul Aziz


Suasana Kota Madinah, yang cukup sejuk, membuat Kami yakin untuk melangkahkan Kaki Kami ke Tanah Suci Madinah Al - Munawarah, Sebuah Kota Suci Bercahaya, dan Cemerlang, dan menjadi Kota bagi Pemimpin Terbaik di Muka Bumi, Nabi Muhammad SAW


Sambil menunggu Keberangkatan Bis menuju Hotel, Kami, dan Para Jammah Lainnya melakukan Ibadah Shalat Ashar di Masjid Bandara Madinah.

 

Alamat :

Medinah, Saudi Arabia

 

At Anwar Al Madinah Mövenpick Hotel


At Anwar Al Madinah MovenPick Hotel

 

Setelah Bis Nomor 26 menunggu sekitar 1 Jam, dan Para Jamaah menunaikan Shalat Ashar di Masjid Bandara Prince Mohammad bin Abdul Aziz, tepat di Pukul 5 Sore Waktu Arab Saudi (WAS), Kami bergegas menuju Hotel.

 

Melihat Kota Madinah dari Jendela Bis, tak ubahnya seperti Sebuah Kota, yang penuh dengan kesejukan, serta ditumbuhi oleh Pepohonan & Rerumputan, yang cukup rindang. Tak ada tanda gersang sama sekali. 


Mungkin, Madinah sekarang akan nampak berbeda dengan Kondisi 20 Tahunan, yang lalu, di mana Padang Pasir, yang tandus masih mendominasi sebagian besar Wilayah Ini.


Kamu akan dengan mudah menemukan Deretan Showroom Mobil Mewah di Kota Madinah !

 

Sebagai Negara Kaya Minyak, Kerajaan Arab Saudi, memang cukup memakmurkan Rakyatnya. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya Showroom Mobil Mewah, yang didirikan di Sepanjang Perjalanan menuju Hotel. Pendapatan Arab Saudi, yang didapat dari Jutaan Umat Muslim, yang mengunjungi Negara Ini di Sepanjang Tahun, juga membuat Kota Ini Nampak cukup rapih, dan bersih. Deretan Rumah Mewah bergaya Arab (Arabic Style) juga sering Kami temui. 


Inilah mengapa Pemerintah Kerajaan Arab Saudi, melalui Putra Mahkota sekaligus Perdana Menterinya, Mohammed bin Salman Al Saud, ingin sekali menjadikan Negara Arab Saudi sebagai Salah Satu Negara Tujuan Wisata, bukan hanya dari Umroh, dan Haji, yang menjadi Variabel Salah Satu Penyumbang Devisa Terbesar bagi Negara Monarki ini, namun dari Sektor Pariwisata Lainnya. 


Neom - Kota Masa Depan bagi Kerajaan Arab Saudi
Via : https://www.neom.com

 

Acara/ Event Musik mulai banyak diadakan. Bioskop mulai Kembali dibuka. Bahkan menurut Informasi, yang Kami dapati bahwa Non Muslim (Nonis) dapat mengunjungi Madinah sebagai Kota Suci asalkan mendapat izin dari otoritas setempat, kecuali Kota Makkah, yang tidak boleh sama sekali dimasuki oleh Orang Non Muslim. 


Hal ini dilakukan semata - mata demi melepas ketergantungan Negara Ini dengan Minyak Bumi. Terlebih adanya Minyak Bumi, yang mulai tergantikan oleh Energi Listrik pada Kendaraan, dan Beberapa Industri. Bahkan Pemerintah Kerajaan Arab Saudi bekerjasama dengan Perusahaan Minyak Aramco menciptakan Sebuah Proyek Futuristik bagi Suatu Kota Masa Depan bernama “Neom”, yang juga sarat akan Industri Pariwisatanya, sama halnya dengan Dubai di Uni Emirate Arab, dan Beberapa Kota di Negara Monarki Arab Lainnya.



 

Setelah 30 Menit Perjalanan dari Bandara Prince Mohammad bin Abdulaziz, finally Kami sampai juga di Hotel MovenPick. Anwar Al Madinah Mövenpick, merupakan Sebuah Hotel, yang menyatu dengan Pusat Perbelanjaan (Mall) Anwar Al Madinah Mall. Kehadiran Mall ini, tentunya dapat mengakomodir Kebutuhan Belanja Sehari - Hari Para Jamaah selama di Madinah. Contohnya saja Sabun Cuci, yang mana kebanyakan Para Jamaah jika menginap agak lama, Beberapa Pakaiannya juga dapat dicuci di Kamar Mandi Hotel. Bahkan Gantungan Cuci Pakaian juga disediakan oleh Hotel Ini. Meski Kami lebih memilih (prefer) untuk mencucinya di rumah, dan membawa Pakaian, yang lebih banyak, he .. he .. he …

 

Enaknya lagi, selain dekat dengan Beberapa Pusat Perbelanjaan (Mall), juga dekat dengan Masjid Nabawi. Mungkin istilah selangkah dari Masjid Nabawi ada pada Hotel ini. Bisa dibilang selangkah karena memang masih berada di Sekitar Lokasi Masjid Nabawi, kira - kira 5 Menitan dari Kamar Hotel menuju Masjid. Inilah, yang menyebabkan Kami sebagai Jamaah tak ingin melewatkan untuk Shalat Wajib Berjamaah maupun Sunah di Masjid Nabawi. 



Namun, yang perlu diingat, sebaiknya Para Jamaah, yang ingin Shalat Wajib di Masjid Nabawi, harus datang lebih awal Setengah Jam Sebelumnya, meski Hotel Tempat Kami menginap dekat dengan Masjid Nabawi. Hotel Kami searah dengan Pintu (Gate) 326 - 328, yang sejajar dengan Roof Top Masjid Nabawi, Sebuah Tempat, yang sangat nyaman untuk berdoa, dan memohon ampunan, karena Lokasinya masih terbilang sepi, terlebih saat Shalat Tahajud sambil menunggu Shalat Subuh.


Anwar Al Madinah - MovenPick Hotel
Via : https://www.booking.com

 

Berdasarkan Informasi, yang Kami dapati, Anwar Al Madinah Mövenpick adalah Sebuah Hotel *****  milik Jaringan Hotel Internasional Accor. Bersama dengan Grand Mercure, Angsana, Pullman, Swissotel, - Anwar Al Madinah Mövenpick termasuk Hotel di Kelas Premium dengan Standar ***** . Itulah mengapa Hotel ini menawarkan berbagai Fasilitas Kemudahan bagi Para Jamaah Umroh maupun Haji, selain Mall yang ada dibawahnya, juga Lokasinya yang dekat dengan Masjid Nabawi. 



Dan Kami memang sengaja memilih Paket Tour, di mana Hotel berada di Standar ***** atau minimal **** , agar lebih dekat dengan Masjid Nabawi. Terlebih biasanya jika Hotel itu tidak berada di Kelas **** atau ***** , Sepengalaman Kakak memang tidak terlalu baik dari Segi Kebersihannya. Dan Alhamdulillah, Walaupun terlihat cukup tua, namun cukup bersih untuk Ukuran Hotel ***** di Madinah, yang mana selalu penuh oleh Para Jamaah dari Penjuru Dunia.


Ada Dapur Mininya !

 

Kamar Hotelnya bergaya American Classic. Terdapat 3 Single Bed, untuk Sy, Istri, dan Kakak Perempuan. Di Bagian Lainya terdapat Mini Kitchen Set, yang dilengkapi Kompor untuk memasak. Walaupun menurut Hemat Kami, sangat jarang Para Jamaah menggunakan Kompor itu untuk keperluan masak memasak, karena biasanya sudah terdapat Hidangan Makan buat Sarapan, Makan Siang maupun Malam, yang disediakan oleh Pihak Travel. 


Saat Kami membuka di Situs Daring Traveloka, untuk Pemesanan Kamar Hotel di Tempat Ini, Harganya berkisar 6 Juta/ Malam untuk Tipe Standar.


Ada Ruang Makan Khusus bagi Para Jamaah Umroh - NRA Tour & Travel

 

Alhamdulillahi rabbil 'alamin, Pihak NRA Tour And Travel menyediakan Ruang Khusus untuk makan buat Para Jamaah baik sarapan, makan siang, maupun malam. Bahkan hampir 24 Jam Ruangan itu tetap terbuka dengan Cita Rasa Masakan Indonesia, karena memang ada Koki (Chef) Khusus, yang sengaja didatangkan dari Indonesia. 


Menu Cita Rasa Nusantara di Resto Khusus NRA Tur & Travel
At Anwar Al Madinah MovenPick Hotel


Ayam Bumbu Rujak, hingga Sate Ayam menjadi Primadona Kami saat makan di Tempat Ini. Meski sekali lagi berada di Ruang Khusus, dan terpisah dengan Tempat Makan bagi Tamu Lainnya di Hotel Ini.


Ada Tiang Jemuran pada Sudut Ruang Kamar Mandinya !
 

Kamar Mandinya, meski terkesan jadul, dan agak sempit, namun cukup bersih. Terlebih bagi Para Jamaah masih diberi kesempatan untuk dapat mencuci, dan menjemur Pakaian di Salah Sudut Kamar Mandinya, karena disediakan Tiang Jemuran.


Pemandangan Gedung Pencakar Langit (Skyline) Kota Madinah !

 

Dari Bilik Jendela Kamar Hotel, Kami masih dapat melihat Pemandangan Gedung Pencakar Langit (Skyline) Kota Madinah, yang bisa dibilang mempunyai Ketinggian Gedung yang sama rata. 



For Your Information (FYI), hampir semua Hotel” yang berada di Sekiling Area Masjid Nabawi mempunyai Ketinggian Maksimum 15 lantai dengan Gaya Arsitektur yang sama, yaitu Arsitektur Islam. Hal ini dikarenakan Hotel maupun Gedung di Sekitar Masjid Nabawi tidak boleh melebihi ketinggian dari Menara Masjid Nabawi, dan agar terlihat lebih menarik perhatian (eye catching), dan seragam. 

 

Alamat :

Bada'ah, Madinah, Madinah 42311, Arab Saudi 

 

At Masjid Nabawi  


 

Tepat Shalat Isya di 16 November 2023, selepas Kami beristirahat sejenak di Hotel Tempat Kami menginap, merapihkan Segala Baju di Koper, yang telah sampai, dan diantarkan tepat di depan Pintu Kamar Hotel, hingga mandi, lalu Kami langsung bergegas menuju Masjid Nabawi Madinah untuk melaksanakan Ibadah Shalat Isya Berjamaah di sana. 



Ya ! 



Rasa Jetlag, dan males, harus segera dilawan. Mumpung di Tanah Suci, Ibadah kami harus lebih diperbanyak lagi, terlebih Suasana (Vibes) untuk menjadi Orang Baik ... ngedukung banget, he .. he .. he  !   


 

Waktu Shalat Isya di Madinah, ketika itu Pukul 19.35 Waktu Arab Saudi (WAS) atau sekitar Setengah Delapan Malam. Namun, Kami harus mempersiapkan diri (prepare) paling enggak minimal Setengah Jam sebelumnya. Meski Hotelnya dekat/ selangkah dari Masjid Nabawi, akan tetapi tetap saja jika tidak datang lebih awal, dapat dipastikan susah untuk dapat Tempat Shalat, meski berada di Luar Sekalipun ...


 

Ada Beberapa Tips selama Kamu berada di Madinah ... agar Ibadah Kamu dapat khusyuk & menyenangkan.


Via : https://pixabay.com


Adapun Tips & Tricknya :


 

1. Utamakan untuk Shalat Wajib Berjamaah maupun Sunah di Masjid Nabawi. Karena Pahalanya memang besar 1000 Kali lipat dibandingkan Kamu Shalat di Masjid Lainnya (Bukan di Tempat/ Tanah Suci), yang hanya 27 Kali.


 

2. Jika Biro Perjalanan Umroh Mu menawarkan untuk City Tour, pilah - pilah, jangan Semua diambil, terlebih jika Waktu Kamu untuk menjalankan Serangkaian Ibadah Umroh hanya 9 Hari, sebab dijamin Kamu bakal capek !


 

Kami sendiri lebih memilih (prefer) untuk Shalat Wajib Berjamaah, dan melakukan Ibadah di Masjid Nabawi sebab ada Pahala, yang lebih besar di sana. Mengenai diterima atau tidak Pahala Kami, Wallahu A'lam Bishawab, yang terpenting Kami sudah berusaha (ikhtiar) untuk melakukan yang terbaik, toh nanti jika belum sempat Kami mengunjungi Tempat” City Tour, Insya Allah jika diberikan kesempatan, Kami akan mendatangi Tanah Suci kembali untuk melaksanakan Ibadah Haji maupun Umroh Kembali. Itu Harapan Kami serta Seluruh Umat Muslim di Seluruh Dunia. 



Sebagai Bahan Pertimbangan Kami lebih memilih City Tour, yang menggunakan Bis, seperti saat di Madinah, mengunjungi Masjid Qubah, Jabal Uhud, Kebun Kurma, melewati Masjid Kiblatain, Khandak, dan Kembali ke Hotel.


 

3. Patuhi Semua Larangannya. 



Saat Kamu menunaikan Serangkaian Ibadah Umroh di Tanah Suci (Makkah & Madinah) diharapkan Kamu dapat mematuhi segala Larangannya. Terlebih sebagai Tamu Allah SWT, saat beribadah di Tanah Suci, ya memang harus sopan. 



Mencoba melepaskan Hal” yang bersifat Keduniawiaan (Hedonisme) menjadi Kunci Utama. Selain itu berbuat Maksiat, Zalim, Berbicara tentang Keburukan Orang Lain (Ghibah), Pamer Harta, Riya, Bertengkar, hingga Membatin dalam Diri Sendiri tentang ketidakpuasaan saat Beribadah di Tanah Suci, hingga Fasilitas, dan Pelayanan, yang diberikan oleh Pihak Travel, juga menjadi Perhatian bagi Kita supaya untuk dihindari agar Ibadah Kita selalu senantiasa diberkahi & nyaman.



Jujur Saya Pribadi (Penulis) saat Pertama Kali menginjakan Kaki di Tanah Suci juga merasa takut, dan khawatir. Itulah, yang menyebabkan baru pada Tahun Terakhir ini Kami menyadari tentang pentingnya untuk dapat beribadah ke Tanah Suci, minimal 1 Kali Seumur Hidup. 



Sebab ketika itu, Saya sangat menyadari bahwa dalam membina hubungan dengan Orang Lain, Saya juga bukan Pribadi, yang baik banget. Kadangkala ada aja gesekannya karena Keras Kepalanya Saya. Hingga Saya berpikir bagaimana kalau Saya nanti beribadah di Tanah Suci, apakah Saya akan dibales karena pernah menyakiti Orang Lain, baik tutur kata & perbuatan ?


 

Beruntungnya Saya mempunyai Istri, yang selalu bijak menyikapi, dan mensupport Apa yang dilakukan oleh Saya, jika itu benar. Terlebih Ini untuk beribadah ke Tanah Suci. 



Pasrah saja Bi ... Sebagai Tamu Allah SWT, Kita hanya bisa pasrah ! Yang penting beribadah, dan biarlah Allah SWT menilai segala Usaha (Ikhtiar) Kita !”, Kata Istri



Inilah yang membuat Saya yakin untuk dapat memenuhi Panggilan Allah SWT ke Tanah Suci. Dan Perjalanan Terindah kali Ini merupakan Sebuah Perjalanan Terindah Religi, yang lama dinanti oleh Kami.


 

Berikut 9 Larangan selama di Tanah Suci Makkah dan Madinah :


 

1. Membawa dan Mengangkat Senjata

2. Menumpahkan Darah Atau Berperang

3. Mencabut Pohon, Mematahkan atau Memotong Dahannya

4. Membunuh Hewan Buruan

5. Membawa Keluar Tanah Maupun Batu Kerikil Darinya

6. Mengambil Barang Tercecer

7. Non Muslim Dilarang Memasuki Tanah Haram

8. Mengganggu Orang yang Mengunjungi Baitul Haram

9. Melakukan Maksiat dan Berbuat Zalim



 

Link :

https://kalam.sindonews.com/read/1141331/69/9-larangan-ketika-berada-di-tanah-suci-makkah-dan-madinah-1688119579



4. Pentingnya untuk berbagi dengan Rasa Keikhlasan.  


Mumpung di Tanah Suci berbuat baiknya kalau bisa dilipatgandakan dengan mensedekahkan Sebagian Harta Kamu untuk Mereka, yang membutuhkan.



Meski Arab Saudi adalah Negara, yang relatif kaya, yang mana Kami jarang menemukan Pengemis di Pinggiran Jalan, namun tetap saja ada. Biasanya Mereka adalah Para Backpacker dari Negara lain, yang kebetulan kehabisan uang saat Mereka melakukan Ibadah Umroh maupun Haji. Saking pengennya Mereka ke Tanah Suci terkadang tidak memikirkan Biaya Hidup (Living Cost) yang harus dikeluarkan selama di sana.



Jadilah Mereka sedikit memaksa untuk tinggal, dan makan seadanya saat menjalankan Ibadah Umroh. Kalau diibaratkan semacam Bondo Nekat “Bonek” gitu ! 



Saat Kamu belanja di Mall Sekitar Masjidil Haram, beberapa Toko memang menawarkan Program Sedekah Makan, biasanya 1 Bungkusnya sekitar 10 - 15 Riyal atau sekitar Rp. 45.000,- Rp. 67.500,- , jika dikurskan 1 Riyal Saudi (SAR) = Rp. 4.500,- serta untuk minimal 10 Orang.


 

Beberapa Kali Kami ikut Program Sedekah Makan itu. Hal ini biasa Kami temukan saat berada di Kota Makkah, namun lain Halnya dengan Madinah.


 

Madinah jadi Kota, yang relatif aman, dan tenang ... sepertinya Rasulullah SAW, sengaja menciptakan Kota Ini agar terlihat Nyaman, Damai, dan Tenang, tanpa ganguan dari apapun. 



Walaupun pernah 1 Kali, ketika Saya (Penulis) menunaikan Ibadah Shalat Jum’at di Roof Top Masjid Nabawi, ada 1 Orang Jamaah yang menceritakan Kisahnya bahwa Ia Orang Palestina, yang mencoba untuk bertahan di Negeri Orang, serta Endingnya sekarang Ia nggak punya uang untuk makan. Tanpa banyak kata, Saya (Penulis) langsung memberikan uang kepadanya ... Mau Ia berbohong atau tidak Wallahu A'lam Bishawab, yang terpenting Saya Pribadi dengan ikhlas untuk memberikannya.


 

Lalu ke mana Penyaluran terbaik untuk menyisihkan Sebagian Harta Kamu saat berada di Tanah Suci terutama Kota Madinah ? Kalau Sy Pribadi kepada Petugas Kebersihan di sana, yang senantiasa membantu Para Jamaah. Baik mengambilkan Air Zam - Zam, Al Quran untuk dibaca, kursi, menata sendal, hingga membersihkan karpet untuk Tempat Shalat Kita. Pokoknya Siap Siaga semangat mengerjakan tugas untuk Para Jamaah, yang membutuhkan.


  

Dan Kami punya Pengalaman akan Hal ini. 


Kami memang sudah mempersiapkan uang lebih, yang Kami bagikan saat di Tanah Suci nanti. Terlebih Kakak juga menitipkan Uang dalam bentuk pecahan 5 hingga 10 Riyal, yang jumlahnya juga cukup lumayan untuk disedekahkan. Jadilah Kami cukup mudah untuk membagikan kepada Para Petugas Kebersihan Itu. Selepas Shalat Fardu terutama Shalat Subuh, Alhamdullilah, Kami membagikan 5 hingga 10 Riyal/ Petugas kebersihan di sana.


 

Dan apa yang terjadi, Allah SWT membalas semua itu kepada Proses Wafatnya Ibu dengan mudah. Kata Kakak, 



Mulai dari Ambulance, Kain Kafan, hingga Proses Pemakaman, sudah ada yang ngurus. Pihak Keluarga tidak mengeluarkan Biaya Sepeserpun terhadap Proses Wafatnya Ibu. Bahkan Uang Dukanya bisa terkumpul hingga 25 Jutaan. Ibu pun meninggal dalam keadaan tersenyum !”. Subhanallah, seketika itu Kami langsung menangis terharu, ternyata begitu mudahnya Ibu menghadap Allah SWT. 



Cerita ini disampaikan saat sesampainya Kami di Surabaya. Ibu wafat tanpa Keadaan Sakit Keras, hanya sedikit tidak enak badan di Hari Terakhir, saat Kami telah menyelesaikan Serangkaian Kegiatan Ibadah Umroh, dan menunggu Tawaf Perpisahan (Wada). 



Wafatnya Ibu, yang begitu dengan mudah apakah berhubungan dengan Sedekahnya Kami, yang penuh Rasa Ikhlas sehingga Allah SWT menggantinya berkali lipat terhadap Proses Pemakaman Ibu, yang begitu mudah ? Wallahu A'lam Bishawab “Hanya Allah SWT, yang mengetahui kebenaran yang sesungguhnya !”


 

Yang terakhir, jangan lupa untuk Mewakafkan Al Quran baik di Masjid Nabawi, dan Masjidil Haram. Dengan mewakafkan Al - Qur’an, yang diberikan kepada Masjid Nabawi - Madinah, dan Masjidil Haram - Makkah, Insya Allah, menjadi Amal Jariyah, yang tidak pernah terputus, ketika ada Orang, yang membaca. Bagi yang mewakafkan akan mendatangkan pahala, yang terus menurus bahkan setelah Mereka meninggal dunia. 




Di banyak Toko, yang menjual Perlengkapan Shalat, biasanya juga menyediakan Al Quran dengan Stempel Wakaf. Untuk Harga Al Qur’an kecil dengan Stempel Wakaf di Madinah : 30 Riyal atau berkisar Rp. 135.000,- dan di Makkah lebih mahal sedikit : 35 Riyal atau berkisar Rp. 157.500,-




5. Jangan lupa untuk mengunjungi Raudhah, dan Shalat di Roof Top Masjid Nabawi. Kedua Tempat Ibadah ini menurut Kami sangat sayang untuk dilewatkan.



 

1.   Raudhah, yang berarti Taman Surga adalah Tempat diantara Rumah Rasulullah SAW, dan Mimbar yang Beliau pergunakan untuk berdakwah. Selain Itu Raudhah juga menjadi Makam Baginda Muhammad SAW serta terdapat pula di sisinya makam Khalifah Abu Bakar Ash Shiddiq RA dan Umar bin Khattab RA selaku Sahabat baginda Rasul, yang paling setia lagi bertakwa. Lokasinya yang masih 1 Area dengan Masjid Nabawi di mana terdapat Masjid Kubah Hijau, menjadi Tempat, yang paling mustajab untuk berdoa. Selain itu berdoa, dan shalat di Raudhah juga 1000 kali lipat sama besarnya dengan Shalat di Masjid Nabawi, sebab memang merupakan bagian dari Masjid Nabawi. Dan yang terpenting Kita dapat berziarah sekaligus memanjatkan Doa untuk Nabi Kita, Nabi Muhammad SAW.



 

2.  Jangan lewatkan juga untuk Shalat di RoofTop Masjid Nabawi. Lokasinya yang berada di Lantai Dua Masjid Nabawi, membuat Tempat Ini terasa sunyi, dan nyaman. Berbeda dengan RoofTop di Masjidil Haram, yang terlihat agak kurang bersih, RoofTop Masjid Nabawi cukup terlihat bersih.



 

Waktu, yang terbaik saat beribadah di RoofTop Masjid Nabawi adalah di 1/3 Malam Terakhir (Jam 03.00 - Subuh) saat Shalat Tahajud, dan mengerjakan Shalat Sunah Lainnya. Kamu dapat memohon doa sebaik - baiknya, meminta ampunan kepada Sang Khalik, Sang Maha Pencipta, Allah SWT atas Segala Dosa - Dosa yang diperbuat selama hidup di Dunia, yang fanah ini. Di Sela itu, sambil menunggu Waktu Subuh (Sekitar Pukul 05.30 Waktu Arab Saudi - WAS), Kamu dapat membaca Al - Qur’an, Surat Yasin, Tahlil, hingga Bersholawat... Sungguh terasa Indah, dan Menentramkan Hati !


 

Sebagai Informasi untuk menuju RoofTop Masjid Nabawi, Kamu dapat masuk lewat Gerbang (Gate) 326, yang Lokasinya berada dekat dengan Anwar Al Madinah MovenPick, Hotel Tempat Kami menginap, dan searah dengan itu Kamu dapat masuk melewati tangga dekat Pintu 8 atau Lewat Tangga Eskalator di samping Pintu 21 Masjid Nabawi.


  

6. Selalu menjaga kebersihan.


 

Mengingat Kebersihan itu adalah sebagian dari Iman, jadi menjaga Kebersihan merupakan Kewajiban bagi Setiap Muslim. Terlebih Kita sebagai Jamaah asal Indonesia, juga membawa nama baik Negara, yang Kita cintai.



 

Jamaah asal Indonesia baik di Madinah maupun Makkah, memang terkenal harum namanya. Bahkan Banyak Para Pedagang, yang menggunakan Bahasa Indonesia hingga cukup mengetahui seputar Peristiwa, yang ada Indonesia.



 

Bahkan Pemberitaan itu termasuk Seputar Dunia Politik. Percaya apa enggak Nama Presiden R.I Joko Widodo (Jokowi) cukup terkenal di sana. Sehingga boleh dikatakan #Jokowi Effect memang cukup mendunia.



 

Sebagai Umat Muslim Terbanyak di Dunia, Jumlah Jamaah Indonesia yang datang ke Makkah, dan Madinah saat menunaikan Ibadah Haji maupun Umroh bisa dikatakan paling banyak dibandingkan dengan Jamaah dari Negara Lain. Adakalanya Para Jamaah Kita membelanjakan Uangnya untuk Keperluan Oleh - Oleh di Tanah Air. Maka dari itu Perekonomian di Negara ini, selain Hasil dari Minyak Bumi, juga bergantung kepada Para Jamaah, yang datang saat Haji maupun Umroh, termasuk Jamaah asal Indonesia, yang Jumlah paling besar.



 

Kata Salah Satu Pedagang, yang Kami temui, “Jamaah asal Indonesia paling royal membelanjakan uangnya, terkenal tidak pelit, dan cukup ramah serta dermawan” 




Itulah yang membuat Jamaah Kita selalu disambut baik saat memasuki Toko maupun Tempat Perdagangan Lainnya. Terlebih Jamaah Kita cukup dikenal rapih, dan bersih dalam menjaga Kebersihan pada Kamar Hotelnya. Maka dari itu agar Kita sebagai Jamaah asal Indonesia selalu harum namanya, Kita harus selalu menjaga Kebersihan juga saat berada di Kedua Kota Suci ini, baik Madinah maupun Makkah.




7. Menghilangkan Sejenak Hal” yang bersifat Keduniawian (Hedonisme), sebab ini Waktunya Ibadah. Hal ini termasuk mengurangi kegiatan bersifat keduniawian, yang mengurangi Makna dari Ibadah itu sendiri. Terlebih jika dilakukan secara berlebihan, takutnya akan termasuk ke dalam Perbuatan Riya, dan Pamer. 


 

1.    Kegiatan Berselfie Ria dan mempostingnya melalui Sosial Media baik itu berupa Foto maupun Video secara terus menurus, sebaiknya dikurangi.


 

Boleh jika itu dilakukan sekali - kali, namun tidak sering atau terus menerus mengupdatenya di Sosial Media. Terlebih Para Jaamah Indonesia dikenal narsis, dan suka berselfie ria, tanpa menghiraukan Aturan yang ada oleh Masyarakat Arab maupun Para Jamaah dari Negara Lainnya. Dan Kita tidak ingin Nama Baik Kita tercoreng bukan, lantaran Berselfie Ria tanpa tahu aturan ?


 

Mendokumentasi dalam bentuk Foto maupun Video sah saja, apalagi jika itu tujuannya untuk berbagi kebahagiaan, dan dalam Rangka Syiar Agama agar Orang - Orang Muslim menjadi tertarik, dan menyegerakan untuk ke Tanah Suci terhadap Postingan Postif, yang Kita buat. Namun jika dilakukan secara terus menerus, yang mana Kita mengupdatenya ke dalam Sosial Media Kita terlebih ke dalam Story takutnya akan mengurangi Makna Ibadah itu sendiri, dan menimbulkan kesan Ria/ Pamer.


 

Ada Momentnya nanti saat Kita mendokumentasikan, namun bukan saat Kegiatan Ibadah itu berlangsung. Jika sudah selesai Kegiatan Ibadah Kita sesampainya di Tanah Air, Kita ingin mengabadikan itu lewat Sosial Media Kita, ya tidak masalah, terlebih jika itu bertujuan untuk Syiar Agama, dan tanpa mengurangi Nilai Ibadah saat di Tanah Suci.                      

 

2.    Mengurangi Kegiatan Belanja Belanji juga perlu dilakukan sebab ditakutkan Kamu akan muda capek dengan Kegiatan Ibadah, yang Jadwalnya cukup padat.


 

Terlebih melaksanakan Ibadah Umroh & Haji ke Tanah Suci bukan merupakan Perjalanan Wisata seperti biasanya, karena ini merupakan Wisata Religi, yang ada Nilai Spritualnya, dan juga termasuk Ibadah Fisik. 

 

 

Memang di Lokasi Hotel, Tempat Kami menginap sangat dekat dengan Mall bahkan dibilang cukup selangkah karena menyatu dengan Pusat Perbelanjaan (Mall) baik di Madinah maupun Makkah. Di sekitar Hotel Kami juga terdapat Banyak Pusat Perbelanjaan. Namun, yang menjadi Pertanyaan, Apakah Kita hanya sibuk dengan Belanja atau Melihat Mall saja ?


 

Lagipula Kebanyakan Mall di Madinah & Makkah bisa dikatakan tidak terlalu modern. Hanya saja saat memasuki Abraj Al-Bait Shopping Center, yang berada di Kompleks Zam - Zam Tower Makkah baru terkesan modern dengan Tenant - Tenant, yang cukup mengInternasional. Di mana Mall ini juga menyatu dengan Hilton Makkah Shopping Centre, Pusat Perbelanjaan di atas Hotel Ex Hilton, Tempat Kami menginap.


 

Biasanya Kami belanja di Salah Satu Supermarket di sana untuk melengkapi Kebutuhan saja, semisal sedang bosan dengan Makanan di Restoran Hotel, terutama di Makkah, yang kebanyakan mengandung Lemak, dan Daging Kambing, baru Kami belanja Pop Mie, dan sebagainya.


 

Sebagai saran, jika Hasrat untuk belanja sudah sulit terbendung, Kamu dapat melakukan saat hari - hari terakhir di mana Kegiatan Ibadah Umroh maupun Hajinya sudah terpenuhi semua. Dan jangan lupa untuk Incip, dan membeli Hal Otentik seperti Ayam Al Baik, Juice Buah Nan Segar, Parfum, hingga Emas Arab Rasa 24 Karat.


 

8. Selalu sedia Handphone + Kuota agar Komunikasi Kamu tidak terputus !


 

Hal ini sangat penting, mengingat Lokasi Masjid Nabawi + Masjidi Haram, yang super luas, ditambah Jutaan Umat Muslim Seluruh Dunia berkumpul di sana baik saat melakukan Ibadah Umroh maupun Haji, agar jika Kamu tersesat, Kamu masih dapat berkomunikasi dengan Kerabat maupun Teman Serombongan ataupun Muthawif (Pemimpin Rombongan), yang ditunjuk oleh Biro Perjalanan Haji & Umroh.




Terlebih Kamu masih dapat menggunakan Google Maps, jika benar - benar tersesat. Jika di Makkah mungkin agak lebih mudah dalam mencari Arah Pulang menuju Hotel, yang memang berada di Sekitar Lokasi Masjidil Haram.


 

Contohnya saja Hotel Kami (Makkah a.k.a Hilton Hotel) Lokasinya memang berdekatan dengan Kompleks Zam - Zam Clock Tower, jadi tinggal lihat Gedung Pencakar Langit itu saja sebagai patokannya. Terlebih Hilton - Makkah Hotel sebagai Gedung juga mempunyai Bentuk, yang cukup unik.


 

Namun, yang jadi pertanyaan bagaimana dengan Kota Madinah. Saat Kamu sedang menunaikan Ibadah Shalat di Masjid Nabawi. Di mana Lokasi Sekitar mempunyai Gedung, yang agak mirip, dan Tinggi yang terbilang sama serta tidak boleh melebihi dari Menara Masjid Nabawi ?


 

Selain menghafal Pintu (Gate) yang searah dengan Hotel Tempat Kamu menginap, Handphone juga diperlukan agar Kamu tidak tersesat. Lagipula dengan adanya Handphone, Kamu masih dapat memotret Lokasi/ Tempat, yang dapat dijadikan patokan selain untuk berkomunikasi, dan menelusuri arah via Google Maps maupun Aplikasi Maps - Penunjuk Arah Lainnya. Untuk itulah Handphone + Kuotanya harus ada saat Kamu ingin berpergian.



Salah Satu Outlet Grapari di Kota Makkah
Via : https://www.radarsulteng.net


 

Kami sendiri selalu menggunakan Paket Data dari Telkomsel. Alasannya simple ! Selain nggak mau ribet, Kartu Pasca Bayar Kami juga sudah dilengkapi Ambang Batas Pemakaian, yang biasa Kami gunakan saat berpergian ke Luar Negeri. Tinggal pilih Paket Data Roaming apa yang akan digunakan. Ketika itu Kami menggunakan Paket Data Roaming Umroh - 17 Hari Telkomsel dengan Harga Rp. 425.000,- + PPN 11% (Rp. 46.750,-), Total yang harus dibayarkan : Rp. 471.750,- .



 

Dengan Perincian :

·      Masa Aktif 17 Hari

·      Roaming Umroh 18 GB

·      Roaming Negara Transit 2 GB




Terlebih Jaringan Grapari Telkomsel juga ada di Beberapa Titik baik di Madinah, dan Makkah, yang dapat melayani Para Pelanggan apabila mengalami gangguan pada signalnya, Adapun Kantor Layanan Para Pelanggan Telkomsel ada di : Hotel Tabah Tower dan Hotel Amjad Al Garaa (Madinah), Zam - Zam Tower atau Abraj Al-Bait, Hotel Al Kiswah Tower 4, dan Hotel Arkan Bakkah 2 (Makkah).


