indonesaEnglish




Jumat, 18 November 2016

Janganlah Kita Menjadi Bodoh, Karena #Ahok !

Jumat, 18 November 2016


CONTRIBUTOR
PANGKI PANGLUAR

Janganlah Kita Menjadi Bodoh,
Karena #Ahok !

“Jakarta bukan Ahok

Jakarta bukan Pilkada 2017

Di Jakarta masih ada jutaan orang yang habis waktunya di kemacetan

Di Jakarta masih ada banyak orang miskin

Di Jakarta masih banyak kejahatan dan rasa tidak aman

Di Jakarta masih ada ormas anti Pancasila dan ke-Bhinneka-an
dan Indonesia bukan Jakarta

Di Indonesia masih banyak daerah yang belum terjangkau listrik dan infrastruktur lain

Di Indonesia masih banyak penduduk yang sulit mendapat akses pendidikan dan kesehatan

Di Indonesia masih ada masalah ketertinggalan kualitas SDM dari negara ASEAN lain

Di Indonesia masih banyak yang tidak bisa mendapat asupan protein yang cukup karena daging terlalu mahal

Di Indonesia masih lebih banyak konsumen produk negara lain daripada pencipta dan pengekspor produk ke negara lain

Di Indonesia masih banyak manusia yang ingin beribadah tapi dicekam ancaman gerudukan, penyegelan, pengusiran, pembakaran, pengeboman

Di Indonesia masih banyak perempuan yang dilecehkan, diperkosa, dan masih pula disalahkan atas kekejian yang menimpanya

Jakarta bukan Ahok, Indonesia bukan Jakarta

Indonesia bukan hanya KAMU, ideologimu, agamamu, sukumu, hobimu, kotamu, partaimu, kandidatmu, delusimu

Kalau Jakarta hanya Ahok, dan Indonesia hanya Jakarta – maka Jakarta akan tenggelam bersama, dan Indonesia akan jadi catatan kaki bangsa lain


Link :
https://henrymanampiring.com/2016/06/20/jakarta-bukan-ahok-indonesia-bukan-jakarta/


Melihat Rencana Aksi Damai menuntut Penahanan Calon Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), yang akan dilakukan pada tanggal 2 Desember 2016, membuat hati Saya menjadi tergerak untuk menulis Artikel ini ...

Masalah Suku, Agama, Ras, dan Antar Golongan (SARA), yang bepotensi menjadi Pemicu Konflik, memang telah bergulir di Ranah Publik.

Hingga Masalah Pencalonan Ahok sebagai Gubernur DKI Jakarta, tidak berjalan mulus.





Karena Nila Setitik Rusak Susu Sebelanga

Ahok, yang dikenal bagus dalam Kinerjanya, ternyata harus berhadapan dengan Kasus Penistaan Agama, dan di cap Sebagai Penista Agama ...

Ahok telah disangka memainkan Aqidah Umat Muslim, terkait Pernyataan Surat Al - Maidah Ayat 51 dalam Kunjungan Kerjanya di Kepulauan Seribu, beberapa waktu lalu.

Kita tidak memungkiri Beberapa Perkataan Ahok, yang terlihat kasar di Media, mungkin menjadi salah satu penyebab Pemicu Konflik hingga berujung ke Ranah Publik.

Meskipun telah diingatkan berkali – kali oleh Para Toko Masyarkat terhadap Ucapannya, yang terkadang menyinggung, namun Sifat Tempramental, yang menjadi Kebiasaannya, seakan sudah mendarah daging.

Buat apa punya Kinerja baik, jika sebagai Seorang Pemimpin Kepala Daerah tidak bisa menyejukkan Warganya ?

Hal Ini menjadi salah satu celah bagi Para Netizen, yang tidak suka dengan Gaya Kepemipinan Ahok, hingga akhirnya mengupload Kasus Ahok, yang terkait Penistaan Agama.

Pro, dan Kontra terjadi di Masyarakat.

Hal itu, juga bisa Kita lihat di Ranah Publik, khususnya Sosial Media (Sosmed), yang bisa dikatakan menjadi Jahat, sebagai Media Pengadu Domba dengan Para Cyber Troops-nya, antara Pro, dan Kontra terhadap Ahok ...

Banyak, yang Pro, namun banyak pula, yang Kontra ...

Bahkan Ujaran Kebencian (Hate Speech) melalui Sosial Media, belakangan ini, seolah menjadi candu bagi Kita.

Ketika melihat Teman, Haters, maupun Para Netizen lain, mengomentari Kasus ini dengan cara berlebihan ...

Seakan Kita ingin memutus Pertemanan (unfriend, unfollow) dengan Mereka, saat melihat Komentar Sampah, yang masuk dalam Beranda Sosmed Kita.

Namun, sekali lagi tidak ada gunanya juga berdebat, mengomentari, terlebih Me Remove Teman Kita.

Bukankah Fungsi Sosial Media, seperti Facebook, dan Twitter adalah untuk menjaga Silahturahmi, agar Komunikasi Kita dengan Teman tetap saling terjaga ?

Tidak ada gunanya, jika Kita menghapus Pertemanan Kita dengan Teman hanya karena #Ahok.

Apalagi Konteksnya, bukan ditujukan kepada Kita secara Pribadi (Personal).

Biarlah Mereka mengomentari terhadap permasalahan ini, sesuai Kapasitasnya.

Mungkin Dia Seorang Dosen, Ahli Agama, atau lainnya, sehingga menjadi Perlu untuk mengomentari, dan membagikan sebuah Viral, yang terkadang belum diketahui kebenarannya ke dalam Ruang Sosial Media Mereka.


