CONTRIBUTOR
PANGKI PANGLUAR
Janganlah Kita Menjadi Bodoh,
Karena #Ahok !
“Jakarta bukan Ahok
Jakarta bukan Pilkada 2017
Jakarta bukan Pilkada 2017
Di Jakarta masih ada jutaan orang yang habis waktunya di
kemacetan
Di Jakarta masih ada banyak orang miskin
Di Jakarta masih banyak kejahatan dan rasa tidak aman
Di Jakarta masih ada ormas anti Pancasila dan
ke-Bhinneka-an
dan Indonesia bukan Jakarta
Di Indonesia masih banyak daerah yang belum terjangkau
listrik dan infrastruktur lain
Di Indonesia masih banyak penduduk yang sulit mendapat
akses pendidikan dan kesehatan
Di Indonesia masih ada masalah ketertinggalan kualitas
SDM dari negara ASEAN lain
Di Indonesia masih banyak yang tidak bisa mendapat asupan
protein yang cukup karena daging terlalu mahal
Di Indonesia masih lebih banyak konsumen produk negara
lain daripada pencipta dan pengekspor produk ke negara lain
Di Indonesia masih banyak manusia yang ingin beribadah
tapi dicekam ancaman gerudukan, penyegelan, pengusiran, pembakaran, pengeboman
Di Indonesia masih banyak perempuan yang dilecehkan,
diperkosa, dan masih pula disalahkan atas kekejian yang menimpanya
Jakarta bukan Ahok, Indonesia bukan Jakarta
Indonesia bukan hanya KAMU, ideologimu, agamamu, sukumu,
hobimu, kotamu, partaimu, kandidatmu, delusimu
Kalau Jakarta hanya Ahok, dan Indonesia hanya Jakarta –
maka Jakarta akan tenggelam bersama, dan Indonesia akan jadi catatan kaki
bangsa lain”
Link :
https://henrymanampiring.com/2016/06/20/jakarta-bukan-ahok-indonesia-bukan-jakarta/
Melihat Rencana
Aksi Damai menuntut Penahanan Calon Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), yang akan dilakukan pada tanggal
2 Desember 2016, membuat hati Saya
menjadi tergerak untuk menulis Artikel ini ...
Masalah Suku, Agama, Ras, dan Antar Golongan (SARA), yang
bepotensi menjadi Pemicu Konflik, memang
telah bergulir di Ranah Publik.
Hingga Masalah Pencalonan Ahok sebagai
Gubernur DKI Jakarta, tidak berjalan mulus.
“Karena Nila Setitik Rusak Susu Sebelanga”
Ahok, yang dikenal bagus dalam Kinerjanya,
ternyata harus berhadapan dengan Kasus
Penistaan Agama, dan di cap Sebagai
Penista Agama ...
Ahok telah disangka memainkan Aqidah Umat Muslim, terkait Pernyataan Surat Al - Maidah Ayat 51 dalam Kunjungan Kerjanya di Kepulauan Seribu, beberapa waktu lalu.
Ahok telah disangka memainkan Aqidah Umat Muslim, terkait Pernyataan Surat Al - Maidah Ayat 51 dalam Kunjungan Kerjanya di Kepulauan Seribu, beberapa waktu lalu.
Kita tidak memungkiri Beberapa Perkataan Ahok, yang terlihat kasar di Media, mungkin menjadi salah satu penyebab Pemicu Konflik hingga berujung ke Ranah Publik.
Meskipun telah diingatkan berkali –
kali oleh Para Toko Masyarkat terhadap Ucapannya, yang terkadang menyinggung, namun Sifat Tempramental, yang menjadi
Kebiasaannya, seakan sudah mendarah daging.
Buat apa punya Kinerja baik, jika sebagai Seorang Pemimpin Kepala Daerah tidak bisa menyejukkan Warganya ?
Hal Ini menjadi salah satu celah bagi
Para Netizen, yang tidak suka dengan Gaya Kepemipinan Ahok, hingga akhirnya mengupload Kasus Ahok, yang terkait Penistaan Agama.
Pro, dan Kontra terjadi di Masyarakat.
Hal itu, juga bisa Kita lihat di Ranah
Publik, khususnya Sosial Media (Sosmed), yang bisa dikatakan menjadi
Jahat, sebagai Media Pengadu Domba
dengan Para Cyber Troops-nya, antara Pro,
dan Kontra terhadap Ahok ...
Banyak, yang Pro, namun banyak pula, yang Kontra
...
Bahkan Ujaran Kebencian (Hate Speech) melalui Sosial Media, belakangan ini, seolah menjadi
candu
bagi Kita.
Ketika melihat Teman, Haters, maupun Para Netizen lain, mengomentari Kasus
ini dengan cara berlebihan ...
Seakan Kita ingin memutus Pertemanan (unfriend, unfollow)
dengan Mereka, saat melihat Komentar
Sampah, yang masuk dalam Beranda
Sosmed Kita.
Namun, sekali lagi tidak ada gunanya
juga berdebat, mengomentari, terlebih Me Remove Teman Kita.
Bukankah Fungsi Sosial Media, seperti Facebook,
dan Twitter adalah untuk menjaga Silahturahmi, agar Komunikasi Kita dengan
Teman tetap saling terjaga ?
Tidak ada gunanya, jika Kita
menghapus Pertemanan Kita dengan Teman hanya karena #Ahok.
Apalagi Konteksnya, bukan ditujukan
kepada Kita secara Pribadi (Personal).
Biarlah Mereka mengomentari terhadap
permasalahan ini, sesuai Kapasitasnya.