 

Sebenarnya Kamu masih dapat membeli SIM Card Made In Saudi Arabia (Arab) dengan Kisaran Harga mulai dari 30 - 35 Riyal (Jika dikurskan 1 Riyal Saudi (SAR) = Rp. 4.500.-) atau sekitar Rp. 135.000,- - 157.500 untuk masa 9 Hari. Memang lebih murah, namun jika tidak ingin ribet melepas SIM Card terlebih Handphone dengan Baterai Tanam di mana harus buka dulu SIM Card, yang kecil itu, lebih baik menggunakan SIM Card Asal Indonesia, yang biasa Kamu pakai. Terlebih ketika Kamu menghubungi Kerabat, Mereka jadi tidak kaget lantaran Nomor Kamu tetap sama (Tidak ganti Nomor).



 

Adapun Provider SIM Card Made In Saudi Arabian : 

Sawa Visito Line (STC), Mobily & Zain.



 

9. Bawa Uang Riyal secukupnya saja !



Kami sarankan untuk membawa Uang Riyal secukupnya saja. Terlebih ATM Indonesia Berlogo Visa, dan Mastercard dapat dilakukan Tarik Tunai pada Mesin ATM Al - Rajhi Bank, Sebuah Bank yang berasal dari Arab Saudi dan merupakan Bank Syariah terbesar di Dunia berdasarkan modal. ATM ini dapat dinikmati seluruh Nasabah Pengguna ATM Bersama di lebih dari 45 ribu ATM Al - Rajhi Bank di Arab Saudi, yang juga meliputi Kota Makkah, dan Madinah.


 

Hingga saat ini, Beberapa Bank Made In Indonesia juga bergabung dalam layanan ATM Lintas Batas (Cross Border) ini, antara lain : BNI, BCA, Bank Jatim, BRI Syariah, BRI, Bank NTB Syariah, Bank DKI, Bank Mandiri, Bank Syariah Mandiri, Bank DIY, Bank Jabar, Bank Sumut, Bank Kaltimtara, dan BNI Syariah. Biaya Administrasinya juga Terjangkau (Affordable) sekitar 4 SAR atau setara Rp. 18.000,- . Dengan Pecahan 50 maupun 100 Riyal, yang dapat Kamu ambil via Mesin ATM Al - Rajhi Bank.


 

Selain itu, Kamu juga dapat mempergunakan Kartu Kredit (CC) dengan Logo Visa maupun Mastercard. Tapi yang perlu diingat Kamu harus mempergunakannya dengan sangat hati - hati, sebab ada Bunga, yang cukup besar, dan harus dibayarkan di Bulan Depan. Jadi menurut Hemat Kami, Kamu harus mempersiapkan uang, yang cukup agar dapat dibayarkan pada Bulan Depan, dan tidak menimbulkan Bunga. Atau Kamu dapat mencicil Maksimal 12 kali (1 Tahun) agar tidak ada Bunga, dan terbebas dari Praktek Riba.


 

Pemakaian Kartu Kredit (CC) biasanya dipergunakan untuk Nilai Pembayaran, yang cukup besar seperti membeli Perhiasan, terutama Emas. Di mana Kamu takut mengambil uang di Mesin ATM dalam jumlah besar, terlebih mungkin juga ada batas pengambilan, sedangkan Mesin Debit untuk Bank Indonesia tidak berlaku, sehingga Satu - Satunya Jalan menggunakan Kartu Kredit (CC) Berlogo Visa maupun Mastercard.


 

Untuk Pembayaran melalui QRIS via Aplikasi, Kami belum pernah mencoba. Namun setahu Kami via Aplikasi BCA Mobile baru dapat digunakan Cross Border (Lintas Batas) pada Negara Lingkup ASEAN, seperti : Singapura, Thailand, dan Malaysia.


 

Link :

https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20200218170828-78-475829/jemaah-haji-indonesia-bisa-tarik-tunai-atm-di-tanah-suci


 

https://www.bca.co.id/id/informasi/Edukatips/2023/05/11/10/48/ini-dia-negara-yang-bisa-transaksi-qris-lintas-negara-cross-border-lewat-bca-mobile






 

Memasuki Masjid Nabawi, Kami menemukan suasana yang benar - benar nyaman. Di mana Pelataran Masjidnya ditutupi oleh Payung Raksasa Otomatis, yang dapat ditutup saat hujan maupun terik matahari sedang panas menyengat, dan Jika Malam Hari saat cuaca cerah, Payung Raksasa itu dapat terbuka. 


Kipas Pendingin berada di Bawah pada Setiap Payung Raksasa, yang menyemprot ke segala arah, sehingga Kami maupun Para Jamaah Lainnya saat melaksanakan Ibadah Shalat tidak merasakan hawa panas sama sekali. Jika tidak salah Kipas Pendingin itu terdapat 2 Kipas, yang terletak di bawah pada masing - masing Payung Raksasa.



Air Zam - Zam tetap tersedia di Masjid Nabawi !

 

Uniknya, walaupun Kota Madinah tidak mempunyai Sumber Mata Air Zam - Zam, yang mana Sumurnya berada di Sekitar Ka’bah - Masjidil Haram, Makkah, namun Air Zam - Zam ini juga tersedia di Setiap Tempat pada Ruang Shaf Shalat Belakang maupun Samping Masjid Nabawi - Madinah. Pemerintah Arab Saudi sengaja menyalurkan Air Zam - Zam itu melalui Pipa Bawah Tanah ke Kawasan Kudai - Pinggiran Makkah Arab Saudi



Dari Tempat inilah setelah Air Zam - Zam mengalami Penyaringan (Filtrasi), baru didistribusikan baik ke Masjidil Haram (Makkah) maupun ke Masjid Nabawi Madinah. Sekitar 400 Ton setiap harinya, saat Musim Haji maupun Umroh, Air Zam - Zam itu didistribusikan dari Makkah ke Madinah untuk dapat dikonsumsi oleh Para Jamaah Umroh maupun Haji.



Itulah mengapa saat Kami berada di Masjid Nabawi maupun Masjidil Haram, Kami sama sekali tidak merasakan rasa haus disebabkan Air Zam - Zam selalu tersedia di Setiap Tempat baik di Masjid Nabawi maupun Masjidil Haram. Air Sejuta Manfaat bagi Kesehatan, yang sarat akan protein ini, memang membuat Kami tidak merasakan haus sama sekali, meski cuaca saat itu sedang panas - panasnya.


 

Kalau dibandingkan, 



Meski cuaca di Madinah & Makkah mungkin lebih panas dari Indonesia, terutama Kota Madiun, Kota Domisili Kami, namun panas di sana tidak berkeringat di badan. Itulah yang menyebabkan Pakaian Kami tidak bebau keringat meski terkadang dua hari sekali Kami ganti. 



Terlebih Adanya Kipas Angin, dan Payung Raksasa Otomatis di Plataran Masjid Nabawi, juga membuat Lokasi Sekitar Hotel Kami menginap juga menjadi terasa sejuk. Entah itu ada Efek Domino, karena Lokasinya memang berdekatan entahlah, akan tetapi memang cukup sejuk.



Madinah "Kota Kucing" !


 

Kami juga menemukan Banyak Kucing (Hewan Kesayangan Rasulullah SAW) dalam keadaan gemuk, dan menyehatkan. Identiknya Madinah sebagai Kota Kucing memang sulit untuk dipisahkan.


 

Inilah, yang menyebabkan selain menjadi Kota, yang aman & nyaman, di mana selalu diberi keberkahan oleh Allah SWT, dan Baginda Rasul SAW selalu mendoakan bagi Kota Ini agar nampak selalu bercahaya sesuai dengan Namanya Al-Madīnah Al-Munawwarah, "Kota yang bercahaya" atau "Kota yang cemerlang", 



Kota Madinah ternyata juga menjadi Salah Satu Kota Tersehat di Dunia. Pengakuan itu diberikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang mendefinisikan Sebuah Kota Sehat : Sebuah Wilayah yang terus menciptakan dan meningkatkan lingkungan fisik dan sosial, serta memperluas sumber daya komunitas untuk menjalan fungsi kehidupan dan berkembang secara maksimal. Termasuk dalam lingkup Kota Madinah, dan Masjid Nabawi sebagai Salah Satu Kota, dan Tempat Suci bagi Umat Muslim di Dunia.


 

Link :

https://www.cnnindonesia.com/internasional/20210124225200-120-597823/who-tetapkan-madinah-salah-satu-kota-tersehat-di-dunia


 

At RoofTop Masjid Nabawi 





At RoofTop Masjid Nabawi - Madinah


 

Ada yang berbeda ketika Kami menjalankan Ibadah Shalat baik Shalat Fardu Berjamaah maupun Sunah di Masjid Nabawi. Sisi menarik, yang selama ini menjadi Tempat bagi Para Jamaah untuk lebih khusyuk dalam berdoa adalah RoofTop, yang berada di Lantai Teratas dari Masjid Nabawi.   


 

Tempat ini Kami dapati ketika Saya (Penulis) tidak kebagian Tempat saat ingin menjalankan Ibadah Shalat Jumat baik di dalam maupun Plataran Masjid Nabawi. 



Maklum Setiap Shalat Wajib Berjamaah di sana, memang tampak dipadati oleh Para Jamaah, di mana 1 Jam sebelumnya Para Jamaah harus sudah datang di Masjid. Terlebih Ibadah Shalat Jum’at, yang hanya 1 kali dalam Seminggu, ditambah biasanya Waktu Ibadah Umroh, hanya punya waktu 1 kali untuk Shalat Jum’at di Tanah Suci, jika Waktu melakukan kegiatan Umroh hanya 9 Hari di sana, Jadi wajar jika Para Jamaah ingin merasakan Ibadah Shalat Jum’at di Tanah Suci. 



Baik itu Laki - Laki maupun Perempuan sama saja, Mereka ingin berlomba, dan merasakan untuk Shalat Jum’at baik di Masjid Nabawi - Madinah maupun Masjidil Haram - Makkah. Sehingga Wajar ketika Shalat Jum’at nampak lebih padat (crowded) dibandingkan saat melaksanakan Shalat Fardu Berjamaah.    


 

Ketika itu Para Tentara Arab (Askar) sengaja menempatkan Saya (Penulis) di Lantai 2 menuju RoofTop Madinah. Dan Alhamdullilah menuju Tempat Ini searah dengan Gerbang (Gate) 326, yang lokasinya berdekatan dengan Al Anwar MovenPick Hotel, Tempat Kami menginap. Tinggal searah masuk ke Pintu 8 atau jika tidak ingin capek ada Tangga Berjalan (Eskalator) di Pintu 21, yang lokasinya berdekatan dengan Pintu 8. 



Pintu 21, yang mana terdapat Eskalator menuju RoofTop, Saya dapatkan ketika selesai melakukan Ibadah Shalat Malam berlanjut ke Shalat Subuh. Saya melihat ada Bagian Bilik (Ruang), yang ternyata dikhususkan bagi Ruang Eskalator. Cukup menghemat Tenaga ! Mengingat jika menggunakan Tangga, Saya butuh Beberapa Langka (Step) untuk menuju ke Roof Top Masjid Nabawi. Namun sepertinya RoofTop Masjid Nabawi hanya dikhususkan bagi Para Jamaah laki - laki.




RoofTop Masjid Nabawi sebagai Tempat, yang sunyi, dan penuh kesyahduan !


 

RoofTop Masjid Nabawi, memang menjadi Tempat yang paling hening, dan sunyi untuk meminta Segala Doa, dan Ampunan. Jujur, Saya berkali - kali termehek - mehek saat melakukan Serangkaian Ibadah Shalat Malam (Taubat, Tahajud, Hajat) di Tempat Ini. Tak ada yang bisa terucap kata selain meminta ampunan, dan doa agar diberikan Keselamatan, dan Keberkahan bagi Kami Sekeluarga (Saya & Istri) baik di Dunia maupun di Akhirat nanti.



Tempat, yang sangat tenang untuk membaca Surat Yasin, Tahlil, dan Sholawat sampai menunggu Waktu Shalat Subuh. Biasanya di Sepertiga Malam Terakhir, sekitar Jam 3 - 3.30 Waktu Arab Saudi (WAS), Kami lekas menuju Masjid Nabawi. Sekitar 3 Jam Lebih, Saya rutin melakukan Ibadah Malam dilanjutkan dengan membaca Surat Yasin, Tahlil, dan Sholawat sambil menunggu Sholat Subuh, di Sekitar Pukul 05.30 Waktu Arab Saudi (WAS)


 

RoofTop Masjid Nabawi menjadi Gambaran Sebuah Tempat Ketenangan, dan Keagungan, yang diciptakan oleh Allah SWT. Sebagai Sang Maha Pencipta, yang menciptakan Masjid Nabawi, Suasana (Atmosphere) Sekitarnya begitu Indah. Sulit untuk terlukis. 



Jadi wajar jika Beberapa TravelBlogger maupun Influencer seperti @amritsaraje I RAJE membagikan Pengalamannya ketika melaksanakan serangkaian Ibadah di RoofTop Masjid Nabawi - Madinah.


 

Sungguh Indah Keagungan Allah SWT lewat Tempat Ini !


 

At Raudhah





At Raudhah Masjid Nabawi - Madinah


 

Raudhah, yang berarti Taman Surga menjadi Salah Satu Penantian bagi Umat Muslim di Seluruh Dunia (termasuk Kami) untuk dapat berdoa di Tempat Ini. 



Sebuah Tempat Paling Mustajab untuk berdoa, dan memohon Segala Ampunan. Tempat diantara Rumah, dan Mimbar Baginda Rasul dalam mensyiarkan Agama Islam agar dapat diterima oleh Penduduk Madinah, yang mana sebelum Hijrahnya Rasulullah SAW, Penduduk Madinah beragama Yahudi, Nasrani, dan Penganut Agama Kristen Kuno (Paganisme). 



Tempat Ini juga menjadi Makam Nabi Muhammad SAW, dan Para Sahabatnya (Khalifah Abu Bakar Ash Shiddiq RA dan Umar bin Khattab RA) selaku Sahabat Nabi yang paling setia lagi bertakwa, dan terletak di dalam Sebuah Masjid Kubah Hijau di Sudut Tenggara Masjid Nabawi Madinah



Karena itu Raudhah, yang juga bagian dari Kompleks Masjid Nabawi, menjadi Tempat, yang cukup dipadati oleh Para Peziarah, yang notabenenya Jamaah Umroh & Haji dari Seluruh Dunia.




Para Pejuang Raudhah (1)


 

Kami (Sy, Istri, dan Kakak) cukup punya Pengalaman, yang tak terlupakan di Tempat Ini, khususnya Istri Saya. Jika Saya hanya sekali memasuki Raudhah, tak demikian dengan Istri yang harus dua kali, menunggu di Keesokan Harinya, disebabkan kondisi, yang cukup padat saat itu, dan Aplikasi Nusuk tidak dapat berjalan secara optimal meski sudah memakai Biro Travel Terpercaya.


 

Ya ! 



Jadwal Ziarah Jamaah Pria, dan Wanita untuk masuk ke Raudhah memang lebih banyak Jadwal Waktu Jamaah Pria. Jika Jamaah Pria Waktunya mulai  11.30 Waktu Arab Saudi (WAS) sampai menjelang pagi, namun tak demikian dengan Jamaah Wanita, yang waktunya dibatasi  06.30 - 11.30 waktu Arab Saudi (WAS). Inilah, yang menyebabkan terkadang Pihak Travel kesulitan untuk memenuhi Semua Jamaah Wanita agar dapat masuk ke dalam Raudhah, meski sudah mendaftarkannya secara online via Aplikasi Nusuk. Walhasil Istri Sy, dan Beberapa Orang Lainnya sempat terpisah dari Rombongan Jamaah Perempuan dan harus mengulang di Ke Esokan Harinya.


 

Memasuki Raudhah memang cuku sulit. Dari Medannya, yang dipenuhi oleh Lautan Manusia rasanya sulit untuk mendaftarkannya secara Individu tanpa melalui Agen Travel. Beberapa Jamaah Asal Malaysia, yang Kami temui memang mendaftarkannya via Aplikasi Nusuk secara Personal tanpa melalui Agen Travel. Meski sudah dilakukan Persiapan secara baik (Well Prepared), tetap saja tidak tembus saat dilakukan Pemeriksaan oleh Para Askar. Terlebih di Jadwal memang nampak penuh, yang ditandai dengan Warna Merah. Entahlah jika itu dilakukan Seminggu Sebelumnya mendaftarkan Via Aplikasi Nusuk.




Nusuk - Platform Aplikasi Resmi Umroh & Haji
Via : https://www.nusuk.sa/id


 

Sebagai Informasi Tambahan,


 

Aplikasi Nusuk : Sebuah Platform Aplikasi, yang memberikan Kemudahan Para Wisatawan Dunia, khususnya Para Jamaah Umroh & Haji baik secara Individu maupun melalui Agent Travel untuk dapat mengajukan Visa Elektronik, Ziarah (Termasuk Raudhah), Tempat Wisata, Pemesanan Hotel, dan Penerbangan saat berada di Arab Saudi (Khususnya Makkah, dan Madinah). Meski dapat dilakukan secara Personal, namun ada Beberapa Tempat, yang harus didaftarkan melalui Agen Travel Umroh & Haji, seperti saat di Raudhah.




Para Pejuang Raudhah (2)


 

 

Ya !

 

Saat Saya, dan Kakak berhasil memasuki Raudhah, Saya berusaha untuk menyemangati Istri agar selalu berdoa, dan jika di Ke Esokan Harinya, ternyata tidak dapat memasuki Raudhah, ya jangan terlalu sedih & kecewa, mengingat Kondisi Medannya, yang cukup sulit, dan memang dipadati oleh Para Jamaah dari Seluruh Dunia. 




Sedih & Kecewa boleh, tapi jangan terlalu. Kondisi Fisik Kami, yang sudah tak muda lagi juga menjadi Alasannya. Berpasrah, dan berdoa meminta jalan agar di Ke Esokan Hari dapat masuk ke Raudhah menjadi Jalan Terbaik. 



Alhamdulillah Wa Syukurillah, Istri Sy dapat memasuki Raudhah di Ke Esokan Pagi Harinya, dan setelah itu, tepat Pukul 14.00/ 2 Siang Waktu Arab Saudi (WAS) selepas Shalat Dzuhur, Kami langsung bergegas ke Makkah untuk menunaikan Ibadah Umroh.



At Masjid Kubah Hijau - Raudhah


 

Saat di Raudhah, yang paling terbaik adalah berdoa !


 

SebagaiTips :


 

Saat Kamu shalat di Raudhah, Perbanyaklah Doa saat sujud. Jadi Sujudnya dilamakan sambil meminta Pengampunan ke Allah SWT. Sebab apabila selesai Shalat, Kamu berdoa, dijamin cepat diusir oleh Para Tentara Arab (Askar), karena memang antriannya yang sangat Panjang. Jadi berdoanya ketika sedang Shalat terutama saat sujud, yang lama. Tempat Shalatnya di antara Rumah, dan depan Mimbar Dakwah Nabi Muhammad SAW.



 

Alamat :

Al Haram, Madinah 42311, Arab Saudi



City Tour Madinah




City Tour Madinah




It’s Time For City Tour !   

 

Ini Waktunya untuk Tour Dalam Kota

 

Meski Kami lebih memilih (prefer) untuk mendahulukan Kegiatan Ibadah baik saat di Masjid Nabawi - Madinah maupun Masjidil Haram - Makkah, namun Kami masih dapat melakukan City Tour Tipis - Tipis untuk sekedar jalan - jalan & berwisata religi demi melihat Bukti Kebesaran Allah SWT atas apa yang telah diciptakanNya. Di Sela Perjalanan, Kami juga sedikit banyak mengetahui lewat Muthawif, yang memandu Rombongan Kami, Ustadz Ben Ally & Sidki Maulana tentang Perjalanan Wisata ini saat mengunjungi ke Beberapa Tempat Bersejarah baik di Madinah maupun Makkah.

 

Lalu bagaimana Kami harus membagi Waktunya di saat Kami lebih mendahulukan untuk melakukan Kegiatan Ibadah dibandingkan ikut City Tour secara lengkap ? 


Kami lebih memilih (Prefer) menggunakan Bis 
Dalam melakukan City Tour
Baik di Kota Madinah maupun Makkah !



 

Ya !

 

Kami  mencoba memilah City Tour mana saja, yang dapat Kami ikuti maupun tidak. Jika itu menggunakan Bis dibandingakan Transportasi Kaki, alias berjalaan Kaki, he .. he .. he .. Pastinya Kami lebih memilih menggunakan Bis. Sebab Waktu yang hanya 9 Hari rasanya akan terasa berat jika Program City Tour itu dilakukan secara menyeluruh baik di Madinah maupun Makkah, baik menggunakan Bis maupun berjalan kaki. 



Sebab Menurut Hemat Kami, yang lebih baik adalah menjalankan Ibadah Umroh, dan Shalat Wajib Berjamaah maupun Sunah di Masjid Nabawi maupun Masjidil Haram. Kegiatan Ibadah Umroh juga merupakan Ibadah Fisik, yang mana banyak dilakukan dengan berjalan Kaki serta Puncaknya saat melakukan Serangkaian Rukun Ibadah Umroh di Makkah baik Tawaf maupun Sa’i. 


Terlebih Kami juga melakukan Badal Umroh untuk mengUmrohkan Almarhumah Mbah dan Almarhum Bapak. Jadi Kegiatan City Tour ini memang harus lebih selektifInsya Allah jika diberi kesempatan lagi untuk balik ke Tanah Suci dalam rangka Haji maupun Umroh Kembali, Kami akan coba mengunjungi Tempat - Tempat, yang belum sempat Kami kunjungi sebelumnya lewat Program City Tour. 



Sebab rasanya, Jika diberi Kesempatan baik Kelapangan Rezeki maupun Kesehatan, Kita sebagai “Human” perlu meRecharge kembali dengan melakukan Perjalanan Religi baik Umroh maupun Haji. Jiwa - Jiwa, yang terkadang Kosong, terkontaminasi dari Permasalahan Keduniawian, yang begitu fanah rasanya memang perlu diRecharge kembali. Untuk dapat sekedar Berdoa, dan Mendekatkan Diri agar Lebih Dekat lagi kepada Allah SWT sebagai Sang Maha Pencipta sekaligus Penyayang Hambanya.


 

Dan Kami cukup merasakan Suasana (Atmosphere) Itu. Vibes untuk menjadi Orang, yang lebih baik lagi, benar - benar Kami temui saat melakukan Ibadah Umroh di Tanah Suci. Harapan Kami, sepulangnya dari Ibadah Umroh, Kami juga dapat menjadi Pribadi, yang dapat berproses lebih baik dari sebelumnya “To Be A Better Person”, dan diterima dengan dengan sepenuhnya oleh Allah SWT menjadi “Umroh yang Mabrur” !


 

Untuk itulah, Kami mengunjungi Masjid Quba, Jabal Uhud, Kebun Kurma serta tak lupa melewati Masjid Kiblatain, Khandak, dan kembali ke Hotel tepat di Hari Jumat, Tanggal 17 November 2023. Jadi Perjalanan City Tour, yang menggunakan Bis di Ketiga Tempat Itu harus sudah selesai Sebelum Shalat Jum’at Jam 12.20 Waktu Arab Saudi (WAS) 


At Masjid Quba



At Masjid Quba




Masjid Quba menjadi Destinasi City Tour Pertama Kali Kami saat di Madinah. Masjid Pertama, yang dibangun oleh Rasulullah SAW pada Tahun 1 Hijriyah atau sekitar Abad ke 7/ 622 Masehi di Quba. Quba sendiri merupakan Daerah sekitar 5 km di Sebelah Tenggara Kota Madinah. 



Dalam Al Qur'an disebutkan bahwa Masjid Quba adalah masjid yang dibangun atas dasar takwa berdasarkan QS. At - Taubah : 108. Jadi walaupun pahalanya tidak setara saat Kami shalat di Masjid Nabawi, yang berpahala 1000 kali lipat atau saat di Masjidil Haram, yang berpahala 100.000 kali lipat, akan tetapi menurut Ustaz Turmuzi saat memberikan Informasi kepada Para Jamaah Umroh NRA Tour and Travel di Hari Senin (9/10/23), menyatakan :


 

"Barangsiapa yang datang ke Masjid Quba kemudian sudah berwudhu di rumah lalu melakukan salat sunnah 2 rakaat pahalanya seperti melakukan Ibadah Umroh,"



Hal ini juga diperkuat di dalam Al Qur'an surah At - Taubah ayat 108 :


 

لَا تَقُمْ فِيهِ أَبَدًا ۚ لَمَسْجِدٌ أُسِّسَ عَلَى التَّقْوَىٰ مِنْ أَوَّلِ يَوْمٍ أَحَقُّ أَنْ تَقُومَ فِيهِ ۚ فِيهِ رِجَالٌ يُحِبُّونَ أَنْ يَتَطَهَّرُوا ۚ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُطَّهِّرِينَ


 

Arab - Latin: Lā taqum fīhi abadā, lamasjidun ussisa 'alat-taqwā min awwali yaumin aḥaqqu an taqụma fīh, fīhi rijāluy yuḥibbụna ay yataṭahharụ, wallāhu yuḥibbul-muṭṭahhirīn


 

Artinya: Janganlah kamu bersembahyang dalam Masjid itu selama - lamanya. Sesungguhnya masjid yang didirikan atas dasar takwa (Masjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu sholat di dalamnya. Di dalamnya masjid itu ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bersih.

 

Link :

https://www.detik.com/hikmah/haji-dan-umrah/d-6981853/salat-di-masjid-quba-pahalanya-setara-umrah# 



Via : https://kemenag.go.id


 

Menurut Sejarahnya :


 

Pembangunan Masjid Quba awalnya diusulkan oleh Ammar bin Yasir. Ia merupakan anak muda yang orang tuanya disiksa oleh Abu Jahal karena mempertahankan aqidah. Dia salah satu pemuda beriman, dan bertakwa.


 

Ammar bin Yasir berkata," Ya Rasulullah bagaimana kalau kita membangun masjid di sini ? Lalu Rasulullah setuju dan dengan para sahabat mulai membangun Masjid Quba.


 

Dari pohon kurma atapnya dari dahan kurma. Lantainya hanya pasir. Ini Masjid Quba yang dibangun pertama kali.


 

Masjid ini telah beberapa kali mengalami renovasi. Khalifah Umar bin Abdul Aziz adalah orang pertama yang membangun Menara Masjid ini. Sekarang renovasi masjid ini ditangani oleh Keluarga Saud. Mengutip buku berjudul Sejarah Madinah Al - Munawarah yang ditulis Dr Muhamad Ilyas Abdul Ghani, Masjid Quba ini telah direnovasi dan diperluas pada Masa Raja Fahd ibn Abdul Aziz pada 1986. Renovasi dan peluasan ini menelan biaya sebesar 90 juta riyal yang membuat masjid ini memiliki daya tampung hingga 20 ribu jamaah.



Masjid Quba kini !




Meskipun sangat sederhana, Masjid Quba boleh dianggap sebagai contoh bentuk daripada masjid - masjid yang didirikan orang di kemudian hari. Bangunan yang sangat bersahaja itu sudah memenuhi syarat - syarat yang perlu untuk pendirian Masjid. Masjid ini sudah mempunyai suatu ruang yang persegi empat dan berdinding di sekelilingnya.


 

Di sebelah utara dibuat serambi untuk Tempat Sembahyang yang bertiang pohon Kurma, beratap datar dari pelepah dan daun kurma, bercampurkan tanah liat. Di tengah - tengah ruang terbuka dalam Masjid yang kemudian biasa disebut sahn, terdapat sebuah sumur tempat wudhu, mengambil air sembahyang. Kebersihan terjaga, cahaya matahari dan udara dapat masuk dengan leluasa.


 

Masjid ini memiliki 19 pintu. Dari 19 pintu itu terdapat tiga pintu utama dan 16 pintu. Tiga pintu utama berdaun pintu besar dan ini menjadi tempat masuk para jamaah ke dalam masjid. Dua pintu diperuntukkan untuk masuk para jamaah laki-laki sedangkan satu pintu lainnya sebagai pintu masuk jamaah perempuan. Di seberang ruang utama masjid, terdapat ruangan yang dijadikan tempat belajar mengajar.


 

Saat akan memasuki bagian dalam Masjid, sebaiknya memperhatikan Petunjuk di dinding luar masjid. Itu adalah penunjuk pintu masuk yang dikhususkan bagi Jamaah Laki - laki atau Perempuan. Akan terpampang pada Sebuah Plakat yang ditempelkan ke dinding pintu masuk untuk Jamaah Laki - Laki maupun Perempuan.



 

Menariknya Banyak Penjual, yang notabenenya Anak Kecil menyajikan Barang Dagangannya. Biasanya Mereka menjual Parfum Arab Non Alkohol dengan Mini Size. Coba berbagilah di sana, jika memang diberi kelapangan Rezeki. Berlombalah dalam mencari Pahala di sana !


 

Megahnya Masjid Quba juga tampak diperindah dengan Puluhan bahkan Ratusan Burung Merpati, yang terbang di Sekitaran Plataran Masjid ini. Dan tentunya Kami tak akan melupakan Moment Ini.


 

Link :

https://id.wikipedia.org/wiki/Masjid_Quba

 


Alamat :

3493 Al Hijrah Rd, Al Khatim, Madinah 42318, Arab Saudi

              

At Jabal Uhud


At Jabal Uhud

 

Jabal Uhud menjadi Destinasi City Tour Kedua Kami saat berada di Kota Madinah. Letaknya tidak begitu jauh saat dari Masjid Quba. Sedangkan dari Kota Madinah, Jabal Uhud berada sekitar 5 Km sebelah utara Kota Madinah.


 

Menurut Wikipedia :


 

Jabal Uhud (Arab: جبل أحد) adalah : sebuah gunung di utara Madinah dengan ketinggian sekitar 1077 meter. Gunung ini adalah lokasi pertempuran kedua antara Rasulullah SAW bersama Para Sahabat dengan Pasukan Kafir Quraisy Makkah.


 

Pertempuran Uhud terjadi pada tahun ke 2 hijriyah, kaum muslimin yang berjumlah 700 pasukan dari Madinah yang dipimpin oleh Nabi Muhammad SAW, tempat di barat laut Jazirah Arab, dengan kaum kafir yang berjumlah 3000 pasukan yang di pimpin oleh Abu Sufyan.


 

Dalam perang Uhud ini Kaum Muslimin mengalami kekalahan dan pasukan kafir Quraisy memenangkan pertempuran ini.


 

Gunung Uhud terbentuk dari batu granit warna merah memanjang dari tenggara ke barat laut dengan panjang tujuh kilometer dan lebar hampir tiga kilometer. Gunung ini menjadi Gunung terbesar dan tertinggi (1050 meter) di Madinah. Di kaki gunung bagian selatan terdapat pemakaman Para Syuhada, salah satunya adalah Hamzah Bin Abdul - Muththalib, Paman dan Saudara Sepersusuan Nabi Muhammad SAW.


 

Link

https://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_Uhud





 

Hampir sama dengan Masjid Quba, ketika itu berhawa sejuk, meski cuaca cukup panas. Saat Kami berada di Jabal Uhud pun demikian. Kami merasakan Suasana (Atmosphere) itu. Dari Plataran Parkir Jabal Uhud, Ratusan Burung Merpati pun berterbangan seolah menjadi Pertanda Alam menyambut Kita sebagai Tamu Allah SWT, yang dirindukan. Kami merasakan suasana sejuk, dan nyaman walaupun sekali lagi cuacanya pun tetap panas namun tidak menimbulkan keringat. Hal ini sangat berbeda dengan Indonesia, yang cuaca sehabis hujan pun terkadang sumuk, dan berkeringat.


 

Dari Plataran Parkir dengan Latar Belakang (Background) Gunung Uhud, tak ragu Kami mengabadikan Moment Kebersamaan Ini.


 

Alamat :

Madinah, Arab Saudi

 

At Kebun Kurma


At Kebun Kurma


 

Setelah Kami mengunjungi Jabal Uhud, yang menjadi Tempat Pertempuran antara Kaum Muslim Beriman Madinah, yang dipimpin oleh Baginda Rasul, Nabi Muhammad SAW dengan Kaum Kafir Quraisy, yang dipimpin oleh Abu Sufyan dalam Suatu Peperangan, yang dikenal sebagai Perang Uhud, kini Kami menuju Kebun Kurma.


 

Kebun Kurma, yang Kami kunjungi jika tidak salah bernama Aryaf Taibah, Lokasinya berdekatan dengan Al - Noor Mall, Salah Satu Pusat Perbelanjaan, yang mengusung Konsep Minimalis Modern, dan agak jauh dari Pusat Masjid Nabawi.


 

Di Kebun Kurma Ini juga terdapat Pasar Kurma (Dates Market), yang menjual Aneka Jenis Kurma, mulai dari Kurma Termurah hingga Termahal, seperti : Ajwa, Mejdool maupun Ameber, yang dibandrol sekitar 380 rb/ Kg nya. Bahkan Kurma Kesukaan Nabi Muhammad SAW, Ajwa merupakan Hasil Produksi Kurma Terbesar bagi Kota Madinah sehingga sering mendapat julukan Dataran AjwaLand Of Ajwa” bagi Kota Madinah.



Sebuah Klaim yang layak bagi buah berjuluk “Kurma Nabi” itu. Kurma berwarna hitam tersebut merupakan salah satu makanan kesukaan Rasulullah Muhammad SAW. Kurma Ajwa pertama kali ditanam oleh Rasulullah di sebelah Masjid Quba, Madinah.


 

Nama Ajwa diambil dari nama anak Salman Al Farisi, seorang sahabat yang mewakafkan lahan kurmanya untuk perjuangan Islam. Untuk mengenang jasa - jasanya, Rasulullah menamakan kurma yang dimakannya saat berbuka puasa dengan nama Ajwa.

 


Dalam hadis riwayat Al-Bukhari dan Muslim, Rasulullah bersabda 



Barang siapa mengonsumsi tujuh butir kurma ajwa pada pagi hari, maka hari itu Ia tidak akan terkena racun maupun sihir” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)



Keutamaan Kurma Ajwa itulah yang membuat buah ini menjadi salah satu oleh - oleh wajib bagi Para Jamaah Haji & Umroh asal Indonesia khususnya saat berada di Madinah. Meskipun harganya lebih mahal dibandingkan jenis kurma lainnya, tetapi Ajwa tetap menjadi buruan.