Sebagai Seorang Muslim, pastinya Saya Kecewa, dan Marah akan sikap Ahok, yang menistakan Agama Islam.

Ahok telah masuk ke ranah, yang tidak seharusnya menjadi Domainnya 

Agama, dan Ayat Al-Qur’an adalah sesuatu Yang Suci, dan hanya boleh Kami sebagai Umat Islam, yang membicarakan, dan memperdebatkan hal ini.

Itu sama halnya, dengan Agama, dan Kitab Mu, di luar Agama Kami.

Di mana Kami tidak akan menyinggung Agamamu  (di luar Agama Kami).


Untukmu agamamu,
dan untukkulah, agamaku !
QS : Al – Kafirun Ayat : 6


Walaupun, mungkin terucap secara Spontan, namun Itu sangat melukai Kami sebagai Umat Islam.

Masalah SARA adalah masalah Sensitif, jangankan di Indonesia, bahkan Negara sebesar Amerika, jika itu menyangkut Suku, Agama, Ras, dan Antar Golongan (SARA), pasti berpotensi Rusuh.

Kita bisa lihat beberapa banyak Demo Berujung Anarki, di Negara Amerika Serikat, yang tidak menginginkan Trump, menjadi Presiden Amerika Serikat, karena dianggap Rasis, menghina Kaum Minoritas : Muslim Amerika, Imigran Latin, hingga Negro Amerika di Masa Kampanye lalu ?

Tentunya, Kita tidak menginginkan #EffectTrump terjadi di Negara ini !


Hal ini, yang seharusnya menjadi Pembelajaran bagi Semua Pihak.

Jangan sekali - kali membicarakan Hal SARA, yang cenderung Sensitif

Kita bisa lihat :
Hasilnya Masalah Ahok, menjadi Masalah Nasional.

Mau tidak mau Ranah Agama, yang seharusnya terpisah dengan Politik, dari Pencalonan Ahok sebagai Gubernur DKI, juga membawa dampak langsung bagi Pilkada DKI Jakarta.

Banyak Pihak, yang berkata:
Bahwa Aksi Damai kemarin, ditunggangi

Namun, saya sebagai Umat Muslim, dan Bangsa Indonesia mempunyai keyakinan :
Suara Hati Ini Adalah Suara Hati Rakyat

Suara Hati, yang tak didengar terhadap permasalahan, yang seharusnya masuk Ke Ranah Hukum.

Menista Agama, adalah Perbuatan Melawan Hukum.

Terlebih ini adalah Sesuatu, yang sensitif.

Tidak terkait itu siapa, dan dibalik siapa, jika terbukti bersalah harus dihukum.

Begitu bodohnya Kita mengkaitkan Ahok dengan Isu Politik terkait Pilkada DKI Jakarta.

Adapula yang berasumsi :
Masalah Pilkada DKI Jakarta, Masalah Nasional.

Ahok sebagai Calon Gubernur DKI Jakarta, telah menyinggung Umat Muslim, yang menjadi bagian dari Mayoritas Penduduk Indonesia.

Perhatian Kita hanya tertuju Kepada Ahok, dan Kita Menjadi Bodoh Karena #Ahok !

Bukankah Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) kali ini, diadakan secara serentak di 101 Daerah Indonesia ?

Pastinya begitu banyak Pilkada lain, yang terbengkalai oleh Pemerintah Pusat, tak terekspos oleh Media, disebabkan Kita hanya memikirkan #Ahok !

Janganlah Kita Menjadi Bodoh,
Karena #Ahok !

Keberagaman Agama, Budaya, Adat Istiadat Kita begitu besar untuk dikorbankan hanya untuk #Ahok.

Kekayaan Alam Kita, yang membawa Kita menjadi besar, terlalu berharga untuk dikorbankan hanya untuk #Ahok.

Indonesia itu Kaya, Indah, dan Berbeda, itu yang membuat Kita besar di Mata Dunia.

Ke-Bhinekaan Kitalah, yang membuat Kita besar !

Janganlah Ternoda dengan sebuah Pemenuhan Demokrasi, yang berujung Anarki, sehingga membuat Kita tidak menjadi besar Di Mata Dunia.

Para Penegak Hukum harus cepat tanggap, dan proaktif.

Jika memang telah disangka bersalah, segera lakukan jalan terbaik.

Suara Hati Nurani Rakyat, adalah Suara Demokrasi.

#Indonesia bukan Jakarta

#Jakarta bukan milik Ahok

Janganlah Kita Menjadi Bodoh,
Karena #Ahok !


Itulah sebagian curahan hati Saya

Curahan Hati,  yang belum tentu didengar, terlebih ditanggapi.

Apa artinya Saya ?

Saya bukan Politikus, bukan pula Ahli Agama

Kompetensi dalam hal ini, pastinya tidak Saya punya

Tetapi Satu Hal, melalui Tulisan ini :

Sebagai Anak Bangsa, pastinya menginginkan sesuatu untuk menjadi lebih baik.

Sebab di Mata Saya, Indonesia pasti bisa menjadi lebih baik



Mari Buat
Indonesia Menjadi Lebih Baik !


Kembali : ARTIKEL



Terkini Indonesia

Terbaik Indonesia

Belanja Indonesia Lihat Lebih Lengkap >>>




Travelling Kita

Comments
0 Comments
 
Copyright ©2015 - 2024 THE COLOUR OF INDONESIA. Designed by -Irsah
Back to top
THE COLOUR OF INDONESIA