Mungkin Dia Seorang Dosen, Ahli Agama,
atau lainnya, sehingga menjadi Perlu untuk mengomentari, dan membagikan sebuah Viral,
yang terkadang belum diketahui kebenarannya ke dalam Ruang Sosial Media
Mereka.
Sebagai Seorang Muslim, pastinya Saya Kecewa, dan
Marah akan sikap Ahok, yang menistakan Agama Islam.
Ahok telah masuk ke ranah, yang
tidak seharusnya menjadi Domainnya
Agama, dan Ayat Al-Qur’an adalah
sesuatu Yang Suci, dan hanya boleh Kami sebagai Umat Islam, yang membicarakan, dan memperdebatkan hal ini.
Itu sama halnya, dengan Agama, dan
Kitab Mu, di luar Agama Kami.
Di mana Kami tidak akan menyinggung Agamamu (di luar Agama Kami).
Di mana Kami tidak akan menyinggung Agamamu (di luar Agama Kami).
“Untukmu agamamu,
dan untukkulah, agamaku ! ”
QS : Al – Kafirun
Ayat : 6
Walaupun, mungkin terucap secara Spontan, namun Itu sangat melukai Kami sebagai Umat Islam.
Masalah SARA adalah masalah Sensitif, jangankan di Indonesia, bahkan Negara
sebesar Amerika, jika itu menyangkut
Suku, Agama, Ras, dan Antar Golongan (SARA), pasti berpotensi Rusuh.
Kita bisa lihat beberapa banyak Demo
Berujung Anarki, di Negara
Amerika Serikat, yang tidak menginginkan Trump, menjadi Presiden Amerika
Serikat, karena dianggap Rasis, menghina Kaum Minoritas : Muslim Amerika, Imigran Latin, hingga Negro Amerika
di Masa Kampanye lalu ?
Tentunya, Kita tidak menginginkan #EffectTrump terjadi di
Negara ini !
Hal ini, yang seharusnya menjadi Pembelajaran bagi Semua Pihak.
Jangan sekali - kali membicarakan
Hal SARA, yang cenderung Sensitif
Kita bisa lihat :
Hasilnya Masalah Ahok, menjadi Masalah
Nasional.
Mau tidak mau Ranah Agama, yang seharusnya terpisah dengan Politik, dari Pencalonan
Ahok sebagai Gubernur DKI, juga
membawa dampak langsung bagi Pilkada DKI
Jakarta.
Banyak Pihak, yang berkata:
Bahwa Aksi Damai kemarin, ditunggangi
Namun, saya sebagai Umat Muslim, dan Bangsa Indonesia mempunyai keyakinan :
Suara Hati Ini Adalah Suara Hati Rakyat
Suara Hati, yang tak didengar
terhadap permasalahan, yang seharusnya masuk Ke Ranah Hukum.
Menista Agama, adalah Perbuatan
Melawan Hukum.
Terlebih ini adalah Sesuatu, yang
sensitif.
Tidak terkait itu siapa, dan dibalik
siapa, jika terbukti bersalah harus dihukum.
Begitu bodohnya Kita mengkaitkan Ahok dengan Isu Politik terkait Pilkada DKI Jakarta.
Adapula yang berasumsi :
Masalah Pilkada DKI Jakarta, Masalah Nasional.
Ahok sebagai Calon Gubernur DKI Jakarta, telah
menyinggung Umat Muslim, yang
menjadi bagian dari Mayoritas Penduduk
Indonesia.
Perhatian Kita hanya tertuju Kepada Ahok, dan Kita Menjadi Bodoh Karena #Ahok !
Bukankah Pemilihan
Kepala Daerah (Pilkada) kali
ini, diadakan secara serentak di 101 Daerah Indonesia ?
Pastinya begitu banyak Pilkada lain,
yang terbengkalai
oleh Pemerintah Pusat, tak terekspos
oleh Media, disebabkan Kita hanya
memikirkan #Ahok !
Janganlah Kita Menjadi Bodoh,
Karena #Ahok !
Keberagaman Agama, Budaya, Adat Istiadat Kita begitu
besar untuk dikorbankan hanya untuk #Ahok.
Kekayaan Alam Kita, yang membawa
Kita menjadi besar, terlalu berharga untuk dikorbankan hanya untuk #Ahok.
Indonesia itu Kaya, Indah, dan
Berbeda, itu yang membuat Kita besar di Mata Dunia.
Ke-Bhinekaan Kitalah, yang
membuat Kita besar !
Janganlah Ternoda dengan sebuah
Pemenuhan Demokrasi, yang berujung Anarki, sehingga membuat Kita tidak
menjadi besar Di Mata Dunia.
Para Penegak Hukum harus cepat
tanggap, dan proaktif.
Jika memang telah disangka bersalah, segera
lakukan jalan terbaik.
Suara Hati Nurani Rakyat, adalah
Suara Demokrasi.
#Indonesia bukan Jakarta
#Jakarta bukan milik Ahok
Janganlah Kita Menjadi Bodoh,
Karena #Ahok !
Karena #Ahok !
Itulah sebagian curahan hati Saya
Curahan Hati, yang belum tentu didengar, terlebih
ditanggapi.
Apa artinya Saya ?
Saya bukan Politikus, bukan pula
Ahli Agama
Kompetensi dalam hal ini, pastinya
tidak Saya punya
Tetapi Satu Hal, melalui Tulisan ini
:
Sebagai Anak Bangsa, pastinya
menginginkan sesuatu untuk menjadi lebih baik.
Sebab di Mata Saya, Indonesia pasti bisa menjadi lebih baik
Mari Buat
“Indonesia
Menjadi Lebih Baik !”
Kembali : ARTIKEL
Terkini Indonesia
Terbaik Indonesia
Travelling
Kita