 

Link :

https://prfmnews.pikiran-rakyat.com/pariwisata/pr-135099271/melihat-lebih-dekat-kebun-kurma-ajwa-di-madinah-makanan-kesukaan-nabi-muhammad-saw?page=all






Kebun Kurma memang Banyak dijumpai di Kota Madinah. Bahkan Kebun Kurma ini jarang atau mungkin tidak Kami temui di Kota Makkah. Iklim Kota Madinah, yang jauh lebih sejuk dibandingkan dengan Kota Makkah membuat Tanaman Kurma dapat berkembang dengan baik. Selain di Madinah, Perkebunan Kurma juga banyak terdapat di Kota Thaif maupun Provinsi Qassim, yang juga berhawa sejuk. 



Itulah mengapa saat menjalankan Ibadah Umroh maupun Haji, Kebanyakan Para Jamaah juga dijadwalkan untuk mengunjungi Perkebunan Kurma di Madinah. Selain memang Madinah sebagai Dataran Ajwa, Kurma, yang bernilai tinggi, dan menjadi Salah Satu Kurma Favorit bagi Baginda Rasul.


 

Dalam Sejarahnya Perkebunan Kurma di Madinah telah ada bahkan jauh sebelum Nabi Muhmmad SAW hijrah ke Kota Ini. Saat Baginda Rasul membangun Masjid Quba - Masjid Pertama, dan Tertua, yang dibangun oleh Baginda Rasul, Lokasinya juga berada diatas Kebun Kurma seluas 1.200 m2





 

Melihat Kebun Kurma Aryaf Taibah, Kami merasakan Suasana (Atmosphere) berbeda. Nuansa Khas Arabian sangat terasa saat Kami duduk santai selepas berbelanja Kurma.


 

Namun dilain Tempat juga terdapat Bakso, Salah Satu Kuliner Indonesia, yang dijual di sini. Harapannya agar dapat mengobati Rasa Rindu Para Jamaah akan Beberapa Kuliner Indonesia. Selepas meninggalkan Tanah Air hingga berhari - hari ke depannya … Pastinya Mereka Rindu & Cinta 1/2 Mati dengan Masakan Indonesia.


 

Alamat :

4193 Saad bin Sawada Al - Amiri, Al-Ayoun, Madinah 42331 8338, Arab Saudi    



At Masjid Khandaq



Dalam Perjalanan kembali ke Hotel selepas mengunjungi Kebun Kurma Aryaf Taibah, Kami melewati Masjid Kiblatain dan Khandaq. Kedua Tempat ini, memang tidak Kami datangi, mengingat ketika itu juga bertepatan dengan Shalat Jum’at, jadi Kami harus mempersiapkannya. 1 Jam Sebelumnya, Rombongan Kami di Bis 26 harus sudah sampai di Hotel, di mana Jadwal Shalat Jum’at di Madinah berada di Pukul 12. 35 Waktu Arab Saudi (WAS), ketika itu.


 

Kami melewati :

 

1. Masjid Kiblatain/ Qiblatain :



At Masjid Qiblatain



(Artinya: Masjid Dua Kiblat) adalah salah satu masjid terkenal di Madinah. Masjid ini mula-mula dikenal dengan nama Masjid Bani Salamah, karena masjid ini dibangun di atas bekas rumah Bani Salamah. Letaknya di tepi jalan menuju kampus Universitas Madinah di dekat Istana Raja ke jurusan Wadi Aqiq atau di atas sebuah bukit kecil di utara Harrah Wabrah, Madinah.


 

Pada permulaan Islam, orang melakukan salat dengan kiblat ke arah Baitul Maqdis (nama lain Masjid Al-Aqsa) di Yerusalem/Palestina. Baru belakangan turun wahyu kepada Rasulullah SAW untuk memindahkan kiblat ke arah Masjidil Haram di Makkah.


 

Peristiwa itu terjadi pada tahun ke - 2 Hijriyah hari Senin bulan Rajab waktu dhuhur di Masjid Bani Salamah (Qiblatain) ini. Ketika itu Rasulullah SAW tengah salat dengan menghadap ke arah Masjidil Aqsha. Di tengah salat, tiba-tiba turunlah wahyu surat Al Baqarah ayat 144, yang artinya:


 

Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang - orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Alkitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali - kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan


 

Setelah turunnya ayat tersebut di atas, berkata Seseorang dari Bani Salamah, "Ketahuilah, sesungguhnya kiblat telah diganti," maka Mereka berpaling sebagaimana mereka menghadap kiblat, dan kemudian meneruskannya dengan memindahkan arah kiblat menghadap ke Masjidil Haram. Merujuk pada peristiwa tersebut, lalu masjid ini dinamakan Masjid Qiblatain, yang artinya masjid berkiblat dua.



Via : https://hidayatullah.com


 

Masjid Qiblatain telah mengalami beberapa kali pemugaran. Pada Tahun 1987 Pemerintah Kerajaan Arab Saudi di bawah Raja Fahd melakukan perluasan, renovasi dan pembangunan konstruksi baru, tetapi tidak menghilangkan ciri khas masjid tersebut.


 

Kini bangunan Masjid Qiblatain memang memiliki dua arah mihrab yang menonjol (Arah Makkah dan Palestina), yang umumnya digunakan oleh Imam Salat. Setelah direnovasi oleh Pemerintah Arab Saudi, dengan hanya memfokuskan Satu Mihrab yang menghadap Kabah di Makkah dan meminimalisir Mihrab yang menghadap ke Yerusalem, Palestina. Ruang mihrab mengadopsi geometri ortogonal kaku dan simetri yang ditekankan dengan menggunakan menara kembar dan kubah kembar.


 

Kubah Utama yang Menunjukkan arah kiblat yang benar dan kubah kedua adalah palsu dan dijadikan sebagai pengingat sejarah saja. Ada garis silang kecil yang menunjukkan transisi perpindahan arah. Di bawahnya terdapat replika mihrab tua yang menyerupai ruang bawah kubah batu di Yerusalem, bernuansa tradisional. Sebelumnya Sultan Sulaiman telah memugarnya pada tahun 893 H atau 1543 M. Masjid Qiblatain merupakan salah satu tempat ziarah yang biasa dikunjungi Jamaah Haji dan Umroh dari seluruh dunia.


 

Link :

https://id.wikipedia.org/wiki/Masjid_Qiblatain#:~:text=Masjid%20Qiblatain%20(artinya%3A%20masjid%20dua,atas%20bekas%20rumah%20Bani%20Salamah.


 

2. Masjid Khandak/ Khandaq :



At Masjid Khandak/ Khandaq


 

Masjid - Masjid yang Tujuh (Arab: المساجد السبعة Al-Masajid As-Sab'ah) atau Sab'u Masajid merupakan salah satu kompleks bersejarah yang dikunjungi oleh para wisatawan Kota Madinah. Masjid ini merupakan gabungan dari tujuh masjid kecil, yang sebenarnya hanya enam masjid ditambah dengan Masjid Qiblatain yang dikunjungi dalam waktu yang bersamaan sehingga disebut dengan Masjid Tujuh. Tidak ada perintah dari Nabi ﷺ maupun dalil syari'at yang menunjukan atas keutamaan mengunjungi masjid - masjid ini. 


 

Masjid - masjid ini terletak di barat Gunung Sala' yaitu merupakan Tempat terjadinya Pertempuran Khandaq. Sebuah Peperangan antara Umat Muslim melawan Persekutuan Besar Kaum Yahudi dan Quraisy, yang terjadi pada Tahun Kelima Hijriah atau 627 Masehi. Nama lain dari Perang Khandaq adalah Perang Ahzab.


 

Link :

https://id.wikipedia.org/wiki/Pertempuran_Khandaq

https://www.kompas.com/stori/read/2023/06/02/210000579/apa-sebab-terjadinya-perang-khandaq?page=all



Mall To Mall







Tak seperti saat Kami berpergian ke Negara Lain, Pada Perjalanan Kali ini, Kami memang memfokuskan untuk beribadah dibandingkan memilih untuk jalan - jalan, apalagi berbelanja. 



Ya ! 



Perjalanan ke Luar Negeri kali ini, bukan Perjalanan Wisata Biasa melainkan Perjalanan Religi. Di mana Beribadah menjadi Tujuan Utama/ Fokus Kami.


 

Meski demikian di Sela Sepulang Beribadah, terkadang Kami jalan - jalan sebentar di Beberapa Pusat Perbelanjaan/ Pertokoan baik di Madinah maupun Makkah. Sekedar cuci mata ataupun membeli Keperluan selama Kami di Tanah Suci. 



Biasanya Kami menuju ke Mall di Sekitaran Hotel. Maklum Hotel Tempat Kami menginap memang terletak tidak jauh dari Pusat Ibadah baik di Masjid Nabawi Madinah maupun Masjidil Haram Makkah. Lokasinya juga memang dekat dengan Pusat Perbelanjaan (Mall) maupun Kawasan Pertokoan. Bahkan Hotel Kami menginap baik di MovenPick Madinah maupun Makkah Hotel & Tower a.k.a Hilton Hotel juga menyatu dengan Sebuah Pusat Perbelajaan (Mall), yaitu : Anwar Al Madinah Mall dan Hilton Tower Shopping Centre, yang Lokasinya juga tidak jauh dan menyatu dengan Abraj Al Bait Mall - Makkah Zam - Zam Tower Complex.


 

At Anwar Al Madinah Mall


At Anwar Al Madinah Mall



Lokasinya menyatu dengan Hotel Tempat Kami menginap Anwar Al Madinah MovenPick Hotel. Namun Kami tidak mengetahui apakah Mall dan Hotel ini juga dipunyai oleh Satu Pemilik (Owner), yang sama ? Namun yang jelas Hotelnya dikelolah oleh Accor GroupSebuah Group Hotel, yang mengelolah Jaringan Hotel Waralaba sekitar 3.700 Hotel di 5 Benua dengan berbagai merek dagang mulai dari Tingkatan Budget dan Penginapan Ekonomis hingga Akomodasi Mewah di Beberapa Tempat Eksotis Belahan Dunia. 



Di mana MovenPick Hotel berada di Kelas Premium Hotel bersama Mantis, Grand Mercure, Angsana, Pullman, Swissotel dengan Standar ***** .



Mallnya terlihat Jadoel
At Anwar Al Madinah Mall


 

Melihat Pusat Perbelanjaan (Mall) Anwar Al Madinah, Kamu jangan membayangkan saat berbelanja di Mall Terkenal, yang ada di Jakarta maupun Kota Besar Indonesia Lainnya. Meski Mall ini menyatu dengan Hotel MovenPick, yang cukup terkenal sebagai Hotel ***** , dan juga berada di Jantungnya Pusat Ibadah Masjid Nabawi - Madinah, namun Anwar Al Madinah jauh dari Kesan Modern, bahkan bisa dibilang layaknya Mall Tahun 80 - 90 an. Saya jadi membayangkan berjalan di Melawai Plaza/ RatuPlaza hingga Era Akhir 90 an. Btw Kedua Mall itu masih beroperasi nggak ya ?


 

Mungkin maksud Bangunannya menyesuaikan dengan Kultur Arab, yang terkesan Klasik. Terlebih Gedung Di Sekitar Masjid Nabawi memang terlihat, dan mempunyai ketinggian, yang sama. Merek (Brand) Internasional seperti : Uniqlo, Ralph Lauren - Polo, H&M, yang biasa Kita jumpai di Mall Indonesia jangan harap Kamu akan jumpai di sini. Bisa dibilang Kehadiran Merek (Brand) Internasional di Anwar Al Madinah Mall jarang. Tidak seperti Pusat Perbelanjaan (Mall) di Makkah, Mall di Madinah lebih dipenuhi oleh Toko Pakaian dengan Merek Lokal, yang biasanya menjual Pakaian Muslim semacam Gamis dan Perlengkapannya, hingga Sajadah. Itu, yang Banyak Kami jumpai di Mall Madinah.



Via : https://bindawood.com


 

Penyewa (Tenant) Bin Dawood semacam Super Store, yang meliputi Supermarket, Departement Store, hingga Perlengkapan Rumah Tangga, Alat Elektronik dan Mainan, menjadi yang terbesar. Super Store ini tersebar hampir di Seluruh Arab Saudi, seperti : Makkah, Madinah, Jeddah, Taif, hingga Khamis Mushayt. 



Toko BinDawood pertama dibuka di Makkah, Arab Saudi pada tahun 1984. Pada Agustus 2020, BinDawood mengoperasikan 27 hipermarket dan supermarket di Kerajaan di kota - kota besar seperti Makkah dan Madinah.


 

Link :

https://en.wikipedia.org/wiki/BinDawood_Stores#cite_note-3



Ajwa Cookies


  

Sebagai Informasi (For Your Information - FYI), Arab Saudi bisa dibilang terkenal akan Buah”an yang cukup menyegarkan (Fresh) dan baik secara kualitas dengan Harga yang lebih murah dibandingkan saat di Indonesia. Inilah yang menjadi Perburuan Kami berbelanja Buah terutama yang dikeringkan (Dried) maupun Olahan Buah seperti Juice juga menjadi Incaran Kami. Selain itu Coklat, Kue dan Biskuit juga Harganya jauh lebih murah bila dibandingkan saat berbelanja di Supermarket Indonesia. Namun jangan ditanya jika belanja Shampo, Sabun atau Bahan, yang mengandung Kimia harganya bisa dua kali lipat di sana.


 

Dan Inilah yang menjadi Perburuaan Kami untuk berbelanja Buah (Kurma, Anggur, Delima, Stroberi maupun Peach), Olahan Buah (Juice), hingga Coklat.     


 

Alamat :

Bada'ah, Madinah 42311, Arab Saudi   


 

2. Tiba di Makkah 




 


Setelah mengalami Proses, yang panjang demi memasuki Raudhah hingga dua kali, di mana Istri harus mengulang kembali di KeEsokan Harinya disebabkan pada Hari Pertama Ia gagal, finally tepat di Hari Minggu, Tanggal 19 November 2023, Jam 2 Siang, selepas Shalat Dzuhur di Pukul 12.35 Waktu Arab Saudi (WAS), Kami meninggalkan Kota Madinah menuju Makkah untuk menunaikan Ibadah Umroh.


 

Sebelumnya Muthawif Kami, Ustadz Ben Ali telah memberikan Arahan tentang Larangan saat sudah memakai Pakaian Ihram. Terlebih setelah Miqat, Batas Waktu/ Tempat dimulainya Niat Ibadah Haji, dan Umroh. Adapun Tempat Pengambilan Niat Ibadah Umroh saat itu adalah Masjid Bir Ali atau Masjid Miqat Dzul Hulaifah, yang menjadi Tempat Miqat bagi Jamaah Umroh maupun Haji, yang berasal dari Madinah atau melaluinya.  


 

1 Jam sebelum Shalat Dzuhur, Kami mempersiapkan segala seuatunya, bahkan jauh sebelum itu, tepatnya setelah mengerjakan Shalat Subuh, Kami melakukan Shalat Safar/ Shalat Berpergian dengan maksud agar Perjalanan Kami lancar. Bacaan Surat Al Kafirun setelah Surat Al Fatihah di Rakaat Pertama, dan Surat Al Ikhlas setelah Surat Al Fatihah di Rakaat Kedua, menajdi Hal Utama.  


 

Sejam Sebelumnya, Kami telah mempersiapkannya mulai dari Niat Mandi Ihram, seperti : mandi dengan sabun, mencukur & merapikan jenggot rambut ketiak & kemaluan, memotong kuku, dan Shalat Sunah Ihram 2 Rakaat, yang termasuk Beberapa Sunah Ihram. Hanya saja Kami agak takut dengan Penggunaan Parfum, yang dapat mengenai Pakaian Ihram. 



Oh iya sebagai Informasi Tambahan saat di Tanah Suci, Kami selalu memakai Parfum Arab, yang memang cirinya Bebas Alkohol. Harapannya agar Kita selalu dalam Keadaan Suci, dan terbebas dari Hal” Kotor. Takut saja menodai Kesucian dari Kota Madinah, dan Makkah sebagai Tanah Suci, yang dijamin oleh Allah SWT, meski dari Parfum BerAlkohol sekalipun.


 

*Penggunaan Parfum BerAlkohol memang dibolehkan untuk Shalat asal bukan dari Industri Khamar, yang memabukan, dan Penggunaannya tidak boleh berlebihan.





Pakaian Ihram
Via : https://www.bumiqu.org



Saat memakai Pakaian Ihram ada Beberapa Ketentuan & Larangan, yang harus diperhatikan :

 


1. Ketentuan memakai Pakaian Ihram :

 


- Memakai dua helai kain yang tidak berjahit

- Saat melakukan Tawaf, membuka bahu kanan dan menutup bahu kiri

- Disunahkan memakai kain berwarna putih

- Tidak boleh memakai baju, celana, dan sepatu yang menutup tumit, serta tidak

  boleh memakai tutup kepala.



 

2.    Larangan memakai Pakaian Ihram :



 

A. Larangan Bagi Jamaah Laki - Laki :

- Memakai pakaian biasa (seperti celana atau baju)

- Memakai kaus kaki atau sepatu yang menutupi mata kaki dan tumit

- Menutup kepala dengan topi, peci, dan sorban

B. Larangan Bagi Jamaah Perempuan :

- Menutup kedua telapak tangan dengan kaus tangan

- Menutup muka dengan cadar

C. Larangan saat berihram yang berlaku bagi seluruh Jamaah, baik Laki - Laki maupun Perempuan :

- Memakai wangi-wangian kecuali yang sudah dipakai di badan sebelum niat

  haji/umrah

- Memotong kuku dan mencukur atau mencabut rambut dan bulu badan

- Memburu dan menganiaya/membunuh binatang dengan cara apa pun, kecuali

  binatang yang membahayakan Mereka

- Memakan hasil buruan

- Memotong kayu - kayuan dan mencabut rumput

- Menikah, menikahkan atau meminang perempuan untuk dinikahi

- Bersetubuh dan perilaku yang mendatangkan syahwat

- Mencaci, bertengkar atau mengucapkan kata - kata kotor

- Melakukan kejahatan dan maksiat

- Memakai pakaian yang dicelup dengan bahan pewangi




Link :

https://blog.principal.co.id/id/ini-yang-perlu-diketahui-tentang-pakaian-ihram


 

Karena Berpakaian Ihram merupakan Rukun Umroh maupun Haji, yang apabila dilanggar akan menjadi tidak sahnya Pelaksanaan Ibadah Haji maupun Umroh. Maka Para Jamaah, yang lupa maupun melanggar aturan Berihram wajib membayar denda (dam), yaitu : 


 

- Menyembelih Kambing saat setelah melaksanan Ibadah Umroh di Makkah.

- Jika tidak mampu, maka orang tersebut harus bersedekah ke orang miskin

  (memberi makan) atau berpuasa 3 hari di saat haji dan 7 hari di Negaranya.


 

Miqat At Masjid Bir Ali



Miqat At Masjid Bir Ali


 

Tepat di Hari Minggu, Tanggal 19 November 2023, Jam 2 Siang, Kami meninggalkan Kota Madinah menuju Kota Makkah untuk menunaikan Ibadah Umroh. Tapi sebelumnya Kami melakukan Miqat, yang mana Tempat Pelaksanaan Niat untuk menjalankan Ibadah Umroh itu berada di Masjid Bir Ali.


 

Miqat sendiri mempunyai pengertian :


 

Miqat (Arab: ميقات, romanized: mīqāt, lit. 'tempat yang sudah ditetapkan') adalah batas waktu dan tempat bagi dimulainya Niat ibadah haji dan umrah (batas-batas yang telah ditetapkan). Apabila melintasi miqat, seseorang yang akan memulai ibadah haji dan umrah perlu mengenakan kain ihram dan berniat untuk melakukan ibadah haji, dan umrah.


 

Miqat yang dilaksanakan berdasarkan waktu disebut Miqat Zamani, sedangkan Miqat yang dilaksanakan berdasarkan tempat disebut Miqat Makani.


 

Miqat Zamani

Miqat Zamani (ميقات ﺯﻣﺎﻧﻲ) - batas waktu dan tempat yang ditentukan berdasarkan waktu:

 

- Bagi Haji, miqat bermula pada bulan Syawal sampai terbit fajar tanggal 10

  Zulhijah.

- Bagi Umroh, miqat zamani bermula pada sepanjang tahun pada waktu umrah

  dapat dilakukan.



Miqat Makani

Miqat Makani (ميقات مكاني) adalah tempat dimulainya Ibadah Haji dan Umrah yang telah ditetapkan dalam syariat. Di tempat ini seorang muslim pria hanya mengenakan pakaian ihram yang berupa dua helai kain putih yang merupakan simbol telah ditinggalkannya segala kenikmatan dunia. Terdapat Lima Miqat Makani di dunia.


 

Nama

Lokasi

Jarak dari Makkah

Ditetapkan oleh

Untuk jamaah dari

Qarnul -Manazil

As-Sail al-Kabir

82 kilometer (51 mi) timur laut

Muhammad

Najd

Yalamlam

Dekat Asy-Syafa

105 kilometer (65 mi) tenggara

Yaman

Dzat Irq

Dekat As-Sayl al-Kabir

110 kilometer (68 mi) timur laut

Umar

Iran dan Irak

Al - Juhfah

Rabigh

179 kilometer (111 mi) barat laut

Muhammad

Syam

Dzul -Hulaifah

Masjid asy-Syajarah

424 kilometer (263 mi) utara

Madinah

 

 

Sedangkan untuk Jamaah Indonesia, pelaksanaan Miqat bagi Jamaah Haji  & Umroh, yang mendarat di Jeddah, dan langsung melakukan Ibadah Umroh & Haji :

 

1)    Masjid Hudaibiyah

2)    Masjid Tan’im (Masjid Aisyah)

3)    Masjid Jaronah


  

Bahkan bagi Jamaah Haji, yang mendarat di Jeddah, dan langsung melakukan Ibadah Umroh, dan Haji dibolehkan untuk Tempat Pengambilan Niat (Miqat) di :

 

* Asrama Haji Embarkasi Tanah Air,

* Dalam Pesawat ketika melintas sebelum/sejajar dengan Yamlam atau Qarnul

   Manazil

* Bandara King Abdul Aziz Jeddah.


 

Link :

https://id.wikipedia.org/wiki/Miqat

https://www.detik.com/hikmah/panduan-haji-dan-umrah/d-6780410/miqat


 

Karena Kami mendarat di Madinah, yang mana Kami mengerjakan Ibadah Sunah terlebih dahulu sebelum mengerjakan Ibadah Umroh di Makkah, maka Tempat Pengambilan Niat Ibadah Umrohnya berada di Masjid Bir Ali atau Masjid Miqat Dzul Hulaifah.




Masjid Bir Ali
Via : https://kemenag.go.id


 

Menurut Wikipedia :



 

Masjid Bir Ali adalah Sebuah masjid di Madinah, Arab Saudi, yang merupakan tempat miqat bagi penduduk Madinah, ataupun yang hendak menunaikan ibadah haji atau umrah melewati Kota Madinah. Masjid ini dikenal juga nama : Masjid Miqat Dzul - Hulaifah (Arab: مسجد ذي الحليفة Masjid Dzi al-Hulaifah), Dzulhulaifah, Masjid Asy-Syajarah, Masjid Al-Miqat, Abyar 'Ali, Abar 'Ali, Miqat al-Ihram, Al-Ihram, Al-Muhrim atau Al-Hasa. Masjid ini terletak di Tepi Jalan Raya Madinah Makkah, tepatnya di Distrik Dzulhulaifah, di Sebelah Barat Wadi 'Aqiq, di Wilayah Abyar Ali, dengan jarak 14 kilometer dari Masjid Nabawi.



 

Masjid ini dibangun pada masa Umar bin Abdul Aziz yang memerintah Madinah (87 - 93 H) kemudian direnovasi pada masa Abbasiyah dan direnovasi lagi pada Utsmaniyah pada masa pemerintahan Sultan Mehmed IV (1058 - 1099 H). Pada waktu itu masjid masih berbentuk sangat kecil dan terbuat dari batu, dan belum ada Jamaah Haji dan Umrah yang singgah di masjid ini. Kemudian Raja Fahd bin Abdul Aziz memerintahkan untuk merenovasi dan membangun perluasan masjid.



 

Dikarenakan semakin banyaknya jumlah Jamaah Haji dan Umroh, Masjid ini telah diperluas beberapa kali lipat, dan diberikannya fasilitas yang diperlukan, sehingga masjid menjadi stasiun singgah bagi Para Jamaah yang bepergian. Masjid dibangun dengan bentuk persegi dengan luas 6.000 meter persegi, masjid terbagi menjadi dua bagian dan ditengahnya terdapat Lapangan dengan luas 1000 meter. Masjid ini memiliki kubah yang tingginya 16 meter dari permukaan tanah, Masjid ini dapat menampung 5000 jemaah salat, dan memiliki Satu Menara Adzan dengan bentuk tangga spiral dengan tinggi 62 meter.



 

Masjid ini memiliki ruangan untuk mengganti Kain Ihram dan Tempat Wudhu. Masjid ini memiliki pasar yang menjual kebutuhan Para Jamaah haji dan terletak di timur masjid. Di sebelah barat masjid terdapat parkir bus - mobil dan perkebunan kurma yang luas.



 

Link :

https://id.wikipedia.org/wiki/Masjid_Dzulhulaifah



 

Setelah Kami mengucapkan Niat untuk melaksanakan Ibadah Umroh di Masjid Bir Ali, berarti semua Ketentuan dan Larangan selama menjalankan Ibadah Umroh termasuk menjaga kesucian Pakaian Ihram harus benar diperhatikan.



 

Kini saatnya Kami menuju Kota Makkah untuk melaksanakan Ibadah Umroh … Bismillah ...




Perjalanan menuju Makkah




 

Perjalanan dari Kota Madinah ke Kota Makkah menggunakan Bis memakan Waktu kira - kira 5 - 6 Jam Perjalanan. Melewati semacam Jalan Tol Bebas Hambatan (Highway) yang terdiri dari 3 Lajur. Anehnya walaupun ketika itu di Bulan November termasuk Musim Puncak Liburan (Peak Season), Kami tidak merasakan sama sekali kemacetan. Tidak seperti saat Kami melewati Jalan Tol Lintas Jawa, di Beberapa Titik, terutama saat melewati Beberapa Kota Besar terlihat sekali kemacetannya. 




Jalan Tolnya terdiri dari Hamparan Gurun, yang bisa dibilang cukup gersang. Kami pun jarang melihat ada Unta, yang menjadi Fauna Identitas bagi Beberapa Negara Arab, terutama Kerajaan Arab Saudi. Dapat dihitung sekali atau dua kali, Kami melihatnya. Mungkin faktor jarang adanya rumput saat itu, membuat Peternak enggan mengembangbiakkan Unta di Sekitar Pinggiran Jalan Bebas Hambatan antara Kota Madinah, dan Makkah. Mungkin akan berbeda Cerita jika Kami mengunjungi Thaif, yang sama - sama berada di Provinsi Makkah, namun berhawa sejuk.




Kereta Cepat Haramain
Via : https://www.bareksa.com



 

Sebagai Informasi (For Your Information - FYI), mengapa Kami lebih memilih untuk menggunakan Bis dalam Perjalanan menuju Makkah dari Madinah dibandingkan Kereta Cepat (Haramain) ? Karena walaupun Kereta Cepat ini lebih dahulu tiba ke Makkah, yang hanya memakan waktu 2.5 Jam Perjalanan dari Madinah, namun saat tiba di Hotel, Rombongan, yang menggunakan itu belum dapat masuk ke Hotel sedangkan untuk menunaikan Ibadah Umroh saat itu, Akses menuju sekitar Ka’bah untuk menunaikan Tawaf, yang merupakan Rukun Umroh juga sedang dibersihkan, dan ditutup Areanya. 




Jadi walaupun tiba di sekitar Pukul ½ 5 Sore, Mereka tetap belum bisa masuk, dan ikut bersama Rombongan Kami, yang tiba sekitar Pukul 7  Malam. Jadi kebayang ya … Mereka dengan Pakaian Ihram, terutama Bapak - Bapak harus menunggu sekitar 2.5 Jam, dan bersama Kami untuk menunaikan Ibadah Umroh.



 

Dan dari Peristiwa Inilah, ternyata Banyak Jamaah yang jatuh sakit untuk Rombongan yang menggunakan Kereta Cepat itu. Terutama Para Ibu, yang tidak kebagian untuk memasuki Raudhah di Madinah pada Hari Sebelumnya, dan harus mengulang Ke Esokan Harinya, setelah itu berangkat untuk menunaikan Ibadah Umroh di Makkah, pastinya bukan kepalang capeknya, karena tidak ada Waktu Istirahat selama Perjalanan menggunakan Kereta Cepat dari Madinah ke Makkah.



 

Terlebih saat menggunakan Kereta Cepat Haramain Express, Sebagian Rombongan, yang menggunakannya dikenakan Biaya Tambahan Sebesar Rp. 1.300.000,-/ Orang sesuai dengan Waktu Keberangkatannya. Jadi Total Keselurahan, yang harus dibayarkan sebesar : Rp. 33.450.000,- / Orang + Rp. 1.300.000,- = Rp. 34.750.00,-/ Orang




Beruntungnya Kami tetap mengikuti Saran Muthawif, Ustadz Ben Ally, yang menyarankan untuk tetap menggunakan Bis di Rombongan 26, selain memang ternyata agak susah untuk mendaftar Naik Kereta Cepat, yang ketika itu memang sudah dipesankan dalam Satu Rombongan Bank Indonesia.




Rombongan Bis 26 NRA Tour & Travel bersama Ustadz Ben Ally (pojok kiri bawah)


 

Selama di Perjalanan, Ustadz Ben Ally selaku Muthawif Kami, memberikan Informasi tentang Hal - Hal, yang harus dipatuhi selama menunaikan Ibadah Umroh di Makkah, dan bagaimana Kami tetap menjaga kesucian berIhram sebab ini juga menjadi Rukun Umroh Utama agar Umroh Kami tetap dalam keadaan sah, dan tak batal. 




Terkadang di Sela Perjalanan, yang cukup lama, terutama Bagi Para Bapack" lupa, menggaruk Kepala atau Hidung, yang jika terluka dan sedikit berdarah saja, menjadi tidak sah /batalnya Ibadah Umroh. Belum lagi Karena AC Bis, yang dingin terkadang kita lupa, menutup Kepala dengan Pakaian Ihram, padahal itu juga membatalkan Sahnya Ibadah Umroh. Jadi Kami memang benar - benar harus awas, dan mampu menahan itu. 




Jika pipis diperbolehkan, namun Kami mampu menahannya, walaupun di Bis juga terdapat Toilet. Kami juga tidak keluar dari Bis saat berhenti di Rest Area, disebabkan hujan besar ketika itu. 




Ya ! Berusaha untuk menahan saja segala sesuatunya. Menahan, yang dapat membatalkan Ibadah Umroh Kami.




Via : https://actcounsellingandcbtservices.co.uk

 

Adapaun Ustadz Ben Ally selaku Pembimbing atau Pemandu Umrah (Muthawif) Kami menjelaskan :


 

1. Niat Umroh yang dilansir dari Fiqih Islam wa Adilatuhu Jilid 1 dan bisa dilafalkan dalam hati:


 

اللهم إني أُرِيدُ الْعُمْرَةَ فَيَسرْهُ لِي وَتَقَبَّلُهُ مِنِّي

 

Allahumma inni uriidu al 'umrata fayassirhu lii wa taqabbalhu minni

 

Artinya: "Ya Allah, sungguh aku ingin melaksanakan umrah. Maka, berilah aku kemudahan dalam menjalankannya, dan terimalah umrahku tersebut."


 

2. Rukun dalam Ibadah Umroh :

 

1. Ihram

Rukun Pertama dalam ibadah umrah adalah Ihram. Ihram adalah niat masuk atau niat memulai ibadah umrah.

 

2. Thawaf

Rukun Kedua yaitu Thawaf. Thawaf adalah kegiatan mengelilingi baitullah tujuh kali, dengan memposisikan ka'bah di samping kiri dan harus dimulai dari Hajar Aswad.

 

3. Sa'i

Rukun Ketiga umrah yaitu Sa'i. Sa'i adalah kegiatan berjalan tujuh kali antara bukit Shafa dan bukit Marwah.

 

Adapun syarat Sa'i adalah memulainya dari bukit Shafa dan mengakhirinya di bukit Marwah. Perjalanan dari Shafa ke Marwah dihitung satu kali, dan kembali ke Shafa dihitung kali yang lain. 

 

4. Bercukur/ Tahallul

Rukun Keempat adalah Bercukur/ Tahallul. Dalam hal ini, lebih baik bagi laki-laki untuk menggundul rambutnya, sedangkan untuk wanita mencukur pendek. Adapun minimal mencukur adalah menghilangkan tiga rambut dari kepala, baik dengan menggundul, memendekkan, mencabut, atau memotongnya.

 

5. Tertib (Berurutan)

Rukun Kelima adalah Tertib (Berurutan) Melakukan semua rukun - rukun umrah tersebut dengan tertib dan sesuai urutannya.


 

Yang membedakan dengan Rukun Haji :

 

1. Ihram

Ihram atau berihram adalah keadaan seseorang yang sudah berniat menjalankan ibadah haji. Ada bacaan yang bisa dilafalkan sebagai niat ihram,


 

وَيْتُ الْحَجَّ وَأَحْرَمْتُ بِهِ لِلهِ تَعَالَى لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ بحَجًَةِ

 

Nawaitul hajja wa ahramtu bihi lillahi ta'ala labbaika Allahumma hajjan.

 

Artinya: "Saya berniat haji dengan berihram karena Allah Ta'ala, aku sambut panggilan-Mu ya Allah untuk melakukan haji."

 

2. Wukuf

Wukuf adalah pertanda puncak dari rangkaian ibadah haji. Wukuf dikerjakan di Padang Arafah. Selama proses ini Para Jamaah diwajibkan membaca takbir dan tahmid.

 

3. Tawaf

Tawaf dilakukan dengan mengelilingi Ka'bah sebanyak tujuh kali di Masjidil Haram. 

Selama berkeliling in, Para Jamaah memperbanyak berdoa serta harus dalam keadaan suci dari hadas kecil dan juga hadas besar.

 

4. Sa'i

Sa'i adalah ibadah yang dilakukan dengan cara berlari-lari kecil atau berjalan kaki sebanyak 7 kali, dari bukit Shafa ke bukit Marwah dan sebaliknya.

 

5. Bercukur (Tahallul)

Tahallul adalah mencukur rambut yang sebaiknya dilakukan sejak awal ketika sudah sampai di Mina, atau setelah mabit dari Muzdalifah untuk melontar Jumratul Aqabah.

 

6. Tertib

Tertib adalah bagian terpenting dari rangkaian ibadah haji. Apabila tidak tertib sesuai aturan selama menunaikan ibadah haji, maka hajinya bisa dianggap tidak sah.


 

 3. Sunnah Umroh


Dalam melaksanakan ibadah umrah, terdapat beberapa hal yang disunnahkan untuk dikerjakan. Berikut sunnah umrah sebagaimana yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW.

 

1. Mandi ihram. Mandi ini dikerjakan sebelum pergi ke Miqat dan berihram 

2. Memakai wangi - wangian sebelum ihram 

3. Melafadzkan niat ihram di Miqat shalat 

4. Membaca kalimat talbiyah secara berulang-ulang 


5. Membaca doa saat memasuki Kota Makkah. 

Adapun doa yang perlu dibaca adalah sebagai berikut:


 

اَللّٰهُمَّ هٰذَا حَرَمُكَ وَأَمْنُكَ فَحَرِّمْ لَحْمِيْ وَدَمِيْ وَشَعْرِيْ وَبَشَرِيْ عَلَى النَّارِ وَاٰمِنِّيْ مِنْ عَذَابِكَ يَوْمَ تَبْعَثُ عِبَادَكَ وَاجْعَلْنِيْ مِنْ أَوْلِيَآئِكَ وَأَهْلِ طَاعَتِكَ

 

"Allahumma haadza haramuka wa amnuka fa harrim lahmii wa damii wa syar'rii wa basyarii 'alan naari. Wa aaminii min adzabika yauma tab'atsu 'ibaadaka waj'alnii min auliyaaika wa ahli thaa'tika."


 

Artinya : "Ya Allah. Kota ini adalah tanah haram-Mu dan tempat yang aman. Maka hindarkanlah daging, darah, rambut dan kulitku dari neraka. Anugerahkanlah kepadaku keamanan dari siksa - Mu pada hari Engkau membangkitkan kembali hamba-hambamu. Jadikanlah aku termasuk orang-orang yang dekat dan taat kepada-Mu."


6. Membaca doa saat melihat Ka'bah

 

Imam An-Nawawi dalam Kitab Al-Idhah fi Manasikil Hajji menganjurkan siapa saja yang melihat Ka'bah untuk membaca doa sebagai berikut:


 

اللَّهُمَّ زِدْ هَذَا الْبَيْتَ تَشْرِيفًا وَتَعْظِيمًا وَتَكْرِيمًا وَمَهَابَةً، وَزِدْ مَنْ شَرّفَهُ وَكَرّمَهُ مِمَّنْ حَجَّهُ أَوِاعْتَمَرَهُ تَشْرِيفًا وَتَكْرِيمًا وَتَعْظِيمًا وَبِرًّا

 

Allāhumma zid hādzal bayta tasyrīfan wa ta'zhīman wa takrīman wa mahābatan, wa zid man syarrafahū wa karramahū min man hajjahū aw i'tamarahū tasyrīfan wa takrīman wa ta'zhīman wa birran.


 

Artinya, "Ya Allah, tambahkan kemuliaan, keagungan, kehormatan, dan kehebatan pada Baitullah ini. tambahkan juga kemuliaan, kehormatan, keagungan, dan kebaikan untuk orang-orang berhaji atau berumrah yang memuliakan dan menghormati Ka'bah."

 

7. Mencium Hajar Aswad 

8. Menunaikan shalat di Hijir Ismail 

9. Minum air zam-zam

 


4. Kewajiban - kewajiban Umroh


Selain mengerjakan semua rukun-rukun umrah, orang yang melakukan ibadah umrah juga harus mengerjakan kewajiban-kewajiban lainnya, yaitu ihram dari miqat dan menjauhi semua yang diharamkan bagi orang ihram, sebagaimana yang disampaikan oleh Syekh Abu Bakar Syata ad-Dimyathi.


 

وَأَمَّا وَاجِبَاتُ الْعُمْرَةِ فَشَيْئَانِ: الْإِحْرَامُ مِنْ الْمِيقَاتِ، وَاجْتِنَابُ مُحَرَّمَاتِ الْإِحْرَامِ

 

Artinya, "Adapun kewajiban-kewajiban umrah itu ada dua, (1) ihram dari miqat; dan (2) menjauhi keharaman-keharaman ihram." (Syata ad-Dimyathi, Hasiyah I'anah at-Thalibin, [Beirut, Darul Fikr: 1997], juz II, halaman 341)

 

Syekh Zakaria al-Anshari (wafat 926 H) dalam kitabnya mengatakan, "Miqat terbagi menjadi dua, (1) miqat zamani; dan (2) miqat makani. 

 

Dikutip dari Al-Anshari, Asnal Mathalib fi Syarhi Raudhit Thalib, [BeirutDarul Kutub Ilmiah: 2000], juz I, halaman 458.


 

5. Hal - hal yang Diharamkan bagi Orang Ihram


Selain kewajiban, terdapat pula hal-hal yang diharamkan bagi Orang Ihram. Berikut 10 hal yang diharamkan bagi orang ihram sebagaimana disebutkan oleh Imam Ibnu Qasim al-Ghazi, yaitu:

 

- Menggunakan pakaian yang dijahit

- Menutup kepala bagi laki-laki

- Menutup wajah bagi perempuan

- Mengurai rambut

- Mencukur rambut

- Memotong kuku

- Mengenakan wewangian

- Membunuh binatang buruan

- Melangsungkan akad nikah

- Berhubungan badan atau bermesraan dengan syahwat


 

6. Jangan Lakukan Ini selama di Masjidil Haram (Makkah). Hal ini juga berlaku di Masjid Nabawi (Madinah)

 

Pasalnya, bagi Para Jamaah yang melanggar, harus berurusan dengan aparat keamanan Arab Saudi bahkan bisa terancam dipenjara.

 

Berikut merupakan 7 larangan saat berada di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.

 

1. Buat Video Berdurasi Lama

 

Pada prinsipnya, pembuatan rekaman video atau audio cukup longgar diberlakukan oleh otoritas Saudi. Ini dibuktikan banyak jamaah yang melakukan perekaman saat kumandang azan, proses tawaf, sai, tahalul, berdoa di Raudhah dan lain sebagainya.

 

Bahkan aturan larangan selfie pun juga terkadang ketat namun tak jarang juga lentur. Ini semua tergantung pintar-pintarnya Para Jamaah memanfaatkan situasi dan kelengahan petugas.

 

Namun jika pengambilan video dilakukan dalam waktu cukup lama dan statis, biasanya akan menimbulkan kecurigaan. Apalagi jika perekaman itu disertai dengan alat pendukung seperti tripod, lampu, mikropon khusus, kabel audio - video dan lain sebagainya.

 

Petugas Saudi banyak melakukan Patroli baik langsung maupun lewat CCTV. Jika melanggar, kamera dan perekam akan ditahan. Bahkan rekaman akan dihapus.

 

2. Membentangkan Spanduk

 

Otoritas Arab Saudi melarang keras Para Jamaah membentangkan spanduk, banner atau bendera yang menunjukkan identitas atau kelompok tertentu baik di dalam maupun di luar komplek masjid.

 

Untuk itu, spanduk seperti KBIH, biro travel dan lain sebagainya jangan pernah dibawa masuk ke masjid jika tak mau berurusan panjang dengan otoritas keamanan Saudi.

 

3. Berkerumun Lebih 5 Orang

 

Otoritas Saudi juga menerapkan aturan ketat bagi jamaah yang ketahuan berkerumun lima orang atau lebih dalam jangka waktu lama. Jika menemukan Jamaah yang melakukan hal ini, Askar Masjid pasti akan mengusir seperti meminta Jamaah jalan dan sebagainya.

 

Selain berpotensi menghambat alur pergerakan orang, berkerumunnya Jamaah juga bisa menimbulkan kecurigaan tersendiri. Untuk itu, jika harus bertemu dengan sesama Jamaah lainnya, lebih baik tidak di kompleks masjid atau dilakukan terbatas dan sambil bergerak.


4. Mengambil Barang Temuan

 

Aturan lain yang perlu diperhatikan betul oleh Para Jamaah Haji & Umroh adalah jangan sekali-kali mengambil barang yang tergeletak di Masjid dan sekitarnya.

 

Pasalnya, meski niat Para Jamaah adalah baik untuk mengamankan barang tersebut, namun bisa dimaknai lain seperti mencuri dan sebagainya. Ratusan CCTV yang berada di dalam dan luar masjid akan bisa menangkap pergerakan Jamaah yang dicurigai tersebut.

 

Untuk itu, jika menemukan barang berharga yang tercecer atau tergeletak lebih baik segera menghubungi petugas terdekat. Selanjutnya petugas itu yang akan mengamankan sehingga Para Jamaah aman.

 

5. Merokok

 

Aturan lain yang kerap dilanggar Para Jamaah adalah merokok di kompleks masjid. Bagi Jamaah Indonesia, umumnya aktivitas merokok dilakukan usai salat atau menunggu waktu salat berikutnya.

 

Namun sebaiknya merokok dilakukan di tempat yang jauh dari kawasan masjid. Sebab jika ketahuan pasti akan diingatkan. Bahkan jika menemukan petugas yang garang, bisa jadi Para Jamaah ditahan untuk diproses hukum.

 

6. Buang Sampah

 

Pengelolah Masjid sangat ketat dalam menjaga kebersihan kawasan. Untuk itu Para Jamaah Haji & Umroh jangan sekali-kali seenaknya membuang sampah seperti plastik bekas sandal, botol minuman, bungkus makanan dan lain sebagainya.

 

Di banyak sudut, pengelola sudah menyediakan kotak - kotak sampah. Bahkan di dalam masjid, ada petugas khusus yang berkeliling membawa plastik besar sebagai tempat pembuangan Sampah Jamaah.

 

Jika memang susah menemukan tempat sampah, lebih baik botol bekas dan sebagainya itu disimpan sesaat di tas atau dibawa dulu. Sebab jika ketahuan sengaja mengotori masjid dan sekitarnya Jamaah akan terekam CCTV. Tak lama kemudian, Askar Masjid akan menahan untuk dilakukan pemeriksaan dan sebagainya.



Pelarangan Penggunaan Kefiyeh (Syal) dan Atribut Palestina Lainnya saat Umroh maupun Haji
Via : https://hidayatullah.com



 

7. Melarang penggunaan Keffiyeh (Syal), dan membawa Atribut Palestina Lainnya

 

Belakangan ini Otoritas Kerajaan Arab Saudi memang melarang Penggunaan Keffiyeh (Syal Tradisional Palestina) pada saat melaksankan Ibadah di Tanah Suci, baik di Masjidil Haram - Makkah maupun Masjid Nabawi - Madinah. Penggunaan Simbol Palestina bukan hanya tidak diperbolekhkan pada saat berada di Kedua Kota Suci, Makkah maupun Madinah, bahkan Wilayah Kerajaan Arab Saudi secara keseluruhan seperti Jeddah, maupun saat ke Kota Wisata Thaif, sepertinya juga ada Pelarangan.

 

Seperti yang dikonfirmasi oleh Pihak Otoritas Kerajaan Arab Saudi, Pelarangan  memakai Atribut Palestina, dikarenakan Tempat - Tempat Ibadah itu harus bebas dari Politik Identitas. Walaupun ada Rasa Solidaritas Kita terhadap Sesama Muslim di Palestina, yang dijajah oleh Israel sejak Puluhan Tahun Lamanya, namun Kita sama - sama mengetahui bahwa Banyak Negara Arab seperti Arab Saudi, dan Mesir, yang menganggap serangan Israel terhadap Rakyat Palestina di Gaza dengan mengakibatkan tewasnya Puluhan Ribu Orang merupakan masalah Politik, dan Banyak Negara Arab seakan menutup mata atas Masalah Kemanusiaan ini. 


Hubungan antara Banyak Negara Arab dengan Israel, Amerika , Inggris, maupun Negara - Negara di Eropa, yang mengakibatkan ketidakberpihakan atas Palestina, dan memilih jalan Netral dibandingkan harus membela Negara Palestina, yang notabenenya juga sesama Muslim, juga mungkin menjadi Alasan kenapa penggunaan Keffiyeh (Syal), dan membawa Atribut Palestina Lainnya dilarang, dan jika ada yang menggunakannya dalam Beberapa Kasus sampai berujung ke Penahanan oleh Otoritas Kerajaan Arab Saudi.


 

Link :

*https://www.detik.com/hikmah/haji-dan-umrah/d-6740835/niat-umrah-rukun-sunnah-hingga-kewajiban-yang-harus-dikerjakan

*https://www.detik.com/hikmah/detikhikmah/d-7096009/6-rukun-haji-yang-harus-diperhatikan-calon-jemaah-wajib-tahu

*https://himpuh.or.id/blog/detail/814/melanggar-6-hal-ini-di-masjidil-haram-bisa-berujung-bui-nomor-2-sering-dilakukan-jemaah-indonesia   

 


7. Beberapa Hal yang harus diperhatikan saat berada di Makkah


1.  *Selalu membawa Handphone, dan pastikan Kuota Kamu selalu terjaga. Mengingat Kondisi Masjidil Haram, yang lebih besar dibandingkan Masjid Nabawi sebaiknya saat ingin beribadah atau pun berjalan - jalan selalu membawa Handpone dan Kuotanya dengan maksud agar tidak tersesat saat ingin kembali ke Hotel.

 

2.    * Perbanyak Sedekah ! Kondisi Makkah, dan Madinah memang cukup jauh berbeda. Jika di Madinah, Kami lebih menyedekahkan kepada Para Petugas Kebersihan di sana, karena jarang Kami temui Pengemis/ Gelandangan, yang notabenenya Para Backpacker dari Negara Lain, Hal ini Nampak berbeda dengan Kondisi di Kota Makkah


D  Di Banyak Tempat, Kami menemukan Para Backpacker tadi tidur di Pinggiran maupun Teras Toko dengan Bermodal Bondo Nekat atau semacam “Bonek Gitu” untuk bisa menunaikan Ibadah Umroh mauun Haji. 


D  Dan inilah, yang menyebabkan Mereka harus tidur gelandangan tanpa Penginapan, yang memadai. Di Beberapa Toko mupun Tempat ada yang menawarkan Program Nasi untuk 10 - 15 Bungkus degan Harga 10 Riyal atau sekitar Rp. 40.000,- / Bungkusnya. Kamu dapat mensedekahkan itu selain kepada Petugas Kebersihan.

 

3.   *  Saat selesai Pelaksanaan Ibadah Umroh maupun Badal Umroh (mengumrohkan Orang Tercinta, seperti Ayah, Ibu maupun Eyang, yang sudah wafat atau dalam kondisi tidak mampu untuk berumroh) untuk Jamaah Laki - Laki disunahkan untuk mencukur rambutnya higga botak.


c   Cari Tempat yang baik, dan harus dikemukakan di depan mengenai Akadnya. Misalnya mencukur/ membotakan Rambut dengan Harga 10 Riyal atau sekitar Rp. 40.000,- . Hal ini diperlukan agar Kamu tidak terjebak, dan masuk ke perangkap Batman sehingga harus membayar uang sebesar 300 Riyal atau sekitar Rp. 1.200.000,-. 

\

     Beruntungnya lagi, Saya (Penulis) dibayari oleh Muthawif Kami, Ustadz Sidki Maulana, yang sama - sama mencukur rambut.  

 

4.    * Jangan lupa untuk Mewakafkan Al Quran untuk Masjid Nabawi, dan Masjidil Haram.


 e  Dengan mewakafkan Al - Qur’an, yang diberikan kepada Masjid Nabawi - Madinah, dan Masjidil Haram - Makkah, Insya Allah, menjadi Amal Jariyah, yang tidak pernah terputus, ketika ada Orang, yang membaca. Bagi yang mewakafkan akan mendatangkan pahala, yang terus menurus bahkan setelah Mereka meninggal dunia. 


   Di banyak Toko, yang menjual Perlengkapan Shalat, biasanya juga menyediakan Al Qur’an dengan Stempel Wakaf. Untuk Harga Al Qur’an kecil dengan Stempel Wakaf di Madinah : 30 Riyal atau berkisar Rp. 126.000,- dan di Makkah lebih mahal sedikit : 35 Riyal atau berkisar Rp. 147.000,-


* Persiapkan Fisik.


Saat berada di Kota Makkah, persiapkan Fisik Kamu ! Sebab Ibadah Umroh sebenarnya adalah saat berada di Masjidil Haram, Makkah. Bahkan jika Kamu hanya melakukan Ibadah Umroh di Makkah, tanpa harus mengerjakan Hal Sunah di Masjid Nabawi - Madinah, diperbolehkan. 


Kondisi, dan Medan yang cukup sulit, dan padat menyebabkan Kamu harus mempersiapkan fisik secara Prima.



6.    *  Datang Shalat Wajib Berjamaah 1 Jam lebih awal

  

    Saat ingin Shalat Wajib Berjamaah di Masjidil Haram - Makkah, persiapkan diri Anda untuk datang 1 Jam lebih Awal. Kondisi Masjidil Haram, yang lebih padat (Crowded) dibandingkan Masjid Nabawi, membuat Kamu harus datang 1 Jam lebih awal. 


    Sebab meskipun Letak Hotel berada tepat di depan/ Plataran Masjidil Haram, akan tetapi harus tetap mempersiapkannya 1 Jam lebih awal. Hal ini agar Kamu dapat kebagian Tempat Terbaik, yang cukup nyaman dibandingkan harus Shalat di Teras Mall atau Plataran Masjidil Haram.

 

7.    *Di Sela Istirahat dalam Beribadah, sempatkan untuk membeli sesuatu yang khas, oleh - oleh, hingga incip Kuliner. 


   Tentunya Kamu pasti juga ingin saat Umroh di Tanah Suci, untuk menyempatkan membeli Sesuatu yang khas, oleh - oleh, hingga incip kuliner. Emas, Sajadah, Gamis, Buah Kurma, Burberry, Cherry, dan Peach, Manisan - Juice Buah, hingga Ayam Al Baik, bisa jadi Rekomendasi Kamu !



The City Of Makkah
Via : https://www.islamiclandmarks.com


 

Tak terasa sebentar lagi Kami memasuki Kota Makkah. Kota Suci bagi Umat Muslim di Dunia, yang berada di Dataran Hijaz, Dataran Kota Suci di Sebelah Barat Laut Arab Saudi, selain Kota Madinah. Kota yang mendapat Julukan Makkah al - Mukarramah, Kota yang Mulia.


 

Menurut Wikipedia :


 

Kota ini terletak 70 km (43 mi) ke daratan dari Jeddah di Laut Merah, di sebuah lembah kecil 277 m (909 ft) di atas permukaan laut. Populasi terakhir yang tercatat berjumlah 2.150.000 jiwa pada tahun 2023. Diperkirakan populasi metro pada tahun 2020 adalah 2,04 juta jiwa, membuat Makkah sebagai kota terpadat ketiga di Kerajaan Arab Saudi. Peziarah yang berdatangan berjumlah tiga kali lipat dari Penduduk Setempat selama ibadah Haji setiap bulan Zulhijah. Bahkan saat Umroh.


 

Makkah merupakan tempat lahir dari Nabi Muhammad. Gua Hira yang terletak di atas Jabal An -Nur berada di kota Makkah dan gua tersebut merupakan lokasi yang umat Islam percaya bahwa Al - Qur'an pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW



Mengunjungi Makkah untuk ibadah Haji merupakan kewajiban bagi umat Islam yang mampu (pemenuhan rukun Islam). Masjidil Haram merupakan rumah bagi Ka'bah, dan diyakini oleh umat Islam telah dibangun oleh Nabi Ibrahim dan Isma'il As yang merupakan salah satu situs suci Islam dan patokan arah salat bagi umat Islam (kiblat), yang memperkuat makna Kota Makkah bagi umat Islam.


 

Para penguasa Muslim, baik dari dalam maupun dari sekitar wilayah tersebut telah lama mencoba untuk merebut kota Makkah dan mempertahankan kota tersebut dalam kekuasaannya. Dengan demikian, seperti halnya kebanyakan Wilayah Hijaz, kota tersebut mengalami berbagai perubahan rezim yang berulang pada sejarahnya yang kaya. 



Kota ini akhirnya ditaklukan dalam penaklukan Hijaz oleh Saudi yang dipimpin oleh Ibnu Saud dan sekutunya pada tahun 1925. Sejak itu, Makkah terlihat ekspansi yang luar biasa dalam ukuran dan infrastruktur dengan bangunan modern yang lebih baru seperti Menara Abraj Al Bait (The Clock Tower), bangunan tertinggi keempat di dunia dan terbesar ketiga berdasarkan luas lantai yang menjulang tinggi di atas Masjidil Haram, dan Kompleks Zam - Zam Tower. Pemerintah Saudi juga melakukan penghancuran beberapa bangunan bersejarah dan situs arkeologi, seperti Benteng Ajyad. Kalangan Non - Muslim (Nonis) sangat dilarang untuk memasuki Kota Makkah. 


 

Umat Islam dari seluruh dunia mengunjungi Kota Makkah, tidak hanya untuk ibadah Haji dan Umrah, tetapi juga sebagai turis untuk mengunjungi landmark wilayah tersebut, seperti Masjid Aisyah dan situs yang dikunjungi oleh Para Jamaah Haji dan Umrah. Makkah sekarang menjadi rumah bagi dua bangunan termahal di dunia, Masjidil Haram yang senilai 100 miliar dolar AS dan kompleks Menara Abraj Al Bait yang senilai 15 miliar dolar AS.


 

Meskipun demikian Kondisi Kota Makkah, yang lebih padat dibandingkan dengan Kota Madinah, membuat Beberapa Tempatnya Nampak tidak terlalu rapih, dan terlihat lebih berantakan. Begitupula dengan Kultur - Habitual Orangnya, yang nampak sedikit kasar, dan kurang disiplin. Apakah karena Sejarah Kota Makkah, yang dahulu dikuasai oleh Kaum Kafir Quraisy, yang terkenal bathil menghalalkan segala cara, hingga membuat Nabi Muhammad SAW beserta Pengikutnya hijrah dari Makkah ke Madinah, sebelum akhirnya Kota Makkah diperebutkan kembali tanpa pertumpahan darah ? Entahlah ! 



Namun demikian Allah SWT tetap merahmati Kota Mekkah sebagai Kota Suci selain Madinah, sebagai Kota yang aman dan nyaman dan bergelar Makkah al-Mukarramah, Kota yang Mulia & Dihormati !


 

Link :

https://id.wikipedia.org/wiki/Makkah#:~:text=Makkah%2C%20secara%20resmi%20bernama%20Makkah,ibukota%20Provinsi%20Makkah%2C%20Arab%20Saudi.



At Makkah Hotel & Towers A.K.A Hilton Hotel  



At  Makkah Hotel & Towers A.K.A Hilton Hotel



 

Setelah melewati Perjalanan Panjang dari Madinah selama kurang lebih 5 - 6 Jam Perjalanan, Finally Kami tiba juga di Kota Makkah. Setibanya di Kota Makkah, Kami langsung menuju menuju Hotel dan tiba di Pukul 8 Malam



Segala Perlengkapan Koper telah sampai di Kamar Masing - Masing. Seingat Kami berada di Kamar 2005, yang berarti di Lantai 20, Kamar 5. Kami diberi waktu sekitar 1 Jam sebelum melakukan Ibadah Umroh di Pukul 9 Malam. Kebutuhan akan Buang Air Kecil maupun BAB, hingga Wudhu karena batal menjadi Prioritas saat itu, dan tentunya sambil mematuhi Segala Aturan, yang ada. Di mana Kami harus terbebas dari Sabun, hanya air saja yang dapat menyucikan, sebab dalam keadaan Berihram.



Penampakan Makkah Hotel & Towers dari RoofTop Masjidil Haram.


 

Hotel, yang Kami tempati bernama Makkah Hotel & Towers, Hotel ***** bekas (Ex) Hilton Hotel, sehingga juga dikenal sebagai/ alias (Also Known As - A.K.A) Hilton Hotel. Sebuah Hotel Mewah Bintang Lima, yang tepat di Jantungnya Masjidil Haram



Karena dekatnya Lokasi, yang berada di Depan (Plataran) Masjidil Haram, Para Jamaah Umroh dapat berjalan Tanpa Alas Kaki bagi Jamaah Pria, dan dengan Kaos Kaki bagi Jamaah Perempuan. Di mana biasanya Para Jamaah Pria dapat menggunakan Alas Kaki (Sendal Hotel) bagi Mereka, yang memang tidak kuat dengan Kondisi Dingin. Daripada sakit saat menjalankan Ibadah Umroh, masih dapat menggunakannya asalkan dalam Keadaan Bersih, dan Suci. 


Terlebih Kami hanya melewati Mall. Tepat di Pintu Keluar Hotel ada Sebuah Mall, yang memang menyatu (terintegrasi) dengan Hotel Tempat Kami menginap bernama Bin Dawood Shopping Centre - Hilton, Makkah. Sebuah Pusat Perbelanjaan (Mall), yang bisa dibilang cukup Premium, walau terbilang menempati Gedung Tua, dan terintegrasi dengan Kawasan Zam - Zam Tower, yang mana berdiri Abraj Al Bait Mall, dan Sebuah Menara Abraj Al Bait, yang lebih dikenal dengan Clock Tower.



Makkah Hotel & Towers A.K.A  (Hilton Hotel)
Via : https://www.makkah-hnt.com

 

Menurut dari Situs Resmi yang Kami dapati Makkah Hotel and Towers adalah :


 

Sebuah Hotel Premium Bintang 5, yang terletak tepat di Jantung Kota Suci Makkah. Makkah Hotel and Towers dikelolah oleh Makkah Construction & Development Company (MCDC), Sebuah Perusahaan Pengembang dan Konstruksi Ternama di Makkah. Hotel ini terdiri dari 3 Tower, yang mana di bawahnya terdapat Sebuah Mall Premium Bin Dawood Shopping Centre - Hitlon, Makkah. Di mana Lokasinya terintegrasi dengan Kawasan Zam - Zam Tower, yang mana berdiri Abraj Al Bait Mall, dan Sebuah Menara Abraj Al Bait, yang lebih dikenal dengan Clock Tower



Hotel ini menawarkan 1437 Kamar, yang meliputi Kamar Suite (Suite Room) dengan Gaya Klasik Arab pada Setiap Detail Kamarnya. Hotel ini juga menawarkan Pemandangan, yang indah dari Lift Kaca, dan Panorama Masjidil Haram.


 

Link :

https://www.makkah-hnt.com




 

Inilah yang menyebabkan Hotel ini dianugerahi Sebuah Penghargaan dari Trip Advisor  dengan Certificate Excellence pada Tahun 2015  - 2019. Meski Hotel ini menempati Bangunan, yang bisa dibilang tak mudah lagi atau cukup tua. Namun Kami masih mendapatkan Kesan Mewah, Bersih, dan baik pada Bangunannya.



Fasilitas Kamar Mewah
At Makkah Hotel & Towers A.K.A (Hilton Hotel)


 

Begitupula saat memasuki Kamar Hotelnya. Kesan mewah dengan Kamar, yang super lega, ditambah dengan Kamar Mandi dan Fasilitas BathTub makin menambah Kesan Glamornya Hotel Ini. Kami rasa ini Kondisinya lebih baik (better) dibandingkan MovenPick Hotel. Baik dari Segi Fasilitas Kamar, dan Kebersihannya. Meski sekali lagi, sama - sama berada di Hotel ***** , dan dekat dengan Pusat Ibadah baik di Masjid Nabawi, Madinah maupun Masjidil Haram, Makkah.



Kekurangannya, Jendela terlalu kecil ...
Sehingga Kami tidak dapat melihat Sisi Panorma Skyline Gedung Pencakar Langitnya !


 

Hanya saja kekuarangannya Kami tidak terlalu mendapatkan Sisi Pemandangan Skyline Gedung Pencakar Langit, yang menghiasi Kota Makkah, dikarenakan Jendelanya yang kecil, dan terdapat kisi - kisi yang membatasinya. Walaupun demikian ini Salah Satu Hotel Terbaik, yang pernah Kami singgahi !


Hotelnya searah dengan Pintu (Gate) 84 menuju Masjidil Haram


 

Dan Kami juga mencoba membandingkan dengan Pullman, Swissotel, dan Fairmont yang berada di Kompleks Zam - Zam Tower, ternyata mempunyai Jarak, yang lebih jauh ke Masjidil Haram. Makkah Hotel & Towers, Tempat Kami menginap jaraknya cukup dekat dengan Plataran Masjidil Haram dikarenakan saat melewati Mall dari Pintu Keluar, tidak terlalu jauh dibandingkan dengan Ketiga Hotel itu, yang melewati Mall Abraj Al Bait, yang cukup besar. Searah dengan itu terdapat Pintu (Gate) 84 Akses menuju dalam Masjidil Haram. 



Ketika Kami membuka di Situs Daring Traveloka, untuk Pemesanan Kamar Hotel di Tempat Ini berkisar 4.5 Juta/ Malam untuk Tipe Standar dengan 3 Orang. Walaupun lebih mewah, dan bersih, namun tetap mempunyai Harga, yang lebih murah daripada Movenpick Hotel di Madinah, yang berkisar 6 Juta/ Malam untuk Tipe Standar. Mungkin kurangnya ketersediaan Hotel Mewah ***** di Kota Madinah dibandingkan Kota Makkah, membuat Harga Hotel Premium di Kota Madinah menjadi lebih mahal. Entahlah !




 

Saat Sarapan, Makan Siang, maupun Malam, Kami - Para Jamaah Umroh juga ditempatkan pada Sebuah Restoran, yang mana Vibesnya terbilang cukup mewah. Suasana (Atmosphere) Kemewahan dengan Resto BerGaya Klasik Arab, ngena banget !


 

Begitupula dengan Makanan, yang disajikan mulai dari Kambing Guling, Daging Onta & Kalkun, Shawarma & Kebab, Aneka Makanan Arab, hingga Buah”an Segar, yang tiada habisnya seakan nggak pernah ada matinya. Kekurangannya mungkin tidak adanya Masakan Indonesia, dan lebih mendominasi Masakan Internasional dengan Selera Arab, membuat Kami sebagai Orang Indonesia seakan lebih cepat bosan dengan Menu Makanannya. Entahlah, mungkin karena Rasa (Taste) Masakan Arab, tidak sesuai dengan Lidah Kami sebagai Orang Indonesia !


 

Sepertinya Pihak Tour & Travel NRA, tidak menyertakan Koki (Chef) nya sendiri untuk menyajikan Makanan Indonesia pada saat Kami makan di Makkah Hotel & Towers. Hal ini nampak berbeda dengan MovenPick Madinah, Hotel Tempat Kami menginap. Di mana Kami ditempatkan pada Sebuah Resto Khusus untuk Jamaah NRA Tour & Travel, dan NRA mempunyai Koki (Chef), yang dapat menentukan Menu Makanan sesuai Selera & Lidah Orang Indonesia pada saat Kami menginap di MovenPick Madinah. 

 


Alamat :

21955 Ibrahim Al Khalil St, P.O. Box 844,

Makkah - Kingdom Of Saudi Arabia

 


At Masjidil Haram



At Masjidil Haram


 

Ini waktunya Kami menunaikan Ibadah Umroh !    


 

Setelah Kami berbenah sebentar untuk memasukan Koper yang telah sampai di masing - masing Kamar Hotel, hingga Kebutuhan Buang Air Kecil, dan Besar sampai berwudhu, Kini saatnya Kami menunaikan Ibadah Umroh. Sebelum Jam 9 Malam, Kami harus sudah berkumpul di Lobby Hotel. Jadi Kami masih punya Waktu kurang lebih 1 Jam an setelah tiba di Hotel pada Pukul 8 Malam.


 

Muthawif KamiUstadz Ben Ally memberikan Beberapa Informasi sebelum Kami melaksanakan Rukun Ibadah Umroh Lainnya , yaitu : Tawaf, Sa’I, dan Tahallul. Masing  - masing dari Kami diberikan semacam Perangkat Audio Kecil, yang dimasukkan ke dalam Telinga (Earphone) sebagai Penuntun Bacaan Doa saat Muthawif Kami membacakannya. Hanya saja ketika sedang melaksanakan Tawaf atau memutari Ka’bah selama 7 Kali, memang nampak tidak terlalu terdengar bacaannya disebabkan Banyaknya Rombongan Lain, yang menggunakan alat serupa sehingga Suara, yang dihasilkannya memantul. Akan tetapi Kami masih disediakan Semacam Buku Kecil sebagai Bacaan Doa, yang juga dapat berfungsi ketika Doa, yang dibacakan oleh Muthawif tidak terdengar oleh Kami.


 

Lokasi Hotel, yang tidak terlalu jauh dari Masjidil Haram atau tepat berada di Plataran Masjidil Haram, membuat Para Jamaah Umroh Pria dapat menggunakan Sandal Hotel (asalkan dalam keadaan bersih), dan Para Jamaah Umroh Wanita langsung dapat menggunakan kaos kaki tanpa alas sandal, karena Pintu Keluar Hotel sudah menjadi Plataran Masjidil Haram sebagai Daerah yang dianggap suci, di mana sebelumnya Kami melewati Mall yang tidak begitu jauh dari Plataran Masjidil Haram. Searah dari Bangunan Hotel Tempat Kami menginap, Makkah Hotel & Towers, Kami menuju Pintu (Gate) 84 sebelum menuju ke Kabah, yang menjadi Pelaksanaan Tawaf salah satu Rukun Umroh.



Tawaf


 

Ka'bah menjadi Tempat Pelaksanaan Tawaf.




Menurut Wikipedia :

 


Tawaf (Arab: ﻃﻮﺍﻑ, thawāf) adalah kegiatan mengelilingi Ka'bah sebanyak tujuh kali. Tawaf adalah salah satu amal ibadah yang dilakukan oleh Muslim pada saat melaksanakan haji dan umrah. Tawaf hanya dilakukan di Masjidil Haram dengan mengitari Ka’bah. Tawaf juga termasuk Salah Satu Rukun Haji, dan Umroh, yang disebut sebagai : Tawaf Ifadhah (ﺇﻓﺎﺿﻪ)


 

Syarat Tawaf

 

* Suci dari hadas.

* Suci dari najis pada badan dan pakaian.

* Menutup aurat.

* Dimulai dari Tempat yang sejajar dengan Hajar Aswad yang ada disalah satu sudut Ka'bah. Apabila seseorang memulai tawafnya pada sudut Ka’bah yang tidak sejajar dengannya, maka putaran itu tidak dihitung hingga sampai pada sudut Hajar Aswad untuk dihitung sebagai Awal Tawaf.

* Mengirikan Ka'bah dan berjalan ke depan.

* Dilakukan di dalam Masjidil Haram tetapi di luar bahagian Ka’bah yaitu di luar   

   Hijir Ismail (ﺣﺠﺮ ﺍﺳﻤﺎﻋﻴﻞ) dan Syazarwan (ﺷﺎﺫﺭﻭﺍﻥ).

* Dilakukan tujuh putaran dengan yakin.


 

Sunah Tawaf

Berikut adalah amalan sunah dilakukan saat bertawaf :

 

* Bertawaf dengan berjalan kaki.

* Memendekkan langkah.

* Berjalan cepat dengan berlari anak.

* Istilam kepada Hajar Aswad saat awal tawaf sambil mengucapkan "Allahu

   Akbar".

* Beristilam dengan tangan kanan.

* Mencium Hajar Aswad dan meletakkan dahi ke atasnya.

* Beristilam di Rukun Yamani.

* Berittibak.

* Solat sunah dua rakaat setelah tawaf di belakang Maqam Ibrahim.

* Bertawaf berdekatan dengan Ka'bah (untuk memudahkan istilam).



A. Istilam -

Mencium Hajar Aswad atau menyentuhnya dengan tangan.

Jika tidak mampu, menandai dengan isyarat atau melambai dengan tangan.

Lebih baik dilakukan setiap putaran jika mampu.


B. Ittibak -

Meletakkan pertengahan kain selendang/ihram di bawah ketiak kanan dan kedua ujungnya di atas kiri dengan menjadikan bahu kanan terbuka bagi kaum pria.

 


Jenis Tawaf


 

* Tawaf Qudum (ﻗﺪﻭﻡ ) - tawaf "selamat datang" yang dilakukan ketika baru sampai di Makkah.

* Tawaf Ifadhah (ﺇﻓﺎﺿﻪ) - tawaf yang menjadi rukun haji dan dilakukan bagi mereka yang telah pulang dari Wukuf di Arafah. Juga dinamakan bagi tawaf rukun umrah.

* Tawaf Sunah (ﺳﻨﺔ) - tawaf yang dilakukan semata - mata mencari ridha Allah SWT pada waktu kapanpun.

* Tawaf Tahiyyat (ﺗﺤﻴﺔ) - tawaf sunah yang lazim dilakukan saat memasuki Masjidl      

   Haram.

* Tawaf Nazar (ﻧﺬﺭ) - melakukan tawaf untuk memenuhi nazar (janji)

* Tawaf Wada' (ﻭﺩﺍﻉ) - tawaf "selamat tinggal" yang dilakukan sebelum meninggalkan Kota Makkah sebagai tanda penghormatan dan memuliakan Baitullah.


 

Link :

https://id.wikipedia.org/wiki/Tawaf

 

Bayt al - Ma'mur (Ilustrasi).
Via : https://www.ventour.co.id




Melansir pada buku Ensiklopedia Fikih Indonesia : Haji & Umroh oleh Ahmad Sarwat, Lc., M.A., makna dari kata tawaf adalah berputar mengelilingi Ka’bah yang dimulai dari Hajar Aswad dan diakhiri di Hajar Aswad juga setelah tujuh putaran dengan menjadikan bagian kanan tubuhnya menghadap ke Ka’bah.


 

Pada masa lalu, orang - orang Arab jahiliyah mengerjakan tawaf dengan tata cara yang berbeda dengan yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Mereka melakukan tawaf di sekeliling Ka’bah pada malam hari, bertelanjang tanpa busana, bertepuk - tepuk, dan bersiul - siul


 

Hal tersebut sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur'an Surat Al-Anfal ayat 35 yang berbunyi:

 

وَمَا كَانَ صَلَاتُهُمْ عِندَ ٱلْبَيْتِ إِلَّا مُكَآءً وَتَصْدِيَةً ۚ فَذُوقُوا۟ ٱلْعَذَابَ بِمَا كُنتُمْ تَكْفُرُونَ

 

Artinya: "Sembahyang mereka di sekitar Baitullah itu, lain tidak hanyalah siulan dan tepukan tangan. Maka rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu." (QS. Al-Anfal: 35)


 

Pada permulaannya, Peristiwa Tawaf berbeda dengan Pelaksanaan Haji yang dilakukan sekarang ini. Melansir pada Buku Sejarah Ibadah oleh Syahruddin El Fikri, sebagaimana yang diterangkan dalam Al Qur'an, setelah Pembangunan KabahNabi Adam As diperintahkan untuk melaksanakan tawaf, yaitu mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali. Kegiatan serupa juga dilakukan oleh Para Malaikat Allah. Di dunia, mereka mengelilingi Baitullah dan di sisi Allah SWT mereka mengelilingi Bayt al - Ma'mur. Bayt al - Ma'mur adalah Ka'bah Penduduk Langit sebagaimana Ka'bah di bumi sebagai Pusat Ibadah Penduduk Bumi. Menurut Ibnu Abbas bahwa Bayt al - Ma'mur adalah rumah disekitar arasy yang dikelilingi oleh Para Malaikat.


 

Pelaksanaan Tawaf juga diikuti oleh Para Nabi setelah Adam As. Ibnu Katsir dalam kitabnya Bidayah wa an-Nihayah menyebutkan dari Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah bahwa Ibnu Abbas ra berkata,


 

"Ketika Nabi SAW sedang lewat di lembah Usfan pada waktu berhajibeliau berkata, "Wahai Abu Bakar, lembah apakah ini ?" Kemudian, Abu Bakar menjawab, "Lembah Usfan." Nabi bersabda, "Hud dan Saleh As pernah melewati tempat ini dengan mengendarai unta-unta muda yang tali kekangnya dari anyaman serabut. Sarung mereka adalah jubah dan baju-baju mereka adalah pakaian bergaris. Mereka mengucapkan talbiyah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah.""


 

Begitu pula dengan apa yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim dan Ismail As. Ketika mereka telah usai dalam Pembangunan Kabah, keduanya melakukan tawaf sebagai penghormatan pada Baitullah. Demikian pula yang dilakukan oleh nabi-nabi lainnya yang melakukan hal serupa.


 

Gerakan mengelilingi Kabah mengacu pada gerakan perputaran benda-benda langit yang bergerak pada porosnya. Hal tersebut memberikan makna berupa bentuk kepatuhan benda-benda langit kepada Hukum Allah SWT yang mengatur seluruh jagat alam.


 

Link :

https://www.detik.com/hikmah/haji-dan-umrah/d-6493366/asal-usul-tawaf-dalam-haji-dan-umrah-seperti-apa-sejarahnya




Tawaf.
Via : https://www.baytalfann.com





Dari Tempat inilahKami menjadi tahu bahwa Bukti Kekuasaan Allah SWT  memang sangat luar biasa. Melihat Ka’bah rasanya Saya beserta Istri selalu meneteskan air mata. Terlebih saat Kami melambaikan dengan tangan sambil mencium tangan Kami. Tak terasa Kami mengeluarkan tetes demi tetes air mata sebagai Wujud Syukur Kami akhirnya dapat beribadah di Tanah Suci. Terlebih melihat Dosa yang terlalu banyak, membuat Kami selalu berdoa dalam hati di Sepanjang Perjalanan Tawaf itu.


 

Ribuan bahkan Puluhan Ribu Orang memadati Ka’bah saat itu, meski Kami melakukannya pada Malam Hari. Sepertinya Masjidil Haram dengan Kabahnya tak kenal waktu dan selalu dipadati oleh Para Jamaah Umroh & Haji dari Seluruh Penjuru Dunia. Walupun berdesak - desakan oleh Para Jamaah, Kami merasakan sentuhan spiritual, yang cukup magis di kala itu.



Maqam Nabi Ibrahim As.
Via : https://www.ventour.co.id


 

Setelah melakukan Tawaf, Kami melakukan Shalat Sunah 2 Rakaat, yang posisinya berada di Belakang Maqam Nabi Ibrahim As.


 

Mendengar Istilah Maqam bukan berarti itu merupakan Kuburan atau Makam dalam arti sesungguhnya (menurut Bahasa Indonesia), melainkan Batu yang dibawa Nabi Ismail dan digunakan untuk berdiri Nabi Ibrahim saat membangun Ka'bah. Maqam adalah Istilah Arab yang artinya meliputi: tempat berpijaknya dua kaki, kedudukan seseorang, berdiri, bangkit, bangun, atau berangkat. 



Menurut Beberapa Literatur, seperti Halnya Batu pada Hajar Aswad, Batu pada Maqam Ibrahim As juga berasal dari Surga. Makam Nabi Ibrahim sendiri bersama Istri Pertamanya Siti Sarah berada di Tepi Barat, Kota Hebron (Al - Khalil) Palestina.


 

Dalam Shalat Sunah Setelah Tawaf 2 Rakaat, tak henti - hentinya Kami memohon ampunan, dan doa.


 

Link :

https://www.nu.or.id/internasional/maqam-ibrahim-bukanlah-kuburan-begini-bentuknya-zqX63


 

SaI


Bukit Shafa, dan Marwah - Tempat Pelaksanaan Sa'I


 

Sa'I merupakan Salah Satu Rukun Haji, dan Umrah yang dilakukan dengan berjalan kaki (berlari - lari kecil) bolak-balik 7 kali dari Bukit Shafa ke Bukit Marwah dan sebaliknya. Kedua bukit yang satu sama lainnya berjarak sekitar 405 meter (1.329 ft).


 

Saat ini Jalur Sa’I telah mengalami Perluasan. Terdiri dari 2 Lantai, dan 4 Jalur. 2 Jalur untuk Jamaah Umroh, yang memilih berjalan kaki ada di Lantai Dasar, dan Lantai 1 nya terdapat 2 Jalur untuk Jamaah Orangtua/ Difabel/ tidak mampu melakukan Sa’I karena Hal Tertentu dan dibantu dengan Kursi Roda maupun Skuter. Lintasan Sa’I juga dilengkapi dengan Kipas, dan AC Pendingin dengan Total Lintasan sepanjang 7 kali putaran kurang lebih sebesar 2.8 kilometer.



At Bathnul Waadi
Via : http://www.hajiplusumroh.com


 

Ketika melintasi Bathnul Waadi yaitu kawasan yang terletak di antara Bukit Shafa dan Bukit Marwah (saat ini ditandai dengan lampu neon berwarna hijau) Para Jamaah Pria disunahkan untuk berlari - lari kecil sedangkan untuk Jamaah Wanita berjalan cepat. Ibadah Sa'i boleh dilakukan dalam keadaan tidak berwudhu dan oleh Wanita yang datang Haid atau Nifas. Prosesi Sa’i dilaksanakan dari bukit Shafa. Ketika berada di Shafa, Jamaah hendaknya naik ke atas Bukit menuju Marwah dan kemudian mengahadap ke Kabah.

 


Link :

https://id.wikipedia.org/wiki/Sa%27i



Sejarah Sai tidak lepas dari kisah Istri Nabi Ibrahim yang juga Ibu dari Nabi Ismail, yaitu Siti Hajar. Sejarah Sa’i di antara Bukit Shafa dan Marwah berawal ketika Siti Hajar berusaha mencari air untuk putranya Ismail yang tengah kehausan.


 

Ketika itu, Nabi Ibrahim diperintahkan oleh Allah SWT untuk meninggalkan istri dan juga anaknya di sebuah gurun yang sangat tandus. Siti Hajar yang merasa bingung dan sedih atas rencana kepergian suaminya pun bertanya “Hendak pergi kemanakah engkau Ibrahim ?”.


 

Mendengar pertanyaan tersebut dari istrinya, Nabi Ibrahim tidak menjawab dan diam saja. Kemudian Siti Hajar menambahkan “Sampai hatikah engkau Ibrahim meniggalkan kami berdua di tempat sunyi dan tandus seperti ini ?”.


 

Ibrahim masih tidak menjawab dan tidak menoleh sama sekali. Kemudian Siti Hajar berkata kembali, “Adakah ini perintah dari Allah SWT ?”. Saat itu, Nabi Ibrahim As menjawab, “Ya”. Mendengar jawaban tersebut, hati Siti Hajar menjadi lebih tenang. Lalu kemudian Siti Hajar kembali berkata,”Jika memang demikianpastilah Allah tidak akan pernah menyia-nyiakan nasib kita !”.


 

Nabi Ibrahim kemudian pergi meninggalkan Siti Hajar dan juga Ismail dengan membekali mereka makanan dan minuman. Akan tetapi bekal yang diberikan Ibrahim tersebut lama-kelamaan habis juga. Siti Hajar kemudian berusaha mencari air untuk anaknya.


 

Dari tempat Ia berada, Siti Hajar melihat sebuah bukit, yaitu Bukit Shafa. Ia kemudian bergegas mencari air menuju puncak Bukit Shafa, akan tetapi nihil. Ia tidak menemukan apapun. Kemudian ia bergegas turun ke arah Bukit Marwah, namun nihil juga. Siti Hajar kembali lagi ke Bukit Shafa, dan kembali lagi ke Bukit Marwah. Demikian seterusnya hingga tujuh kali.


 

Setelah tujuh kali bergegas dari Shafa ke Marwah dan sebaliknya, dari Bukit Marwah Siti Hajar mendengar suara gemericik air. Ia kemudian menghampiri arah suara tersebut. Betapa terkejutnya ia ketika menemukan pancaran air yang deras keluar dari dalam tanah di bawah telapak kaki Nabi Ismail.

  


Kini air tersebut kemudian dinamakan dengan Air Zamzam. Dan hingga saat ini, air zam-zam tidak pernah surut ataupun kekeringan. Orang-orang Arab yang melintasi kawasan tersebut kemudian memutuskan untuk tinggal dan jadilah saat ini menjadi Kota Makkah yang berkembang.


 

Di tempat tersebut kemudian dilaksanakan Ibadah Haji dan Umroh oleh seluruh umat muslim di seluruh dunia. Dan peristiwa Siti Hajar tersebut kemudian dijadikan dasar Ibadah Sai yang saat ini dilakukan ketika Ibadah Umroh atau Haji.

 


Secara bahasa, Sai memiliki makna berjuang atau berusaha. Namun kemudian, makna Sai dkembangkan menjadi sebuah perjuangan hidup yang dilakukan untuk pribadi, keluarga, maupun masyarakat. Sa’i dimaknai sebagai perjuangan hidup yang pantang menyerah dan tidak putus asa. Bahwa hidup harus dijalani dengan penuh kesabaran, ketaqwaan, serta ketawakalan kepada Allah SWT.


 

Link :

https://hasuna.co.id/sejarah-sai-di-antara-bukit-shafa-dan-marwah-dan-maknanya/  



Selepas Pelaksanaan Sa'I & Tahallul.


 

Setelah melakukan Tawaf Ifadhah, yang diakhiri dengan Shalat Sunat Tawaf 2 Rakaat, Kami melakukan Rukun Umroh Lainnya, yaitu SaI. Perjalanan dari Bukit Shafa ke Bukit Marwah, yang berjarak sekitar 405 meter, dan dilakukan bolak - balik sebanyak tujuh kali, cukup menguras Tenaga Kami.


 

Walaupun suasana, yang menjadi Perlintasan SaI cukup menyejukan, namun Kondisi Kami, terutama Istri yang harus melakukan dikali kedua agar dapat memasuki Raudhah saat yang pertama kali gagal, lalu dilanjutkan dengan perjalanan ke Makkah untuk melaksanakan Ibadah Umroh di Malam Harinya, sudah pasti cukup melelahkan. Aktifitas Spritual dan Fisik Kali ini cukup menguras tenaga ditambah banyaknya Para Jamaah dari Negara Lain, yang juga melakukan Hal yang sama seperti Kami.



Padahal Lintasan Perjalanan dari Bukit Shafa ke Marwah pada saat sebelum direnovasi lebih sulit, karena berada di Luar Masjidil Haram, yang berarti Panjang lintasannya lebih jauh.


 

Bagi Mereka yang kesulitan untuk melakukan Ibadah Sa’I karena tidak kuat berjalan, khususnya Para Orangtua, dan Kaum Difable, yang menggunakan Kursi Roda terdapat Jalur Tersendiri. Tadinya Sy menawarkan kepada Istri agar meggunakan Kursi Roda, yang mana Kami harus membayar 100 Riyal atau sekitar 400 ribuan. Itu sudah termasuk dengan Biaya Petugasnya, namun Istri Sy menolak, karena Ia ingin melakukannya secara sendiri tanpa bantuan apapun.


 

Ya !


 

Kami berdua saling menguatkan. Di saat Kami sedikit capek, Kami berusaha untuk saling menguatkan dan Alhamdullilah semua dimudahkan prosesnya untuk melakukan SaI ---  Alhamdulillah hirabbil 'alamin ---- Segala puji bagi Allah, Tuhan  Seluruh Alam ---    


 

Tahallul



Tahallul
Via : https://www.tribunnewswiki.com



Menurut Wikipedia :


 

Tahallul secara harfiah artinya dihalalkan, dalam Haji dan Umroh maksudnya adalah diperbolehkannya Jamaah Haji dan Umroh dari larangan/ pantangan Ihram. Tahallul disimbolkan dengan mencukur minimal 3 helai rambut. Dengan dicukurnya rambut berarti selesai semua Rukun dalam Pelaksanaan Ibadah Haji, dan Umroh.


 

Link :

https://id.wikipedia.org/wiki/Tahallul


 

Setelah selesai Proses Sa'I dan Tahallul.


 

Proses Tahallul itu dilakukan dari Muthawif Kami, Ustadz Sidki Maulana kepada Saya (Penulis), lalu Sy mencukur sedikit rambut kepada Istri, dan Istri Sy kepada Kakak Perempuan Kami. Saya Pribadi (Penulis) belum dapat menggundulkan rambut, baru setelah Pelaksanaan Badal Umroh untuk mengumrohkan Bapak, dan Eyang Kami, Saya baru bisa mencukur rambut hingga plontos.


 

Setelah Proses Tahallul selesai, Kami minum, dan mengusap muka dengan Air Zam - Zam sebagai Wujud Rasa Syukur atas berakhirnya Pelaksanaan Ibadah Umroh Kami



At Masjidil Haram - Makkah

 

Gambaran Masjidil Haram dengan Kabah, yang menjadi Baitullah (Rumah Allah) memang mempunyai Nilai Spritual, yang tinggi. Meski tak serapih Masjid Nabawi di Kota Madinah, namun dari Tempat inilah inti Pelaksanaan Ibadah Umroh, dan Haji itu ada.  


 

Jika di Masjid Nabawi, Kita sebagai Umat Muslim menjalankan sunahnya sebagai Rasa Kecintaan Kita kepada Nabi Muhammad SAW, dan dari Masjidil Haramlah, Inti menjalankan, yang wajib dari Pelaksanaan Ibadah Umroh, dan Haji itu ada !



At Masjidil Haram.

 

Pahala untuk dapat menjalankan Shalat Fardu Berjamaah, dan Sunah di Masjidil Haram adalah 100.00 kali lipat. Sedangkan di Masjid Nabawi 1.000 kali lipat, dan Masjidil Aqsa 500 kali lipat dibandingkan Shalat Wajib Berjamaah di Masjid Lainnya 27 kali lipat



Maka dari itu Kegiatan Kami beribadah di Masjid Haram lebih diprioritaskan dibandingkan harus ikut City Tour atau pun sekedar belanja - belanji. Dan Kami sangat selektif untuk Hal itu. Mumpung dekat dari Hotel. Di mana keluar Hotel jalan sebentar melewati Mall langsung menuju Plataran Masjidil Haram



At RoofTop Masjidil Haram.

 

Bangunan Masjidil Haram pun nampak lebih besar, dan megah dari Masjid Nabawi. Terdiri dari 3 Tingkat, yang mana di Tingkat Teratas juga terdapat RoofTop seperti di Masjid Nabawi. Walau harus diakui Kondisi RoofTop Masjid Nabawi, Kami pikir lebih baik (better), dan rapih. Akses menuju RoofTop dapat dilakukan dengan mudah karena memang searah dengan Pintu (Gate) 84 dari Makkah Hotel and TowerTempat Kami menginap.


 

Walaupun Masjidil Haram terlihat lebih megah, dan luas, Kami cukup dapat mengenalnya dengan mudah. Zam - Zam Tower & Royal Clock Towers, yang bersebelahan dengan Makkah Hotel & Tower A.K.A Hilton Hotel, Tempat Kami menginap, cukup mudah untuk Kami kenali. Itulah mengapa Kami cukup dimudahkan oleh NRA Tour & Travel selama Kami menjalankan Ibadah Umroh di Tanah Suci baik di Makkah maupun Madinah.



At Masjidil Haram.



Menurut Wikipedia :


 

Masjidil Haram (bahasa Arab: المسجد الحرام, translit. al-masjidil-ḥarām; pelafalan dalam bahasa Arab: [ʔælmæsʤɪd ælħaram]) adalah Sebuah Masjid yang berlokasi di Pusat Kota Makkah, yang dipandang sebagai tempat tersuci bagi Umat Islam.


 

Masjid dan Kota Makkah merupakan tujuan utama dalam ibadah haji. Masjid ini dibangun mengelilingi Ka'bah yang menjadi arah kiblat bagi umat Islam dalam mengerjakan ibadah salat di seluruh dunia. Masjid ini juga merupakan masjid terbesar di dunia, diikuti oleh Masjid Nabawi di Madinah al - Munawarah sebagai masjid terbesar kedua di dunia serta merupakan dua masjid suci utama bagi umat muslim. Luas keseluruhan masjid ini mencapai 356.800 m2 (3.841.000 sq ft) dengan kemampuan menampung Jamaah sebanyak 820.000 Jamaah ketika musim haji dan mampu bertambah menjadi dua juta Jamaah ketika Shalat Ied.


 

Kepentingan masjid ini sangat diperhitungkan dalam agama Islam, karena selain menjadi kiblat, masjid ini juga menjadi tempat bagi Para Jamaah Haji & Umroh melakukan beberapa ritual wajib, yaitu tawaf, dan sai.


 

Pengertian Masjidil Haram tidak hanya diartikan sebagai masjid di Kota Makkah saja. Para ulama berbeda pendapat mengenai hal ini ada yang mengatakan bahwa arti Masjidil haram adalah Semua Tempat di Kota Makkah.


 

Imam Besar Masjid ini adalah Syekh Abdurrahman As-Sudais Seorang Imam yang dikenal dalam membaca Alquran dengan artikulasi yang jelas dan suara yang merdu dan Syekh Shuraim.


 

Muazin besar dan paling senior di Masjid Al-Haram adalah Ali Ahmed Mulla yang suara azannya sangat terkenal di dunia Islam termasuk pada Media Internasional.


 

Masjidil Haram juga menjadi Bangunan Termahal di Dunia dengan Nilai Konstruksi sebesar US$100 miliar atau setara  Rp 1.310,1 Triliun. 


 

Link :

https://id.wikipedia.org/wiki/Masjidilharam

 


Alamat :

Al Haram, Makkah 24231, Arab Saudi  

 

City Tour Makkah 



City Tour Makkah




Its Time For City Tour !   


 

Ini Waktunya Kami melanjutkan Tour dalam Kota. Kali ini Kami berkeliling ke Kota Makkah demi melihat Bukti - Bukti Kebesaran Allah SWT, yang menjadi Saksi Sejarah Perjalanan Haji & Umroh.


 

Namun seperti biasanya, Kami harus lebih memilah Tempat mana, yang dapat Kami kunjungi. Terlebih Tour dalam Kota Ini bertepatan dengan Pelaksanaan Umroh Kedua, yang mana Kami membadal-kan Almarhumah - Almarhum, Eyang Kami - Soelastri Binti Djajasoekarta & Bapak Kami - Soerati Moersam Bin Gunowijoyo.


 

Jadi saat melaksanakan City Tour demi mengunjungi Jabal Nur, Jabal Tsur, Jabal Rahmah - Arafah dan melewati Muzdalifah serta Mina, Kami juga dalam keadaan berihram. Yang mana Tempat Niat (Miqat) untuk Pelakasanaan Ibadah Umroh berada di Masjid Ji Ronah, Sebuah Masjid Bersejarah, yang juga ditemukan Sumber Mata Air, yang dapat menyembuhkan Berbagai Penyakit. Setelah Nabi Muhammad SAW beserta Para Sahabatnya kehausan usai menjalani Perang Hunain, Lalu dipukullah oleh Baginda Rasul tongkatnya ke Bumi, dan keluarlah Air. Dalam kurun waktu berikutnya jadilah Sumur - Sumber Mata Air JiRonah.


 

Tepat di Tanggal 21 November 2023 setelah Kami istirahat 1 Hari akibat Perjalanan Panjang dari Madinah ke Makkah lalu ditambah dengan Pelaksanaan Ibadah Umroh pada Malam Harinya, Kini sekitar Pukul 8 Pagi - Waktu Arab Saudi (WAS) sehabis Sarapan (Breakfast), Kami bergegas untuk melakukan Perjalanan Tour dalam Kota di Makkah menggunakan Bis pada Rombongan 26.

 


Dengan Rute : 

- Jabal Nur, Jabal Tsur, Jabal Rahmah - Arafah melewati Muzdalifah & Mina.


  

At Jabal Nur



At Jabal Nur & Tsur.



Destinasi Tour dalam Kota Pertama Kali Kami di Makkah ada di Jabal Nur. Sebuah Gunung yang dalam Bahasa Arabnya Bercahaya. Di Tempat Ini juga terdapat Gua Hira, yang mana menjadi Tempat Nabi Muhammad SAW menerima Wahyu Pertama dari Allah SWT melalui Malaikat Jibril. Bukti Kebesaran itu ada pada Surat Al - Alaq ayat 1 - 5 . Di mana ayat Pertamanya berbunyi :


 

اِقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِيْ خَلَقَۚ - ١

 

Artinya: "Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan"

 


Menurut Wikipedia :


 

Jabal an-Nuur (disebut juga Jabal an-Nur atau Jabal Nur), atau diartikan dalam bahasa Arab جبل النور sebagai "Gunung Cahaya", adalah sebuah gunung dekat Kota Makkah di Hejaz, Arab Saudi. Gunung ini menjadi salah satu tempat yang paling istimewa dan sering dikunjungi di Kota Mekkah. 



Di gunung ini terdapat sebuah goa kecil berukuran 1,75 hasta yang dikenal sebagai Ghar Hira atau Gua Hira. Gunung ini memiliki tinggi 640 meter. Gunung ini juga dipercaya Umat Muslim sebagai tempat di mana Nabi Islam Muhammad SAW menerima wahyu pertama dari Allah SWT melalui Malaikat Jibril.


 

Sejarah



Gua Hira dengan Pemandangan Kota Makkah.
At Jabal Nur
Via : https://bisnis.com



Ketika mengunjungi Makkah atau melaksanakan Ibadah Haji dan Umrah, Jabal Nur adalah tempat yang familiar bagi Kaum Muslimin. Tempat ini menjadi saksi atas munajat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. 



Jabal Nur memiliki ketinggian sekitar 624 meter di atas permukaan laut dengan batuan yang terjal melapisi permukaannya, dan kemiringannya mencapai sekitar 60 derajat. Puncak Jabal Nur setinggi sekitar 200 meter dengan bentuk puncak yang tajam, dan diperlukan sekitar setengah jam untuk mendekatinya.


 

Dari Puncak Jabal Nur, Pengunjung dapat menikmati pemandangan indah Kota Makkah dari ketinggian, termasuk Masjidil Haram yang terlihat jelas tanpa ada gangguan dari gedung-gedung tinggi. Untuk mengunjungi Jabal Nur, perjalanan harus dilakukan ke arah utara dari Kota Makkah, dengan jarak sekitar 5 km dari Masjidil Haram.



Nama Jabal Nur berasal dari arti "Gunung yang Bercahaya". Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sering mengunjungi Jabal Nur, terutama di dalam Gua Hira, tempat beliau menyendiri dan merenungkan dari keramaian Kota Makkah. 



Gua Hira adalah tempat di mana Malaikat Jibril datang kepada Nabi Muhammad SAW, menyampaikan wahyu pertama dari Allah SWT. Setelah wahyu pertama turun, melalui serangkaian peristiwa panjang, Muhammad diangkat sebagai nabi dan rasul hingga Peristiwa Isra dan Miraj.


 

Wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW di Gua Hira menjadi titik awal Cahaya Islam yang terus bersinar hingga saat ini. Beliau, dengan wahyu-Nya, mampu mengatasi kegelapan dan kesesatan yang melanda bumi pada masa itu dan bahkan hingga akhir zaman. Pemilihan nama Jabal Nur atau Gunung Cahaya untuk tempat yang biasa digunakan Rasulullah SAW untuk merenung dan menerima wahyu tersebut. Tidaklah mengherankan mengingat peran vital Gua Hira dalam Sejarah Islam !


 

Alasan Rasulullah memilih berkhalwat di Gua Hira, Jabal Nur, dapat dipahami dari kecenderungannya sejak kecil untuk menyendiri. Beliau tidak suka bergaul ramai - ramai dan hal ini berlanjut hingga dewasa. Saat mencapai usia 40 tahun, keinginan Rasulullah untuk menjauh dari keramaian semakin kuat, dan Gua Hira di Jabal Nur menjadi tempat ideal untuk berkhalwat.


 

Akses ke Gua Hira memerlukan perjalanan mendaki gunung selama sekitar satu jam. Gua tersebut mampu menampung empat hingga lima orang. Memiliki kondisi gelap karena sedikit cahaya matahari yang dapat masuk. Dengan tinggi yang sebatas berdiri, jika tidak ada bangunan tinggi di Masjidil Haram, Pengunjung dapat melihat Kabah dari mulut gua bagian belakang.



Penamaan


At Jabal Nur.
Via : https://mytours.co.id



Sejak Nabi Muhammad SAW menyatakan bahwa dirinya menerima wahyu pertama berupa surah pertama dalam Al Quran, gunung ini dinamakan "Jabal-al-Nur". "Jabal" dalam Bahasa Arab berarti gunung dan "Nuur" atau "Nur" berarti cahaya atau penerangan



Sejak saat itu, nama Jabal an-Nur atau Jabal Nur menjadi nama untuk gunung itu hingga sekarang. Diketahui peristiwa itu terjadi pada Senin malam pada tanggal 21 Ramadhan atau 10 Agustus 610 M. Atau pada saat Nabi Muhammad SAW berusia 40 tahun, 6 bulan dan 12 hari.


 

Link :

https://id.wikipedia.org/wiki/Jabal_an-Nur

 


Dan Perjalanan Kami berlanjut ke Jabal Tsur

 


Alamat :

Makkah - Arab Saudi

 


At Jabal Tsur


At Jabal Tsur.


 

Perjalanan Kami berlanjut untuk mengunjungi Jabal Tsur, yang juga merupakan Gunung, dan Lokasinya juga tidak terlalu dari Jabal Nur.

 

Ya ! 

 

Wilayah Pegunungan, dan Gurun banyak dijumpai di Daerah Makkah. Tak seperti Madinah, yang lebih subur, Kota Makkah memang terlihat lebih tandus, dan kering mengikuti Pola Iklim Gurun. Itulah sebabnya di Sepanjang Perjalanan, jarang ditemui Wilayah Perkebunan terutama Kurma seperti di Madinah. Kalupun ada harus naik sedikit ke Kota Thaif, yang beriklim sejuk, dan sama - sama berada di Provinsi Makkah selain Kota Makkah, dan Jeddah.



Itulah sebabnya pada Masa Peralihan dari Musim Panas ke Dingin, Vegetasi Tumbuhan, yang tadinya merupakan Hamparan Gurun, yang luas, perlahan tumbuh menghijau, namun saat Musim Panas tiba, Tumbuhan itu kembali mengering.


 

Jadi jika Kamu melihat Hamparan Vegetasi, yang tumbuh subur di Gurun itu merupakan Gejala Alam (Fenomena) Tahunan akibat curah hujan, yang tinggi. Namun memang akhir - akhir ini, Wilayah Kota Makkah lebih subur dibandingkan Beberapa Tahun, yang lalu, dan Beberapa Wilayah di Arab Saudi malah turun salju ketika musim dingin. Jika ini dikaitkan dengan Tanda - Tanda Kiamat, yang mana Wilayah Makkah tumbuh menghijau “Hanya Allah SWT, yang mengetahui kebenaran yang sesungguhnya - Wallahu A'lam Bishawab !



Gua Banteng - Gua Tsur.
At Jabal Tsur
Via : https://www.dream.co.id



Menurut Wikipedia :


 

Jabal Tsur (bahasa Arab: جبل ثور) (Gunung Banteng) adalah nama sebuah gunung di Arab Saudi, terletak di bagian bawah Makkah di sebelah selatan distrik Al-Misfalah. Tinggi gunung adalah 1.405 m (4.610 kaki).


 

Hampir sama dengan Jabal Nur, yang mempunyai Gua Hira, Gunung Tsur juga terkenal karena menyimpan sebuah Gua yang dikenal sebagai Ghar al-Thawr (Gua Banteng) Di mana Nabi Muhammad SAW dan rekannya Abu Bakar berlindung dari Orang Quraisy, saat migrasi ke Madinah. Bagi kebanyakan Umat Islam, gua tersebut memiliki makna religius, dan oleh karenanya banyak dikunjungi oleh Peziarah dan Turis.


 

Selama Hijrah, Nabi Muhammad SAW dan Abu Bakar berlindung di gua ini, dengan bantuan keluarga dan budak Abu Bakar. Ketika Orang Quraish datang untuk mencarinya, Abu Bakar mengatakan kepada Nabi Muhammad bahwa mereka hanyalah dua orang, tetapi Nabi Muhammad meyakinkannya dengan mengatakan, "Abu Bakar, kira-kira dua, yang ketiga adalah Allah !" Ketika orang Quraisy sampai di gua, mereka berpikir bahwa tidak ada yang bisa pergi ke gua dengan jaring laba - laba yang tersebar di pintu masuk gua dan burung - burung bersarang di dekat sana.


 

Link :

https://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_Tsur



At Jabal Tsur.



Kami cukup lama di Tempat Ini. Melihat Gunug Tsur, yang terdiri dari 2 Gunung itu, membuat Kami cukup takjub akan Bukti Kebesaran Allah SWT. Hingga Akhirnya keindahan dari Gunung Tsur, membuat Kami tak kuasa untuk dapat mengabadikan Moment di Tempat Ini.


 

Alamat :

Makkah - Arab Saudi

 


At Arafah - Jabal Rahmah



At Arafah - Jabal Rahmah.


 

Kini Kami tiba di Arafah. Sebuah Tempat, yang menjadi Salah Satu Rukun Haji, yaitu Wukuf. Namun ketika itu, Kami tidak sampai mendekati Jabal Rahmah (Bukit Kasih Sayang), yang menjadi Tempat Sejumlah Peristiwa termasuk bertemunya Adam & Hawa.      


 

Ya !


 

Kami hanya berada di Plataran Arafah saja, dan tidak terlalu mendekati Arafah apalagi Jabal Rahmah. Terlebih Beberapa Tahun Belakangan Ini, Otoritas Setempat memang sengaja menutup Jabal Rahmah bahkan saat Musim Haji sekalipun.


 

Aksi Perusakan (Vandalisme) dengan mencorat - coret tembok, hingga membuang sesuatu, yang termasuk dalam Kategori Bidah - Perbuatan Syirik menjadi Alasannya. Selain itu Fenomena Tumbuhnya Vegetasi, yang berupa lumut, dan bebatuan diatasnya, serta berakibat licin, juga menjadi Alasan kenapa Monumen Cinta Nabi Adam As & Siti Hawa ini ditutup. Entah sampai kapan penutupanya. Akan tetapi Akses menuju Bukit Kasih Sayang saat itu memang diberi pembatas.


 

Walhasil, Kami hanya dapat berfoto dari kejahuan dengan Jabal Rahmah sebagai Latar Belakang (Background)nya saja.



At Arafah - Jabal Rahmah.

 

Menurut Wikipedia :


 

Arafah adalah daerah terbuka dan luas di sebelah timur luar Kota Suci Umat Islam di Makkah, Arab Saudi. Di padang yang luas ini, pada satu hari (siang hari) tanggal 9 Zulhijah pada penanggalan Hijriah lebih dari Dua Juta Umat Islam dari berbagai pelosok dunia berkumpul untuk melaksanakan puncak ibadah haji, yaitu : Ibadah Wukuf.


 

Ada beberapa Tempat Utama di Arafah yang selalu dijadikan Kunjungan Jamaah Haji :


 

A. Jabal Rahmah


Sebuah Bukit Kasih Sayang, yang menjadi Tempat Sejumlah Peristiwa :


 

* Bertemunya Kembali Nabi Adam As & Siti Hawa di Bukit Kasih Sayang,

   yang mana terdapat Penanda Sebuah Monumen Cinta Adam & Hawa.


 

* Di Jabal Rahmah, Nabi Ibrahim diuji cintanya, untuk melaksanakan ketentuan Allah SWT mengorbankan anak lelaki yang sangat lama dirindukan kelahirannya. Di bukit itu, Ia yakin bahwa mimpi yang ia alami tiga kali berturut-turut tersebut benar-benar merupakan perintah Allah SWT. Pengorbanan luar biasa inilah yang membuat Leluhur Para Nabi ini mendapat gelar Khalilullah atau Kekasih Allah SWT.



 

* Menjadi tempat mengabarkan Kesempurnaan Islam, dengan turunnya wahyu terakhir serta sekaligus petunjuk awal akan kewafatan Baginda Rasul, Nabi Muhammad SAW

.


 

  Ulama bernama Syekh M Ali As-Shabuni menyebutkan bahwa riwayat paling shahih dari semua pandangan ulama adalah Surat Al-Baqarah ayat 281. Surat Al-Baqarah ayat 281 turun pada tahun 11 H, 9 hari sebelum Rasulullah SAW wafat (pada malam Senin, Rabiul Awwal 11 H/632 M). Surat Al-Baqarah ayat 281 turun pada hari-hari menjelang wafat Rasulullah SAW. (As-Shabuni, 2016: 17). Dengan turunnya Surat Al-Baqarah ayat 281 itu, wahyu terputus. Sekaligus menandai “selesainya” hubungan langit dan bumi. Rasulullah SAW wafat setelah menunaikan amanah, menyampaikan risalah, dan membimbing manusia ke jalan Allah SWT. (As-Shabuni, 2016: 17).



 

  Risalah yang diemban Rasulullah tersebut sudah disampaikan dengan jelas. Syariatnya sangat lengkap. Jika manusia mengalami masalah apapun dalam hidupnya, Allah SWT sudah memberikan pedoman dalam menjalaninya. Maka, hendaknya semua manusia menjalankan Syariat Islam dengan penuh ketaatan.


 

B. Masjid Namira



Masjid yang terletak di perbatasan antara Al-Haram dan Arafah, tepatnya di arah barat Jabal Rahmah (Bukit Arafah). Masjid dua lantai yang memiliki luas 124.000 m2 ini mampu menampung jamaah hingga 300.000 Orang. Pasca perluasan, sebagian masjid ini berada di luar kawasan Arafah, sehingga diberikan tanda informasi dan pengumuman tentang perbatasannya agar jamaah haji tetap berada di Lingkungan Arafah. Pada musim haji setiap tahunnya Mufti Arab Saudi akan memberikan khutbah Arafah dihadapan jamaah haji di Masjid ini.



Foto dulu Gaes ...
At Arafah - Jabal Rahmah.


 

Kondisi Arafah, yang cukup panas ketika itu, karena di sepanjang, yang Kami lihat hanya berupa Padang Pasir, dan Gurun, membuat Beberapa Penjual menjajakan Barang Dagangannya, entah itu Makanan maupun Minuman, hingga Baju Muslim (Gamis & Koko). Mungkin maksudnya sebagai Souvenir atau Oleh - Oleh atau bahkan tidak membuat bete ketika mendekati Arafah, yang terbilang agak jauh dari Lokasi Kami di Plataran Parkir Arafah. Entahlah jika saat Musim Ibadah Haji, apakah Para Penjual ini tetap ada ? Mengingat Pastinya ketika Wukuf, Para Jamaah Haji seluruh dunia akan tumplek rueg di Tempat Ini.


 

Mungkin Padang Arafah menjadi Gambaran Kecil ketika Umat Muslim di Seluruh Dunia dikumpulkan dari Zaman Nabi Adam As hingga Nabi Muhammad SAW di Padang Yaumul Mahsyar pada Hari Kiamat sebagai Hari Perhitungan (Hisab) Mereka. Apakah Mereka masuk Neraka atau SurgaWallahu A'lam Bishawab ...


 

Link :

https://id.wikipedia.org/wiki/Arafah

https://id.wikipedia.org/wiki/Jabal_Rahmah

https://id.wikipedia.org/wiki/Masjid_Al-Namirah

https://kumparan.com/berita-hari-ini/3-peristiwa-penting-yang-terjadi-di-jabal-rahmah-1zO5yOwTYE7/full

https://www.nu.or.id/internasional/jabal-rahmah-penanda-cinta-dan-kasih-sayang-para-utusan-allah-2x404

 


Alamat :

Makkah - Arab Saudi    



Miqat At Masjid Ji’Ronah




At Masjid Ji'Ronah




Setelah Kami mengunjungi Beberapa Tempat, yang menjadi Saksi Sejarah bagi Perkembangan Islam di Tanah Suci melalui Program City Tour, kini waktunya Kami mengambil Niat melaksanakan Umroh Kedua untuk Membadalkan Almarhumah - Almarhum, Eyang KamiSoelastri Binti Djajasoekarta”, dan Bapak KamiSoerati Moersam Bin Gunowidjojo”. Batas Waktu atau Tempat Pengambilan Niat itu berada di Masjid JiRonah, yang mana sekaligus Kami melakukan Ibadah Shalat Sunah 2 Rakaat di Tempat Ini.


 

Untuk Jamaah Indonesia, pelaksanaan Miqat bagi Jamaah Haji  & Umroh, yang mendarat di Jeddah, atau pada saat di Kota Makkah dan menunaikan Ibadah Umroh & Haji :


 

1)       Masjid Hudaibiyah

2)       Masjid Tan’im (Masjid Aisyah)

3)       Masjid Jironah


 

Mengapa Pihak Tour & Travel mengambil Tempat Pelaksanaan Niat (Miqat) untuk Ibadah Haji & Umroh di Masjid JiRonah ? Karena Masjid Ji’ronah menjadi Tempat Miqat yang paling afdhal disebabkan Tempat Ini menjadi Tanda Batas Tanah Haram.



Penampakan Sumur Ji'Ronah yang telah ditutup !
Via : https://www.bacagituloh.com


 

Dahulu Rasulullah pernah bermukim di sini selama 13 hari, kemudian bermiqat untuk melakukan umrah beliau yang ketiga kali di kampung ini. Tempat di mana Rasulullah S.A.W. berihram kemudian dibangun Masjid Jironah.


 

Selain itu Masjid Jironah juga mempunyai Sebuah Sumur - Sumber Mata Air, yang dapat menyembuhkan Berbagai Penyakit, Di bawah 1 Kualitasnya dari Air Zam - Zam. Setelah Nabi Muhammad SAW beserta Para Sahabatnya kehausan usai menjalani Perang Hunain, lalu dipukullah oleh Baginda Rasul tongkatnya ke Bumi, dan keluarlah Air serta dalam kurun waktu berikutnya menjadi Sumur - Sumber Mata Air Ji’ Ronah.


 

Namun sayang demi menghindari Praktek Bidah, dan Perbuatan Syirik, yang mana airnya digunakan bahkan dibawa pulang oleh Para Jamaah Haji maupun Umroh karena menganggap obat dan bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit, oleh Pemerintah Kerajaan Arab Saudi, Sumur ini ditutup.


 

Hal ini menjadi maklum ! 



Karena Mayoritas Penganut Ajaran Islam di Arab Saudi adalah Paham Wahhabi, yang bersumber kepada Al Quran, dan Hadist Shahih. Dan Segala amal perbuatan yang tidak pernah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW maupun oleh Para Sahabat-Nya secara mutlak maka dinamakan Bid`ah, melanggar ketentuan bahkan dikategorikan Sebagai Perbuatan Syirik. Sehingga Otoritas Setempat menutup Sumur, dan Mata Air tersebut dengan dalil Bid’ah meski mungkin secara medis ditemukan khasiatnya dari Sumur Tersebut.


 

Untuk itulah tinggal Kita saja, yang bijak dalam menyikapinya. Ketika Muthawif Kami, Ustadz Ben Ally memberitahukan Air dari Masjid Ji’Ronah boleh dibawa pulang, dan dapat menyembuhkan Penyakit, ya Kami mengikutinya. Terlebih, Kami, yang ketika itu memang kehausan, Air dari Masjid Ji’Ronah ini dapat dipergunakan oleh Kami. Sebab jika Air Minum, yang berada di Rumah pun, dan Kita minta kesembuhan kepada Allah SWT melalui air yang Kita minum itu, pastinya juga akan menjadi manfaat bukan ? Jadi tergantung dari cara pandang masing - masing Para Jamaah saja.


 

Alamat :

Al Ju'ranah 24621, Arab Saudi 




Rombongan Bus 26, bersiap kembali ke Hotel !



Setelah mengambil Miqat dan melaksanakan Shalat Sunah 2 Rakaat di Masjid JiRonah, Rombongan Kami di Bus 26, bersiap kembali menuju ke Hotel. Di mana sebelumnya Kami diberi waktu 1 jam an di Kamar Hotel untuk Bersiap melaksanakan Umroh Kedua maupun Badal Umroh di Pukul 11.00 Waktu Arab Saudi (WAS)


 

Dalam Perjalanan Kembali ke Hotel, Kami melewati :


 

1. Muzdalifah



At Muzdalifah
Via :https://ihram.republika.co.id



Menurut Wikipedia :


 

Muzdalifah (Arab: مزدلفة) adalah Daerah Terbuka di antara Makkah dan Mina di Arab Saudi yang merupakan tempat Jamaah Haji diperintahkan untuk singgah dan bermalam setelah bertolak dari Arafah. Muzdalifah terletak di antara Mazamain (dua jalan yang memisahkan dua gunung yang saling berhadapan) Arafah dan Lembah Muhassir. Luas Muzdalifah adalah sekitar 12,25 km², di sana terdapat rambu - rambu pembatas yang menentukan batas awal dan akhir Muzdalifah.


 

Jamaah Haji setelah melaksanakan wukuf di Arafah bergerak menuju Muzdalifah saat setelah terbenamnya matahari (waktu Maghrib). Di MuzdalifahJamaah Haji melaksanakan Salat Maghrib dan Isya secara digabungkan dan disingkat (jamak qashar) dan bermalam (mabit) di sana hingga waktu fajar. Di Muzdalifah, Jamaah Haji mengumpulkan batu kerikil yang akan digunakan untuk melempar Jumrah.


 

Bermalam (mabit) di Muzdalifah hukumnya wajib dalam Haji. Maka siapa saja yang meninggalkannya diharuskan untuk membayar Dam. Dianjurkan untuk mengikuti jejak Nabi Muhammad SAW; bermalam hingga memasuki waktu Salat Subuh, kemudian berhenti hingga fajar menguning. Namun bagi orang - orang yang lemah, seperti Kaum Wanita, Para Orang Tua dan yang seperti Mereka, boleh meninggalkan Muzdalifah setelah lewat tengah malam. Setelah Salat Subuh, Jamaah Haji berangkat menuju ke Mina.


 

Link :

https://id.wikipedia.org/wiki/Muzdalifah



2. Mina



At Mina - Tented City
Via : https://welcomesaudi.com

 


Menurut Wikipedia :


 

Mina (Arab: مينا) adalah sebuah Lembah di Padang Pasir yang terletak sekitar 5 kilometer sebelah Timur Kota Makkah, Arab Saudi. Ia terletak di antara Makkah dan Muzdalifah. Mina mendapat julukan Kota Tenda (Tented City), karena berisi tenda - tenda untuk Jutaan Jamaah Haji Seluruh Dunia. Tenda - tenda itu tetap berdiri meski musim Haji tidak berlangsung. Mina paling dikenal sebagai tempat dilaksanakannya kegiatan lempar jumrah dalam ibadah haji


 

Mina didatangi oleh jamaah haji pada tanggal 8 Dzulhijah atau sehari sebelum wukuf di Arafah. Jamaah haji tinggal di sini sehari semalam sehingga dapat melakukan salat Dzuhur, Ashar, Maghrib, Isya dan Subuh. Kemudian setelah sholat Subuh tanggal 9 Dzulhijah, Jamaah Haji berangkat kembali ke Arafah.


 

Jamaah Haji datang lagi ke Mina setelah selesai melaksanakan wukuf di Arafah. Jamaah haji ke Mina lagi karena para jamaah haji akan melempar Jumrah. Tempat atau lokasi melempar jumrah ada 3 yaitu Jumrah Aqabah, Jumrah Wusta dan Jumrah Ula. Di Mina, Jamaah Haji wajib melaksanakan mabit (bermalam) yaitu malam tanggal 11,12 Dzulhijah bagi jamaah haji yang melaksanakan Nafar Awal atau malam tanggal 11,12,13 dzulhijah bagi jamaah yang melaksanakan Nafar Tsani.


 

Mina juga merupakan Lokasi Penyembelihan Binatang Kurban. Di Mina ada Masjid Khaif, merupakan masjid di mana Nabi Muhammad SAW melakukan salat dan khutbah ketika berada di Mina saat melaksanakan Ibadah Haji.


 

Kata Mina secara bahasa berarti tumpahan darah hewan yang disembelih. Nama ini sesuai dengan Mina sebagai Tempat Penyembelihan Hewan Ternak, yang berlangsung di setiap tahun. Hewan yang disembelih antara lain unta, sapi dan kambing.



Mina merupakan sebuah Kota yang berbentuk Lembah, dan di Kawasan Padang Pasir. Mina juga disebut Kota TendaTent City” sebab saking banyaknya Tenda, dan luasnya wilayah, yang dipergunakan untuk Tenda Jamaah Haji di Seluruh Dunia. Lokasi Mina berada sejauh 5 km dari Kota Makkah. Wilayah Mina dibatasi oleh Jumrah Aqabah di bagian barat. Batas ini diapit oleh dua gunung. Sementara di bagian timur, batas wilayah Mina hingga ke Wadi Muhassir. Luas Wilayah Mina adalah 7,8 km2. Namun karena sebagian wilayahnya merupakan pegunungan batu, maka yang dapat dihuni hanya seluas 4,8 km2


 

Mina merupakan salah satu daerah pelaksanaan haji. Mina merupakan tempat yang disunahkan untuk didatangi pada Hari Tarwiyah (Hari Kedelapan Dzulhijjah) oleh Jamaah Haji. Para Jamaah Haji juga disunahkan untuk menginap di Mina. Sunah ini diketahui dari hadis yang diriwayatkan oleh Jabir bin Abdullah. Keterangan dari hadis ini ialah bahwa Nabi Muhammad SAW berangkat ke Mina kemudian melakukan ihram haji. Setelah itu, shalat lima waktu mulai dari shalat zuhur hingga shalat isya' dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW di Mina. Nabi Muhammad masih berdiam di Mina hingga matahari terbit.



Sistem Transportasi Taraddudy
Via : okezone.com


 

Setelah Jamaah Haji melaksanakan Wukuf di Arafah, Para Jamaah menuju ke Muzdalifah ketika matahari terbenam dan kembali ke Mina saat matahari terbit. Jamaah kemudian mulai melontar jumrah di Mina selama 3 hari berikutnya.


 

Pemerintah Arab Saudi telah menerapkan Sistem Transportasi dari Arafah ke Muzdalifah dan ke Mina. Sistem ini disebut Taraddudy dan mulai diujicoba pada tahun 2002 kepada Jamaah Haji asal Turki



Jamaah haji diantar menggunakan bus dari Arafah ke Muzdalifah. Dari Muzdalifah, bus lain mengantar Jamaah Haji hingga turun di Mina. Sementara bus yang mengantar dari Arafah ke Muzdalifah kembali ke Arafah untuk membawa lagi Jamaah Haji yang lain ke Mudzalifah. Bus yang lain pun kemudian mengantar Jamaah Haji ini hingga turun ke Mina. Tiap Pengantaran Jamaah Haji dibatasi hanya sebanyak 50 Jamaah Haji.



Jamaah haji menginap di Mina selama 3 malam yaitu malam tanggal 11, 12 dan 13 Zulhijah. Lama waktu bermalam di Mina ini tiap harinya paling sebentar selama 6 jam. Batas - batas penginapan di Mina telah ditentukan oleh Pemerintah Arab Saudi dengan persetujuan Para Ulamanya. Perkemahan untuk Jamaah haji di Mina telah dilengkapi dengan fasilitas penyejuk udara. Selain di tenda-tendah Jamaah Haji, penyejuk udara juga dipasang di dalam masjid - masjid dan rumah - rumah penginapan di Mina. Dibandingkan dengan tenda-tenda di Arafah, tenda - tenda di Mina dipasang semi - permanen.


 

Pada Tanggal 2 Juli 1990, Sebuah Peristiwa terjadi saat Ibadah Haji di Mina. Di mana 1.426 orang tewas akibat terinjak - injak dan gangguan pernapasan dalam sebuah terowongan di dekat Makkah. Peristiwa Terowongan Mina tersebut merupakan Tragedi Haji dengan korban tewas tertinggi pada Zaman Modern. Beberapa Korban tewas berasal dari Malaysia, Indonesia dan Pakistan




Link :

https://id.wikipedia.org/wiki/Mina,_Arab_Saudi



Mall To Mall







Ini waktunya Kami jalan - jalan !   

         

 

Meski kebanyakan waktu Kami dipergunakan untuk beribadah, namun bukan berarti Kami tidak mempunyai waktu bersantai untuk sekedar melihat Pusat Perbelanjaan (Mall) sembari berbelanja oleh - oleh di Kota Makkah. Terlebih ketika di Kota Madinah, Kami tidak sempat berbelanja oleh - oleh. Jadi disela pulang beribadah dari Masjidil Haram, Kami sempatkan untuk berburu oleh - oleh.


 

Beberapa Pusat Perbelanjaan (Mall) Loaksinya memang dekat dengan Makkah Hotel & Tower, Tempat Kami menginap. Bahkan pintu keluar hotel pun terdapat Mall, yang menyatu dengan Hotel. Jika tidak salah bernama Bin Dawood Shopping Centre Ex Hilton Hotel & Tower Shopping Centre, yang sekarang bernama Makkah Hotel & Tower. Tidak jauh dari Mall ini terdapat Abraj Al Bait Shopping Centre, yang juga terintegrasi dengan Makkah Hotel & Tower Shopping Centre. Lokasinya berada di  Zam - Zam Tower Complex, Sebuah Kompleks, yang terdiri dari Beberapa Menara, yang cukup menjulang tinggi, dan Sebuah Menara Landmark Kebanggannya, yaitu : Menara Abraj Al Bait atau dikenal sebagai The Royal Clock Tower.


 

Jadi sebenarnya Kami tidak perlu jauh - jauh untuk berbelanja kebutuhan oleh - oleh maupun sekedar mengeksplorasi Pusat Perbelanjaan (Mall) saat berada di Kota Makkah.

 

At Bin Dawood Shopping Centre




At Bin Dawood Shopping Centre




Pusat Perbelanjaan (Mall) ini, Lokasinya berada di bawah Makkah Hotel & Tower Ex Hilton Hotel & Tower. Sebuah Pusat Perbelanjaan (Mall), yang juga juga sering disebut dengan Bin Dawood Shopping Centre, sebab sebagai Penyewa (Tenant) - Retail Super Store, Bin Dawood menempati Ruang cukup besar di dalam Mall Ini.


 

Pusat Perbelanjaan Ini meski terbilang menempati bangunan tua di sekitar Tahun 80 - 90an namun cukup Premium. Terlebih material pada bangunannya, yang berlantai marmer menunjukkan Kemewahan (Luxury) pada Masa nya. Dan hingga kini menjadi Salah Satu Pusat Perbelanjaan (Mall) Favorit bagi Para Jamaah, yang ingin berburu, dan berbelanja oleh - oleh.



Suasana (Atmosphere) Mall 
At Bin Dawood Shopping Centre



 

Mall ini dahulunya merupakan Pusat Perbelanjaan, yang dikelolah oleh Hilton Hotel Tower, sebelum akhirnya Hilton Hotel berpindah, dan menempati Bangunan Barunya di Kawasan Jabal Omar. Jadi kebayang kan bagaimana mewah (luxurious) nya Mall ini pada masanya ditambah lagi mengusung Konsep Superblock, yang mana diatasnya terdapat Hotel Mewah *****. Jika Kamu melihat Beberapa Selebrita Indonesia memposting Eskalator Viral saat berada di Makkah dalam rangka menunaikan Ibadah Umroh & Haji, ya ada di Mall Ini ! 



Sekarang saja, meski Bangunannya sudah tampak tua, namun tetap menunjukkan kesan mewah. Kini, Pusat Perbelanjaan (Mall) Ini dikelolah oleh Makkah Construction and Development Company (MCDC) dengan Nama Makkah Hotel & Tower Shopping Centre atau lebih dikenal dengan Bin Dawood Shopping Centre - Makkah.


 

Penyewa (Tenant) seperti : Baskin - Robbins, KFC, Carrefour, Retail Super Store Bin Dawood, La Beaute ada di Mall Ini.


 

Alamat :

Ibrahim Al Khalil St, P.O. Box 844 Makkah - Kingdom Of Saudi Arabia


 

At Abraj Al Bait -

The Clocks Towers Shopping Center



At Abraj Al Bait - The Clocks Towers Shopping Centre



Kami juga sempat mengunjungi Abraj Al Bait Shopping Center, yang lokasinya memang tidak begitu jauh dari Makkah Hotel & Towers, Tempat Kami menginap. Bahkan bisa dibilang Pusat Perbelanjaan (Mall) ini terintegrasi dengan Makkah Hotel & Towers Shopping Centre atau biasa dikenal dengan Bin Dawood Shopping Centre, Sebuah Pusat Perbelanjaan, yang terletak di bawah Makkah Hotel & Towers a.k.a Hilton & Towers, Tempat Kami menginap. Kedua Mall, yang lokasinya sama - sama berada di Tempat Bergengsi (Prestigious), yang mana tepat di Plataran Masjidil Haram.


 

Karena begitu dekatnya Lokasi Kedua Mall ini dengan Masjidil Haram, wajar jika Abraj Al Bait menjadi Salah Satu Bangunan Termahal di Dunia, dan menempati Posisi Kedua setelah Masjidil Haram, yang sama - sama berada di Kota Makkah dengan Nilai Investasi USD 16 miliar atau setara dengan Rp 243 Triliun. Namun Kami belum dapat menginformasikan apakah Makkah Hotel & Tower - Bin Dawood Shopping Centre juga termasuk ke dalam Salah Satu Bangunan Termahal di Dunia ? Meskipun tidak termasuk ke dalam 10 Besar Bangunan Termahal di Dunia.



Abraj Al Bait Shopping Centre, yang terletak di Zam - Zam Tower Complex
Dengan Bangunan Tinggi, dan Ikonnya The Royal Clocks Tower 
At Depan Zam - Zam Tower Complex



 

Abraj Al Bait atau dikenal The Clock Towers Shopping Center berada di Dalam Kompleks Zam - Zam Tower dengan 7 Menara Hotel seperti : Al Marwah Rayhaan By Rotana, MovenPick Hotel - Hajar Tower, Swissotel Makkah, Pullman Zam - Zam Makkah, Raffless Palace Makkah, Swissotel Al Maqam dan Fairmont Hotel, yang berada di The Royal Clocks Towers sebagai Pusatnya. 



Hampir seluruh Hotel, yang berada di Kompleks Zam - Zam Towers dikelolah oleh Grup Accor, kecuali Al Marwah Rayhaan Hotel, yang dikelolah oleh Rotana. Selain Hotel, Condominum Hotel (Condotel) & Apartments, yang juga berada di Komples Ini, tentunya Sebuah Pusat Perbelanjaan (Mall) Mewah, dan Terbesar di Makkah, Abraj Al Bait - The Clock Towers Shopping Center ada di bawahnya. 



Menurut Wikipedia :


 

Menara Abraj Al Bait - Kompleks Zam - Zam adalah Sebuah Kompleks bangunan yang terletak di Kota Makkah, Arab Saudi. Kompleks bangunan ini dirancang oleh Para Arsitek dari Dar Al - Handasah Architects dan pelaksanaan pembangunannya dilakukan oleh Saudi Binladin Group. Lokasi menara ini berada di Plataran Masjidil Haram, salah satu Masjid Suci Umat Islam.


 

Kompleks Abraj Al Bait dibangun untuk menampung para Jamaah Haji yang semakin banyak datang ke Makkah untuk menunaikan ibadah haji. Bisnis Perhotelan yang semakin lama menjadi berkembang di kota ini juga tak terlepas dari banyaknya Jamaah Haji ini. Selain itu, Menara Abraj Al Bait ini juga dirancang untuk mampu menampung sampai dengan 10.000 orang.


 

Di kompleks ini terdapat tujuh bagian dengan Satu Menara yang dinamakan Hotel Tower atau biasa dikenal dengan The Royal Clock Towers. Memiliki ketinggian di atas 6 menara lainnya yang diperkhususkan untuk apartemen (tinggi menara hotel adalah 601 m). Hotel Tower dijadikan hotel berbintang tujuh. Bangunan di bawah tujuh menara ini diisi dengan 5 lantai pusat perbelanjaan, ruang konferensi, dan fasilitas - fasilitas yang lain (termasuk ruang beribadah yang sanggup menampung hingga 10.000 orang)


 

Pembangunan Kompleks Menara Abraj Al Bait ini dimulai pada tahun 2004. Arsitektur bangunannya dibuat oleh Dar Al - Handasah Architechs. Pembangunan selesai pada tahun 2012. Proses pembangunan dilakukan secara bertahap. Menara Terakhir yang diselesaikan adalah Menara Maqam. Biaya pembangunan Kompleks ini senilai USD 16 miliar atau setara dengan Rp 243 Triliun. Pembukaan kompleks bangunan ini dilaksanakan pada Tahun 2012.



Pada awalnya, menara tertinggi di Kompleks ini, yakni Hotel Tower - The Royal Clock Towers direncanakan memiliki tinggi 485 meter pada Tahun 2006. Pada Tahun 2009, diumumkan bahwa Hotel Tower akan dibangun hingga mencapai ketinggian 601 meter.


 

Bangunan yang paling tinggi di Kompleks Zam - Zam (Hotel Tower - The Royal Clocks Tower) menjadi struktur tertinggi di Arab Saudi dan kedua di Dunia setelah Burj Dubai di Dubai, Uni Emirat Arab, terhitung pada Tahun 2011 (bertepatan dengan selesainya bagian menara Hotel Tower). Kini sebagai Gedung Tertinggi keempat di Dunia, setelah Burj DubaiMerdeka 118, dan Menara Shanghai.


 

Dengan luas area lantai sebesar 1.500.000 m2, bangunan ini merupakan bangunan dengan area lantai yang paling luas di Dunia pada saat bangunan ini selesai dibangun. Pada Juli 2013, rekor ini pecah bertepatan dengan selesainya New Century Global Centre, suatu bangunan multifungsi yang ada di Chengdu, China.


 

Di Hotel Tower, diletakkan sebuah jam pada setiap sisi dari Hotel Tower. Jam ini memiliki panjang dan lebar 80 meter. Ke Empat jam ini dipasang pada ketinggian 530 meter, sehingga menjadikan jam ini sebagai yang terbesar, sekaligus tertinggi (berdasarkan letaknya) di Dunia.



At Abraj Al Bait - The Clocks Towers Shopping Centre


 

Sebuah Pusat Perbelanjaan (Mall) The Clocks Towers Shopping Centre - Abraj Al Bait turut hadir di Kompleks Zam - Zam ini. The Clocks Towers Shopping Centre menjadi Pusat Perbelanjaan Terluas di Kota Makkah dengan lebih 600 Toko Retail (Retail Store), yang meliputi Ruang Pojok Makanan (Food Court), Kedai Kopi (Coffee Shop), hingga Kantor Penukaran Uang (Money Exchange Office). 



Adapun Penyewa (Tenant) seperti : Abraj Hypermarket, Abraj Avenue, Bin Dawood, Aldo, Rado, hingga Foot Locker, menjadi  Pilihan Tempat Terbaik untuk berbelanja.


 

Link :

https://id.wikipedia.org/wiki/Menara_Abraj_Al_Bait

https://tctshoppingcenter.com/directory/

 


Alamat :

Ajyad St, Clock Towers Complex, Makkah 24231, Arab Saudi    

 


It’s Time To Incip - Incip !




It's Time To Incip - Incip !



Saat melakukan Perjalanan Religi ke Tanah Suci bukan berarti Kami tidak melakukan Hal Lainnya. Meski Perjalanan Terindah kali ini bukan sekedar Perjalanan Wisata Biasa melainkan Sebuah Perjalanan Religi, yang hampir kebanyakaan waktunya dipergunakan untuk beribadah, namun selama 9 Hari, Kami melakukan Perjalanan Umroh di Tanah Suci, adakalanya Kami juga menelusuri Beberapa Tempat, baik itu melihat Peradaban Manusia Modern lewat Pusat Perbelanjaan (Mall) Terbaik hingga sekedar incip - incip Kuliner sama seperti saat Kami melakukan Perjalanan Terindah di Beberapa Tempat baik itu di dalam maupun luar negeri.




SeJuice At HolyLand


 

Ya !


 

Incip - Incip kali ini, memanglah tidak terlalu banyak. Kami pun lebih senang membawa pulang makanan yang Kami beli untuk di makan di Kamar Hotel. Terlebih Kebanyakan Resto/ Tempat Makan baik di Kota Madinah maupun Makkah, memang lebih banyak menawaran sistem ambil bawa pulang (Take Away) dibandingkan harus makan di tempat (Dine In). Dan Kita pun harus antri di Kasir hingga masuk ke daftar tunggu (Waiting List) ambil makanan. 



Meksi berada di Mall gede atau termewah sekalipun, sepertinya memang jarang, yang menawarkan Sistem Dine In. Food Court ada, Tempat Makan ada, Kafe pun ada, namun sekali lagi Jumlah Bangkunya terlihat sedikit, dan memang memaksa Para Pembeli, yang notabenenya kebanyakan Para Jamaah harus ambil makanan tanpa makan di Tempat (Dine In). Mungkin maksudnya Kami sebagai Pembeli, yang kebanyakan Para Jamaah agar lebih fokus beribadah ketimbang nongkrong asyik cantik di Resto maupun Kafe, yang ditawarkan oleh Beberapa Mall tadi.



Tapi ini beda cerita, jika Kamu makan saat Sarapan (Breakfast) di Hotel atau mungkin makan di Beberapa Resto yang terdapat di dalam Hotel. Walaupun sama - sama makan, namun tujuannya bukan nongkrong cantik & asyik kali ya … Itulah sebabnya mau di Starbucks sekalipun, yang formatnya Kedai Kopi buat Nongkrong, jumlah kursinya memang cukup dibilang terbatas.



Rata - rata Kuliner, yang Kami coba incip pada umumnya bernuansa Ayam Goreng !



Mulai dari Kami dibuat penasaran dari Rasa Ayam Al Baik - Ayam Goreng Favorit Para Jamaah Indonesia, lalu Kami mencoba Pesaing (Competitornya) Al Farooj, hingga Ayam Goreng KFC, yang rasanya juga beda … 



Mungkin pake Ayam Arab kali ya ? Yang terlihat memang lebih gemuk, dan berbulu tebal sehingga mempengaruhi Kualitas Dagingnya. Selain itu Kami juga mencoba Pizza, Aneka Juice, Kurma, Buah”an Kering, hingga Coklat.


 

1. Incip Ayam KFC Made In Makkah



Via : https://www.tripadvisor.co.id




Ini Penjelajahan Kami dalam mencari Makan Enak … walaupun memang terlihat biasa, dan hanya Sebuah Ayam Goreng KFC, Sebuah Resto Cepat Saji - Franchise Asal Amerika Serikat, yang cabangnya secara Global ada di lebih dari 150 Negara.


 

Ya !


 

Beberapa Kali ketika menjelajah ke Negara Lain, Kami terkadang tak lupa untuk mencoba Ayam Cepat Saji ini. Selain alasan dagingnya, yang terkadang punya tekstur berbeda, Rasa (taste)nya yang lain juga jadi Jawabannya. Alasan Kepraktisan, dan Kehalalan Makanan, Kami pikir Resto Cepat Saji Ini, punya Hal itu. Terlebih Kami, yang memang berencana untuk mencoba Ayam AlBaik semenjak dari Madinah, ketika di Makkah jadi membeli Ayam Cepat Saji ini terlebih dahulu disebabkan Lokasinya, yang memang dekat dengan Hotel dari Tempat Kami menginap, sedangkan Ayam Goreng Albaik, memang agak jauh, dan terletak di Kawasan Jabal Omar, Beberapa Km dari Hotel.


 

Hasilnya jadilah Kami membeli Ayam Goreng KFC sebagai Rasa Penasaran Kami.




Kira - Kira Seperti Inilah Penampakannya !
Via : https://www.tripadvisor.co.id



 

Ternyata benar ! Ketika Kami mencoba Ayam Goreng ini Kesan Original, yang tidak terlalu garing, yang mana Kulitnya dapat terkelupas dengan sempurna menjadi Jawabannya. Sepertinya Ayam Goreng, yang dimasak memang tidak terlalu matang (overcooked) sehingga menimbulkan kesan gosong, dan Ini yang membuat Kami suka. Tidak pedas, dan kesan Original Crispynya dapet. 


 

Kami ambil Harga Paket Menu ketika itu sekitar 30 SAR atau Rp. 120.000,- sudah dapat 4 Ayam Goreng, Kentang, dan Bun sebagai pengganti Nasi ditambah 1 Botol Besar Pepsi Cola. Sebuah Harga, yang masih masuk diakal (Make Sense) untuk Sebuah Ayam Goreng KFC, dan Kami pikir harganya hampir sama dengan Harga Menu Paket di Indonesia.


 

For Your Information  (FYI),… rata” memang saat Kami membeli Menu Paket Ayam Goreng saat berada di Arab Saudi menggunakan Roti Bun sebagai Pengganti Nasi. Roti Bun, yang diberi sentuhan Mentega ini, dan menjadi Bahan Dasar bagi Burger, kini melengkapi Menu Makan Ayam Goreng Kami. Dan Kami cukup puas dengan Rasa, dan Tekstur Ayam Goreng KFC Ini. Terlebih Kami juga masih dapat Coleslaw Salad, Sajian Mayonaise, yang berpadu dengan Kol, dan Wortel.



Via : https://www.tripadvisor.co.id


 

Namun, yang menjadi pertanyaan, mengapa Resto KFC sepadat itu, tidak menyediakan Kursi Resto, dan Para Pembeli hanya diperkenakan untuk membawa pulang (Take Away), ketika Menu, yang dipesan selesai dibayarkan serta menunggu antrian ?


 

Alamat :

Haram Area Makkah -

Makkah Hotel & Towers Shopping Mall


 

2. Incip Ayam Goreng Broast AlFarooj



Via : https://www.broastalfarooj.com

 

Perjuangan Kami demi mencari Ayam Goreng Albaik berlanjut !


 

Namun lagi - lagi, Kami mendapati Ayam Goreng, yang berbeda Nama dari Albaik, walaupun begitu tetap terjamin dari Segi Kualitas Rasa (Taste)nya. Lokasinya berada di Area Belakang Makkah Hotel & Towers, Tempat Kami menginap, dan masih berada di Jalan Ibrahim Al Khalil, yang terkenal Panjang itu.


 

Agak sedikit jauh berjalan, dan Kami menemukan Ayam Goreng Cepat Saji ini, yang katanya telah berdiri sejak Tahun 1994 di Sharjah, Uni Emirat Arab. Ditemukan oleh Keluarga Lebanon, 30 Tahun Lalu, dan kini telah mempunyai Puluhan Cabang di Seluruh Dunia termasuk Arab Saudi, Oman, dan Lebanon.



Kira" seperti inlah Penampakannya ! 



 

Meski tak sepopuler, dan selama Ayam Goreng Albaik, yang memang Made In Saudi, dan telah berdiri 50 Tahun Lalu (Tahun 1974), Namun Rasa Ayam Goreng Broast AlFarooj, yang menggunakan mesin goreng bertekanan tinggi, memang menghasilkan Daging Ayam, yang empuk, dan Hasil Kulit, yang juga tidak terlalu garing, seperti Teknik dalam memanggang, akan tetapi digoreng. Kami pikir tidak kalah dalam Soal Cita Rasa ...


 

Dan Jujurly, hampir Semua Ayam Goreng di Arab Saudi itu Enak ! Mempunyai Cita Rasa sedikit gurih dengan Taburan Daun Bawang, dan Tekstur Daging, yang empuk, dan sedikit bertulang lunak atau mungkin boneless (tanpa tulang).


 

Soal Harga, Kami pikir ini yang termurah. Ketika itu Kami pesan Menu dengan Harga Sekitar 18 SAR atau Rp. 72.000,- sudah dapat 4 Ayam Goreng, Kentang Goreng (French Fries), dan Bun sebagai Pengganti Nasi. Serta Sauce Mayonaise, dan Sambal. Kami pikir ini yang terbaik dari Segi Rasa, dan Harga !


 

Namun lagi - lagi, Meski Berdiri Sendiri (Stand Alone) Layaknya Restauran dengan Bangunan Gede, tapi tetap saja hanya menyediakan sedikit kursi untuk makan di Tempat (Dine In), dan memaksa Kami untuk mengikuti Sistem Take Away (Ambil Bawa Pulang Makanan). Padahal Ketika itu antriannya cukup panjang !


 

Alamat :

6245 Ibrahim Al Khalil, Al Hajlah, 3872, Makkah 24231, Saudi Arabia



3. Incip Ayam Goreng Albaik



Via https://www.albaik.com




Finally, Perjuangan Kami tidak sia - sia demi menemukan Ayam Goreng AlBaik, yang menjadi Favorit Para Jamaah Haji & Umroh Indonesia. Meski Kami mencoba incip Ayam Goreng ini ketika berada di Ruko Mall Balad - Jeddah, yang mana di atasnya terdapat Sebuah Rumah Makan Wong Solo saat perjalanan ke Bandara King Abdul Azis, Jeddah menuju pulang ke Tanah Air, namun Kami cukup bersyukur, akhirnya dapat menemukan sekaligus menikmati Ayam Goreng Ini.



Ya  !


 

Resto Albaik, yang Lokasinya agak jauh dari Makkah Hotel & Towers, Tempat Kami  menginap (di Sekitar Kawasan Jabal Omar), menjadi Alasan mengapa Kami belum sempat incip Menu Ayam Gorengnya, yang memang sangat happening di Kalangan Para Pecinta Ayam, khususnya Para Jamaah Haji & Umroh.


 

Begitupula saat berada di Kota Madinah, yang mana lokasinya harus ditempuh dengan Perjalanan menggunakan Taksi dari Al Anwar MovenPick Madinah, Tempat Kami menginap.


 

Kalaupun ada ketika itu, Resto Albaik hanya menawarkan Menu Nugget Ayam, dan Burger tanpa Sajian Menu Ayam Gorengnya di dekat Mall Tempat Kami menginap.





Kira - Kira Seperti Inilah Penampakannya !
Via : https://www.albaik.com



 

Sebenarnya Konsepnya sama !


 

Memasak Ayam Goreng dengan Teknik Broast, yaitu menggoreng dengan menggunakan Suhu Berkekuatan Tinggi, sehingga Daging Ayam tampak lebih lunak, dan terkadang tanpa tulang (boneless), hingga Kulitnya yang mudah terkelupas, namun tidak terlalu matang bahkan terlihat gosong (Overcooked). Sekilas mirip Ayam Panggang, namun dengan Proses digoreng, dan mempunyai Tampilan, yang lebih maksimal.


 

Jika Kedua Ayam Goreng sebelumnya baik KFC, dan Broast AlFarooj mempunyai Rasa, yang tidak terlalu gurih, meski ditaburi Daun Bawang, namun tidak demikian dengan Ayam AlBaik, yang cenderung lebih Gurih (Tasty), dan Pedas (Spicy). Jadi memang harus agak sedikit berhati - hati dalam memakannya bagi yang kurang terbiasa dengan Rasa Itu. Air Mineral bisa jadi Teman Kamu saat makan Ayam Goreng Al Baik Ini.



Ketika itu Kami memesan Menu dengan 4 Ayam, 1 Kentang dan Tambahan Sauce Mayonaise + Sambal dengan Harga Sekitar SAR 30 atau Rp. 120.000,- , yang mana Kami pikir memang lebih mahal dari Pesaing (Competitornya) Broast AlFarooj. 



Mungkin karena Made In Arab Saudi, yang mana Ayam Goreng AlBaik  berdiri di Tahun 1974 atau 50 Tahun Lalu, dan memang Viral bagi Para Jamaah Haji & Umroh, seakan menjadi Identitas (Trademark) Tersendiri, jika kesana kalau belum coba incip Ayam Goreng AlBaik, maka Ibadah Umroh maupun Hajinya terasa belum sah (afdol), he … he .. he …, jadi wajar jika mempunyai Harga, yang lebih mahal dua kali lipat dari Saudaranya Broast AlFarooj, namun tetap saja dicari.


 

Saat ini Resto AlBaik, yang pertama kali didirikan di Jeddah pada Tahun 1974 telah mempuyai cabang lebih dari 154 Outlet, yang tersebar bukan hanya di Arab Saudi saja melainkan Bahrain, Qatar, Uni Emirat maupun Indonesia.


 

Alamat :

Ruko Mall Balad - Jeddah

Baishin Branch, Al - Balad, Jeddah 22233, Saudi Arabia


 

4. Sepizza At Pizzas Of Eight



Penampakan Pizzas Of Eight



Bukan hanya Ayam Goreng Made In Arab Saudi, yang menjadi Perburuan Incip Kami selama melakukan Perjalanan Umroh ke Tanah Suci melainkan juga Beberapa Makanan Lain, seperti Pizza contohnya.


 

Saat itu, Kami memang melewati Sebuah Mall, ketika menuju Hotel Tempat Kami menginap ! Makkah Hotel & Towers memang terintegrasi dengan Pusat Perbelanjaan (Mall), sehingga nama Makkah Hotel & Towers Shopping Mall juga melekat pada Pusat Perbelanjaannya. Dahulu Pusat Perbelanjaan bernama Hilton Hotel & Towers Shopping Centre karena memang Bekas (Ex) Hilton Hotel.



Pusat Perbelanjaan Ini, biasa juga dikenal dengan Bin Dawood Shopping Centre, karena sebagai Penyewa (Tenant), Retail Superstore ini menempati Area, yang cukup luas di Mall ini. Dan ini adalah Alasan mengapa Mall ini, meski Nampak tua pada bangunannya, namun tetap Premium, dan diminati oleh Para Pengunjung, karena selain Lokasinya terdapat Retail Superstore Bin Dawood, yang menyuplai Kebutuhan Belanja Para Jamaah, terlebih juga terintegrasi dengan Hotel ***** serta Lokasinya, yang dekat dengan Plataran Masjidil HaramSelain itu Mall ini juga diisi oleh Beberapa Penyewa (Tenant) Makanan. Dan Kami menemukan Sebuah Kedai Pizza, yang berada di pojok Mall Ini dekat Pintu Masuk menuju Lobby dari Makkah Hotel & Tower, Tempat Kami menginap.




Walaupun Agak mahal, namun Ukuran (Size), yang seGuede Bagong,
 Dan  Isi Topping, yang melimpah ruahKami pikir cukup Wort It !


 

Pizzas Of Eight adalah Nama Kedai Pizza, yang ketika itu memang sempat Kami bicarakan. Terlebih, Kami (Saya, Istri, dan Kakak Perempuan) selalu mencium Aroma, yang memang harum ketika Koki (Chef) nya sedang membuat Pizza pesanan Pembeli. Agak laen aja Penciumannya kali ini ! Dan ini, yang membuat Istri tidak tahan untuk segera membelinya, meski sekali lagi, tetap dibawa pulang, dan makan di Kamar Hotel, karena memang tidak tersedianya bangku untuk makan di Tempat (Dine In).


 

Dan ternyata benar setelah dibawa pulang Isi Topping, yang cukup banyak, dan Roti yang tidak begitu tebal atau terasa ringan (light), menjadi Penanda bahwa Pizza ini Uenak !!!


 

Biasanya Saya (Penulis) ketika memakan Pizza di Indonesia seringkali bermasalah pada Perut terutama Asam Lambung sehingga menimbulkan Penyakit Maag. Entah itu pada Bagian Roti maupun Bumbunya. Walaupun sekali lagi, Pizzanya berasal dari Beberapa Resto Franchise Terkenal. Namun Pizza, yang dibeli kali ini nampak beda. Itulah yang menyebabkan Saya memberanikan diri untuk makan Pizza ini agak banyak, ya sekitar 3 Slice mungkin.


 

Disebut Pizzas Of Eight, mungkin memang terdapat 8 Slice Potongan Besar dalam Satu PizzaNamun apakah Kedai Pizza ini termasuk Jaringan Franchise atau tidak, entahlah ? Jelasnya Isi Topping Pizza yang berpadu dengan Beef, Mushroom, Paprika, dan Keju Melting, mengiringi makan nikmat Kami saat itu. 



Harga Pizza berkisar 60 SAR atau Rp. 240.000,- . Walaupun terbilang agak sedikit mahal, namun untuk Ukuran (Size) Seguede Bagong, Kami pikir cukup Worth It !


 

Alamat :

Makkah Hotel & Towers - Bin Dawood Shopping Mall

Ibrahim Al Khalil - Al Hajlah, Makkah 24231, Saudi Arabia

 


5. Segelas Juice At Holy Land




SeJuice At Holy Land !

 

Selain Ayam Goreng, dan Pizza, yang menjadi incip - incip tipis dalam Penjelajahan Kuliner Kami, Juice juga menjadi Minuman Wajib, yang harus Kami beli selama melakukan Perjalanan Umroh di Tanah Suci.  

   

 

Beberapa Kerabat di Tanah Air, memang menyarankan untuk membeli minuman sehat ini. 



Jangan Lupa untuk membeli Segelas Juiceselepas melakukan Ibadah Shalat Fardhu BerjamaahKalian dapat membelinya Segelas !” Ucap Mbak Rini, Kakak Perempuan Kami di Sidoarjo.



Pasar Al Kakiyyah Makkah
Pusatnya Buah, Sayur, dan Bunga !
Via : https://www.detik.com

 

Ya !

 


Kota Makkah, meski berikilim gurun serta terkesan gersang, dan suhu, yang sangat panas,  akan tetapi mengapa begitu Banyak sekali Buah”an, yang dijual, seperti Delima, Stroberi, Jeruk, Apel, Apricot, Peach, Anggur nampak sangat segar (fresh), dan dijual lebih murah dibandingkan saat di Indonesia ? Entahlah apakah diimpor dari Negara - Negara di Sekitar Timur Tengah, seperti Uni Emirat Arab, namun yang jelas nampak bagus, dan terlihat segar. 



Daerah Thaif, yang berada di Perbukitan dan masih terletak di Provinsi Makkah memang menjadi Surganya Buah, Sayur, hingga Bunga. Bukan hanya Buah Kurma saja, yang dibudidayakan, namun Buah Lainnya seperti Delima, Cherry, Stroberi, Anggur, Peach, Apel, Jeruk, hingga Aprikot juga banyak ditanam oleh Para Petani.


 

Itulah sebabnya Pasar Al Kakiyyah, yang berada di Kota Makkah ini selalu dipenuhi oleh Buah”an baik dari dalam, dan luar negeri. Dan Daerah Thaif maupun Qasim menjadi Penyumbang Terbesar Komoditi Aneka Buah, Sayur, dan Bunga bagi Pasar Ini.


 

Allah ﷻ memudahkan adanya buah-buahan di Makkah. Kota Makkah Al Mukarramah menjadi di antara permukaan bumi yang dianugerahkan keutamaan baginya. Allah SWT berfirman :


 

"... Bukankah Kami telah meneguhkan kedudukan mereka dalam tanah haram (tanah suci) yang aman, yang didatangkan ke tempat itu buah-buahan dari segala macam (tumbuh-tumbuhan) sebagai rezeki (bagimu) dari sisi Kami ? Tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui" (QS Al-Qashas ayat 57).


 

Ibnu Katsir menjelaskan ayat ini dengan berkata,


 

"Inilah kebaikan Allah Ta'ala: kedermawanan, kasih sayang, dan keberkahan-Nya, yaitu di tanah haram Makkah tidak ada pohon yang tumbuh, tetapi didatangkan buah-buahan ke Kota Makkah dari sekeliling Kota Makkah sebagai bentuk pengabulan doanya Ibrahim Alaihissallam, sang kekasih Allah" (Tafsir Ibnu Katsir).

 


Link :

https://visual.republika.co.id/berita/rvtygn314/rahasia-buah-dan-sayuran-segar-yang-melimpah-di-makkah




SeJuice At Holly Land
At Kebun Kurma Madinah

 

Untuk itulah mumpung lagi di Tanah Suci, nggak ada salahnya Kami membeli Aneka Juice, baik yang dibuat secara langsung maupun dalam Kemasan Botolan.


 

Harganya Relatif ! 



Untuk Kemasan Botolan memang lebih murah dengan Ukuran Kecil - Sedang seharga 1 - 2 SAR atau Rp. 4.000,- R. 8.000,- , yang biasa Kami temui di Supermarket. Namun saat Kami membeli dengan mengolah secara langsung dalam 1 Gelas, terlebih jika menggunakan 2 Varian Buah, Harganya bisa sekitar 10 - 20 SAR atau Rp. 40.000,- - Rp. 80.000,-. Memang cukup mahal, akan tetapi Sajian Buah Alami itu, yang umumnya terdiri dari Delima, Stroberi, Jeruk, Anggur, Peach, Apel, hingga Aprikot, memang punya ukuran, yang Seguede Bagong, dan pastinya menggoda rasa !


 

Kapan lagi, minum Juice yang fresh, dan seuenak ini ? !!!


 

Alamat :

Makkah Hotel & Towers - Bin Dawood Shopping Mall

Ibrahim Al Khalil - Al Hajlah, Makkah 24231, Saudi Arabia

 


Umroh

Dan Sebuah Perjalanan Religi Kami … 




Perjalanan Religi Malam
At Masjidil Haram



Perjalanan Umroh kali ini, memang bukanlah Sebuah Perjalanan Wisata Biasa ! ...  


 

Banyak Pelajaran, dan Hal - Hal, yang tidak Kami temukan di Tempat Sebelumya saat Kami melakukan Perjalanan Terindah baik di dalam maupun di luar negeri.


 

Dari Tempat Ini, Kami belajar tentang Sebuah Arti Kesabaran dan juga Keikhlasan. Terlebih di saat Hari Terakhir Kami di Kota Makkah, Kami mendapat Berita tentang Kepulangan Ibu Kami, “Hj Siti Banoen Binti Soemoedihardjo”. Inilah, yang membuat Kami (Terutama Istri), dibuat kaget bukan kepalang, terlebih ketika itu, Kami hanya mendapat Kabar bahwa Beliau sedang tidak enak badan, dan bukan menderita Sakit, yang lama berkepanjangan, kecuali Penyakit Demensia (Pikun, yang cukup parah), yang telah lama diderita dikarenakan Faktor Usia, yang sudah 95 Tahun. Selebihnya secara fisik, Beliau bisa dikatakan sehat. Kondisi inilah, yang membuat Kami kaget (shocked) tentang Berita Kepulangan Ibu.   

 


Untung saja Muthawif Kami, Ustadz Ben Ally memberikan penjelasan kepada Kami :

 


Bahwa justru inilah moment, yang ditunggu. Ketika Seorang Anak sedang menunaikan Ibadah di Tanah Suci baik Umroh maupun Haji sedangkan Orangtua wafat di Tanah Air, dan ketika itu Seorang Anak mendoakan dengan sungguh - sungguh terhadap Ibunya, yang wafat, Insya Allah Almarhumah Ibu Hj Siti Banoen, husnul khatimah (berakhir dengan baik). Sebab Doanya langsung cepat sampai dengan Pahala, yang juga dilipatgandakan berpuluh bahkan beratus kali lipat”; Kata Ustadz Ben Ally.

 


Untuk itulah Saya, dan terutama Istri sebagai Anak Kandung berdoa dengan bersungguh - sungguh agar Almarhumah Ibu dapat diampuni Segala Salah (Khilaf), dan juga Dosanya semasa Beliau hidup. Harapan Kami sebagai Anak + Mantu, Doanya dapat dikabulkan oleh Allah SWT, aamiin allahumma aamiin !   


 

Dengan rasa yang bercampur aduk, Kami akhirnya masih dapat melakukan Perjalanan Religi Malam untuk dapat melihat Kabah lebih dekat, dan menyentuh Beberapa Bagiannya, hingga dilanjutkan dengan Tawaf WadaSebuah Tawaf Perpisahan sambil menunggu Shalat Subuh, tepat di depan Kabah.  




1. Perjalanan Religi Malam Kami.




Perjalanan Religi Malam
At Masjidil Haram


 

Perjalanan Religi Kami dimulai dari Perjalanan Malam saat Malam Terakhir Kami di Kota Makkah. Sebuah Perjalanan di mana Kami berusaha untuk lebih dekat dengan Kabah, yang menjadi Baitullah (Rumah Allah).


 

Sebenarnya pada Malam Hari Sebelumnya, Perjalanan Malam untuk dapat menyentuh Bagian Ka’bah telah dilakukan oleh Rombongan Kami, namun ada Beberapa Orang, yang akhirnya memutuskan untuk melakukan Perjalanan Malam ini, pada Malam di Hari Berikutnya disebabkan masih terlihat capek setelah melalukan Badal (Umroh Kedua) termasuk Kami saat itu.


 

Akhirnya diputuskan pada Malam Hari Berikutnya 5 Orang, termasuk Saya, Istri, Kakak Perempuan, dan 2 Orang dari Rombongan Kami melakukan Perjalanan Wisata Malam untuk melihat lebih dekat, dan mencoba menyentuh bagian dari Ka’bah Ini.


 

Dengan Keadaan Sedih selepas Berita Kepergian Ibu Kami, Saya & Istri memutuskan untuk tetap melanjutkan Perjalanan Wisata Malam Ini sekaligus meminta Doa sebaik - baiknya, serta tidak lupa untuk memanjatkan Doa terhadap Almarhumah Ibu Kami, Hj. Siti Banoen Binti Soemoediharjo agar beliau dapat diterima di Sisi Allah SWT serta meninggal dalam akhir, yang baik (Husnul Khatimah),  aamiin allahumma aamiin !


 

Tepat di Pukul 8 Malam Waktu Arab Saudi (WAS), Hari Rabu - Tanggal 22 November 2023, Kami menuju Kabah untuk dapat melanjutkan Perjalanan Wisata Religi Malam.



Perjalanan Religi Malam
At Masjidil Haram


 

Lebih dekat dengan Kabah itulah yang Kami lakukan. Mengapa Perjalanan Religi ini harus dilakukan pada Malam Hari saat mendekati Ka’bah pasti menjadi Alasan tersendiri bagi Muthawif Kami, Ustadz Ben Ally.


 

Ya !


 

Pada Malam Hari mungkin tidak terlalu Banyak Jamaah, yang melakukannya untuk mendekati Ka’bah. Walaupun pada kenyataannya banyak juga. Terlebih di Bulan November saat itu sudah memasuki Peak Season (Musim Puncak Liburan).


 

Anggapan (Asumsi) Jumlah Jamaah pada Malam Hari untuk dapat mendekati atau menyentuh Ka’bah lebih sedikit dibandingkan pada Siang Hari mungkin ada benarnya, walaupun tidak 100% benar. Karena pada Kenyataannya Puluhan Ribu Orang tetap memadati Kabah baik yang sedang melakukan Tawaf dan atau mungkin melakukan Perjalanan Religi seperti Kami.


 

Untuk itulah Perjalanan Religi untuk dapat melihat lebih dekat sekaligus menyentuh Ka’bah disebut Perjalanan Religi Malam, karena memang dilaukan pada Malam Hari.

 


Dengan hati - hati, dan sesuai dengan Perintah (Instruksi) Muthawif, Kami berusaha untuk melewati Kerumunan Para Jamaah dan mendekati Ka’bah.


 

Seperti Pola Zigzag, saat Kami menembus Barisan Para Jamaah Umroh baik yang sedang melakukan Ibadah Tawaf maupun mencoba mendekati Ka’bah secara perlahan, sama persis dengan Kami yang melakukan Perjalanan Religi Malam itu.


 

Finally, walaupun dengan susah payah, dan keadaan sedih akibat kepergian Almarhumah Ibu di Tanah Air, Kami dapat mendekati Ka’bah, dan menyentuhnya lebih dekat.




Bagian Ka'bah 
Via : https://kumparan.com



 

Hampir semua bagian - bagian Kabah, Alhamdulillah, Kami dapat menyentuhnya. Yang Kami lakukan hanya berdoa, hingga menangis melihat betapa besarnya bukti kekuasaan Allah SWT lewat Ka’bah, yang menjadi Kiblat bagi Seluruh Umat Muslim di Dunia.


 

Mulai dari Maqam Ibrahim, yang menjadi Pijakan Kaki Nabi Ibrahim As saat membangun Ka’bah untuk pertama kalinya, Rukun Hajar Aswad, Rukun Yamani, Rukun Syam, Rukun Iraqi, Multazam, hingga Pintu Ka’bah, Kami berhasil mendekati, mencium, hingga berdoa di Tempat Ini.


 

Menangis sekuat tenagalah Kami ! Meminta ampunan, pengharapan bagi Sebuah Kehidupan, yang lebih baik bagi Saya, dan Istri, dan yang terpenting mendoakan Kedua Orangtua, Eyang, baik yang masih hidup maupun telah meninggal dunia. Terkhusus bagi Almarhumah Ibu Kami, HjSiti Banoen Binti Soemoedihardjo, yang wafat di Hari Itu agar diampuni segala dosa - dosanya, dan dibukakan pintu surga, yang seluas - luasnya, serta Insya Allah meninggal dalam keadaan baik (Husnul Khatimah), aamiin allahumma aamiin !


 

Bagian, yang tidak dapat Kami sentuh mungkin adalah Hajar Aswad, yang memang letaknya tinggi, dan Kami juga tidak dapat mendekati maupun menunaikan Ibadah Shalat 2 Rakaat di Hijir Ismail disebabkan hanya Orang - Orang Tertentu saja, yang mempunyai Akses Masuk ke Tempat Ini. Terlebih Penjagaan Para Tentara Arab (Askar) juga terlihat ketat di Kedua Tempat Ini.


 

Sedangkan Shalat di dalam Kabah juga tidak diperbolehkan bagi Orang Biasa Kebanyakan seperti Kami. Hanya Raja, dan Kepala Negara, yang mungkin dapat Shalat di dalam Kabah. Beberapa Kepala Negara Republik Indonesia (R.I), yang pernah Shalat di dalam Kabah adalah Presiden SoehartoSusilo Bambang Yudhoyono (SBY), dan Joko Widodo (Jokowi).   



 


Bagian Ka'bah
Via : https://hasuna.co.id



 

Kabah sendiri merupakan bangunan berbentuk Kubus dari susunan batu yang di setiap titiknya memiliki makna. Bukan hanya sekadar bangunan yang bisa dikunjungi, Kabah merupakan arah kiblat bagi setiap umat muslim di seluruh dunia.


 

Sama seperti bangunan lainnya, terdapat Bagian Ka'bah yang meliputi:


 

1. Hajar Aswad

Dari sekian banyak bagian-bagian Kabah, Hajar Aswad menjadi yang paling dikenal oleh umat muslim. Dalam sebuah Hadits Riwayat Tirmidzi, Hajar Aswad sejatinya merupakan batu dari surga memiliki warna putih bersih. Dikarenakan banyaknya dosa - dosa manusia, batu tersebut berubah warna menjadi hitam.


 

Hajar Aswad turun dari surga padahal batu tersebut begitu putih lebih putih daripada susu. Dosa manusialah yang membuat batu tersebut menjadi hitam” (HR at-Tirmidzi No.877).


 

Hajar Aswad awalnya juga merupakan sebongkah batu besar dengan ukuran kurang lebih 30 cm. Namun, beberapa peristiwa yang terjadi pada zaman itu membuat Hajar Aswad kini hanya berupa pecahan kecil batu bulat lonjong sebesar biji kurma.


 

Saat berkunjung ke Masjidil Haram, Sahabat dianjurkan untuk mencium atau menyentuh batu yang terletak di sisi selatan Kabah ini. Bila tidak memungkinkan, ulama memberi solusi dengan mengusapkan benda seperti tongkat untuk kemudian dicium sebagai gantinya.


 

2. Pintu Kabah

Pintu Ka’bah terletak di sebelah timur laut dengan ketinggian dari atas lantai adalah 2 meter. Pintu yang saat ini dapat Sahabat jumpai merupakan hadiah dari Khalid bin Abdul Aziz, Raja Arab Saudi.


 

Bagian-bagian Ka’bah yang satu ini terbuat dari emas murni sebanyak 280 kilogram dan menelan biaya lebih dari 13 juta riyal Arab Saudi. Pintu Ka’bah sudah banyak mengalami perubahan dari segi bentuk maupun bahan baku pembuatannya.




3. Multazam

Bagian-bagian Ka’bah ini terletak di antara Hajar Aswad dan pintu Ka’bah dengan jarak kurang lebih 2 meter. Multazam menjadi salah satu tempat yang paling mustajab untuk berdoa.


 

Sebagaimana sabda Rasulullah SAW dalam hadits yang diriwayatkan Al Baihaqi dari Ibnu Abbas menyatakan, ''Antara Rukun Aswad (sudut tempat terdapatnya Hajar Aswad) dan pintu Ka'bah disebut Multazam. Tidak ada orang yang minta sesuatu di Multazam melainkan Allah mengabulkan permintaan itu"


 

Sahabat disunahkan untuk berdoa sambil menempelkan kedua tangan, dada, serta pipi ke arah Multazam. Tidak lupa dengan niat tulus dalam berdoa dan beribadah dengan khusyu’ selama di tanah suci agar doa-doa yang dipanjatkan bisa terkabulkan.




4. Syazarwan

Syazarwan merupakan bagian-bagian Ka’bah berupa tembok dari batu marmer yang bentuknya melengkung mengelilingi bagian-bagian Kabah sisi bawah di sepanjang area tawaf. Fungsi Bagian Ka’bah yang satu ini yaitu sebagai penguat dan pelindung Ka’bah.


 

5. Kiswah

Kiswah merupakan penutup bagian - bagian Ka’bah lainnya yang berupa kain berwarna hitam yang dihiasi kaligrafi berwarna kuning emas. Masyarakat Arab Saudi menggunakan kain berbahan baku sutra asli dan menyulam benang emas murni untuk dijadikan kiswah.


 

Kata kiswah dalam bahasa Arab berarti penutup, yaitu alat untuk menutupi Ka'bah dari debu dan kotoran yang ada di sekitarnya. Kiswah berukuran 14 meter dengan tinggi 47 meter serta panjang dan beratnya mencapai 650 kg.   



6. Maqam Ibrahim

Meskipun bernama Maqam Ibrahim, bagian-bagian Kabah ini sebenarnya merupakan tempat telapak kaki Nabi Ibrahim berpijak ketika membangun Ka'bah untuk pertama kalinya.


 

Bekas kedua telapak kaki Nabi Ibrahim tersebut memiliki panjang 27 cm dan lebar 14 cm dengan kedalaman 10 cm. Amalan yang dianjurkan ketika Sahabat berkunjung ke tanah suci salah satunya yaitu salat di sisi belakang Maqam Ibrahim.


 

7. Hijir Ismail

Berdasarkan Sejarahnya, Bagian Kabah ini merupakan tempat tinggal Nabi Ismail. Hijir Ismail berada di sisi utara Ka’bah, tepatnya di antara Rukun Syami dan juga Rukun Iraqi. Bentuknya setengah lingkaran dengan tinggi temboknya sekitar 3,11 meter dan termasuk bangunan suci bagi umat muslim.


 

Saat berada di Hijir Ismail, Sahabat dianjurkan untuk menunaikan shalat dua rakaat dengan mengenakan ihram dan menghadap ke arah Mizab Ar - Rahman. Menunaikan shalat di Hijir Ismail diyakini sama seperti shalat di dalam Kabah.

 


Selain menunaikan shalat, amalan mustajab lain yang bisa dilakukan di bagian Kabah ini yaitu berdoa dan menyampaikan hajat kepada Allah SWT.


 

8. Mizab Ar - Rahman

Mizab Ar - Rahman adalah sebuah talang air yang letaknya berada tepat di atas Hijir Ismail. Saat berada di Bagian Ka’bah tersebut, Sahabat dianjurkan untuk berdoa dengan menghadap ke arah Mizab.


 

Talang air ini dibuat untuk membuang genangan air dari atap bila sewaktu - waktu terjadi hujan atau Ka’bah sedang dibersihkan. Mizab Ar - Rahman juga disebut pancuran emas karena terbuat dari tembaga yang dilapisi dengan emas.



9. Rukun Hajar Aswad

Rukun Hajar Aswad adalah Bagian Ka'bah yang ditempelkan Hajar Aswad di sudutnya. Para jamaah haji atau umroh memulai dan mengakhiri tawaf dari sudut yang tingginya 11,88 meter ini.


 

Dibandingkan dengan sudut Ka'bah lainnya, rukun Hajar Aswad ini bisa disebut sebagai sudut penting yang dimuliakan oleh Allah SWT. Jamaah yang sedang tawaf bisa memperoleh pahala lebih banyak dengan mencium, memegang, atau sekadar melambaikan tangan sebagai isyarat ke arah Hajar Aswad.


 

10. Rukun Yamani

Rukun Yamani memiliki tinggi 10,25 meter yang terletak di sisi sebelah barat daya Ka’bah, tepatnya sebelum Hajar Aswad dari arah dilakukannya tawaf. Bagian Kabah ini dinamakan rukun Yamani lantaran berada di arah Yaman.


 

Ketika berada di rukun Yamani, Sahabat dianjurkan untuk mengusapnya. Perlu diingat bahwa tidak ada syariat untuk mencium, mengarahkan tangan, ataupun mengusapkan tangan ke wajah usai mengusapnya.


 

11. Rukun Syami

Bagian Kabah ini dinamakan rukun Syami karena menghadap ke arah barat laut atau Negeri Syam. Rukun ini juga dinamakan sebagai Rukun Maghribi yang artinya arah barat karena posisinya mengarah ke barat.


 

Mengenai keutamaan rukun Syami, setiap umat muslim dianjurkan berdoa ketika posisi tawaf telah berada di depan rukun ini. Rukun Syami merupakan sudut tertinggi yang mencapai 12,15 meter.


 

12. Rukun Iraqi

Bagian Kabah yang terakhir ini terletak di sisi utara Ka’bah. Jika ditarik garis lurus, maka akan mengarah ke Negeri Iraq. Menariknya, rukun Iraqi merupakan salah satu sudut yang pernah mengalami pergeseran dan sedikit pengurangan panjang sisi karena keterbatasan dana pada masa Quraisy.


 

Rukun Iraqi tidak memiliki keutamaan khusus dan tidak disunnahkan pula untuk memegangnya saat tawaf. Itulah alasan mengapa Bagian Ka’bah dengan tinggi 9,92 meter ini selalu tertutupi oleh selimut Kabah.


 

Link :

https://www.adira.co.id/detail_berita/metalink/inilah-12-bagian-bagian-kabah-yang-wajib-diketahui 


 

2. Tawaf Wada - Sebuah Tawaf Perpisahan.





Berusaha menguatkan - Tawaf Wada, Sebuah Tawaf Perpisahan
At Masjidil Haram




Setelah melakukan Perjalanan Religi Malam, ini saatnya Kami melakukan Tawaf Wada. Sebuah Tawaf Perpisahan, yang hukumnya wajib dilakukan oleh Para Jamaah Umroh & Haji sebelum meninggalkan Makkah dan kembali ke Negaranya masing - masing. Walaupun demikian Para Jamaah Umroh maupun Haji tidak diharuskan membayar Denda/ Dam apabila Tawaf Wada tidak dikerjakan.



Tawaf Wada juga dapat dimaknai sebagai Bentuk Penghormatan Terakhir kepada Baitullah (Ka'bah), yang menjadi Bait Allah (Arab: بَيْت ٱللَّٰه, lit. 'Rumah Allah' ) serta merupakan kiblat (Arab: قِبْلَة , arah hadap) untuk Umat Muslim di seluruh dunia saat mendirikan Shalat.




Perjalanan Religi Malam Kami telah Berakhir !
At Masjidil Haram



 

Sekitar 10 Malam Perjalanan Wisata Religi Malam Kami demi melihat, dan menyentuh Ka’bah lebih dekat telah selesai. Dan Kami masih punya Waktu Istrihat kurang lebih 3 - 4 Jam sebelum memulai Tawaf Wada di Pukul 2 Dini Hari Waktu Arab Saudi (WAS). Rencananya selepas Tawaf Wada, langsung dilanjutkan dengan Ibadah Shalat Subuh tepat di depan Kabah.


 

Dengan Kondisi Berduka, yang mendalam selepas Kepergian Almarhumah Ibu, Kami tetap melakukan Ibadah Tawaf Wada sebagai Bentuk Penghormatan Terakhir kepada Baitullah (Kabah), yang menjadi Rumah (Bait) Allah SWT.


 

Ketika mengitari Kabah sebanyak 7 Kali, Rasa Sedih, Haru, dan Syukur bercampur aduk dalam Hati Saya (Penulis), dan Istri


 

Dalam Batin Kami 



Insya Allah Kami dipertemukan kembali untuk menunaikan Ibadah di Tanah Suci baik Haji maupun Umroh, dan dalam Kondisi yang lebih baik dari Hari ini



Tak lupa Kami selalu memanjatkan Doa agar Keluarga Kecil Kami, yang telah terbentuk selama 12 Tahun ini selalu diberi Rahmat, Keselamatan maupun Keberkahan. Menjadi Keluarga Sakinah, Mawadah, dan Warohmah (Samawa) seperti Keinginan Kami ketika mengucapkan Ijab & Qabul pada Hari Pernikahan Kami di 12 Tahun Lalu



Bukan hanya itu saja ! Menjadi Orang, yang bisa bermanfaat bagi Orang Sekitar, dan selalu diberikan Rahmat, dan Keberkahan dari Setiap Usaha, yang Sayadan Istri lakukan juga menjadi Doa Kami



Tak lupa berdoa, dan berusaha untuk membahagiakan Kedua Orangtua, serta Insya Allah Kami dapat dipertemukan kembali dengan Kabah untuk lebih dekat kepada Sang Pencipta, Allah SWT, Aamiin Allahumma Aamiin !”


 

Setelah melakukan Tawaf Wada sebanyak 7 Putaran, Kami melakukan Shalat 2 Rakaat, yang posisinya tepat di Belakang Maqam Ibrahim, dan dilanjutkan dengan Shalat Subuh.


 

Inilah Waktu di mana Saya (Penulis) cukup mengalami Hal Spritual, yang cukup mendalam.


 

Dengan Keadaan Fisik yang memang kurang fit, dan Rasa Berduka, yang cukup mendalam selepas Kepergian Almarhumah Ibu Kami, Sambil menunggu Waktu Subuh Saya (Penulis) menyempatkan untuk membaca Surat Yasin, dan dilanjutkan dengan Tahlil & Doa.


 

Ketika itu Saya mendapatkan Kursi Lipat, yang memang tersedia di Sekitar Kabah. Karena Kondisi Fisik, yang memang kurang fit, terpaksa Saya menggunakannya. Terlebih ketika itu cuaca memang teramat dingin.


 

Namun apa boleh dikata Rombongan Jamaah Wanita asal Turki, yang terkenal mempunyai Perawakan, yang cukup besar, dan sedikit watak yang agak keras kepala meminta Kursi, yang Saya gunakan secara paksa. Padahal sudah Saya jelaskan bahwa Saya sedang tidak enak badan (sedang sakit), akan tetapi tetap saja Wanita itu menyerobotnya. Dan apa boleh buat Saya akhirnya menyerahkan Kursi. Dan Saya pikir lebih baik mengalah daripada harus bersihtegang dengan Wanita, yang mungkin notabenenya Emak” … Pikir Sendiri deh Selain Kucing Oren, Emak” juga jadi Ras Terkuat di Muka Bumi Ini, he .. he .. he ..


 

Lalu menempilah Saya ke Tempat, yang agak sedikit jauh dari Kabah.




Selepas Shalat Subuh !
At Masjidil Haram



 

Dari Tempat inilah, entah kenapa ketika Saya membaca Surat Yasin, Tahlil, dan Doa, Rasa Melow itu benar” terbawa perasaan (Baper) banget saat itu ! Terlebih Entah Siapa, ada yang mencium Kepala Saya 2 Kali, ketika Saya membaca Surat Yasin … maka makin berlinanglah air mata Saya sekuat”nya …


 

Memang ketika itu ada Jamaah dari Negara Lain, tepat disebelah mengamati Saya dalam membaca Surat Yasin, yang mungkin masih terbata - bata, kurang bagus secara Tajwid saat membacanya. Namun ketika Jamaah itu pergi seperti ada yang mencium 2 Kali Kepala Saya.


 

Apakah itu Salam Perpisahan atau Lainnya entahlah, namun cukup membuat merinding Hati Saya, hingga Air Mata, yang keluar membasahi Pipi tak terbendung lagi jumlahnya di Sepanjang Saya membacanya. Bukan hanya tentang Kepergian Almarhumah Ibu Kami, namun Pengalaman Spritual, yang tidak dapat Saya jelaskan.


 

Tak terasa sudah memasuki Shalat Subuh di Pukul 05.30 Waktu Arab Saudi (WAS) ketika itu. Moment untuk meninggalkan Tanah Suci semakin dekat. Para Tentara Arab (Askar) mempersilahkan Para Jamaah Pria untuk maju pada Shaf Depan, dan inilah Sebuah Kesempatan, yang mungkin Sekali Seumur Hidup bagi Saya (Penulis) dapat Shalat Subuh menghadap secara langsung, dan Kabah tepat berada di depannya.

 


Nikmat apalagi, yang dapat Kami dustakan ? Semuanya seperti mengalami Proses Metamorfosis, yang Insya Allah berusaha untuk menjadi Pribadi, yang lebih baik lagi dari Waktu ke Waktu, Aamiin Allahumma Aamiin !



Alamat :

Al Haram, Makkah 24231, Arab Saudi 



4. Kepulangan Kami 




Waktunya pulang !
At Makkah Hotel & Towers a.k.a Hilton Hotel



 

Ini saatnya Kami pulang !      


 

Tepat di Hari Kamis, Tanggal 23 November 2023, Kami bergegas untuk meninggalkan Kota Makkah menuju Tanah Air.


 

Pukul 10 Pagi, Para Jamaah Umroh - NRA Tour And Travel harus sudah siap berkumpul di Lobby Makkah Hotel & Towers Ex Hilton Hotel. Di mana Barang Bawaan termasuk Koper harus sudah dikeluarkan dari Kamar masing - masing sekitar Pukul 8 Pagi.


 

Ya !


 

Kami memang tidak terlalu punya waktu. Sepulang dari Tawaf Wada dan dilanjutkan dengan Ibadah Shalat Subuh. Sekitar Pukul 6 Pagi, Kami langsung bergegas mempersiapkan segalanya, termasuk Mandi. Dan untungnya Pakaian, dan Perlengkapan termasuk Oleh - Oleh telah Kami persiapkan ke dalam Koper sebelumnya. Walau tak seperti biasanya, Pakaian, yang dimasukkan oleh Istri agak terlihat kurang rapih.


 

Mungkin Kabar Berita Duka tentang Wafatnya Ibu, membuat Kami (Saya, dan Istri) menjadi tak fokus dalam menata Pakaian maupun oleh - oleh untuk dimasukkan ke dalam Koper. Terlebih, Kami memang tidak punya waktu untuk menatanya bersamaan dengan Berita Duka Wafatnya Ibu.


 

Kami memasukkan Koper itu di Pukul 6 Sore pada Hari Sebelumnya. Sedangkan Pukul 8 Malam sudah dilanjutkan dengan Perjalanan Religi Malam untuk dapat mendekati, dan menyentuh Kabah. Walaupun demikian semua sudah cukup untuk dipersiapkan.


 

Selepas Kami mandi di Keesokan Harinya, hanya Pakaian Ihram sehabis Tawaf Wada, dan Perlengkapan Mandi, yang tinggal dimasukkan ke dalam Koper. Sisanya menunggu Wrappingan Koper berisi oleh - oleh, yang dibantu oleh Muthawif Kami, Ustadz Ben Ally, dan Sidki Maulana.




Waktunya Kami pulang !
At Makkah Hotel & Towers a.k.a Hilton Hotel


 

Seperti biasanya, Kami menyempatkan untuk Sarapan (Breakfast) sebelum Para Jamaah diharuskan berkumpul di Lobby Hotel sekitar Pukul 10 Pagi.


 

Ya !




Hitung - hitung Kami mengisi perut walau tak banyak. Tak seperti saat berada di Kota Madinah, yang mana Hotel Tempat Kami menginap, menyediakan Menu Sarapan Ala Indonesia. Dan seperti ada Ruang Tersendiri bagi Para Jamaah Umroh NRA Tour & Travel, selama di Kota Makkah, Menu Makanan Hotelnya agak sedikit membosankan, dan cenderung berlemak. Di mana Masakan Ala Arab, yang khas dengan Daging - Dagingan menjadi Menu Utama.


 

Dan tepat di Pukul 10 Pagi, Kami bergegas meninggalkan Hotel, dan menuju Bandara Jeddah, King Abdulaziz International Airport. Namun sebelumnya, Kami berhenti dahulu untuk makan siang (lunch) di Rumah Wong Solo, yang berada di Kompleks Pertokoan, dan Pusat Perbelanjaan (Mall) Balad.


 

At Mall Balad Jeddah  




At Mall Balad - Jeddah


Memasuki Kota Jeddah, suasana panas dengan terik matahari, yang cukup menyengat nampak terasa. Tak seperti Kota Madinah, dan Mekkah, Jeddah yang sama - sama berada di Provinsi Makkah bersama dengan Kota Makkah memang dikenal mempunyai cuaca panas, yang cukup ekstrim. Mungkin juga karena Lokasinya, yang dekat dengan Laut dan dikenal sebagai Salah Satu Kota Pelabuhan Terpenting di Arab Saudi, membuat Suhu di Sekitar Kota terasa panas.  

 

 

Jika di Kota Madinah, dan Makkah, Kami tidak merasakan keringat pada baju, namun lain cerita dengan Kota Jeddah, yang mana cuaca panas ketika itu, membuat Sekujur Tubuh berkeringat, dan membasahi baju.




At Rumah Makan Wong Solo - Jeddah 
Via  : https://www.batemuritour.com

 

Perjalanan dari Kota Makkah menuju Kota Jeddah kurang lebih 1.5 Jam. Jadi Sekitar Pukul ½ 12 Siang, Kami tiba untuk Makan Siang (Lunch) di Rumah Makan Wong Solo, yang mana terletak di Kawasan Pertokoan, dan Pusat Perbelanjaan (Mall) Balad.


 

Membayangkan Rumah Makan Wong Solo di Jeddah nampak berbeda dengan, yang ada di Indonesia. Kondisi, yang agak tersembunyi, yang mana Kami harus menyelusuri Toko, membuat Kami sedikit bertanya, mengapa Toko maupun Rumah Makannya nampak terlihat kurang terawat, dan kuno.




Mallnya terlihat sedikit kuno
At Mall Balad - Jeddah
Via  : https://www.tripadvisor.co.id


 

Dan ini pun juga terjadi pada Pusat Perbelanjaan (Mall) Corniche - Balad Shopping Centre. Meski Pusat Perbelanjaan (Mall) ini, mempunyai Area, yang cukup luas, namun tetap saja kuno, dan nampak kurang terawat.


 

Padahal jika dipikir - pikir, Jeddah merupakan Kota Terbesar dan Metropolitan, yang berada di Provinsi Makkah. Sebagai Kota Metropolitan seharusnya Kemajuan Teknologi, dan Modernisasi termasuk dalam urusan merenovasi Sebuah Pusat Perbelanjaan (Mall) harus dilakukan. Namun tidak demikian dengan Mall Balad. Pusat Perbelajaan ini nampak terlihat kuno.


 

Entah mengapa hampir Setiap Agent Tour And Travel dari Indonesia mereferensikan untuk berhenti di Kawasan Balad dalam Daftar Rencana Perjalanan (Itinerary) Haji & Umroh Mereka. Apakah karena ada Rumah Makan Wong Solo ? Entahlah ! Namun, yang jelas Kami makan siang (lunch) dengan Menu Prasmanan, yang disediakan oleh Pihak Tour & Travel, ya di Tempat Ini, kecuali Menu Bakso. Bagi Para Jamaah, yang rindu akan Menu Bakso, harus membayar sekitar 30 SAR atau 120 Ribu Rupiah.


 

Alamat :

Al-Balad, Jeddah 22233, Saudi Arabia



At King Abdulaziz International Airport




At King AbdulAziz International Airport

 


Tepat Pukul 2 Siang Waktu Arab Saudi (WAS), selepas makan siang (lunch), dan Shalat Dzuhur - Ashar (Jamak Taqdim) di Rumah Makan Wong Solo - Mall Balad, Kami menuju Bandara Internasional King Abdulaziz - Jeddah. Waktu Tempuh untuk menuju Bandara tidak  begitu lama, kira - kira 30 Menitan, karena letaknya yang sama - sama berada di Kota Jeddah.




Kota Jeddah
Via  : https://www.istockphoto.com



 

Melihat Kota Jeddah tak ubahnya seperti Kota Metropolitan. Meski berada sama - sama di Provinsi Makkah, namun Orang Non Muslim (Nonis) dapat tinggal di Kota Terbesar di Provinsi Makkah Ini. Beberapa Kali bahkan Kami menjumpai Turis Asing tanpa menggunakan Hijab dapat bebas wara - wari di Sekitaran Mall Balad. Ini menunjukkan bahwa Akulturasi Agama & Budaya benar terjadi. Layaknya Kota Metropolitan di Belahan Dunia Lainnya.


 

Tak seperti Kota Makkah, dan Madinah yang merupakan Tanah, dan Kota Suci bagi Umat Islam, di Jeddah memang tak mengharuskan penggunaan hijab, bahkan bagi Wanita Arab Pribumi sekalipun dapat dengan bebas melepaskan hijabnya di Tempat Keramaian/ Umum di Kota selain Madinah, dan Makkah.


 

Hal ini sesuai dengan Kebijakan, yang dibuat oleh Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed Bin Salman, yang juga sebagai Perdana Menteri & Penguasa De Facto Arab Saudi.


 

Jika di Makkah, dan Madinah Wanita Non Islam (Nonis), yang diperbolehkan memasuki Kota Suci harus menggunakan hijab sebagai bentuk penghormatan terhadap Allah SWT, namun tak demikian saat berada selain di Kedua Kota Itu (Makkah & Madinah). 



Seperti saat di Kota Jeddah, dan Riyadh, Wanita Arab Pribumi sekalipun, yang notabenenya Muslim dapat melepaskan hijabnya. Wanita Muslim saja dapat melepaskan hijab saat berada di Luar Kota selain Madinah, dan Makkah apalagi Wanita Non Muslim (Nonis).




Check Koper sebelum Pesawat tinggal landas (take off)
Via  : https://www.istockphoto.com




Finally, Kami sampai di Bandara Internasional King AbdulAziz - Jeddah pada Pukul 14.30 Waktu Arab Saudi (WAS). Cukup lama Kami berada di Bandara Ini, yang menurut Mbak Yanthi, Kakak Perempuan Kami



Sepertinya memang untuk Maskapai Garuda Indonesia mempunyai Ruang Tersendiri, yang terpisah dengan Maspakai Penerbangan Internasional Lainnya, yang juga membuka Penerbangan bagi Jamaah Haji & Umroh


 

Cuaca sangat panas menyengat ketika itu, ditambah Kondisi Kami, yang kurang fit baik dari Keadaan Capek, dan Kondisi Emosional selepas Wafatnya Ibu di Tanah Air, membuat Kami menjadi setengah tak berdaya. Terlebih Pesawat baru tinggal landas (take off) dari Jeddah - Arab Saudi menuju Bandara Internasional Soekarno Hatta, Indonesia pada Pukul 8 Malam Waktu Arab Saudi (WAS). Dan dapat dipastikan Kami akan menunggu dalam waktu sekitar 6 Jam - an.


 

Sekitar Pukul 3.30 Siang Waktu Arab Saudi (WAS), Kami meninggalkan Ruang Tunggu Luar Bandara King AbdulAziz, yang cukup panas ketika itu. Sambil menunggu Rombongan Jamaah dari Bus Lain, dan juga Koper Para Jamaah, akhirnya lebih dari 1 Jam-an, Kami menuju Pemeriksaan Bagasi, dan Barang. Apa saja, yang ingin dimasukkan ke dalam Bagasi Pesawat, dan mana yang di bawa saat berada di Pesawat sudah lengkap semua.





Terminal Keberangkatan Jamaah Umroh Indonesia
At Bandara King AbduAziz - Jeddah
Via  : https://www.kemenag.go.id



 

Melihat Bandara Internasional King AbdulAziz - Jeddah, kesan biasa, dan sederhana nampak jelas. Hal ini mungkin berbeda, ketika Kami coba membandingkan dengan Bandara - Bandara, yang ada di Indonesia, seperti : Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno Hatta, hingga Bandara Internasional Dhoho Kediri Sekalipun. Punya kesan Mewah (Luxurious), dan Nyaman memang lebih dimiliki oleh Banyak Bandara Internasional, yang ada di Indonesia.


 

Bayangkan untuk duduk beristirahat pun cukup dibuat tak nyaman dengan Deretan Bangku Besi Khas RS, yang terasa sedikit dingin untuk dibuat istirahat sambil menunggu Pesawat Landing (tiba). Boro - Boro Kamu temui Kursi Pijat Gratis seperti di Bandara Internasional Soekarno Hatta. Di Bandara King Abdulaziz, Kamu tidak akan temui.


 

Sisi Uniknya lagi, Toiletnya masih menggunakan Klostet Jongkok bukan Duduk. Walau sekali lagiKita sedang membicarakan Bandara Internasional, yang menjadi Salah Satu Bandara Tersibuk di Dunia, khususnya untuk Umroh, dan Haji. Kesan Agak laen, dan Pembicaraan sebagai Bandara Internasional, sepertinya memang nggak dimiliki oleh Bandara KingAbdulAziz - Jeddah.



Namun Kata Kakak Perempuan Kami



Kemungkinan memang dipisahkan dari Bandara Internasional King AdulAziz Induk (Utamanya)” 



Hal ini terjadi, ketika Kakak Perempuan Kami menyadari waktu ingin membeli oleh - oleh Parfum kenapa tidak banyak Toko, yang menjual. Bahkan Toko Parfum Langganan Kakak ketika Haji & Umroh Beberapa Waktu lalu, juga tidak ada. Entah berada di Ruang atau Terminal Khusus Jamaah Haji & Umroh bagi Maskapai Penerbangan Garuda Indonesia entahlah, namun yang jelas Kata Kakak Perempuan Kami memang nampak berbeda !  Waktu Boarding, yang cukup membosankan, dan tak nyaman, ditambah Kondisi Kami, yang kurang fit, dan sedang berduka, bercampur aduk menjadi Satu.


 

Akhirnya Kami diperbolehkan untuk memasuki Pesawat Garuda Indonesia ketika Pesawat mendarat (landing) di Bandara King AbdulAziz Jeddah pada Pukul 7 Malam sebelum akhirnya Pesawat tinggal landas (take off) menuju Bandara Internasional Soekarno Hatta - Indonesia di Pukul 8 Malam Waktu Arab Saudi (WAS).


 

Alamat :

King Abdulaziz International Airport, Jeddah Arab Saudi       

  

 

Tiba di Tanah Air





At Terminal III Bandara Soekarno Hatta

 


Di sepanjang Perjalanan Pulang selama kurang lebih 10 Jam menuju Indonesia, Kami cukup tertidur pulas di Pesawat Garuda Indonesia, yang membawa Kami. Alhamdulillah, Kursi yang Kami tempati berada di Bangku paling belakang. Meski dekat dengan Toilet, namun Kami pikir tidak ada masalah. Terlebih rata- rata Toilet di Pesawat apalagi Maskapai Penerbangan Sekelas Garuda Indonesia, pasti terlihat aware dalam menjaga kebersihannya.


 

Maklum Kursi di Kelas Ekonomi memang terlihat agak susah untuk berselonjor. Apalagi formasinya yang memang 3 Bangku, dan Kami berada di Bagian Pojok Pesawat dekat dengan Jendela bukan bagian Tengah. Meski Kursi Ekonomi Garuda Indonesia cukup terkenal luas, dan nyaman, namun tetap saja untuk Kursi Ekonomi ya memang agak kurang nyaman, jika dipake untuk penerbangan selama kurang lebih 10 Jam



Beruntungnya Kami berada di Kursi paling belakang, yang mana Kami dapat menyetel (mensetting) Kursi hingga agak ke belakang. Ini sangat membantu badan Kami, yang mulai kurang fit, dan terserang sakit tenggorokan, akibat menunggu terlalu lama di bagian luar Terminal Jeddah dengan Cuaca Panas, yang cukup menyengat kala itu.  

    

 

Hanya dua kali Kami terbangun saat makan malam di Pukul 10 Malam, dan saat Sarapan (Breakfast) sekitar Pukul 5 Pagi sebelum Pesawat landing (mendarat) di Bandara Internasional Soekarno Hatta pada Pukul 8 WIB (Karena adanya Perbedaan Selisih Waktu 3 Jam, yang mana di Indonesia lebih dahulu).


 

Badan mulai kembali fit, dan sakit tenggorokan pun hilang. Di mana sebelum tidur, tak lupa Kami meminum Obat, Vitamin - Suplemen sebagai Penguat Stamina, dan Pencegahan Dini (Immune Booster)



Terlebih sesampainya di Tanah Air, Kami harus melanjutkan Perjalanan ke Surabaya untuk Ziarah ke Makam Almarhumah Ibu Kami, “Hj Siti Banoen Binti Soemoedihardjo”, bertemu dengan Keluarga sekaligus mengikuti Acara Yasinan, dan Tahlil yang sudah dimulai 2 Hari, yang lalu.  


 

Dan tibalah Kami di Bandara Internasional Soekarno Hatta, tepat di Pukul 08.00 WIB (Waktu Indonesia Barat). Kami mengecek Berbagai Keperluan termasuk Koper, dan Pembagian 10 Liter Air Zam - Zam dalam Bentuk 5 Liter/ Botol oleh NRA Tour & Travel selaku Pihak Travel Umroh Kami. Dan sesudahnya, Kami berpisah dengan Mbak Yanthi, Kakak Perempuan Kami, lalu Saya (Penulis), dan Istri melanjutkan Perjalanan menuju Surabaya. 




At Masjid Nabawi - Madinah


 

Banyak Peristiwa, yang Kami alami dalam melakukan Perjalanan Terindah Kali ini. Sebuah Perjalanan Religi, yang sudah dari Beberapa Waktu Lalu Kami nanti, dan rencanakan …


 

Terlebih bagi Kami melakukan Perjalanan Umroh ke Tanah Suci bukan hanya sekedar mampu secara Materi, namun disana juga membutuhkan Energi & Fisik, yang kuat serta terpenting memang ada Panggilan ke Tanah SuciKarena Banyak Orang Muslim, yang mungkin mampu baik secara materi, dan fisik, akan tetapi jika belum ada Niatan serta Panggilan dari Allah SWT, ya tetap saja tidak dilakukannya.


 

Namun bagi Kami, yang mungkin memperoleh biaya itu dengan cara menabung Beberapa Waktu, menjadi Sesuatu Hadiah, yang luar biasa. Minimal sekali seumur hidup ke Tanah Suci, dan Insya Allah jika ada kesempatan lagi, Kami akan mengulang, dan merecharge kembali Energi untuk melakukan Ibadah ke Tanah Suci baik Haji maupun Umroh, bahkan hingga ke Masjidil Aqsa di Palestina, Aamiin Allahumma Aamiin !


 

Sebab Kami yakini : 

 

Apabila Seorang Muslim sudah mau,

Maka Allah SWT bukakan jalan baginya

Bila Allah SWT sudah membukakan jalan,

Tiada Manusia Satupun dapat menghalanginya !

- Penulis -

 

At Masjidil Haram - Makkah


Dan tak henti - hentinya, Kami mengucapkan Rasa Syukur kepada Allah SWT, dan Sebagai Pengingat Kado Ulang Tahun Pernikahan Kami, yang ke - 12 Tahun di 6 Januari 2024 lalu.


 

12 Tahun Perjalanan dalam Pernikahan Kami, bukan Perjalanan, yang singkat ... berjanji untuk Sehidup & Semati di 6 Januari 2012 ...

 

Sudah banyak Duka & Suka yang Kami lalui bersama.

 

Insya Allah dipertambahan Usia Pernikahan, 

Kami dapat saling menguatkan Satu Sama Lain, saling mengingatkan jika ada Kesalahan, Berkah, bisa lebih bermanfaat bagi Orang" Sekitar, serta terpenting dapat menjadi Keluarga yang Samawa ...

Aamiin Allahumma Aamiin🤗

- Penulis -


  

Makam Almarhumah Ibu Kami 
“Hj Siti Banoen Binti Soemoedihardjo”
At Tempat Pemakaman Umum (TPU) Keputih Surabaya




Finally, Kami tiba juga di Bandara International Juanda Surabaya, pada Pukul 20.00 Malam … Di mana Kami langsung mengunjungi Makam Almarhumah Ibu KamiHj Siti Banoen Binti Soemoedihardjo” pada Malam Itu juga, dan Ke Esokan Harinya hingga menjelang Kepulangan Kami ke Kota Madiun.


 

Perjalanan Umroh ini, merupakan Perjalanan Pertama sekaligus Perjalanan Terindah,

yang paling diingat oleh Kami ....

 

Bukan hanya Kami menjadi Tamu Allah SWT, yang dirahmati & dimudahkan, 

akan tetapi Wafatnya Ibu Kami

"Hj Siti Banoen Binti Soemodihardjo

Di Tgl 22 November 2023, 1 Hari sebelum Kembalinya Kami ke Tanah Air di Tgl 23 November 2023

menjadi Hal, yang tidak pernah terlupa ...

 

Kami yang merasa takut sesampainya di sana akan banyak hambatan mulai dari Fisik, hingga Hal" Lain, 

ternyata Allah SWT mudahkan saat Kami menjalankan Ibadah Umroh.

 

Hotelnya dekat saat di Madinah, dan Makkah

Di mana saat itu Kami menginap di MovenPick Madinah, yang dekat dengan Gate 326 - 328 searah dengan Rooftop Masjid Nabawi, dan di Hilton Makkah Hotel, yang searah dengan Gate 84, yang mana keluar Hotel langsung menuju plataran Masjidil Haram. Lokasinya juga dekat dengan Pusat Perbelanjaan.


Di Sepanjang Umroh, ternyata Allah SWT, sangat sayang kepada Hambanya. 

Saya sendiri seringkali diberikan kurma oleh Jamaah saat menunaikan Ibadah Shalat 5 Waktu, hingga menunaikan Shalat Tahajud. Bahkan ketika Saya cukur rambut juga dibayari oleh Ustadz Sidki Maulana,

Muthawif dalam Group


Allah SWT maha sayang, ketika Hambahnya berserah, dan pasrah ... dan itu yang hanya bisa Kami lakukan.

 

Kepergian Ibu, setelah Kami melakukan Serangkaian Ibadah. Tepat saat Kami ingin melakukan Tawaf Wadah - Sebuah Tawaf Perpisahan. Di sanalah Saya menangis luar biasa ketika membaca Yasin, Tahlil, dan Doa saat menunggu Shalat Subuh. Seperti ada yang mencium Saya 2 kali. Entah itu Jamaah atau Siapa "Wallahualam Bissawab"  

 

Dari Umroh ini Kami belajar tentang Arti Sebuah Keikhlasan. Kami memang biasa mensedekahkan kepada Para Petugas Kebersihan di sana saat Selesai Shalat Subuh, dan itu dengan Ikhlasnya Kami berikan 5 hingga 10 Riyal/ Orang untuk Beberapa Petugas Kebersihan yang Kami temui. Ternyata itu berdampak kepada Proses Pemakaman Ibu di Tanah Air, di mana Kata Kakak; "Mulai dari Ambulance, Kain Kafan, hingga Tempat Pemakaman semua sudah ada yang urus, dan Keluarga sama sekali tidak mengeluarkan uang sepersepun"... 

Hingga sampai 100 Hari Acaranya Ibu masih tertutup dengan Uang Duka, yang jumlahnya lebih dari cukup. 


Ternyata Allah SWT memudahkan Jalannya Ibu saat meninggal. Insya Allah Ibu ... Husnul Khatimah, Aamiin Allahumma Aamiin🤗

- Penulis -

 




Beberapa Foto Kami :
At Umroh Madinah & Makkah


At Umroh Makkah & Madinah & Sebuah Perjalanan Religi Yang Di Nanti ! At Umroh Makkah & Madinah & Sebuah Perjalanan Religi Yang Di Nanti ! At Umroh Makkah & Madinah & Sebuah Perjalanan Religi Yang Di Nanti ! At Umroh Makkah & Madinah & Sebuah Perjalanan Religi Yang Di Nanti ! At Umroh Makkah & Madinah & Sebuah Perjalanan Religi Yang Di Nanti ! At Umroh Makkah & Madinah & Sebuah Perjalanan Religi Yang Di Nanti ! At Umroh Makkah & Madinah & Sebuah Perjalanan Religi Yang Di Nanti ! At Umroh Makkah & Madinah & Sebuah Perjalanan Religi Yang Di Nanti ! At Umroh Makkah & Madinah & Sebuah Perjalanan Religi Yang Di Nanti ! At Umroh Makkah & Madinah & Sebuah Perjalanan Religi Yang Di Nanti !
At Umroh Makkah & Madinah & Sebuah Perjalanan Religi Yang Di Nanti ! At Umroh Makkah & Madinah & Sebuah Perjalanan Religi Yang Di Nanti ! At Umroh Makkah & Madinah & Sebuah Perjalanan Religi Yang Di Nanti ! At Umroh Makkah & Madinah & Sebuah Perjalanan Religi Yang Di Nanti ! At Umroh Makkah & Madinah & Sebuah Perjalanan Religi Yang Di Nanti ! At Umroh Makkah & Madinah & Sebuah Perjalanan Religi Yang Di Nanti ! At Umroh Makkah & Madinah & Sebuah Perjalanan Religi Yang Di Nanti ! At Umroh Makkah & Madinah & Sebuah Perjalanan Religi Yang Di Nanti ! At Umroh Makkah & Madinah & Sebuah Perjalanan Religi Yang Di Nanti !
At Umroh Makkah & Madinah & Sebuah Perjalanan Religi Yang Di Nanti ! At Umroh Makkah & Madinah & Sebuah Perjalanan Religi Yang Di Nanti ! At Umroh Makkah & Madinah & Sebuah Perjalanan Religi Yang Di Nanti ! At Umroh Makkah & Madinah & Sebuah Perjalanan Religi Yang Di Nanti ! At Umroh Makkah & Madinah & Sebuah Perjalanan Religi Yang Di Nanti ! At Umroh Makkah & Madinah & Sebuah Perjalanan Religi Yang Di Nanti ! At Umroh Makkah & Madinah & Sebuah Perjalanan Religi Yang Di Nanti ! At Umroh Makkah & Madinah & Sebuah Perjalanan Religi Yang Di Nanti !
















Lokasi :



BacaPerjalananKami -LovelyTravel !


Kembali : ARTIKEL         




Terkini Indonesia

Terbaik Indonesia

Belanja Indonesia Lihat Lebih Lengkap >>>




Travelling Kita

Comments
0 Comments
 
Copyright ©2015 - 2024 THE COLOUR OF INDONESIA. Designed by -Irsah
Back to top
THE COLOUR OF INDONESIA